Anda di halaman 1dari 12

ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN

A.
PENDAHULUAN
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya (Sulistyo Basuki,
1993 : h. 50-51). Di samping itu dalam penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, di
sebutkan bahwa salah satu sumber belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu
satunya
adalah
perpustakaan.
Sebagai salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi
sekolah tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu
pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benarbenar
terwujud.
Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang pengelolaannya
masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan sekolah mampu
memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai pengetahuan dan informasi secara mudah dan
cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi managemen
perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi mampukah para
pengelola perpustakaan terutama kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan di sekolah
mewujudkan perpustakaan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
dengan
menggunakan
SIM
Perpus
?
Tulisan ini dibuat tentang bagaimana seharusnya perpustakaan sekolah dikelola tidak saja secara
manual tetapi dengan menggunakan TIK. Harapannya dengan TIK di perpustakaan sekolah akan
dapat lebih mempermudah dalam mengelola pespustakaan terutama dalam mengakses data dan
pencarian informasi pengetahuan yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan sekolah.
B.
PENGELOLAAN
PERPUSTAKAAN
SEKOLAH
Agar perpustakaan sekolah dapat berperan dan berfungsi dengan baik, perlu dikelola oleh tenaga
profesional yang memang benar-benar ahli dalam bidangnya. Tenaga pengelola perpustakaan
sekolah atau biasa disebut petugas perpustakaan sampai sekarang sedikit yang berlatar belakang
dari bidang ilmu perpustakaan, sehingga masih harus terus mengembangkan kemampuannya
dalam
mengelola
perpustakaan.
Ada kualifikasi yang minimal dimiliki seorang petugas perpustakaan / pustakawan antara lain :
1.
Wawasan
bidang
keahlian
perpustakaan.
2. Menguasai Organisasi tempat ia bekerja ( termasuk mengetahui tujuan yang ingi dicapai oleh
lembaganya
).
3. Mengikuti perkembangan informasi pengetahuan minimal bidang studi yang diajarkan di
sekolah.
4. Memiliki wawasan pengetahuan yang luas untuk memupuk dan pembinaan koleksi.
5.
Memiliki
jiwa
pendidik,
supel,
ramah,
dan
pandai
berkomunikasi.
6.
Bertanggungjawab
dan
jujur.
7.
Memiliki
dedikasi
dan
loyalitas
yang
tinggi.
8. Aktif, lincah dan terampil dalam mencari / menyebarluaskan informasi.
9. Memiliki hubungan luas dengan penerbit, toko buku, dan lembaga terkait.
10.
Aktif
mengikuti
kegiatan
ilmiah
yang
berkaitan
dengan
bidangnya.

11.
Mencintai
bahan
pustaka
dan
gemar
membaca.
12.
Mau
mengembangkan
diri
dan
sanggup
bekerja
keras.
Kriteria di atas cukup berat untuk memenuhi kualifikasi seorang pengelola / pustakawan yang
diinginkan. Tetapi bila dijalankan dengan rasa ikhlas dan sepenuh hati akan dapat menjadikan
seorang pustakawan yang handal yang nantinya akan menggerakkan roda perpustakaan ke arah
tercapainya visi dan misi perpustakaan menghadapi era globalisasi. Namun demikian, perlu
disadari bahwa siap tidaknya perpustakaan sekolah memasuki era globalisasi tidak cukup
diselesaikan dari segi pengelolanya / pustakawan, akan terlebih pada komponen dalam system
sekolah itu sendiri. Masalah klasik yang muncul hampir di setiap perpustakaan antara lain :
1.
Penyediaan
dana
yang
tidak
memadai
2.
Kurangnya
tenaga
yang
professional.
3.
Kewenangan
dan
kepercayaan
kepada
Pustakawan/Petugas
perpustakaan.
4. Pustakawan/petugas perpustakaan belum melaksanakan fungsinya secara optimal.
5.
Belum
adanya
penghargaan
terhadap
Pustakawan.
Dalam mengelola perpustakaan sekolah kualifikasi pertama yang harus dipenuhi seorang petugas
perpustakaan sekolah adalah mengetahui tata kerja perpustakaan. Ada lima macam kegiatan
pokok
perpustakaan
menurut
Sumardji,
yaitu
pekerjaan
:
1.
Pengadaan
bahan
koleksi,
2.
Pengolahan
bahan
koleksi,
3.
Pelayanan
Sirkulasi,
4.
Pelayanan
Referensi,
5.
Administrasi
perpustakaan.
Kelima kegiatan pokok diatas apabila sudah dilaksnakanan meskipun secara manual akan
membawa kearah pencapaian fungsi perpustakaan sekolah. Namun demikian sejalan dengan
semakin banyaknya informasi pengetahuan di era globalisasi ini apabila masih menggunakan
system manual perpustakaan akan banyak ditinggalkan penggunanya. Oleh karena itu
penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan cara pemanfaatan komputar di
perpustakaan akan lebih cepat dalam mengelola perpustakaan khususnya dalam pencarian
literature
/
bahan
koleksi/informasi
di
perpustakaan.
a. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pengertian Teknologi Informasi menurut Aries Setya Nugraha ialah pengolahan dan penyebaran
data dengan menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer,
telekomunikasi dan elektronika digital. Sedangkan komunikasi adalah kegiatan saling berbagi
pendapat, informasi, dan pesan antara berbagai pihak pada suatu waktu dan tempat tertentu.
Istilah yang dipakai untuk menyatakan konsep pemanfaatan Teknologi Informasi di Perpustakaan
adalah Automasi Perpustakaan (Library Automation) yang mempunyai pengertian penggunaan
komputer untuk mengerjakan sebagian dari rangkaian tugas / pekerjaan di perpustakaan yang
sebelumnya
dikerjakan
secara
manual.
Penggunaan komputer dalam pengelolaan perpustakaan sekolah untuk saat ini perlu, mengingat
ilmu dan teknologi kian hari kian berkembang sangat pesatnya sehingga pustakawan harus bisa
menerapkan tugas/pekerjaan pokok perpustakaan ke dalam bentuk file komputer. Semua data
yang ada di perpustakaan dapat dimasukkan dalam komputer sehingga memudahkan dalam
pengolahan maupun pelaporannya. Banyak program perpustakaan yang ditawarkan untuk
mempermudah pengelolaan perpustakaan sekolah, namun demikian harus selektif dan jeli
memilihnya supaya tidak menimbulkan kekecewaan dikemudian hari. Tentu saja pihak sekolah
harus menyediakan dana yang besar untuk pengadaan program perpustakaan yang biasa dikenal

dengan
Sistem
Managemen
Perpustakaan
(SIM
Perpus).
Adapun Teknologi Informasi yang dapat digunakan di perpustakaan sekolah antara lain :
1. Pemasukan data koleksi perpustakaan yang biasanya di sebut dengan buku induk / inventaris.
2.
Pemasukan
data
anggota
perpustakaan
dan
pencetakan
kartu
anggota.
3. Pembuatan dan pencetakan kartu katalog, label buku dan perlengkapan buku lainnya.
4.
Peminjaman
dan
pengembalian
buku
dengan
system
barkode
5.
Pencarian
data
koleksi
perpustakaan
dan
anggota
perpustakaan.
6.
Perhitungan
denda
keterlambatan
pengembalian
pinjaman.
7. Pelaporan data statistik perpustakaan : jumlah peminjam, jumlah buku yang dipinjam, jumlah
pengunjung,jumlah koleksi perpustakaan baik pelaporan harian, bulanan, triwulan, semester
maupun
tahunan.
8.
Pembuatan
grafik
data
statistik
perpustakaan.
Dampak teknologi informasi secara umum terhadap kehidupan bermasyarakat antara lain
meningkatkan standar dan efisiensi kehidupan. Teknologi informasi menghemat waktu, tenaga,
meningkatkan hasil, pengembangan produk dan pada akhirnya menghemat biaya (Aries Setyo N,
2004
h.5).
Pendapat tersebut sejalan dengan Adib Suharto dalam materi kursus Pengantar Otomasi
Perpustakaan (1997, h.3) yang menyatakan bahwa penerapan Otomasi Perpustakaan
dimaksudkan untuk meningkatkan prodoktivitas dan efektivitas kegiatan rumah tangga
perpustakaan dan berorientasi tidak hanya kepada kepentingan pustakawan tetapi juga
kepentingan pemakai perpustakaan. Selanjutnya dia mengutip pendapat M.B. Line tentang tujuan
Automasi
Perpustakaan
sebagai
berikut:
1. Untuk memberikan layanan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau lebih murah.
2.
Untuk
mendapatkan
keuntungan
yang
lebih
besar.
Dari segi pengelolanya / pustakawan perannya harus dinamis, yaitu lebih tanggap dan lebih jeli
dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi dari pemakai dan tidak bisa lagi bersikap pasif
menunggu pemakai, tetapi secara aktif harus bisa menawarkan informasi sesuai dengan minat
pemakai
dan
memberi
kemudahan
akses
ke
berbagai
sumber
informasi.
b.
Administrasi
Pengolahan
Buku
Sebelum bahan pustaka disusun ke dalam rak buku maka perlu diadakan pengolahan. Yang
dimaksud dengan pengolahan buku adalah rangkaian pekerjaan dalam mempersiapkan buku agar
mudah
diperoleh
dan
diketahui
informasi
yang
ada
di
dalamnya.
Administrasi
pengolahan
buku
terdiri
dari:
1) Inventarisasi (pembuatan Buku Induk), yaitu mencatatkan ke dalam Buku Induk
Perpustakaan, kekayaan koleksi dari sesuatu perpustakaan. Contoh buku induk perpustakaan:
Tgl
Asal/
Sumber
Jenis/
Macam
Bahan
Pustaka
Ket
NF
Fiksi
Ref
Majalah
S.
Kabar
Lain-lain

Keterangan:
NF
:
F
:
R
:
P

Non
Fiksi
Referensi

Fiksi
Tk

H
:
Ktr

:
Tukar
:

Hadiah
menukar
Keterangan
Pembelian

2)
Cap
Inventaris
dan
Cap
Perpustakaan
Cara
membubuhkan
stempel
Halaman
judul
sebaiknya
dibiarkan
bersih
dan
tidak
dibubuhi
stempel.
Stempel Inventarisasi dibubuhkan di belakang halaman judul pada tempat kosong.
Stempel perpustakaan dicapkan di belakang kolom judul dan pada halaman kode, umpamanya
setiap
halaman
25.
3) Klasifikasi, Yaitu menentukan subyek yang dimiliki buku yang dinyatakan dengan notasi
(angka klsifikasi). Notasi (angka klasifikasi) dicantumkan pada label buku yang ditempelkan
pada punggung buku. Ini sangat penting untuk pengelompokan dan penyusunan buku di dalam
rak
buku
agar
mudah
ditelusuri.
Bila perpustakaan sejak lama telah mengolah buku atau bahan pustakanya. Agar tidak terjadi
duplikasi terhadap pekerjaan kalsifikasi dan katalogisasi, sebelum buku diolah terlebih dahulu
diadakan verifikasi (= melihat ke Kartu Shelf-list apakah buku tersebut sudah pernah diolah).
Untuk memudahkan, setiap buku yang akan diolah diberi secarik kertas yang diberi nama "T.
Slip" (Temporary Slip). Bagi buku yang sudah pernah diolah, cukup dicatat pada T. Slip notasi
(call Number) dan No. Induk, Bagi buku yang belum pernah diolah, T. Slip dibiarkan kosong.
Buku-buku yang berbahasa Indonesia yang jumlahnya kurang dari 25.000 cukup dengan
menggunakan Buku Pedoman Klasifikasi yang berjudul "pengantar Klasifikasi Perpustakaan
Dewey" karangan Drs. Towa.P. Hamakonda MLS. Bila koleksi Perpustakaan Sekolah lebih dari
25.000 eks. Disarankan menggunakan Dewey Decimal Classification (DOC)
4) Mengkatalogisasi, adalah memberi informasi singkat tentang buku baik dari segi fisik dan
subyeknya, yaitu pengarang, judul, edisi, imprint, kolasi dan jajakan. Data tersebut diketik pada
Kartu katalog ukuran 12,5 x 7,5 cm. Kartu-kartu yang dibuat adalah : kartu Katalog Utama
(Shelf-list), kartu katalog pengarang, kartu judul, dan kartu katalog subyek.
5)
Label
Buku
dan
Sampel
Sesudah katalog buku selesai dikerjakan, buku dilengkapi dengan kantong buku, label, tanggal
kembali (due date). Untuk buku referensi tidak perlu dibuat kantong buku, kartu buku dan due
date
slip
buku
referensi
tidak
untuk
dipinjamkan.
6)
Filing
dan
Shelving
Kartu katalog pengarang, judul dan subyek difile menurut abjad. Cara filing boleh cara kamus
atau cara terpisah Buku-buku yang sudah selesai diproses, disusun dalam rak buku menurut call
numbernya
yang
dikatakan
shelving.
7)
Statistik
Pengolahan
Untuk laporan pekerjaan pengolahan buku dibuat statistik sebagai berikut :
NO
Pengarang
Judul
No.
Induk
Call
Number
Jumlah
Ket.

C.
RUANGAN
PERPUSTAKAAN
Dalam perencanaan ruangan perpustakaan harus dipertimbangkan syaratsyarat fungsional yang
dapat memperlancar tugas serta pemberian layanan yang lebih efektif. Menurut Nasution, dkk.
Aspek penyelenggaraan perpustakaan Sekolah ditinjau dari lokasi gedung dan ruangan sekolah
adalah
sebagai
berikut
:
Lokasi
Perpustakaan
Sekolah
Lokasi Perpustakaan Sekolah tidak mungkin dipisahkan dari lokasi sekolah karena Perpustakaan
Sekolah adatah bagian dari kegiatan sekolah. Pemilihan lokasi sebaiknya memperhatikan hal-hal

sebagai
berikut
:
a. Berada kira-kira dipertengahan dari jejeran gedung ataupun ruang sekolah sehingga mudah
dicapai
oleh
guru
dan
murid.
b.
Suasana
tenang
dan
terhindar
dari
gangguan
murid.
Ruang
Perpustakaan
Besarnya gedung Perpustakaan Sekolah tergantung dari besarnya jumlah guru dan murid yang
akan
mempergunakan
perpustakaan.
Fungsi
gedung
Perpustakaan
Sekolah
adalah:
1.
Untuk
tempat
menyimpan
bahan
pustaka/koleksi
perpustakaan.
2.
Untuk
kegiatan
layanan
perpustakaan.
3.
Untuk
tempat
petugas
melaksanakan
kegiatannya.
Adapun beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian untuk ruangan perpustakaan:
1.
Cahaya
cukup
terang,
Lebih
baik
cahaya
alam.
2.
Ventilasi
udara
harus
cukup
baik.
3.
Ruangan
cukup
luas
untuk
semua
kegiatan
yang
dilakukan.
4. Layout ruangan memberi kemudahan pengawasan petugas dan arus gerakan dari pemakai
perpustakaan.
5.
Dekorasi
ruangan
sederhana
tetapi
memberi
kesejukan
pemandangan.
Jenis
dan
Besarnya
Ruang
Perpustakaan
Perpustakaan
sekolah
memerlukan
ruang
sebagai
berikut:
1.
Ruang
Koleksi/Ruang
Baca
Ruang koleksi dan ruang baca menjadi satu. Besarnya ruangan untuk koleksi buku dapat dihitung
dengan
mempergunakan
rumus
sebagai
berikut:
Jumlah
eks.
buku
Luas
raungan
=
x
1
m2
400
Bila akan merencanakan gedung perpustakaan yang baru, maka besarnya koleksi disini adalah
koleksi ditambah 50 %. Untuk ruang baca diperhitungkan harus dapat menampung 10 % dari
jumlah guru, murid dan pegawai yang ada di sekolah tersebut.. Ruang baca ini terdiri dari :
a.
Ruang
baca
b.
Ruang
belajar
Ad.a.
Ruang
Baca
dilengkapi
dengan
meja
dan
kursi.
Luasnya
adalah
2/3
x
10
%
x
jumlah
pemakai
x
1,90
m2
Ad.b.
Ruang
Belajar
dilengkapi
dengan
meja
belajar
(Study
carrel).
Luasnya
adalah
1/3
x
10%
x
jumlah
pemakai
x
2
m2
2.
Ruang
Pengolahan
Pemanfaatan ruangan ini adalah untuk petugas, bahan-bahan dan konservasi. Untuk petugas, luas
ruangan adalah Jumlah Petugas x 2,5 m2. Untuk bahanbahan = 2 x ruang kerja petugas. Untuk
konservasi
buku-buku
yang
rusak
cukup
untuk
1
orang
petugas.
3.
Ruang
Referensi
Besarnya ruangan ini tergantung pada besarnya ruang rujukan atau koleksi referensi dan jumlah
petugas.
Namun
luas
minimal
ruangan
ini
adalah
15
m2.
4.

Ruang

Layanan

Sirkulasi

Luas ruangan minimal cukup untuk meletakkan meja sirkulasi dan 2 orang petugas 4 m2.\
5.
Ruang
Alat
Pandang
Dengar
Tergantung dari jumlah alat pandang dengar yang ada dan sedikitnya sama luas dengan ruang
baca.
6.
Ruang
Administrasi
Ruang ini minimal 15 m2 untuk tempat kegiatan petugas administrasi. Ruang perpustakaan
sekolah
yang
minimal
adalah
:
a.
Ruang
koleksi/Ruang
baca
105
m2
b.
Ruang
Pelayanan
4
m2
c.
Ruang
Referens
15
m2
d.
Ruang
A.V.
15
m2
e.
Ruang
administrasi
15
m2
+
150
m2
Keseluruhan ruangan-ruangan tersebut di atas cukup terdiri dari satu ruangan yang
disekat/dipisahkan
oleh
perabot
dan
rak
buku.
Ruangan
tambahan
yang
diperlukan
dan
apabila
memungkinkan
adalah:
a.
Gedung
perpustakaan.
b.
Ruang
serbaguna
Kamar kecil I WC tidak perlu ada di perpustakaan karena sekolah telah memilikinya
D.
PROGRAM
KERJA
1.
Mewujudkan
perpustakaan
yang
representatif
sebagai
penyedia
informasi
ilmu
pengetahuan,
teknologi
dan
agama.]
2.
Memberikan
layanan
yang
ramah,
tegas,
tertib
dan
tangkas.
3. Penerapan teknologi informasi, teknologi yang pada intinya bertumpu pada konsep otomasi.
4.
Menjadikan
perpustakaan
sebagai
jantungnya
pendidikan
sekolah.
5. Meningkatkan kerjasama (resources sharing) dengan perpustakaan dan pusat informasi lain.
E.
PERLENGKAPAN
Murid-murid di sekolah mempunyai bakat, kebutuhan, perhatian dan kemempuan yang berbedabeda. Oleh sebab itu Perpustakaan Sekolah harus dapat menyajikan bahan pustaka yang sesuai
dengan kebutuhan anak baik dalam bentuk tercetak maupun terekam seperti: buku, naskah,
terbitan berkala, surat kabar, brosur, foto, film, pita rekaman dan lain-lain.

Koleksi
Perpustakaan
Sekolah
dapat
dikelompokkan
atas:
1.
Buku-buku
teks
Utama
Buku-buku teks meliputi buku pegangan guru dan murid yang ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
Buku-buku teks berisi materi pelajaran untuk pegangan guru dan murid dalam melaksanakan
proses Belajar mengajar. Buku teks harus sesuai dengan pedoman kurikulum terbaru.
2.
Buku-buku
leks
pelengkap
Buku-buku leks pelengkap adalah buku-buku yang materinya bersifat melengkapi isi buku-buku
teks utama. Buku jenis ini diterbitkan oleh berbagai penerbit swasta dan disahkan oleh
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan.
3.
Buku-buku
Rujukan

Termasuk
ke
dalam
jenis
buku-buku
rujukan
(referensi)
adalah
:
Kamus
Terbitan
pemerintah
- Ensiklopedia - Sumber biografis, seperti apa dan siapa (Who is Who)
Almanak
Sumber
geografi
seperti
atlas,
globe.
Buku
tahunan
Indeks
dan
abstrak
Buku
petunjuk
Bibliografi
Buku
rujukan
dapat
membantu
pelajar
mendapatkan
informasi
tentang:
a. Makna suatu istilah, data atau informasi yang ditemukan dalam buku teks atau bacaan lainnya.
b. Memperoleh pengetahuan dasar bagi suatu masalah yang sedang dibahas dalam kelas.
c.
Memberi
keterangan
tambahan
bagi
guru
dan
murid.
d. Mencari keterangan dimana suatu informasi atau bahan dapat diperoleh.
4.
Buku
Fiksi
(rekaan)
Buku-buku ini memuat ceritera-ceritera tentang kehidupan maupun kegiatankegiatan selama
imaginatif dan berfungsi sebagai bacaan hiburan. Buku-buku fiksi sangat besar peranannya untuk
mendorong
minat
baca
murid.
Perpustakaan harus menjaga terciptanya perbandingan jumlah dari kedua macam koleksi ini,
yaitu:
Jenjang
Fiksi
Non
Fiksi
SMTA
SMTP
SD
25%
30%
40%
75%
70%
60%
5.
Majalah
dan
Surat
Kabar
Perpustakaan Sekolah sedikitnya harus melanggan satu Surat Kabar terbitan daerah dan satu
terbitan pusat. Surat kabar memuat informasi yang paling baru dan selalu informasinya segar
artinya yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Surat Kabar sangat digemari pelajar
karena
memuat
berbagai
macam
informasi.
Majalah dan terbitan berkala lainnya harus benar-benar dipilih yang sesuaidengan tingkatan
sekolahnya. Isi majalah penyajiannya singkat, tidak bertele-tele dan mengandung informasi yang
baru.
Para
siswa
dan
guru
senang
membaca
majalah.
6.
Bahan
bukan
buku.
Bahan bukan buku, seperti : kaset, piringan hitam, film, slide, foto, gambar, lukisan, mikrofis,
model dan lain sebagainya baik dimiliki perpustakaan sebagai alat peraga dalam pelaksanaan
proses
belajar
mengajar.
F.
PEMELIHARAAN
DAN
PENEMPATAN
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam Jemeliharaan buku dan bahan pustaka lainnya,
yaitu:
Buku
kotor
Buku
rusak
Kerusakan
kecil

Kerusakan
besar
Buku
hilang
Buku
Kotor
Terhadap buku yang dikembalikan siswa dalam keadaan kotor cukup diberi peringatan agar
menjaga
keadaan
buku.
Bila buku yang dikembalikan siswa keadaannya lebih kotor lagi umpamanya buku dicoret dan
ditulisi mungkin sanksi perlu diberikan, yaitu siswa tidak diperkenankan meminjam buku dalam
waktu
tertentu.
Buku
Rusak
Kerusakan
buK,u
dapat
dikelompokkan
atas
.
1.
Kerusakan
kecil,
seperti
.
Buku
kena
air
Halaman
buku
sebagian
sobek
Halaman/lembaran
buku
sobek
atau
lepas
tetapi
tidak
hilang
Lembaran
buku
lepas
seluruhnya
tetapi
tidak
hilang.
2.
Kerusakan
besar,
seperti
.
Halaman
buku
hilang
Buku terbakar atau kena air sehingga tidak bisa dipergunakan lagi.
Kerusakan
besar
lainnya.
Bagi buku-buku yang mengalami kerusakan kecil pada waktu dikembalikan, Guru Pustakawan
cukup memberi nasehat dan petunjuk agar selalu menjaga keselamatan buku. Bila sudah berkalikali diberi nasehat, diberi sanksi tidak boleh meminjam buku untuk waktu tertentu.
Apabila terjadi kerusakan besar akibat kesalahan siswa, seperti buku hilang, baik
dipertimbangkan untuk meminta ganti buku yang hilang tersebut dengan subyek yang sama dan
dipertimbangkan pula keadaan buku yang hilang tersebut, keadaan baru atau sudah lama dipakai
sehingga dapat dipertimbangkan apakah sisiswa mengganti buku dengan buku baru atau
membayar
berapa
persen
dari
harga
buku
yang
harus
diganti.
Apabila buku yang hilang itu adalah buku fiksi (cerita) dapat diganti dengan judul lain dan murid
dapat memilih dari judul-judul yang disediakan guru pustakawan agar si siswa tidak
menggantinya dengan buku fiksi yang tidak sesuai dengan. Perpustakaan Sekolah. Bagi bukubuku yang mengalami rusak kecil atau besar perlu dicatatkan kedalam buku Administrasi Buku
Rusak.
Baik
dipisahkan
catatan
kerusakan
kecil
dan
kerusakan
besar.
Contoh
:
Administrasi
Buku
Rusak
Kecil
No
Pengarang
Judul
No.Klas
Jenis
Kerusakan
Tanggal
Diperbaiki
Contoh:
No
Kerusakan
Buku/Rp
Bila

pengganti

Administrasi
Pengarang

adalah

buku,

Buku
Judul

ditulis

judul

Rusak
No.Klas

buku

pengganti

Besar
%
Pengganti

tersebut.

G.
TATA
TERTIB
DAN
KEAMANAN
Peraturan dan tata tertib pelayanan perpustakaan harus diperbuat dengan lengkap dan jelas
sehingga tidak ada keraguan bagi guru dan murid didalam memanfaatkan jasa pelayanan
perpustakaan. Perlu diperhatikan bahwa peraturan dan tata tertib tersebut jangan sampai
mempersulit atau memberi hambatan bagi pemakai perpustakaan. Sebaliknya harus dapat
mendorong
para
pemakai
perpustakaan
mempergunakan
kesempatan
tersebut.
Peraturan
dan
tata
tertib
tersebut
mencakup:
a)
Jam
buka
perpustakaan
Jam buka perpustakaan perlu dipikirkan secara tepat sehinga dapat memberi waktu yang cukup
banyak bagi guru dan murid mempergunakan perpustakaan. Janganlah hendaknya Perpustakaan
Sekolah
hanya
dibuka
pada
jam
istirahat
saja.
b)
Keanggotaan
Sekalipun anggota Perpustakaan Sekolah terdiri dari guru dan murid namun perlu dicantumkan
didalam peraturan keanggotaan perpustakaan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh setiap
anggota.
c)
Peminjaman
Buku
Peraturan dan lata tertib peminjaman perlu disusun secaa jelas, yaitu :
1.
Hari-hari
(waktu)
peminjaman
2.
Lama
peminjaman
3.
Jumlah
buku
yang
boleh
dipinjam
sekaligus
4.
Sanksi
terhadap
pelanggaran
peraturan
peminjaman
Mengenai sistem peminjaman apabila buku-buku perpustakaan telah diolah dan telah
mempunyai Kartu buku dan Katalog buku, cukup dengan mempergunakan Kartu buku saja.
Untuk
mencatatkan
peminjam
dan
lamanya
pinjaman.
Apabila buku-buku di perpustakaan masih kecil jumlahnya atau masih berjumlah kurang dari
1500 eksemplar dan belum diolah menurut sistem yang ditentukan, sistem pencatatan
peminjaman cukup dengan mempergunakan buku tulis saja dengan kolom-kolom sebagai
berikut:
No
Nama
Murid
Judul
Pengarang
Tanggal
Kembali
Ket.
H.
PELAPORAN
Maju mundurnya pelayanan Perpustakaan Sekolah dapat dilihat dari data statistik dan laporan
dari perpustakaan itu sendiri. Dalam kurun waktu tertentu perlu diketahui sejauh mana
Perpustakaan Sekolah telah dapat melaksanakan fungsinya dan hambatan yang dialami agar
dapat
disusun
perencanaan
dan
program
pengembang-annya
untuk
periode
berikutnya.Hendaknya keadaan dari sesuatu Perpustakaan Sekolah berkembang maju. Bukan
tidak mungkin bahwa kelambanan perkembangan dari Perpustakaan Sekolah adalah disebabkan
pendataan dan penyampaian laporan perpustakaan tidak pernah dibuat. Statistik yang harus
dibuat
adalah:
1.
Statistik
anggota
2.
Statistik
pengunjung
perpustakaan.
3.
Statistik
buku
yang
dibaca
4.
Statistik
peminjaman
5.
Statistik
pelayanan
referensi
dan
informasi

6.
7.

Statistik

fStatistik
buku

FORM-FORM

yang

koleksi
rusak

ADNINISTRASI

PERPUSTAKAAN

Pembuatan
No.
urut
Tgl
Penerimaan
No.
Inv
Pengarang
Jenis
Asal
jd
ek
H

b.
No

Buku

Penerbit/
N

Keterangan:
NF:
Non
F
:
R
:
P
a.
No

atau

perpustakaan
hilang.

th.
F

Terbit

Fiksi
Fiksi
Referensi

Induk

Tk

ind

ing

H
:

:
Tukar
:

Ktr
:

Nama

Buku
Tanggal

Administrasi
Induk
Mulai

Nama

Buku
Tanggal

Induk
Mulai

dll

Judul
.Jumlah
Bahasa
Ket
P
Tk

Hadiah
menukar
Keterangan
Pembelian

Mejnadi

Untuk
Anggota

Keanggotaan
Guru
Keterangan

Mejnadi

Untuk
Anggota

Siswa
Keterangan

Kartu

7,5

Peminjaman

cm

5
cm
I.
KESIMPULAN
Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
:
1. Perpustakaaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar di sekolah sangat perlu untuk
mendapatkan dukungan/perhatian dari semua pihak terutama kepala sekolah baik dari segi dana,
tenaga profesional,kewenangan dan kepercayaan penuh dari sekolah. Dengan demikian
perpustakaan sekolah akan selalu berkembang dan terwujud tugas dan fungsinya.
2. Pengelolaan perpustakan sekolah dalam era globalisasi yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi dengan menggunakan komputer akan lebih memudahkan dan
mempercepat pekerjaan pekerjaan perpustakaan yang pada akhirnya dapat memuaskan para
pemakai
perpustakaan
sekolah.
3. Peran Pustakawan / Petugas Perpustakaan Sekolah dalam mengembangkan perpustakaan
menghadapi tantangan dalam era globalisasi harus bersedia mengembangkan diri agar
mempunyai kualifikasi yang baik sehingga dapat perpustakaan sekolah dapt berperan membantu
mewujudkan
visi
dan
misi
lembaganya.
J.
PENUTUP
Demikianlah tulisan yang saya susun dengan menganalisa dari berbagai sumber kepustakaan
yang sudah saya pelajari. Saya sadar masih banyak kekurangan dalam tulisan ini. Hal ini
dikarenakan minimnya buku referensi yang saya pelajari, serta keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan
guna
perbaikan
dalam
penyusunan
berikutnya.
Akhirnya tiada gading yang tak retak, seperti halnya saya tiada manusia tanpa salah. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi saya pribadi khususnya dan bagi khalayak pada umumnya.

DAFTAR

BACAAN

Nugraha, Aries Setya. Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas VII. Jakarta:
Erlangga,2004.
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia, 1993.
Suharto, Adib. Pengantar Otomasi Perpustakaan : Materi Kursus Perpustakaan PSKP
Soegijapranata
Semarang,1997.
Sumardji. Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerja. Yogyakarta: Kanisius,1991.

Anda mungkin juga menyukai