Anda di halaman 1dari 8

PERAN CEREBRAL DIGITAL SUBTRACTION ANGIOGRAPHY

( C-DSA ) UNTUK MENEGAKKAN KELAINAN DI BIDANG NEUROLOGI


Oleh : Subandi, dr. SpS,FINS
Pendahuluan
Cerebral DSA merupakan suatu upaya diagnostik dengan cara menginjeksikan kontras
kearah pembuluh darah otak / yang menuju otak yang akan diperiksa dengan menggunakan
kateter melalui arteri (arteriografi). Pada umumnya dilakukan melalui arteri femoralis.
C-DSA dapat membantu banyak bagi para neurologist, karena sebenarnya banyak sekali
penyakit di bidang neurologi khususnya yang disebabkan oleh kelainan pada pembuluh darah,
misalnya di daerah ekstra maupun intrakranial bila kita dihadapkan pada keadaan-keadaan trans
ischaemic attact (TIA) dan atau stroke iskemik yang berulang, perdarahan sub-araknoid spontan,
aneurisma, arteri vena malformasi, vasospasme intrakranial, tumor-tumor yang berada di daerah
kepala, fistula yang berbentuk dural arteriovenous maupun carotid cavernous, dan keadaankeadaan lainnya untuk melihat bentuk anatomi ataupun kolateral yang ada pada pembuluh darah
ekstra maupun intrakranial .(2-3)
Laporan pertama tentang visualisasi dari anatomi pembuluh darah otak telah ada sejak
tahun 1934, di mana dilakukan penyuntikan kontras ke pembuluh darah karotis yang dilakukan
seorang neurologist ( kelak menjadi menteri luar negeri Portugal dan pemenang nobel untuk
bidang kedokteran) yang bernama Egaz Moniz.
Perkembangan

selanjutnya

ditemukannya

teknologi

mesin

DSA

dan Road

Map

Fluoroscopy yang hingga saat ini sudah memasuki generasi biplane dan 3 dimensi (2), namun
tampaknya para ahli saraf masih belum cukup familiar untuk menggunakan prosedur
pemeriksaan C-DSA guna membantu menegakkan diagnosis atau merencanakan terapi
selanjutnya pada saat mereka memberikan pelayanan kepada pasien-pasien mereka .

Peran C-DSA di bidang Neurologi


Sebagai seorang spesialis saraf akan membutuhkan pemeriksaan C-DSA agar dapat
melihat secara lebih jelas dan rinci mengenai bentuk anatomi dari pembuluh darah ekstra dan
intrakranial beserta anastomosis dan kolateralnya, sehingga dapat mendeteksi ketidaknormalan

yang ada, seperti adanya stenosis, oklusi, aneurisma, vasospasme, AVM, ataupun fistula sehingga
para mereka bisa merencanakan strategi terapi selanjutnya.
Sejak adanya Computerized Tomography (CT) dan Magnetic Resonance (MR)
Angiography, maka kedua pemeriksaan itu menjadi pilihan utama bagi para ahli saraf karena
bersifat non invasif. Namun keduanya hanya mampu menurunkan dan tidak mengeliminasi
kebutuhan akan DSA, karena DSA tetap memiliki superioritas dan keunggulan dalam mendeteksi
suatu abnormalitas pada pembuluh darah ekstra dan intrakranial, terlebih untuk pembuluh darah
yang berukuran kecil dan letaknya distal .

Indikasi pemeriksaan DSA


Kasus yang dindikasikan pemeriksaan C-DSA antara lain :

1. Vascular occlusive disease baik arteri maupun vena


2. Perdarahan intrakranial, baik perdarahan subarakhnoid intraventrikuler, parenkimal
maupun kraniofasial
3. Aneurisma, malformasi arteri-vena dan anomali konginetal seperti vena Galen
4. Adanya kecurigaan vasospasme arteri serebral
5. Adanya kecurigaan trauma pembuluh darah cervico-cerebral seperti diseksi dan
psudoaneurisma
6.

Evaluasi suplai pembuluh darah ke tumor

7. Vaskulitis

Manfaat pemeriksaan DSA (2-4)


Seperti yang sudah saya ungkapkan di atas, pemeriksaan DSA memiliki arti yang
sangat penting bagi paraneurologist pada saat mereka menghadapi keadaan-keadaan yang
disebabkan oleh kemungkinan gangguan pembuluh darah pada otak maupun medula spinalis.
Beberapa manfaat dari pemeriksaan C-DSA bagi para neurologist antara lain :
1. Pemeriksaan C-DSA merupakan pemeriksaan gold standard untuk mengetahui adanya
aneurisma yang menyebabkan perdarahan subaraknoid spontan ataupun malformasi
pembuluh darah ekstra dan intrakranial.

2. Pemeriksaan C-DSA memberikan efektivitas dan keoptimalan dalam hal waktu bila kita
ingin

melakukan

sekaligus

pemeriksaan

pada

keadaan stroke iskemik

(setelah

CT scan kepala) dan sekaligus tindakan terapi trombolisis. Untuk trombolisis transarterial dapat dilakukan dalam rentang waktu sebelum 9 jam.
3. Dengan pemeriksaan C-DSA kita dapat mengetahui hasil yang lebih akurat bila kita
dihadapkan dengan suatu keadaan stenosis ataupun oklusi dibanding dengan pemeriksaan
lainnya.
Dengan pemeriksaan C-DSA kita bisa lebih memastikan berapa persen stenosis
yang terjadi? Apakah benar terjadi stenosis atau hanya hipoplasi? Bagaiman sifat dari
plak yang ada? Ulseratif atau non ulseratif ?
Dan bila memang terdapat stenosis kita dapat melihat dan memikirkan apakah perlu
dilakukan stenting dengan

melihat

kompensasi

atau

pola

aliran

darah

sisi

kontralateralnya, apakah cukup adekuat, sehingga kita bisa memutuskan untuk


melakukan stenting atau tidak? Kemudian bila kita ingin melakukan stenting maka dari
hasil C-DSA yang kita dapatkan sudah tergambar jelas rute dari perjalanan mikrokateter
dan microguidewire kita kelak, apakah rute perjalanannya akan mudah atau banyak
turtous (kelokan-kelokan) dari pembuluh darah yang cukup menyulitkan kita bila akan
melakukan tindakan stenting?
4. Dengan C-DSA kita bisa melihat adakah koletaral-kolateral dari cabang-cabang
pembuluh darah distal bila kita ingin melakukan oklusi pada salah satu cabang pembuluh
darah tertentu, agar suplai aliran darah ke daerah yang akan kita oklusi tersebut dapat
terjamin.
5. Pada kasus paska trauma kepala (khususnya sedang dan berat), DSA dapat digunakan
untuk menyingkirkan adanya pseudo-aneurisma atau dural fistula yang seringkali timbul
paska trauma kepala khususnya pada pasien-pasien yang seringkali mengeluh nyeri
kepala yang tidak kunjung hilang (membaik setelah minum obat namun kambuh lagi bila
pengaruh obat habis) hingga beberapa bulan setelah kejadian .
6. C-DSA dapat menunjukan secara lebih jelas dan terperinci, pembuluh darah mana yang
menjadi feeder suatu tumor intrakranial berikut peta perjalanan ke tumor tersebut,
sehingga kita bisa menyusun strategi bila kita ingin melakukan embolisasi guna
membantu sejawat bedah saraf sebelum mereka melakukan reseksi .

Kontraindikasi dan komplikasi DSA

(5-6,10-12)

Kontraindikasi pemeriksaan C-DSA bersifat umum dan berlaku juga padai


pemeriksaan non invasif lainnya, antara lain;
-

alergi

terhadap

bahan

kontras

yang

digunakan

saat

pemeriksaan, saat ini untuk mengurangi resiko alergi digunakan


kontras non ionik
-

pasien dengan kadar kreatinin serum di atas 2,5 mg/dl

pasien dengan kondisi umum jelek seperti panas tinggi, sesak,


gangguan jantung

Sementara angka komplikasi yang timbul sangat bervariasi, namun dari


rangkuman beberapa jurnal yang terbit pada tahun 2000 2012, angka komplikasi
keseluruhan berkisar antara 0,05% - 4,5%; di mana 85%-90% dari angka angka
tersebut bersifat reversibel. Komplikasi yang paling parah (selain kematian) adalah
terjadinya stroke (iskemik/perdarahan), transient

ischemic

attack,

gangguan

orientasi, disusul hematoma, luka pada bidang tindakan yang tidak kunjung
sembuh, dan nyeri pada lokasi bekas tindakan. Demikian pula pada anak-anak,
tindakan C-DSA akan aman untuk dilakukan.

Komplikasi yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi :


1. Sifat komplikasi :
b. Neurologi :
- Penurunan kesadaran
- Defisit neurologi ( gangguan bicara,penglihatan kabur, gangguan memori )
- Nyeri kepala
- Gangguan keseimbangan
- TIA
- Stroke
- Trombus arteri femoralis
c. Non neurologi :

- Hematoma
- Urtikaria
- Infeksi
- Transient hipotensi
- Transient disritmia
2. Lama terjadinya komplikasi :
a. Transient : durasi komplikasi berlangsung hingga 24 jam
b. Reversibel : durasi komplikasi berlangsung antara 24 jam hingga 7 hari
c. Permanen : durasi komplikasi berlangsung hingga lebih dari 7 hari
Non neurology

Neurology complication
Transient

Reversible

Permanent

Author

(%)

(%)

(%)

Heisserman, Dean et al / 1995

1000

0.5

0.1

0.5

Leffers, Wagner / 2000

483

1.2

0.7

0.4

2899

0.7

0.2

0.5

241

203

1.5

0.5

1.5

Willinsky, Montanerater, Brugge


et al / 2003

Burger,Murphy et al / 2006
(children )
5 Guo,Piza,Rubin,Dorsch et al / 2007
4

complication

14.7

0.05

Kaufmann, Houston et al / 2007

19826

2.09

0.36

0.14

4.5

Dawkins, Evans et al / 2007

2924

0.34

0.45

0.41

Thiex, Norbasch et al / 2010

1715

0.05

0.5

200

0.5

Usman FS,
9 Shakir / 2012

Sani AF, Husain

Tabel 1 . Daftar prevalensi komplikasi cerebral DSA dari berbagai sumber (5-12)

Frits Sumantri menulis, dari 75 kasus yang telah dikerjakan ( Januari 2009 November
2010 ) , tercatat beberapa data seperti :
1. Berdasarkan Jenis kelamin :
a. Laki laki : 47 orang ( 63% )
b. Perempuan: 28 orang ( 37% )
2. Berdasarkan jenis kasus :
a. CVD
: 73%
b. Non CVD : 27%

3. Berdasarkan hasil DSA yang didapat :


a. Menunjukan hasil positif ada kelainan : 65%
b. Cerebral DSA dalam batas normal
: 35%
4. Berdasarkan komplikasi yang timbul :
a. Ada komplikasi
: 1% ( transien hemiparese )
b. Tidak ada komplikasi
: 99%

Simpulan
Tindakan C-DSA merupakan salah satu tindakan penunjang diagnostik yang masih belum
mendapat perhatian para ahli saraf. C-DSA mempunyai akurasi yang tinggi, banyak hal yang
dapat diperoleh dan digali guna mengetahui keadaan sebenarnya dari pasien dan
merencanakan strategi tindakan selanjutnya guna penatalaksanaan yang komprehensif .

Gambar 1 . Contoh hasil pemeriksaan cerebral DSA

Daftar Pustaka

1. Burger IM et al . Safety of cerebral digital substraction angiography in children.


Complication rate analysis in 241 consecutive diagnostic angiogams. Stroke
2006;37:2535.
2. Dawkins AA et al . Complications of cerebral angiography: a prospective analysis of
2,924 consecutive procedures. Neuroradiology. 2007 Sep;49(9):753-9.
3. Guo Y et al . Neurological complication of cerebral angiography performed for hospital
inpatient. J HK Coll Radiol 2007;10:9-15
4. Heiserman JE et al. Neurologic complications of cerebral angiography. AJNR Am J
Neuroradiol. 1994 Sep;15(8):1401-7
5. Kaufmann TJ,Huston J,Mandrekar JN et al. Complications of diagnostic cerebral
angiography : evaluation of 19.826 consecutive patients. Radiology 2007;243:812-9
6. Leffers AM, Wagner A. Neurologic complications of cerebral angiography. A
retrospective study of complication rate and patient risk factors. Acta Radiol. 2000
May;41(3):204-10.
7. Liu AY. Update on interventional neuroradiology . The Permanente journals, springs
2006/vol.10 no.1
8. Stewart P. Introduction to cerebral digital substraction angiography. Available at :
http://www. Southernhealth.org.au/imaging/publications/cerebral_dsa.pdf
9. Thiex R, Norbash AM, Frerichs KU. The safety of dedicated-team catheter-based
diagnostic cerebral angiography in the era of advanced noninvasive imaging. AJNR Am J
Neuroradiol. 2010 Feb;31(2):230-4
10. Usman FS . Neuroradiology, kemarin dan hari ini . Neurona 2007 vol 24 (1)
11. Usman FS . Interventional neuroradiology dan perannya saat ini . Majalah Farmacia
2007;vol. 7 (1):88
12. Usman FS, Sani AF, Husein Shakir. Complication of Cerebral Angiography. Universa
Medicina Journal 2012 April; vol 31(1).
13. Willinsky RA et al . Neurologic Complications of Cerebral Angiography: Prospective
Analysis of 2,899 Procedures and Review of the Literature. Radiology 2003; 227:522
528

Anda mungkin juga menyukai