Dan Status
Epileptikus
BANGKITAN STATUS
KEJANG
EPILEPSI EPILEPTIC EPILEPTIKUS
Bangkitan Parsial/Fokal T
Bangkitan Umum
I
(konvulsif & non-konvulsif) D
Bangkitan Parsial A
Sederhana Bangkitan lena K
Manifestasi motorik (absence seizures)
Manifestasi somato sensorik T
Bangkitan E
Manifestasi autonomik mioklonik
Manifestasi psikis R
Bangkitan K
Bangkitan Parsial klonik L
Kompleks A
Bangkitan S
Parsial sederhana diikuti dengan gangguan tonik
kesadaran I
Dengan gangguan keasadaran sejak awal Bangkitan F
atonik / astatik I
K
Bangkitan Parsial yang Bangkitan A
menjadi umum Sekunder tonik – klonik S
I
KLASIFIKASI
BANGKITAN EPILEPSI ILAE 2017
Focal Onset Generalized Onset Unknown Onset
3
Due to inadequate information or inability to place in other categories
Fisher et al. Instruction manual for the ILAE 2017 operational
classification of seizure types. Epilepsia doi: 10.1111/epi.13671
FOCAL SEIZURES
kejang bermula pada ibu jari yang dapat menjalar ke jari lainnya,
kemudian ke pergelangan tangan, ke lengan bawah, lengan atas,
muka, kemudian ke tungkai dan kaki.
Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstremitas, atau
pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai
sikap desereberasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk
dekortikasi. Juga ditemukaan adanya epileptic cry.
Tanda khas epilepsy atonik
Biasanya mulai antara 2-5 tahun
Pada jenis ini sewaktu serangan penderitanya tiba – tiba secara mendadak
jatuh. misalnya penderita sedang duduk di depan meja sewaktu serangan
datang, maka ia dapat secara mendadak tidak berdaya dan kepala terbentur
pada meja.
Serangan ini disebut juga serangan jatuh ( drop – attack)
Pada serangan atonik ini didapatkan menghilangnya secara mendadak tenaga
otot - otot yang mempertahankan sikap
Tanda khas epilepsy klonik umum
tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik
Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio serebri akibat trauma fokal
pada bayi besar dan cukup bulan, atau ensefalopati metabolic
Bentuk kejang ini merupakan gerakan klonik pada satu atau lebih anggota
gerak yang berpindah-pindah atau terpisah secara teratur, misalnya kejang
klonik lengan kiri diikuti dengan kejang klonik tungkai bawah kanan. Kejang
yang satu dengan yang lain berkesinambungan, seolah-olah memberi kesan
sebagai kejang umum.
Tanda khas epilepsy mioklonik
Faktor pencetus:
kelelahan, kurang tidur,
stress psikologis, alkohol
Anamnesis Usia awitan, durasi, frekuensi dan interval bangkitan
Riwayat bangkitan, trauma kepala, stroke, infeksi SSP, epilepsi
a. EEG
Pemeriksaan b. MRI
Penunjang c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
LCS (liquor cerebospinalis)
Prinsip terapi farmakologi
OAE diberikan bila :
Diagnosis epilepsy sudah dipastikan
Faktor pencetus bangkitan dapat dihindari (misal : alcohol,
stress, kurang tidur)
Terdapat minimal 2 bangkitan dalam setahun
Penderita dan keluarga sudah dijelaskan tujuan pengobatan dan
efek samping dari OAE
Penatalaksanaan
Obat-obat lini pertama untuk antara lain :
Karbamazepine, untuk kejang tonik klonik dan kejang fokal. Tidak efektif untuk kejang absens. Dapat
memperburuk kejang myoklonik. Dosis total 600-1200 mg dibagi menjadi 3-4 dosis per hari
Lamotrigine, efektif untuk kejang fokal dan kejang tonik-klonik. Dosis 100-200 mg sebagai monoterapi atau
dengan asam valproate. Dosis 200-400 mg bila digunakan bersama dengan fenitoin , fenobarbital, atau
karbamazepine
Asam valproate, efektif untuk kejang fokal, kejang tonik-klonik, dan kejang absens. Dosis 400-2000 mg dibagi
1-2 dosis perhari.
Obat-obat yang tersedia di puskesmas :
Fenobarbital, dapat dimulai dengan dosis 60 mg/hari per oral dinaikkan 30 mg setiap 2-4 minggu hingga tercapai
target 90-120 mg/hari
Fenitoin (300-600 mg/hari per oral dibagi menjadi satu atau dua dosis )
Karbamazepin (800-1200 mg/hari per oral dibagi menjadi tiga hingga empat dosis). Obat ini merupakan obat
pilihan untuk pasien epilepsy pada kehamilan
Tipe bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua
Carbamazepine Partial epilepsy, Ataksia, diplopia, dizziness, nyeri kepala, mual, Ruam morbiliform, agranulositosis, anemia aplastik,
GTC seizures mengantuk, netropenia, hiponatremia, kelelahan efek hepatotoksik, sindrom steven-johnson, efek
teratogenik, lupus like syndrome
Phenytoin Partial epilepsy, Nistagmus, ataksia, mual, muntah, hipertrofi gusi, Jerawat, coarse feceis, hirsutism, lupus-like
GTC seizures depresi, mengantuk, paradoxial increase in syndrom, ruam, sindrom steven-johnson,
seizure, anemia megaloblastik Dupuytren‘s contracture,efek hepatotoksik, efek
teratogenik
Valprocid Acid Partial and general Tremor, berat badan bertambah, dispepsia, mual, Pankreatitis akut, efek hepatotoksik,
epilepsy muntah, kebotakan, teratogenik trombositopenia, ensefalopati, udem perifer
Phenobarbital Partial epilepsy, Kelelahan, restlegless, depresi, Ruam makulopapular, eksfoliasi, nekrosis, epidermal
GTC seizures Pada anak : insomnia, distractability, hiperkinesia, toksik, efek hepatotoksik, arthritic changes,
dan irritability Dupuytren‘s contracture
Gabapentin Partial epilepsy Somnolen, kelelahan, ataksia, dizziness, gangguan Efek teratogenik
saluran cerna
Lamotrigine Partial and general Ruam, dizziness, tremor, ataksia, diplopia, nyeri Sindrom steven-johnson,
epilepsy kepala, gangguan saluran cerna. kegagalan multi organ, efek
teratogenik
Ethosuximide Absence seizures Nausea, sakit kepala, pusing, ataksia Ruam, Bone marrow suppresion
Topiramate Partial and general Gangguan kognitif, tremor, dizziness, ataksia, nyeri Efek teratogenik
epilepsy kepala, kelelahan, gangguan saluran cerna, batu
ginjal
Oxcarbazepine Partial epilepsy Dizziness, diplopia, ataksia, nyrei kepala, Ruam, efek teratogenik
kelemahan, ruam, hiponatremia
Syarat penghentian OAE
terapi non-farmakologis
-stimulasi N.Vagus
-Diet ketogenik
terapi bedah.
Status epileptikus adalah kondisi kejang berkepanjangan mewakili keadaan
darurat medis dan neurologis utama. International League Againist Epilepsy
mendefinisikan status epileptikus sebagai aktivitas kejang yang berlangsung
terus menerus selama 30 menit atau lebih.
Klasifikasi
Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, pasien dipindah
ke ICU,
Stadium IV (30- -diberi Propofol (2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau
90 menit) Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian dalam 20 menit,
dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan
sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEG
terakhir.
-monitor bangkitan dan EEG, tekanan intracranial,
-memulai pemberian antiepilepsi rumatan jangka panjang
TERAPI SE KONVULSI
5 menit 30 menit
Monitoring EEG
Observasi jalan napas, tekanan darah, temperatur, akses IV, pemeriksaan kimia darah, darah lengkap, glukosa, elektrolit, kadar OAE, toksikologi
Lindungi
kepala Segera posisikan pada
2 6 posisi recovery
terimakasih