Pembimbing :
dr. R.A Neilan Amroisa, Sp.S, M.Kes
Aware
Impaired Motor Motor
Awareness tonic-clonic tonic-clonic
clonic epileptic spasms
Motor Onset tonic Non-Motor
automatisms myoclonic
behavior arrest
atonic2 myoclonic-tonic-clonic
clonic myoclonic-atonic
epileptic spasms2 atonic
epileptic spasms2
hyperkinetic Unclassified3
myoclonic Non-Motor (absence)
tonic typical
Non-Motor Onset atypical
myoclonic
autonomic
eyelid myoclonia
behavior arrest
cognitive
emotional 1 Definitions, other seizure types and descriptors are listed in the
a. EEG
Pemeriksaan b. MRI
Penunjang c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
LCS (liquor cerebospinalis)
Prinsip terapi farmakologi
OAE diberikan bila :
• Diagnosis epilepsy sudah dipastikan
• Faktor pencetus bangkitan dapat dihindari (misal : alcohol, stress,
kurang tidur)
• Terdapat minimal 2 bangkitan dalam setahun
• Penderita dan keluarga sudah dijelaskan tujuan pengobatan dan efek
samping dari OAE
Penatalaksanaan
Obat-obat lini pertama untuk antara lain :
• Karbamazepine, untuk kejang tonik klonik dan kejang fokal. Tidak efektif untuk
kejang absens. Dapat memperburuk kejang myoklonik. Dosis total 600-1200 mg
dibagi menjadi 3-4 dosis per hari
• Lamotrigine, efektif untuk kejang fokal dan kejang tonik-klonik. Dosis 100-200 mg
sebagai monoterapi atau dengan asam valproate. Dosis 200-400 mg bila digunakan
bersama dengan fenitoin , fenobarbital, atau karbamazepine
• Asam valproate, efektif untuk kejang fokal, kejang tonik-klonik, dan kejang absens.
Dosis 400-2000 mg dibagi 1-2 dosis perhari.
• Obat-obat yang tersedia di puskesmas :
Fenobarbital, dapat dimulai dengan dosis 60 mg/hari per oral dinaikkan 30 mg
setiap 2-4 minggu hingga tercapai target 90-120 mg/hari
Fenitoin (300-600 mg/hari per oral dibagi menjadi satu atau dua dosis )
Karbamazepin (800-1200 mg/hari per oral dibagi menjadi tiga hingga empat dosis).
Obat ini merupakan obat pilihan untuk pasien epilepsy pada kehamilan
Tipe bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua
Bangkitan parsial (sederhana Fenitoin, karbamazepin Acetazolamide, clonazepam,
atau kompleks) (terutama untuk bangkitan ethosuximide, felbamat,
parsial kompleks), asam gabapentin, lamotrigine,
valproat levetiracetam, oxcabazepine,
tiagabin, topiramat, vigabatrin,
phenobarbital, pirimidone
Phenytoin Partial epilepsy, Nistagmus, ataksia, mual, muntah, Jerawat, coarse feceis, hirsutism, lupus-
GTC seizures hipertrofi gusi, depresi, mengantuk, like syndrom, ruam, sindrom steven-
paradoxial increase in seizure, anemia johnson, Dupuytren‘s contracture,efek
megaloblastik hepatotoksik, efek teratogenik
Valprocid Acid Partial and Tremor, berat badan bertambah, Pankreatitis akut, efek hepatotoksik,
general dispepsia, mual, muntah, kebotakan, trombositopenia, ensefalopati, udem
epilepsy teratogenik perifer
Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, pasien dipindah
ke ICU,
Stadium IV (30-90 menit) -diberi Propofol (2mg/kgBB bolus iv, diulang bila perlu) atau
Thiopenton (100-250 mg bolus iv pemberian dalam 20 menit,
dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan
sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEG
terakhir.
-monitor bangkitan dan EEG, tekanan intracranial,
-memulai pemberian antiepilepsi rumatan jangka panjang
TERAPI SE KONVULSI
5 menit 30 menit
Monitoring EEG
Observasi jalan napas, tekanan darah, temperatur, akses IV, pemeriksaan kimia darah, darah lengkap, glukosa, elektrolit, kadar OAE,
toksikologi
Lindungi
kepala Segera posisikan pada
2 6 posisi recovery
terimakasih