PENDAHULUAN
yang paling sering ditemukan pada penderita diabetes melitus yang terdiri
diabetes melitus.
hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, pada suatu saat
Pain (IASP) adalah nyeri yang dipicu atau disebabkan oleh lesi primer
atau disfungsi dari sistem saraf, baik saraf sensorik, saraf motorik, saraf
1
akibat lesi di susunan saraf pusat (neuropati sentral) atau kerusakan saraf
mengenai saraf perifer. Neuropati perifer dapat terjadi bila mengenai satu
bervariasi, mulai dari tanpa keluhan dan hanya bisa terdeteksi dengan
keluhannya dalam bentuk neuropati lokal atau iskemik yang semua itu
fungsi sensorik secara progresif dan fungsi motorik (lebih jarang) yang
antara lain, infeksi berulang, ulkus yang tidak sembuh dan amputasi
2
jari/kaki. Berdasarkan penjelasan mengenai neuropati diabetik, khususnya
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
a. Bagi Penulis
b. Bagi Institusi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
beberapa saraf perifer yang disebabkan oleh degenerasi saraf perifer akibat
langsung dari peningkatan kadar glukosa darah pada pasien DM. Istilah
yang terjadi pada DM tanpa penyebab neuropati perifer yang lain. Distribusi
2.2 Epidemiologi
4
Neuropati ditemukan pada hampir 30 % penderita DM, angka kejadian
tipe 2. Hubungan lain yang berperan adalah usia, lama menderita DM,
kualitas kontrol metabolik, berat badan, konsumsi rokok, kadar HDL dan
2.4 Patofisiologi
Saraf perifer (saraf spinalis dan kranialis) untuk memelihara otot, kulit dan
pembuluh darah terdiri ari sejumlah saraf campuran yaitu saraf motorik,
sensorik dan vegetatif. Dari fisiologis, ketiga jenis saraf ini dibedakan
berasarkan ukuran penampangnya, yaitu saraf tipe A (5-12 mikron), tipe B (3-
5
4 mikron), dan tipe C (1-2 mikron). Saraf tipe A aksonnya bermielin tebal,
tebal adalah adalah akson saraf motorik pada umumnya dan sebagian saraf
sensorik untuk jenis protopatik. Akson bermielin tipis adalah sebagian akson
saraf motorik dan sebagian saraf sensorik. Akson yang tidak bermielin aalah
1) Faktor metabolik
6
menyebebkan aktivitas jalur poliol meningkat, yaitu terjadi aktivasi
merusak sel saraf melalui mekanisme yang belum jelas. Salah satu
b. Aktivitas PKC
7
Disamping meningkatkan aktivitas jalur poliol,
2) Kelainan Vaskular
oksidatif yang disebut reactive oxygen species (ROS). Radikal bebas ini
akut. Kejadian neuropati yang didasari oleh kelainan vaskular masih bisa di
8
cegah dengan modifikasi faktor risiko kardiovaskular, yaitu kaar trigliserida
3) Mekanisme Imun
tipe 2 memperlihatkan hasil yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa antibodi
antibodies pada serum sebagian penderita DM. Autoantibodi yang beredar ini
secara langsung dapat merusak struktur saraf motorik dan sensorik yang bisa
proses imun.
saraf. Pada penderita DM, kadar NGF serum cenderung turun dan
berhubungan dengan derajat neuropati. NGF juga berperan dalam regulasi gen
9
2.5 Manifestasi Klinis
dijumpai, keluhan dapat dimulai dari yang paling ringan sampai paling berat.
b. Parestesia selalu terjadi pada jari kaki atau telapak kaki, terutama pada
malam hari. Ada rasa tebal atau kesemutan, terutama pada tungkai bawah
f. Saat kondisi berkembang, terjadi paresis extensor jari kaki pada dorsum
kaki
10
2.6 Diagnosis
berat badan
b. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.
11
kelompok toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT).
(7,8-11,0 mmol/l).
- Refleks motorik
12
- Fungsi serabut saraf besar dengan tes kuantifikasi sensasi kulit seperti
maksimum-minimum)
2.7 Terapi
mungkin, strategi kedua yaitu dengan kendali glikemik dan perawatan kaki
13
neuropati/nyeri neuropati diabetik. Selain itu pengendalian neuropati diabetik
1. Perawatan umum/kaki
neuropati.
3. Terapi medikamentosa
diabetes, yaitu :
- Penghambat ACE
14
- Alpha lipoic acid, suatu antioksidan kuat yang dapat membersihkan
glutation.
membran post spinatik spinal cord dan pengeluaran substance p dari serabut
yang sesuai.
mg/hari)
15
c. Antikonvulsan (gabapentin 900 mg 3x/hari, karbamazepin 200 mg
4x/hari)
2.8 Komplikasi
16
2.10 Edukasi
melitus.
2.11 Prognosis
atau DM tipe 2) memiliki prognosis yang lebih baik dar pada tipe IDDM
(insulin dependent diabetes melitus atau DM tipe 1). Lama dan beratnya
diabetes melitus serta lama dan beratnya keluhan neuropati yang dialami,
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus. Dari 4 faktor (metabolik, vaskular, imun, dan NGF) yang
18
DAFTAR PUSTAKA
19