BPH + Vesicolithiasis
Oleh : Widjayanti, S.Ked
Pembimbing: dr Silman Hadori,Sp.Rad,MH.Kes
IDENTIFIKASI PASIEN
MR : 11.47.00
Nama lengkap : Tn. D
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Lampung, 24-02-1927
Umur : 91 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Pendidikan : SD
Alamat : Sumber agung tanjung iman, Lampung Selatan
MRS : 15 November 2018 / 11:20
ANAMNESIS
Keadaan
Hubungan Diagnosa Penyebab Meninggal
Kesehatan
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Saudara - - -
Anak-anak - - -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4V5M6
130/80 20 x/
86 x /menit 36,7° C
mmHg minutes
Kepala dan Leher
Paru
Jantung Depan Belakang
- Inspeksi : Tidak tampak iktus kordis Inspeksi Kanan
- Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V Kiri Simetris dalam statis dan dinamis
linea axila mediana sinistra
- Perkusi : Palpasi Kanan
Batas atas : ICS II garis parasternal sinsitra Kiri Vocal fremitus normal kanan dan
Batas kiri : ICS V garis midklavikula kiri
sinistra Perkusi Kanan Sonor Sonor
Batas kanan : ICS V garis parasternal dekstra Kiri Sonor Sonor
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, Auskultasi Kanan
murmur (-), gallop (-)
Kiri Rh (-/-)
Wh(-/-)
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
• Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
simpisis pubis (-), nyeri ketok CVA (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
Ekstremitas superior dextra dan sinistra : DBN
Ekstremitas inferior dextra dan sinistra : DBN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Gula Darah Sewaktu 71 < 200mg/dl
Urea 35 10-50mg/dl
Creatinin 0,7 Lk 0,6-1,1 Wn 0,5-0,9mg/dl
IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
HBsAg Non – reaktif (-)
Pemeriksaan USG
Lower Abdomen
(16 November 2018)
EKSPERTISE
Besar dan bentuk normal, dinding
menebal (±0,64cm), irregular, tampak
bayangan hiperechoic dengan acustic
shadow, multiple (2bh), diameter
±1,52cm dan ±0,64cm, tidak tampak
massa, tampak balon kateter di intra-
luminal.
Pemeriksaan USG
Lower Abdomen
(16 November 2018)
Gambar 2 : Prostat
EKSPERTISE
Tampak membesar, ukuran
±5,26 x 4,47 x 5,14 cm, Vol:
±63,35 ml, tekstur
homogeny halus, tidak
tampak massa/kalsifikasi.
Pemeriksaan USG
Lower Abdomen
(16 November 2018)
EKSPERTISE
Besar dan bentuk normal,
kontur normal, parenkim
normal, intensitas gema normal,
batas tekstur parenkim dengan
central echo-complex normal,
tidak tampak bayangan
hiperechoic dengan acustic
shadow, tidak tampak massa,
sistem pelvokalises melebar.
KESAN
EKSPERTISE
• Pre- peritoneal fat normal
• Psoas line normal
• Kontur ginjal kanan dan kiri tidak jelas
• Gambaran udara dalam gaster normal
• Tidak ada gambaran udara pada usus halus
• Distribusi udara dalam colon normal
dengan fecal material di dalamnya
• Tampak kongkramen opak bulat multiple di
rongga pelvis kanan tengah dan bawah
• Skletal : Scoliosis dan osteofit pada
endplate corpora vertebra lumbalis
KESAN
• Multiple vesicolithiasis
• Scoliosis dan osteofit a/r endplate corpora
vertebra lumbalis
• Tidak ada gambaran ileus
Pemeriksaan
THORAX AP
(16 November 2018)
EKSPERTISE
• Radiografi asimetris
• Posisi trakea masih di tengah
• Mediastinum superior tidak melebar
• Jantung tampak membesar ke lateral kiri dengan apex
tertanam pada diafragma, pinggang jantung normal
(CTR >50 %)
• Aorta masih tampak normal
• Sinus costophrenicus dan cardiophrenicus kiri kabur
• Sinus costophrenicus dan cardiophrenicus kanan dan
diafragma kiri normal diafragma kanan bulging
• Skletal : Scoliosis vertebra thoracalis
• Pulmo :
• Hilus kanan dan kiri normal
• Corakan bronkovaskuler meningkat
• Tampak suspek perselubungan opak homogeny tipis di
hemithorax kiri bawah
• Kranialisasi (-)
KESAN
DIAGNOSIS BANDING
• Uretrolithiasis
• Cystitis
PENATALAKSANAAN
Quo ad
•dubia ad bonam
functionam
Quo ad
•dubia ad bonam
Sanactionam
ANALISIS KASUS
ANAMNESIS
KASUS :
Laki-laki 91 tahun mengeluh Sejak ± 2 bulan yang lalu merasa sulit
untuk BAK. Os juga mengeluh saat BAK Os membutuhkan waktu sekitar
3-5 menit. Os juga harus mengedan agar air kencing keluar. Os
mengatakan pancaran air saat kencing mulai melemah, terputus-putus
dan lalu menetes. Sejak ±10 hari yang lalu Os mengaku BAK semakin
sulit dan mulai merasa nyeri saat BAK. Pacaran air saat BAK juga hanya
menetes dan pasien juga mengeluhkan BAK merasa tidak lampias dan
merasa masih ada sisa air kencing di kandung kencing pasien.
TEORI :
KASUS :
• Laboratorium : hemoglobin, leukosit, eritrosit, trombosit normal
• USG didapatkan :
- Vesica urinaria dinding menebal (±0,64cm), irregular
- Sistem pelvokalises ginjal kiri dan kanan melebar.
- Tampak bayangan hiperechoic dengan acustic shadow, multiple (2bh),
diameter ±1,52cm dan ±0,64cm.
- Prostat tampak membesar, ukuran ±5,26 x 4,47 x 5,14 cm, Vol: ±63,35ml.
4
3
Untuk dapat
TEORI : 2
mengeluarkan urin
tekanan buli-buli harus
intravesikal ↑ berkontraksi lebih
1 kuat guna melawan
Penyempitan tahanan itu
lumen
Perbesaran prostat parsprostatika dan
akan menghambat
aliran urine 5
6
Kontraksi yang
terus-menerus >>
7
hipertrofi otot
detrusor, trabekulasi,
terbentuknya selula,
Retensi urin sakula, dan divertikel
buli-buli. Fase
penebalan otot
detrusor ini disebut
fase kompensasi.
TEORI :
V = 0,52 x D1 x D2 x D3
Dimana 0.52 adalah nilai tetapan dalam penentuan volume organ (prostat),
D1 adalah ukuran panjang enterior posterior
D2 adalah ukuran panjang longitudinal dan
D3 adalah ukuran panjang transversal
Di tinjau dari hasil pengukuran, di dapatkan hasil 5,26 x 4,47 x 5,14 cm Vol:
±63,35 mL. maka hasil menunjukan adanya peningkatan volume prostat
dengan volume terhitung melebihi 25 mL.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
KASUS :
• BNO didapatkan :
- Tampak kongkramen opak bulat multiple di rongga pelvis kanan tengah
dan bawah.
- Scoliosis dan osteofit pada endplate corpora vertebra lumbalis.
TEORI :
KASUS :
A
B
C
• UKURAN : 4 X 3 X 2,5
mm
• BERAT : ± 20 gr
• MENGHASILKAN
KOMPONEN EJAKULAT :
± 25 % dari seluruh
volume ejakulat
• INERVASI OTONOMIK
SIMPATIK DAN
PARASIMPATIK DARI
PLEXUS PROSTATIKUS
DEFINISI BPH
BPH merupakan pembesaran kelenjar prostat yang
bersifat jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang
biasanya pada usia pertengahan atau lanjut
ETIOLOGI
Hingga sekarang masih belum diketahui secara pasti
penyebab terjadinya hiperplasia prostat; tetapi beberapa
hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat
kaitannya dengan peningkatan kadar dihidrotestosteron
(DHT) dan proses aging (menjadi tua).
GAMBARAN KLINIS
Obstruksi Iritasi
Hesitansi Frekuensi
Pancaran miksi lemah Nokturi
Intermitensi Urgensi
Miksi tidak puas Disuria
Menetes setelah
miksi
FAKTOR RISIKO BPH
1. Kadar hormon
2. Usia
3. Ras
4. Riwayat keluarga
5. Obesitas
6. Aktvivitas seksual
7. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
Hiperplasia Prostat
↓
PATOFISIOLOGI Penyempitan lumen uretra posterior
↓
Tekanan intravesika meningkat
diraba
dapat dicapai
PENATALAKSANAAN tamsulosin.
• reseksi endoskopik
DERAJAT • reseksi endoskopik
3 • Pembedahan terbuka
• Laboratorium
• Foto polos : Foto polos abdomen digunakan untuk
mencari adanya batu opak di saluran kemih, adanya batu
atau kalkulosa prostat, dan kadang dapat menunjukkan
bayangan kandung kemih yang penuh terisi urin yang
merupakan tanda dari suatu retensi urin
• Intravenous Pyelography(IVP)
untuk melihat kemungkinan adanya hidroureter atau
hidronefrosis, memperkirakan besarnya kelenjar
prostat yang ditunjukkan oleh adanya indentasi prostat
(pendesakan kandung kemih oleh kelenjar prostat),
dan penyulit-penyulit yang lain. Pemeriksaan IVP
sekarang tidak direkomendasikan pada BPH
• Transrectal Ultrasound (TRUS)
TRUS digunakan untuk mengetahui volume kelenjar prostat,
adanya kemungkinan pembesaran prostat maligna, sebagai
petunjuk untuk melakukan biopsi aspirasi prostat,
menentukan jumlah residu urin, dan mencari kelainan lain
yang mungkin ada di dalam kandung kemih
• Ultrasonografi transabdominal digunakan untuk
mendeteksi adanya hidronefrosis ataupun kerusakan
ginjal akibat obstruksi BPH yang lama.
• Riwayat keluarga
Endogen • Jenis kelamin
• Gangguan metabolisme
• Iklim
• Diet
• Benda asing
Eksogen • Pekerjaan
• Obat obatan
• Gangguan miksi
• infeksi
PATOFISIOLOGI Faktor endogen / eksogen
Keinginan
miksi
berulang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BNO IVP
USG SISTOSKOPI CT scan
• gambaran objek • memvisualisasikan • dilakukan karena alasan lain
hiperekoik yang batu, menilai ukuran (misalnya, nyeri perut, massa
berbayang pada bagian serta posisi batu panggul, atau dicurigai abses)
posterior tetapi mungkin juga dapat
menunjukkan vesikolitiasis
bila dilakukan tanpa kontras.
TATA LAKSANA Konservatif • Diet (banyak minum air)
• Simptomatik
<5mm • Pelarutan batu
Litotripsi
• ESWL
<20mm
• Transurethral
Cystolitholapaxy
Operasi • Precutaneus Suprapubic
Cystolitholapaxy
• Suprapubic Cystostomy
KESIMPULAN
• Sesuai dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien ini di
diagnose BPH + Vesicolitiasis.
• Terdapat hubungan antara BPH dan Vesicolitiasis yaitu karena danya obstruksi saluran
kemih salah satunya hiperplasi prostat, yang akan menyebabkan stasis urin sedangkan
urin sendiri adalah substansi yang banyak mengandung kuman sehingga
mempermudah terjadinya infeksi dan pembentukan batu.
• Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal dan akan menjadi inti
pembentukan batu. Infeksi oleh bakteri yang memecah ureum ( urea splitting organism
) dan membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan akan
mengendapkan garam-garam fosfat sehingga akan mempercepat pembentukan batu.
TERIMAKASIH