BAB I
PENDAHULUAN
Nyeri kepala merupakan keluhan yang paling sering dikeluhkan oleh
pasien dalam kehidupan sehari – hari (Grosberg, et al. 2013). Hampir 90% nyeri
yang tidak berbahaya, namun nyeri kepala yang timbul pertama kali dan akut
adalah manfestasi awal dari penyakit sistemik atau suatu proses intrakranial yang
dibedakan menjadi nyeri kepala primer dan sekunder. 90% nyeri kepala masuk
dalam kategori nyeri kepala primer, 10% sisanya masuk dalam kategori nyeri
kepala sekunder. Disebut nyeri kepala primer apabila tidak ditemukan adanya
nyeri kepala sekunder apabila nyeri kepala didasari oleh adanya kerusakan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi nyeri kepala
Nyeri kepala di definisikan sebagai rasa nyeri yang timbul dari kepala atau leher
Secara praktis penyebab timbulnya nyeri kepala dapat diringkas sebagai berikut:
b. Encephalomeningitis
c. Migraine
subdural.
i. Cluster headache
k. Arteritis temporalis
l. Trigeminal neuralgia
(Bahrudin, 2013)
3
Headache Society 2018 dibagi atas nyeri kepala primer, nyeri kepala sekunder,
dan Painful Cranial Neuropathies, Other Facial Pain and Other Headaches.
Nyeri kepala primer meliputi migrain, tension tipe headache, nyeri kepala cluster
(“H.SOCRATESS”)
H History (riwayat)
S Site (tempat)
O Origin (tempat asal)
C Character (karakter)
R Radiation (penjalaran)
A Associated symptoms (kumpulan gejala yang terkait)
T Timing (waktu)
E Exacerbating & relieving (hal yang memperparah dan memperingan)
S Severity (derajat keparahan/intensitas)
S State of health between attacks (kondisi kesehatan diantara serangan)
ditemukan normal. Hanya sebagian kecil saja yang tidak normal. Apabila
maka hal ini merupakan tanda bahaya (red flags). Beberapa tanda bahaya nyeri
dapat dilihat pada tabel 2.3. Red flags adalah gejala atau tanda fisik yang memberi
petunjuk akan adanya suatu kelainan yang serius yang mendasari nyeri. (Grosberg
et al., 2013)
2.3.1 Migrain
unilateral dengan sifat nyeri yang berdenyut, dan lokasi nyeri umumnya di
daerah frontotemporal.
Migrain pada wanita terjadi 3 kali lebih sering dari pada pria,
terjadi pada wanita, rasa sakit biasanya dideskripsikan “sakit” dan “sangat
sakit” oleh 60% - 80% penderita migrain. awitan sering terjadi di usia
belasan dengan prevalensi puncak pada usia 35-45 tahun. Dua tipe migrain
yang umumnya terjadi adalah migrain tanpa aura dan migrain dengan aura
atau yang lebih dikenal dengan migrain yang umum terjadi dan classic
Merupakan migrain terbanyak sekitar 80%. Keluhan berupa nyeri kepala berulang
aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan nausea dan atau fotophobia dan
Society)
(Setiawan, 2014)
6
visual, sensorik yang reversibel, atau gejala sistem saraf pusat lainnya yang
berjalan secara perlahan, diikuti nyeri kepala dan gejala penyerta migrain.
beberapa hari sebelum sakit kepala, dan / atau fase postdromal mengikuti
a. Hormonal (menstruasi)
d. Faktor herediter
2.3.1.4 Tatalaksana
metoclopramide.
Abortif spesifik
perifer lain
b. Pengobatan profilaksis
Kriteria pemberian :
nyeri kepala ini adalah yang paling jarang, sekitar 5000.000 warga
a. Tipe episodic :80 – 90% dari kasus nyeri kepala terbanyak, dimana
hingga 1 tahun yang diantarai oleh periode bebas nyeri selama 1 bulan
/ lebih lama.
b. Tipe kronis, dimana fase cluster terjadi lebih dari sekali dalam
setahun, dapat disertai remisi atau dengan periode bebas nyeri yang
(Bahrudin, 2017)
muka merah, pembengkakan di pelipis pipi gusi, nyeri tekan pada tempat
a.carotis di leher
(ptosis, miosis)
2.3.2.3 Tatalaksana :
Terapi abortif :
Terapi preventif
Definisi
Nyeri kepala tegang sebagai episode yang berulang dan nyeri kepala yang
berlangsung bermenit – menit sampai berhari – hari, nyeri bersifat ketat atau
11
menekan, dengan intensitas ringan sampai sedang, biasanya bilateral dan tidak
memberat dengan aktifitas fisik rutin, namun dapat disertai fotofobia dan
fonofobia.
3. Kronik TTH
Deskripsi:
Nyeri kepala episodik yang infrequent, secara tipikal bilateral, rasa menekan atau
sampai hari. Nyeri tidak bertambah pada aktivitas rutin dan tidak didapatkan
Kriteria diagnosis:
C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: 1. lokasi bilateral 2. kualitas
tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga
12
D. Tidak didapatkan: 1. mual atau muntah 2. lebih dari satu keluhan fotofobia atau
fonofoliia
Deskripsi:
Nyeri kepala episode jrequenr, dengan tipikal bilateral, menekan atau mengikat
beberapa hari. Nyeri tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik rutin dan tidak
Kriteria diagnosis:
berlangsung > 3 bulan (≥12 dan < 180 hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D
ringan atau sedang 4. tidak bertambah berat dengan aktivitas fisik yang rutin
D. Tidak didapatkan: 1. mual atau muntah 2. lebih dari satu keluhan fomiobia atau
fonofobia
Deskripsi:
Gangguan ini berkembang dari tension type headache episodik frequent, dengan
harian atau sangat sering nyeri kepala episodik, dengan tipikal bilateral, menekan
atau mengikat dengan kualitas intensitas nyeri sedang sampai berat, berlangsung
beberapa jam sampai beberapa hari, atau terus menerus. Nyeri kepala tidak
Kriteria diagnosis:
D. Tidak didapatkan: 1. lebih dari satu: fotofobia, fonofobia atau mual yang
mengurangi kambuhan nyeri kepala, modalitas terapi non farmakologis, dan terapi
2. Tahap awal penting pada tata laksana tension-type headache adalah edukasi
mengenai faktor pencetus dan implementasi tatalaksana stres dan latihan untuk
analgesik yang dijual bebas seperti asetaminofen, NSAID atau asam asetilsalisilat.
dan pemijatan.
pekerjaan, sekolah dan kualitas hidup, dan/atau penggunaan analgesik yang dijual
bebas meningkat (>10-15 hari per bulan). Pilihan terapi profilaksis meliputi
1) Antidepresan
mengurangi firing rate of trigeminal nucleus caudatus. Dalam jangka lama semua
kering, mata kabur, tremor dan dysuria, retensi urine, dan konstipasi.
2) Antiansietas
Baik pada pengobatan kronis dan preventif terutama pada penderita dengan
Kekurangan obat ini bersifat adiktif, dan sulit dikontrol sehingga dapat
a. Kontrol diet
b. Terapi fisik
d. Behaviour Treatment
1. Pengobatan Fisik
2. Terapi behaviour
headache bukanlah penyakit yang serius seperti tumor otak, perdarahan otak dan
3. Penanganan psikologis
Dalam hal ini harus diberikan penjelasan agar penderita dapat menerima hasil
Indikasi:
Perlu diberikan pada penderita yang sering mendapat serangan nyeri kepala pada
tension-type headache episodik dan serangan yang lebih dari 15 hari dalam'satu
4 hari/ bulan atau tidak ada respons terhadap terapi simtomatis, bahkan bila
glaukoma).
f. Terapi preventif seharusnya berbasis obat tunggal yang dititrasi pada dosis
serangan nyeri kepala pada diary nyeri kepala untuk mengetahui frekuensi dan
durasi nyeri kepala, gangguan fungsional, jumlah obat simtomatis yang diminum,
penderita.
b. Mulai dengan dosis rendah, dinaikkan sampai efektif atau tercapai dosis
maksimal.
2.3.4.2 Penatalaksanaan
– pelan sampai dosis 600 – 1200 mg. Jika keluhan nyeri menghilang,
tappering off
2.3.4.3 Prognosis
/ setahun
BAB III
KESIMPULAN
Nyeri kepala adalah semua perasaan yang tidak menyenangkan di daerah
kepala dan merupakan gejala atau gangguan umum yang dikeluhkan sehari-hari.
International Headache Society 2018 membagi nyeri kepala menjadi nyeri kepala
primer, nyeri kepala sekunder dan Painful Cranial Neuropathies, Other Facial
Pain and Other Headaches. Nyeri kepala primer dibagi menjadi Migrain, Tension
Type Headach, Cluster Headache, Trigeminal Neuralgia dan lain-lain Terapi pada
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, T., Zulfazli. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Dan Jenis Migrain Pada
Bahrudin, M. 2013. Neurologi Klinis. Nyeri. Hal 215-235. Malang: UMM Press
Grosberg BM, Friedman BW, Solomon 5, 2013. Approach to the Patient with
MNJ Vol 2 No 2. 89 – 97
Munir Badrul. 2017. Neurologi Dasar ed 2. Hlm 135 - 142. Malang : Sagung
Seto
University Press.
1. 84 – 89
23