Pembimbing : Dr. Fuad Hanif, Sp.S, M.Kes IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. TT Umur : 71 tahun Alamat : Rancakole, Pataruman Suku bangsa : Sunda Pekerjaan : Pegawai Swasta No CM : 238xxx Tanggal Masuk : 10 Juli 2014 Keluhan Utama : Lemas pada anggota gerak sebelah kiri Keluhan Tambahan : Bicara menjadi rero, artikulasi tidak jelas, tidak bisa berjalan Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kiri yang dirasakan sejak 1 hari SMRS. Pasien mengatakan lemah ketika ingin hendak mandi sore, sewaktu pagi pasien masih beraktifitas di sawah seperti biasanya Keluhan lain yang dirasakan adalah kesulitan ketika akan berjalan dan bicaranya rero, artikulasi tidak jelas. Pasien juga mengeluh tangan dan kaki kirinya terasa lemas. Kemudian keesokan harinya pasien dibawa ke puskesmas dan di tensi sampai 200mmHg Lalu akhirnya pasien dirujuk ke RSUD banjar untuk penanganan lanjut Dari awal kejadian sampai os dirawat di rumah sakit riwayat pingsan ( - ), nyeri kepala dirasakan jarang, muntah ( - ), kejang ( - ), demam( - ). Riwayat penyakit darah tinggi diakui pasien sejak 5 bulan yang lalu, pasien mengaku TD paling tinggi 180. Riwayat penyakit gula ( - ), penyakit jantung ( - ). Riwayat trauma disangkal pasien. Pasien mengaku belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal Riwayat Hipertensi (+) sejak 5 bulan yang lalu, tidak terkontrol Riwayat Diabetes Melitus, Asma dan Kejang disangkal Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal Riwayat Penyakit Keluarga Pasien gemar memakan-makan makanan asin dan goreng-gorengan, pasien sudah berhenti merokok sejak 15 tahun yang lalu, pasien juga jarang mengkonsumsi kopi, kebiasaan menggunakan alkohol disangkal Riwayat Psikososial Riwayat Pengobatan Pasien sudah berobat ke puskesmas untuk keluhan yang sekarang tetapi dirujuk ke rumah sakit Pasien juga hanya menggunakan obat warung (paramex) untuk meredakan sakit kepalanya Riwayat Alergi Riwayat alergi terhadap makanan, debu, cuaca dan obat-obatan disangkal Tampak sakit sedang Composmentis KU Kesadaran Denyut Nadi : 90 x/mnt, reguler, lemah , isi cukup TD : 150/90mmHg Pernafasan : 20x/menit, reguler Suhu : 36,7 o C TTV 7 Status Generalis Kepala : Normochepal Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-) Hidung : Normonasi, sekret (-/-), Epistaksis (-/-), Hipertrofi konka (-/-), Polip (-/-) Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-). Mulut : Mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-). Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-)
8 Status Generalis Jantung Inspeksi : Iktus kordis terlihat pada ICS 4 midclavikula sinistra Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 4 midclavikula sinistra, kuat, reguler Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
Abdomen Inspeksi : Bentuk datar Auskultasi : BU (+) normal Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, asites (-) Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (+), hepar, lien, tidak teraba.
10 Nervus Olfaktorius kanan kiri Daya pembau Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL Kanan Kiri Visus 6/6 6/6 Lapang Pandang Normal normal Funduskopi
Tidak Dilakukan Papil edema Arteri:Vena NERVUS OPTIKUS 11 Kanan Kiri Ptosis - - Gerakan Mata Medial Baik Baik Atas Baik Baik Bawah Baik Baik Ukuran Pupil Pupil bulat isokor ODS 3 mm Refleks Cahaya Langsung + + Refleks Cahaya Konsensual + + Akomodasi baik baik 12 Nervus Trokhlearis Kanan Kiri Gerakan Mata Medial Bawah Baik Baik Menggigit Normal Membuka mulut normal Sensibilitas Oftalmikus + + Maksilaris + + Mandibularis + + Refleks kornea + + NERVUS TRIGEMINUS 13 Kanan Kiri Gerakan mata ke lateral + + 14 Kanan Kiri Motorik Mengangkat alis + + Menyeringai + Tertinggal Mencucu + - Mengembung - - Sensorik Daya kecap lidah 2/3 depan Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan NERVUS FACIALIS Terdapat Parase N VII Tipe Sentral Sinistra 16 Kanan Kiri Pendengaran a. Test detak arloji b. Test Rinne c. Test Weber d. Test Swabach
(+)
Tidak Dilakukan
(+)
Tidak Dilakukan Keseimbangan a. Test Romberg b. Test telunjuk- hidung c. Test tumit-lutut
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus 17 Artikulasi Disatria (+) Arkus faring Asimetris Uvula Deviasi ke kanan Reflex muntah (+) Daya kecap lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan Terdapat Parase N IX dan X Kanan Kiri Memalingkan kepala baik baik Mengangkat bahu baik baik Sikap lidah Deviasi ke kiri Fasikulasi - Tremor lidah - Atrofi otot lidah - Parese N.XII sinistra tipe sentral NERVUS HIPOGLOSUS 18
Motorik
tonus normal, atrofi (-)
Vegetatif : Baik
R.fisiologis : BTR +/+ brachioradialis +/+ KPR +/+ APR +/+ R. Patologis : Babinski -/+ Chaddock -/- Oppenheim (-/-) Gordon (-/-) 5 0 5 0 19 Rasa raba: kanan-kiri sama
Rasa nyeri: kanan-kiri sama
Rasa suhu: Tidak dilakukan Pemeriksaan Sensorik 20 Pemeriksaan Lab 10 juni 2014
CT SCAN
Skor Gajah Mada : Stroke infark hanya terdapat reflek babinski (+) tanpa adanya penurunan kesadaran ataupun nyeri kepala. Siriraj Stroke Score : (2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x headache) + (0,1 x diastole) (3 x ateroma) 12 = (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 9) (3 x 0) 12 = (0 + 0 + 0 + 9 0) 12 = 9-12 = -3 Stroke infark
RESUME Seorang laki-laki dengan usia 71 tahun dengan keluhan lemah anggota gerak sebelah kiri sejak 1 hari SMRS, lemah diperberat sampai pasien tidak bisa berjalan, bicara menjadi rero, artikulasi tidak jelas, lemas terjadi secara mendadak, sakit kepala (+), sudah terasa sejak 7 bulan yang lalu, pasien hanya mengkonsumsi obat warung untuk menghilangkan sakitnya, mual (+). Sebelum ke IGD pasien dibawa ke puskesmas, menurut keluarga pasien tekanan darah pasien saat di puskesmas 200mmHg, sempat mendapat perawatan dipuskesmas lalu akhirnya pasien dirujuk ke RSUD Banjar. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 bulan SMRS, tidak terkontrol, Pasien gemar memakan-makan makanan asin dan goreng- gorengan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/90mmHg, nyeri epigastrium (+), N VII Parase tipe sentral sinistra, N IX & X Disatria (+), arkus faring asimetris, uvula deviasi kekanan, N XII lidah deviasi kekiri, reflek babinski (-/+)
Motorik :
Pada pemeriksaan penunjang didapati CT-Scan terlihat gambaran hipodens pada bagian ganglia basalis, pada EKG terlihat gambaran Complete Right Bundle Branch Blocked. Siriraj Score : Stroke infark, score gajah mada : stroke infark
Terapi Umum A (Airway), B (Breathing), C (Circulation) Menjaga keseimbangan cairan elektrolit Keseimbangan nutrisi
Terapi khusus Pemberian infus Asering 15 tpm Citicolin 2x250 Sohobion 5000 1x1 Injeksi Ranitidin 2x1 amp iv Rencana Edukasi Hindari makanan yang mengandung banyak kolesterol Hindari kelelahan fisik dan stress Makan yang cukup, diet tinggi protein, konsumsi garam dibatasi Olahraga yang teratur Istirahat yang cukup Minum obat teratur
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam Ad functionam : dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka Stroke Stroke adalah defisit neurologik fokal atau global yang terjadi secara mendadak akibat kelainan vaskular otak yang terjadi dalam 24 jam atau lebih atau pasien meninggal dunia, semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik PEMBAGIAN STROKE STROKE STROKE INFARK STROKE PERDARAHAN INFARK ATHEROTROMBOTIK INFARK EMBOLI INFARK LAKUNER PERDARAHAN INTRASEREBRAL PERDARAHAN SUBARACHNOID Perbedaan Stroke Infark
Faktor resiko terjadinya stroke Stroke Infark Cerebri Stroke infark serebri merupakan stroke non hemoragik yang disebabkan oleh iskemik sel otak yang berlangsung lama sehingga merubah fungsi dan struktur otak yang bersifat irreversibel.
Apabila CBF Suplai O 2 ke otak 30 detik metabolisme otak berubah 1 menit fungsi neuron berhenti 5 menit infark. Jika oksigenisasi ke otak dapat diperbaiki dengan cepat kerusakan kemungkinan reversibel. Patofisiologi pada Hipertensi Pada hipertensi kronis Tekanan dalam intravaskuler sangat tinggi Dinding pembuluh darah mengalami kerusakan (wall injury) T.intima,T.media,T.adventisia,Endotel rusak Endotel rusak banyak elemen elemen darah yang keluar (ex.faktor pembekuan) Terbentuk trombus Trombus membesar Trombus menjadi rapuh Lepas Trombus mencari cabang dan arteri yang sesuai dengan ukurannya Stenosis Autoregulasi terganggu (CBF terganggu) Infark Gejala Klinik :
Onset : sering terjadi pada waktu aktivitas ringan Tidak ada tanda tanda TTIK Keluhan : lumpuh, bicara tidak jelas Pada pemeriksaan fisik : pembesaran jantung Pada foto torak : elongatio aorta dan CTR > 50% Pada EKG : LVH (Left Ventrikel Hipertrofi)
Serangan gangguan fungsi saraf dengan gejala yang sesuai sistem yang terlibat:
B.Insufisiensi vertebrobasiler Hemiparesis alternans, black out Diplopia, disfagia, vertigo Hemianopsia, ataksia Diagnosis - Anamnesa - Pemeriksaan fisik umum dan neurologik - Melokalisasi tempat lesi - Mencari penyebab serta faktor resiko - Pemeriksaan tambahan : - Pemeriksaan hematologi - Pemeriksaan EKG, CT-Scan, MRI Skor siriraj
SS > 1 : Stroke Hemoragik -1 < SS < 1 : Perlu konfirmasi CT Scan SS< -1 : Stroke Non Hemoragik
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x vomitus) + (10% x tekanan diastolik) (3 x petanda ateroma) 12
Algoritma Gadjah mada PENATALAKSANAAN fase akut Pengelolaan Umum Breathing Blood : TD diturunkan bila > 220 /120 mmHg (stroke iskemik) dan > 180/100 mmHg (stroke hemoragik), penurunan tekanan darah maksimal 20 % Brain Bladder Bowel 48 Stroke iskemik Perbaikin aliran darah ke otak Obat trombolisis ( rt-PA 0.9 mg/kgBB maksumal 90 mg ) 3 jam awal Obat hemoheologi (pentoxifillin 15 mg.kgBB/hari ) mengurangi viskositas darah Cegah terjadinya trombosis Heparin (dosis awal 1000 u/jam) Warfarin (dosis hari 1 = 8 mg, hari 2 = 6 mg, hari ke -3 lihat INR) Obat anti agregasi trombosit aspirin 80 1200 mg/hari; dipiridamol (hambat jalur siklooksigenase; cilostazol dosis 2x 50 mg (hambat aktifitas fosfodiesterase); ticlopidin 2 x 250 mg (hambat receptor adensis difosfat; copidogrel 1 x 75 mg (inhibisis reseptor adenosisn difosfat dan thyenoprydine) Proteksi neuronal/sitoproteksi CDP Choline 500 2000 mg/hari meningkatkan sintesa phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas, menigkatkan sintesis asetilkolin suatu neurotrasnmiter Piracetam dosis bolus 12 gr IV lanjut 4 x 3 gr iv, hari ke-5 3 x 4 gr oral Statin neuroprotektif untuk iskemik otak dan stroke, mempunyai efek anti oksidan mengurangi pelepasan plaque dan memperbaiki pengaturan eNOS, antitrombus. 49 Stroke Hemoragik Pengelolaan konservatif perdarahan intra serebral Pemberiaan anti perdarahan Anti perdarahan Epsilon aminocproat 30 36 gr/hari Asam Traneksamat 6 x 1 gr mencegah lisisnya bekuan darah yg sudah terbentuk Pengelolaan konservatif perdarahan sub arachnoid Bed rest total penggunaan Morphin 15 mg IM pain killeer Cegah vasospasme Calcium Channel Blocker 60 90 mg oral tiap 4 jam selama 21 hari atau 15 30 mg/kg/jama selama 7 hari, dilanjutkan per oral 360 mg/hari selama 14 hari Pengelolaan operatif Tujuan Pengeluaran bekuan darah, penyaluran cairan serebrospinal & pembedahan mikro pada pembuluh darah 50 Fase pasca akut Terapi preventif Obat anti platelet aggregasi Faktor resiko dikurangi seminimal mungkin Rehabilitasi
51 Prognosis 1. Tingkat kesadaran : sadar 16% meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor meninggal 71%, dan koma meninggal 100%. 2. Usia : pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam. 3. Jenis kelamin :laki-laki lebih banyak 61% yang meninggal daripada perempuan 41%. 4. Tekanan darah tinggi prognosis jelek. 5. Lain-lain : cepat dan tepatnya pertolongan.
Komplikasi non neurologik 1. Akibat proses di otak Tekanan darah tinggi Hiperglikemi Edema paru Kelainan jantung Kelainan EKG Syndrome Inappropiate Anti diuretik Hormon (SIADH) Natriuresis Retensi cairan tubuh hiponatremi 2. Akibat imobilisasi Bronkopneumoni Trombophlebitis Emboli paru Depresi Nyeri dan kaku pada bahu Spastisitas umum Radang kandung kemih Kontraktur dan deformitas Dekubitus
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 2000:17 Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat: Jakarta. 2004: 260-7 Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Fakultas Kedokteran Unversitas Gajah Mada: Yogyakarta. 2005: 86-90 Nurimaba, Nurdjaman. Diktat Neurologi Klinis. UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran: Bandung. 1993.3-12 Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta. 2000: 270-6 Kumpulan Perkuliahan Neurologi. Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Jakarta: 2002. 132-5 Majalah Kedokteran Atma Jaya Vol. 1 No. 2 September 2002. Hal: 158-67. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan prevensi sekunder dalam Farmakoterapi dalam Neurologi. Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-73. Kelompok studi serebrovaskuler & Neurogeriatri, PERDOSSI : Guideline Stroke 2000 Seri Pertama, Jakarta, Mei 2000. National Institute of Neurological Disorders and Stroke: Classification of cerebrovascular disease III. Stroke 1990, 21: 637-76.