BELL’S PALSY
Disusun oleh:
Ayunovia Riszkyria Husada Adika
Pembimbing:
dr. Elvina Zuhir, Sp.S,M.Biomed
DEFINISI
• Prevalensi rata-rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000 populasi per
tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur
• adanya riwayat terpapar udara dingin seperti naik kendaraan dengan kaca
terbuka, tidur di lantai atau bergadang sebelum menderita bell’s palsy
4 teori etiologi Bell’s palsy
Teori
iskemik
vaskuler
Teori
infeksi
virus
Teori Teori
herediter imunologi
Patofisiologi Bell’s Palsy
Gambaran Klinis
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
NEUROLOGI PENUNJANG
Diagnosa Banding
Otitis Media
Herpes Zoster
Supurativa dan
Otikus
Mastoiditis
Sindroma Guillain
Trauma kapitis – Barre dan
Miastenia Gravis
Tumor
Leukimia
Intrakranialis
Istirahat terutama
pada keadaan
akut
Kortikosteroid :
• steroid sangat efektif dan harus digunakan untuk
meningkatkan kemungkinan pemulihan kembali
fungsi nervus fasialis.
• Dosis : 60 mg/hari selama 5 hari lalu dilakukan
penurunan dosis dalam waktu 5 hari berikutnya
Medikamentosa yaitu diturunkan 10 mg/hari
Terapi
Antiviral :
• Dosis Acyclovir diberikan 400 mg 5 kali sehari
selama 10 hari atau Valaciclovir 500 mg 2 kali
sehari selama 5 hari
• Bell’s palsy awitan awal antiviral yang
dikombinasikan dengan steroid tidak
meningkatkan probabilitas pemulihan kembali
Fisioterapi nervus fasilalis >7%
Operasi
Komplikasi
Synkinesis
Hemifacial Spasme
Prognosis
Prognosis Bell’s palsy baik yaitu sekitar 80-90% penderita sembuh dalam waktu
6 minggu sampai tiga bulan tanpa ada kecacatan
Penderita yang berumur 60 tahun atau lebih, mempunyai peluang 40% sembuh total
dan beresiko tinggi meninggalkan gejala sisa
Jika tidak sembuh dalam waktu 4 bulan, maka penderita cenderung meninggalkan gejala sisa
Keluhan utama :
Mulut mencong ke kiri sejak 3 hari yang lalu
Riwayat Sosial :
Pasien sedang menyusui anaknya yang berusia 2 bulan, sering kelelahan dan begadang.
Pola makan teratur. Seminggu ini nafsu makan berkurang. Pasien memiliki riwayat tidur di
lantai dan menggunakan kipas angin saat malam hari sebelumnya.
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Pemeriksaan Fisik
GCS : E4V5M6
Tanda vital : TD 110/70 mmHg; HR
85x/m; R 20x/m; T 36.9°C
Status General
Kepala : Normocephali
Mata : anemia -/-, ikt-/-
THT : dalam batas normal; wajah tidak ditemukan vesikel
pada daerah sekitar telinga dan tidak terdapat
pembengkakan atau massa pada kelenjer parotis
Thorax : Cor : S1S2 normal, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-),bising usus normal, hepar dan
lien tidak teraba
Ekstremitas : dalam batas normal.
Status Neurologi
Pemeriksaan Neurologis
1. Tanda rangsang Meningen:
- Kaku kuduk : Negatif
- Kernig : Negatif
- Brudzinski I : Negatif
- Brudzinski II : Negatif
2. Tanda peningkatan TIK
-Pupil : Isokor, reflek cahaya +/+ Ф3mm/3mm
3. Pemeriksaan Nervus Cranialis:
Kanan Kiri
N. V (N. Trigeminus
Kanan Kiri
Motorik :
Normal Normal
Sensorik :
Kanan Kiri
Kanan Kiri
Suara berbisik Normal Normal
Detik arloji Normal Normal
Rinne test Tidak dinilai Tidak dinilai
Webber test Tidak dinilai Tidak dinilai
Scwabach test : Tidak dinilai Tidak dinilai
N. IX (N. Glossopharingeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 Normal Normal
belakang
Kekuatan 5 5 5 5
Terapi
• Methylprednisolone 2x2 16 mg
• Mecobalamin 3x 1 tab 500mg
• Cendo cenfresh 3x1 tetes OD
• Fisioterapi
Prognosis
Ad vitam : dubius ad bonam
Ad fungsional : dubius ad bonam
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan suatu kasus Bell’s palsy
pada pasien perempuan berusia 28 tahun
Data epidemiologi:
• prevalensi Bell’s palsy rata-rata berkisar antara 10–30 pasien per 100.000 populasi per
tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur.
• Data yang dikumpulkan dari 4 buah Rumah sakit di Indonesia didapatkan frekuensi Bell’s
palsy sebesar 19,55 % dari seluruh kasus neuropati
Anamnesis :
didapatkan bahwa terdapat
kelumpuhan pada nervus fasialis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
tipe perifer : serta beberapa pemeriksaan fisik, dalam hal ini
• mulut pasien mencong ke kiri yaitu pemeriksaan neurologis.
• mata kanan tidak menutup
sempurna
• pipi terasa kencang Pada Bell’s palsy ditemukan adanya lesi nervus
• Sisi wajah sebelah kanan terasa fasialis (N.VII) perifer yang dapat dinilai saat
tebal, kaku, dan bergerak sendiri pasien dalam keadaan diam dan saat gerak
Pemeriksaan Fisik: (kontraksi otot-otot yang dipersarafi N.VII)
kelemahan pada otot wajah sisi
kanan dan menunjukkan lesi pada Lesi di luar foramen stylomastoideus
N.VII perifer
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
Pemeriksaan laboratorium, CT
spesifik untuk mendiagnosis kasus Bell’s palsy,
scan, MRI dan elektrodiagnostik
kecuali bila dicurigai adanya penyebab yang
tidak dilakukan pada pasien ini
lain.