Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. M
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Umur : 39 Tahun
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Buruh cuci
 Tanggal Masuk : 12 Maret 2019
 Tanggal Keluar : 15 Maret 2019

ANAMNESIS

 Keluhan Utama : Benjolan pada pergelangan tangan kanan


 Keluhan Tambahan : Nyeri pada benjolan di pergelangan tangan
kanan
 Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke poli bedah RSPBA dengan keluhan benjolan di
pergelangan tangan kanan sejak 2 bulan yang lalu. Dua bulan yang lalu
benjolan tidak terlalu dirasa karena sangat kecil ukurannya. Benjolan
semakin lama dirasakan semakin membesar seperti ukuran kacang hijau.
Nyeri disertai rasa pegal pada benjolan dirasakan pasien bila beraktifitas
menggunakan tangan kanannya. Pasien mengaku belum pernah mengalami
hal yang sama sebelumnya dan belum pernah diobati.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik

1
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg RR : 20x/menit
Nadi : 68x/menit Suhu : 36,7 ‘C

Status Generalis

a. Pemeriksaan Kulit

Warna kulit coklat muda, ikterik (-), sianosis (-), CRT < 2 detik, turgor

kulit baik, akral hangat.

b. Kepala

Bentuk : Normochepal

Rambut : Rambut berwarna hitam, lurus

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema


palpebra (-/-)
Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi
septum (-)

Telinga : Normal (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-)

Mulut : Tampak simetris, kering (-), sianosis(-)

c. Pemeriksaan Leher

Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran KGB

Kelenjar Tiroid : Tidak terada pembesaran kelenjar tiroid

JVP : Tidak ada peningkatan 5–2 cm H2O

d. Pemeriksaan Toraks

Bentuk : Simetris kiri = kanan

Sela iga : Normal

 Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak

Palpasi : Iktus cordis teraba

2
Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan : ICS VI linea parasternalis dextra

Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal; Murmur (-);


Gallop (-)

 Paru-Paru

Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris

Palpasi : Vokal fremitus kanan/kiri sama, massa (-), krepitasi (-)

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)

e. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : Perut datar, massa (-)

Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)

Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen

f. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada

Inferior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada

Status Lokalis

a. Regio dorsal wirst dextra

Inspeksi : benjolan(+), eritema: (-)

Palpasi : Teraba masa (+), konsistensi kenyal, ukuran ± 2 cm, nyeri


tekan (+)

3
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium 12 Maret 2019

DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Hemoglobin 14,3 Lk 14-18 Gr/dl


Wn 12-16
Leukosit 8.800 4.500 – 10.700 Ul

Hit Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %

Hit Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %

Hit Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %

Hit Jenis Leukosit Segmen 60 50 – 70 %

Hit Jenis Leukosit Limposit 31 20 – 40 %

Hit Jenis Leukosit Monosit 8 2–8 %

Eritrosit 4,6 Lk 4,6 – 6,2 Ul


Wn 4,2 – 6,4
Hematokrit 41 Lk 50 – 54 %
Wn 38 – 47
Trombosit 278.000 159.000 – Ul
400.000
MCV 88 80 – 96 Fl

MCH 31 27 – 31 Pg

MCHC 35 32 – 36 g/dl

CT 13 9 – 15 Menit

BT 3 1–7 Menit

IMUNOLOGI
Pemeriksaan Hasil
HBsAg Non Reaktif (-)

4
KIMIA DARAH
Pemeriksaan Hasil Normal Satuan

Gula darah 118 <200 Mg/dl


sewaktu
Urea 17 10 – 50 Mg/dl

Kreatinin 0,5 Lk 0,6-1,1 Mg/dl


Wn 0,5-0,9

EKG

RONGEN TORAKS

5
DIAGNOSIS KERJA
Ganglion dorsal wrist dextra

DIAGNOSIS BANDING
 Lipoma
 Dermatofibroma

PENATALAKSANAAN
Non farmakologi:

Ekstirpasi ganglion

Farmakologi:

IVFD RL XX tpm

Ceftriaxone 2x1 gr IV

Ranitidin 2x1 amp IV

Ketorolac 3x1 amp drip

PROGNOSIS

Quo ad vitam : Bonam


Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad sanactionam : Bonam

6
TINJAUAN PUSTAKA

1. DEFINISI

Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang

terbentuk dari kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan

kental jernih yang mirip dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor

jaringan lunak yang paling sering didapatkan pada tangan. Ganglion biasanya

melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan tangan atau melekat

pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan dengan struktur

apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi, dapat

bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang.

Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat

lunak hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista

sehingga kadang didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada

tempat-tempat berikut ini:

 Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"),

pada telapak tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada

daerah ibu jari. Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan

tangan, dan kadang diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.

 Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst").

Kista ini berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada

tempatnya, dan kadang terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.

7
Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar

kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi

terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya

disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.

2. ANATOMI

Ganglion terjadi pada sendi, oleh karena itu perlu diketahui mengenai

anatomi sendi. Ganglion ditemukan pada sendi diartrodial yang merupakan jenis

sendi yang dapat digerakkan dengan bebas dan ditemukan paling sering pada

wrist joint. Hal ini mungkin diakibatkan banyaknya gerakan yang dilakukan oleh

wrist joint sehingga banyak gesekan yang terjadi antar struktur di daerah tersebut

sehingga memungkinkan terjadinya reaksi inflamasi dan pada akhirnya

mengakibatkan timbulnya ganglion. Selain itu wrist joint merupakan sendi yang

kompleks karena terdiri dari beberapa tulang sehingga kemungkinan timbulnya

iritasi atau trauma jaringan lebih besar. Jenis sendi diartrodial mempunyai unsur-

unsur seperti rongga sendi dan kapsul sendi. Kapsul sendi terdiri dari selaput

8
penutup fibrosa padat serta sinovium yang membentuk suatu kantung yang

melapisi seluruh sendi dan membungkus tendon-tendon yang melintasi sendi.

Sinovium tidak terlalu meluas melampaui permukaan sendi tetapi terlipat

sehingga memungkinkan gerakan sendi secara penuh. Lapisan-lapisan bursa di

seluruh persendian membentuk sinovium. Sinovium menghasilkan cairan yang

sangat kental yang membasahi permukaan sendi. Cairan sinovial normalnya

bening, tidak membeku, dan tidak berwarna. Jumlah yang ditemukan pada tiap

sendi relatif sedikit (1-3 ml). Asam hialuronidase adalah senyawa yang

bertanggung jawab atas viskositas cairan sinovial dan disintesis oleh sel-sel

pembungkus sinovial. Bagian cair dari cairan sinovial diperkirakan berasal dari

transudat plasma. Cairan sinovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi

tulang rawan sendi.

3. EPIDEMIOLOGI

Kista ganglion merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering

ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Kista ini dapat terjadi pada

berbagai usia termasuk anak-anak; kurang lebih 15% terjadi pada usia di bawah

21 tahun. Tujuh puluh persen terjadi pada dekade kedua dan keempat kehidupan.

Perempuan tiga kali lebih banyak menderita dibandingkan laki-laki. Tidak

ditemukan predileksi antara tangan kanan dan kiri, dan tampaknya pekerjaan tidak

meningkatkan resiko timbulnya ganglion, namun referensi lain menyebutkan

bahwa ganglion banyak ditemukan pada pesenam dimana terjadi tekanan yang

besar pada pergelangan tangan.

9
4. ETIOLOGI

Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan

pembentukan kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat.

Teori ini menunjukkan bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif yang

melingkupi perubahan miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang

dipostulasikan oleh Angelides pada 1999, menjelaskan bahwa kista terbentuk

akibat trauma jaringan atau iritasi struktur sendi yang menstimulasi produksi asam

hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan sinovial-kapsular. Musin yang

terbentuk membelah sepanjang ligamentum sendi serta kapsul yang melekat untuk

kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama. Duktus pada akhirnya

akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar.

Seperti yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya

diketahui, namun ganglion dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum

yang melewati selubung tendon atau kapsul sendi baik akibat cedera, proses

degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak diketahui sebelumnya.

5. PATOFISIOLOGI

Kista ganglion dapat berupa kista tunggal ataupun berlobus. Biasanya

memiliki dinding yang mulus, jernih dan berwarna putih. Isi kista merupakan

musin yang jernih dan terdiri dari asam hialuronik, albumin, globulin dan

glukosamin. Dinding kista terbuat dari serat kolagen. Kista dengan banyak lobus

dapat saling berhubungan melalui jaringan duktus. Tidak terdapat nekrosis

dinding atau selularitas epitel atau sinovia yang terjadi.

10
 Normalnya, sendi dan tendon dilumasi oleh cairan khusus yang terkunci di

dalam sebuah kompartemen kecil. Kadang, akibat arthritis, cedera atau

tanpa sebab yang jelas, terjadi kebocoran dari kompartemen tersebut.

Cairan tersebut kental seperti madu, dan jika kebocoran tersebut kecil

maka akan seperti lubang jarum pada pasta gigi –jika pasta gigi ditekan,

walaupun lubangnya kecil dan pasta di dalamnya kental, maka akan

mengalir keluar- dan begitu keluar, tidak dapat masuk kembali. Hal ini

bekerja hampir seperti katup satu arah, dan akan mengisi ruang di luar area

lubang. Ketika kita menggunakan tangan kita untuk bekerja, sendi akan

meremas dan menyebabkan tekanan yang besar pada kompartemen yang

berisi cairan tersebut- ini dapat menyebabkan benjolan dengan tekanan

yang besar sehingga sekeras tulang.

 Cairan pelumas mengandung protein khusus yang menyebabkannya kental

dan pekat dan menyulitkan tubuh untuk me-reabsorbsi jika terjadi

kebocoran. Tubuh akan mencoba untuk menyerap kembali cairan tersebut,

tapi hanya sanggup menyerap air yang terkandung di dalamnya sehingga

membuatnya lebih kental lagi. Biasanya, pada saat benjolan cukup besar

untuk dilihat, cairan tersebut telah menjadi sekental jelly.

Kadang disebutkan bahwa ganglion berasal dari protrusi dari membran

sinovial sendi atau dari selubung suatu tendo. Namun, kami tidak dapat

memperlihatkan adanya hubungan antara rongga kista dengan selubung tendon

atau sendi yang berhubungan. Namun, terdapat kemungkinan bahwa kista berasal

dari bagian kecil membran sinovia yang mengalami protrusi dan kemudian terjadi

11
strangulasi sehingga terpisah dari tempat asalnya; bagian ini kemudian

berdegenerasi dan terisi oleh materi koloid yang berakumulasi dan membentuk

kista.

Cedera pada sendi/tendon

Terjadi kebocoran kompartemen

Cairan sinovial keluar dari luar kompartemen


(tidak bisa masuk kembali bersivat kental dan pekat)

Reabsopsi tubuh terganggu

Cairan sinovial menjadi sekental jelly


(mengisi ruang diluar ruang kebocoran)

Saat sendi bekerja terjadi peremasan pada sendi

Peningkatan tekanan pada kompartemen yang berisi cairan sinovial

Benjolan terbentuk dengan tekanan yang besar


(benjolan menjadi keras sekeras tulang / ganglion)

Keterbatasan gerak Nyeri

12
6. MANISFESTASI KLINIS

Meskipun kista ganglion umumnya asimtomatik, gejala yang muncul

dapat berupa keterbatasan gerak, parestesia dan kelemahan. Kista ganglion

umumnya soliter, dan jarang berdiameter di atas 2 cm. Dapat melibatkan hampir

semua sendi pada tangan dan pergelangan tangan. Dorsal wrist, volar wrist, volar

retinakular dan distal interfalangeal merupakan kista ganglion yang paling sering

ditemukan pada tangan dan pergelangan tangan. Ganglion terbesar terletak di

belakang lutut dan biasa disebut Kista Baker.

Sebagian pasien mengeluhkan benjolan di bawah kulit yang sebagian

besar terletak pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak pada

pergelangan tangan, di atas tendon pada dasar jari pada sisi telapak tangan, atau

pada sendi jari terdekat ke ujung jari. Ganglion umumnya tidak nyeri; namun

dapat menyebabkan nyeri ketika digerakkan atau menyebabkan masalah mekanis

(terbatasnya ruang gerak) tergantung dari lokasi ganglion tersebut. Kista ganglion

memiliki kecenderungan untuk membesar dan mengecil, kemungkinan karena

cairan yang terdapat dalam kista terserap kembali ke dalam sendi atau tendon

13
untuk kemudian diproduksi kembali. Masalah terbesar dengan ganglion adalah

ketakutan pasien bahwa benjolan tersebut merupakan sesuatu yang gawat.

7. DIAGNOSIS

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan kadang

melalui pemeriksaan radiologik. Dari anamesis bisa didapatkan benjolan yang

tidak bergejala namun kadang ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan

yang berlebihan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak

nyeri tekan. Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan

merupakan massa padat tapi merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan

dengan viskositas yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya gangguan

pergerakan dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun

lengan.

8. DIAGNOSIS BANDING

Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin

didapatkan di tangan seperti lipoma, kista, dermatofibroma, dan nevus

pigmentosus.

- Lipoma

Suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah kulit yang terdiri dari

lemak. Biasanya lipoma dijumpai pada usia lanjut (40-60 tahun), namun

juga dapat dijumpai pada anak-anak. Karena lipoma merupakan lemak,

maka dapat muncul dimanapun pada tubuh ini. Jenis yang paling sering

adalah yang berada lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya

14
lipoma berlokasi di kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan.

Jenis yang lain adalah yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam

otot, saraf, sendi, ataupun tendon.

- Dermatofibroma

Dermatofibroma adalah tumor kulit jinak yang teridiri dari sel

sel fibroblas (sel-sel yang membentuk jaringan lunak di bawah kulit).

Dermatofibroma tampak sebagi benjolan kecil berwarna merah sampai

coklat. Paling sering ditemukan di tungkai atau lengan. Kadang

menimbulkan gatal-gatal.

9. PENATALAKSANAAN

Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion. Pertama,

membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun. Setelah

diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut bukanlah

kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien diminta untuk

membiarkan dan menunggu saja. Jika ganglion menimbulkan gejala dan

ketidaknyamanan ataupun masalah mekanis, terdapat dua pilihan

penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista dengan menggunakan jarum)

dan pengangkatan kista secara bedah.

Terapi

1. Konservatif

1. Splint Immobilization (ganglion pergelangan tangan)

2. NSAIDs

15
2. Operatif

1. Pengambilan massa dengan teknik operasi terbuka.

2. Reseksi arthroskopik

3. Mengeluarkan cairan ganglion dengan menggunakan needle dan syringe

(aspirasi).

Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan

isinya setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena

diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di

dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista

sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi

kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan

substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi

meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89%

dengan substansi tambahan.

Gambar : Aspirasi cairan ganglion

16
Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi

saraf (hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf)

atau timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini

melibatkan insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama

dengan sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut

berasal. Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya

merupakan prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista

dan apakah kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf

atau tendon.

Insisi “S” memanjang, dilanjutkan diseksi tumpul dengan klem

Diseksi tajam dengan gunting, hati-hati mengenai masa kista

17
Setelah dasar kista teridentifikasi, klem, jangan sampai

tendon terpotong

Ikat bagian dasar dengan PGA, jahit subkutis.

Tutup kutis dengan nylon 4-0

Gambar : Ekstirpasi Ganglion Dorsal Wrist

10. KOMPLIKASI

Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran

ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana

terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah

menjadi ganas.

Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang dilakukan

berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu juga terdapat

resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau pembuluh darah.

11. PROGNOSIS

Prognosis penyakit tergantung dari beberapa hal:

• Kista yang berasal dari selaput tendon lebih mudah sembuh dengan suntikan

18
kortikosteroid dibandingkan dengan yang berasal dari sendi

• Kista dari pergelangan tangan bagian depan (volar wrist ganglion) akan lebih

mudah kembali setelah pembedahan dibandingkan kista pada bagian

dorsal.

Tingkat rekurensi setelah penanganan nonoperatif mencapai 30-60%

dibandingkan dengan yang dioperasi (5-15%). Total ganglionektomi

menghasilkan angka kesembuhan 85-95% jika kista dan akar diangkat bersamaan

dengan pemotongan sedikit dari kapsul tendo. Rekurensi setelah operasi biasanya

diakibatkan oleh pengangkatan kapsul atau membrane sinovial yang tidak

lengkap.

19
D A F TA R P U S TA K A

1. Widodo,djoko. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Penerbit : Fk UI.
Jakarta. 2007.
2. Staf pengajar FK UI. Kumpulan kuliah Ilmu Bedah. Penerbit :Fk UI.
Jakarta. 2005.
3. Sjamsuhidaja R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II Penerbit : EGC.
Jakarta. 2005.
4. Shines,Schwartz. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi 6. Penerbit :
EGC. Jakarta. 2006.
5. Snell RS; editor bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto...(et al.). Anatomi
klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006

20

Anda mungkin juga menyukai