Anda di halaman 1dari 19

Laporan Kasus

Tumor Axilla

Disusun Oleh :
Pattiyah, S.Ked

Preseptor :
dr. Eko Purnanto, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2019
BAB I
STATUS PASIEN
1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : An. T
Umur : 13 Tahun

1
2

Alamat : Jl. Batu Sangkar


Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum menikah
Suku Bangsa : Lampung
Tanggal Masuk : 12 Maret 2019, pukul 16.00 WIB
Ruang : Anak

1.2 RIWAYAT PENYAKIT


Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis terhadap
pasien pada tanggal 12 Maret 2019.
Keluhan Utama
Adanya benjolan di ketiak kiri sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan Tambahan
Benjolan dirasa membesar dan teraba keras
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke poliklinik bedah RSPBA dengan keluhan adanya
benjolan pada ketiak kiri sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit.
Benjolan dirasakan semakin membesar seukuran telur puyuh. Benjolan
teraba keras saat dipegang. Benjolan tidak terasa nyeri tetapi os merasa tidak
nyaman pada daerah ketiak kiri. Keluhan ini dirasa os hanya pada ketiak
kiri. 1 minggu sebelumnya os datang kepoliklinik bedah RSPBA dengan
keluhan yang sama. Oleh dr. Eko, Sp. B di berikan obat dan di pantau
selama 1 minggu. Setelah 1 minggu kemudian os datang kembali dan
mengatakan benjolan tidak kunjung mengecil. Keluhan ini baru pertama kali
dirasakan, riwayat trauma pada daerah ketiak disangkal dan batuk kronis
disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan serupa disangkal dan penyakit lainnya disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada

Riwayat Alergi
3

Tidak ada riwayat alergi obat maupun makanan

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien sehari-harinya hidup bersama orang tua dan 3 saudara kandungnya.
1.3 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15, E4 V5 M6
Vital Sign
– Tekanan Darah : 100/70 mmHg
– Nadi : 96 x/menit
– Pernapasan : 22 x/menit
– Suhu : 36.4°C
Status Generalis
a. Pemeriksaan Kulit
Warna kulit coklat, ikterik (-), sianosis (-), CRT < 2 detik, turgor kulit
baik, akral hangat.
b. Kepala
Bentuk : Normochepal
Rambut : Rambut berwarna hitam, lurus
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema
palpebra (-/-)
Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi
septum (-)
Telinga : Normal (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-)
Mulut : Tampak simetris, kering (-), sianosis(-)
c. Pemeriksaan Leher
Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba pembesaran KGB
Kelenjar Tiroid : Tidak terada pembesaran kelenjar tiroid
JVP : Tidak ada peningkatan 5–2 cm H2O
d. Pemeriksaan Toraks
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Sela iga : Normal
 Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
4

Palpasi : Iktus cordis teraba


Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Batas jantung kanan : ICS VI linea parasternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal; Murmur (-);
Gallop (-)
 Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk normal, statis, dinamis dan simetris
Palpasi : Vokal fremitus kanan/kiri sama, massa (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
e. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Perut datar, massa (-)
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
f. Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada
Inferior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada
Status Lokalis
a. Regio Axilla
Inspeksi : Terdapat benjolan pada ketiak kiri, berwarna merah (-)
Palpasi : Teraba benjolan sebesar  seukuran telur puyuh, nyeri
tekan (-), benjolan teraba keras.
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pada tanggal 12 Maret 2019
HEMATOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Hemoglobin 11,7 LK 14–18 Wn 12–16 gr/dl
2. Leukosit 7.000 4.500–10.700 Ul
3. Hit. Jenis Leukosit Basofil 0 0–1 %
4. Hit. Jenis Leukosit Eosinofil 0 0–3 %
5. Hit. Jenis Leukosit Batang 1 2–6 %
6. Hit. Jenis Leukosit Segmen 58 50–70 %
7. Hit. Jenis Leukosit Limfosit 34 20–40 %
8. Hit. Jenis Leukosit Monosit 7 2–8 %
9. Eritrosit 4,3 Lk 4,6–6,2 Wn 4,2–6,4 Ul
10. Hematokrit 34 Lk 40–54 Wn 38–47 %
5

11. Trombosit 289.000 159.000–400.000 Ul


12. MCV 82 80–96 Fl
13. MCH 28 27–31 Pg
14. MCHC 34 32–36 gr/dl
15. CT (Masa Pembekuan) 13 9-15 menit
16. BT (Masa Perdarahan) 3 1-7 Menit
17. LED (1 jam) 10 Lk 0-10 Wn0-20 Mm/jam
IMUNOLOGI
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. HBsAg Non Reaktif (-)
KIMIA DARAH
No. Pemeriksaan Hasil Normal Satuan
1. Gula Darah Sewaktu 91 < 200 mg/dl

1.5 RESUME
Os datang ke poliklinik bedah RSPBA dengan keluhan adanya
benjolan pada ketiak kiri sejak satu bulan sebelum masuk rumah sakit.
Benjolan dirasakan semakin membesar seukuran telur puyuh. Benjolan
teraba keras saat dipegang. Benjolan tidak terasa nyeri tetapi os merasa tidak
nyaman pada daerah ketiak kiri. Keluhan ini dirasa os hanya pada ketiak
kiri. 1 minggu sebelumnya os datang kepoliklinik bedah RSPBA dengan
keluhan yang sama. Oleh dr. Eko, Sp. B di berikan obat dan di pantau
selama 1 minggu. Setelah 1 minggu kemudian os datang kembali dan
mengatakan benjolan tidak kunjung mengecil. Keluhan ini baru pertama kali
dirasakan, riwayat trauma pada daerah ketiak disangkal dan batuk kronis
disangkal.
Pada pemeriksaan fisik di regio scrotalis ditemukan benjolan pada
ketiak kiri, benjolan teraba sebesar  seukuran telur puyuh dan teraba keras.
1.6 DIAGNOSIS KERJA
Tumor Axilla
1.7 DIAGNOSIS BANDING
a) Limfadenitis
b) Tumor axilla
c) Karsinoma
1.8 PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
6

a) IVFD RL XX gtt/menit
b) Inj Ceftriaxone 1gram (pre op)
c) Ceftriaxone 2x1gr IV
d) Ketorolac 3x1 amp
e) Ranitidin 3x1 IV

2. Operatif
- Eksisi
3. PROGNOSA
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad Fungtionam : ad bonam
Quo ad Sanationam : ad bonam
7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Neoplasma

Neoplasma adalah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-


sel yang tumbuh terus-menerus secara tidak terbatas, tidak terkoordinasi
dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Suatu Neoplasma,
sesuai definisi Willis, adalah massa abnormal jaringan yang pertumbuhannya
berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan pertumuhan jaringan normal serta
terus demikian walaupun rancangan yang memicu perubahan tersebut telah
berhenti. Hal mendasar tentang asal neoplasma adalah hilangnya
responsivitas terhadap faktor pengendali pertumbuhan yang normal. Sel
neoplastik disebut mengalami transformasi karena terus membelah diri,
tampak nya tidak perduli terhadap pengaruh regulatorik yang mengandalikan
pertumbuhan senormal. Selain itu, neoplasma berperilaku seperti parasit dan
bersaing dengan sel dan jaringan normal untuk memenuhi kebutuhan
metaboliknya. Tumor mungkin tumbuh subur pada pasien yang kurus kering.
Sampai tahap tertentu, neoplasma memiliki otonomi dan sedikit banyak terus
membesar tanpa bergantung pada lingkugan lokal dan status gizi pejamu.
Namun, otonomi tersebut tidak sempurna. Beberapa neoplasma
membutuhkan dukungan endokrin, dan ketergantungan semacam ini kadang-
kadang dapat dieksploitasi untuk merugikan neoplasma tersebut. Semua
neoplasma bergantung pada pejamu untuk memenuhi kebutuhan gizi dan
aliran darah.
Dalam penggunaan istilah kedoteran yang umum, neoplasma sering
disebut sebagai tumor, dan ilmu tentang tumor disebut onkologi (dari onkos,
tumor dan logos, ilmu) dalam onkologi, pembagian neoplasma menjadi
kategori jinak dan ganas merupakan hal penting. Pembagian ini didasarkan
pada penilaian tentang kemungkinan prilaku neoplasma. Suatu tumor
dikatakan jinak (beniga) apabila gambaran mikroskopik dan makroskopiknya
dianggap relatif tidak berdosa, yang mengisyaratkan bahwa tumr tersebut
akan terlokalisasi, tidak dapat menyebar ketempat lain, dan pada umumnya
8

dapat dikeluarkan dengan tindakan bedah lokal; pasien umumnya selamat.


Namun, perlu dicatat bahwa tumor jinak dapat menimbulkan kelainan yang
lebih dari sekedar benjolan lokal, dan kadang-kadang tumor jinak
menimbulkan penyakit serius. Tumor Ganas (maligna) secara kolektif disebut
kanker, yang berasal dari kata latin untuk kepiting ± tumor melekat erat
kesemua permukaan yang dipijaknya, seperti seekor kepiting. Ganas, apabila
diterapkan pada neoplasma, menunjukkan bahwa lesi dapat menyerbu dan
merusak struktur didekatnya dan menyebar ke tempat jauh (metastesis) serta
menyebabkan sedemikian ematikan.Sebagian ditemukan secara dini dan
berhasil dihilangkan, tetapi sebutan ganas menandakan bendera merah.

2.2 Metabolisme Sel Neoplasma

Dalam metabolisme neoplasma ada beberapa hal yang penting untuk kita
ketahui, yaitu :
1. Sumber Energi
Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari glikosis anaerob
karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, walaupun
mempunyai enzim-enzim lengkap untuk oksidasi. Berbeda dengan
sel-sel jaringan normal yang susunan enzimnya berbeda-beda maka
susunan enzim semua sel neoplasma ialah kurang lebih sama
(uniform).
2. Susunan Enzim
Sel normal lebih mengutamakan melakukan fungsi (yang
menghasilkan energi dengan jalan katabolisme) daripada
pembiakan (yang membutuhkan energi untuk anabolisme).Sel
neoplasma lebih mengutamakan pembiakan daripada melakukan
fungsinya, sehingga susunan enzim untuk katabolisme menjadi
tidak penting lagi.Karena itu susunan enzim sel-sel neoplasma
adalah uniform.
3. “Competitive Struggle”
Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk
protoplasma dan energi untuk tujuan tersebut. Sel-sel neoplasma
agaknya diberikan prioritas untuk mendapat asam-asam amino
9

sehingga sel-sel tubuh lainnya akan mengalami kekurangan. Ini


dapat menerangkan mengapa penderita tumor ganas pada stadium
terakhir mengalami cachexia.

2.3 Sifat Neoplasma

Sel neoplasma mengalami transformasi , oleh karena mereka terus-


menerus membelah. Pada neoplasma, proliferasi berlangsung terus
meskipun rangsang yang memulainya telah hilang.Proliferasi demikian
disebut proliferasi neoplastik, yang mempunyai sifat progresif,tidak
bertujuan, tidak memperdulikan jaringan sekitarnya,tidak ada hubungan
dengan kebutuhan tubuh dan bersifat parasitic.
Sel neoplasma bersifat parasitic dan pesaing sel atau jaringan normal atas
kebutuhan metabolismenya pada penderita yang berada dalam keadaan
lemah .Neoplasma bersifat otonom karena ukurannya meningkat terus.
Proliferasi neoplastik menimbulkan massa neoplasma, menimbulkan
pembengkakan / benjolan pada jaringan tubuh membentuk tumor.
Sifat lainnya:
1) Tumbuh Aktif
2) Otonom
3) Parasit
4) Tidak Berguna

2.4 Klasifikasi dan Tata Nama Neoplasma

Semua tumor baik tumor jinak maupun ganas mempunyai dua


komponen dasar ialah parenkim dan stroma. Parenkim ialah sel tumor yang
proliferatif,yang menunjukkan sifat pertumbuhan dan fungsi bervariasi
menyerupai fungsi sel asalnya. Sebagai contoh produksi kolagen ,musin,atau
keratin. Stroma merupakan pendukung parenkim tumor ,terdiri atas jaringan
ikat dan pembuluh darah. Penyajian makanan pada sel tumor melalui
pembuluh darah dengan cara difusi.
Klasifikasi neoplasma yang digunakan biasanya berdasarkan :
1. Klasifikasi Atas Dasar Sifat Biologik Tumor
Atas dasar sifat biologiknya tumor dapat dibedakan atas tumor
yang bersifat jinak ( tumor jinak ) dan tumor yang bersifat ganas
10

(tumor ganas) dan tumor yang terletak antara jinak dan ganas
disebut “ Intermediate” .
a) Tumor Jinak ( Benigna )
Tumor jinak tumbuhnya lambat dan biasanya mempunyai
kapsul.Tidak tumbuh infiltratif, tidak merusak jaringan
sekitarnya dan tidak menimbulkan anak sebar pada tempat yang
jauh.Tumor jinak pada umumnya disembuhkan dengan
sempurna kecuali yang mensekresi hormone atau yang terletak
pada tempat yang sangat penting, misalnya disumsum tulang
belakang yang dapat menimbulkan paraplesia atau pada saraf
otak yang menekan jaringan otak.
b) Tumor ganas ( maligna )
Tumor ganas pada umumnya tumbuh cepat, infiltratif.Dan
merusak jaringan sekitarnya.Disamping itu dapat menyebar
keseluruh tubuh melalui aliran limpe atau aliran darah dan
sering menimbulkan kematian.
c) Intermediate
Diantara 2 kelompok tumor jinak dan tumor ganas terdapat
segolongan kecil tumor yang mempunyai sifat invasive local
tetapi kemampuan metastasisnya kecil.Tumor demikian disebut
tumor agresif local tumor ganas berderajat rendah.Sebagai
contoh ialah karsinoma sel basal kulit.
2. Klasifikasi atas dasar asal sel / jaringan ( histogenesis )
Tumor diklasifikasikan dan diberi nama atas dasar asal sel tumor
yaitu :
a) Neoplasma berasal sel totipoten
Sel totipoten ialah sel yang dapat berdeferensiasi kedalam
tiap jenis sel tubuh.Sebagai contoh ialah zigot yang berkembang
menjadi janin.Paling sering sel totipoten dijumpai pada gonad
yaitu sel germinal. Tumor sel germinal dapat berbentuk sebagai
sel tidak berdifensiasi, contohnya : Seminoma atau diseger
minoma.Yang berdiferensiasi minimal contohnya : karsinoma
embrional, yang berdiferensiasi kejenis jaringan termasuk
11

trofobias misalnya chorio carcinoma. Dan yolk sac


carcinoma.Yang berdiferensiasi somatic adalah teratoma.
b) Tumor sel embrional pluripoten
Sel embrional pluripoten dapat berdiferensiasi kedalam
berbagai jenis sel-sel dan sebagai tumor akan membentuk
berbagai jenis struktur alat tubuh. Tumor sel embrional
pluripoten biasanya disebut embiroma atau biastoma, misalnya
retinobiastoma, hepatoblastoma, embryonal rhbdomyosarcoma/
c) Tumor sel yang berdiferensiasi
Jenis sel dewasa yang berdiferensiasi, terdapat dalam
bentuk sel alat-lat tubuh pada kehidupan pot natal.Kebanyakan
tumor pada manusia terbentuk dari sel berdiferensiasi.

Tata nama tumor ini merupakan gabungan berbagai faktor yaitu


perbedaan antara jinak dan ganas, asal sel epnel dan mesenkim lokasi dan
gambaran deskriptif lain.
1) Tumor epitel
Tumor jinak epitel disebut adenoma jika terbentuk dari epitel
kelenjar misalnya adenoma tiroid, adenoma kolon.Jika berasal
dari epitel permukaan dan mempunyai arsitektur popiler disebut
papiloma. Papiloma dapat timbul dari eitel skuamosa (papiloma
skuamosa), epitel permukaan duktus kelenjar ( papiloma
interaduktual pada payudara ) atau sel transisional ( papiloma sel
transisional ).
Tumor ganas epitel disebut karsinoma. Kata ini berasal dari kota
yunani yang berarti kepiting. Jika berasal dari sel skuamosa disebut
karsinoma sel skuamosa.Bila berasal dari sel transisional disebut
karsinoma sel transisional.Tumor ganas epitel yang berasal dari epitel
belenjar disebut adenokarsinoma.
2) Tumor jaringan mesenkin
Tumor jinak mesenkin sering ditemukan meskipun biasanya
kecil dan tidak begitu penting. Dan diberi nama asal jaringan
(nama latin) dengan akhiran “oma”. Misalnya tumor jinak
jaringan ikat (latin fiber) disebut “Fibroma”. Tumor jinak jaringan
lemak (latin adipose) disebut lipoma.
12

Tumor ganas jaringan mesenkin yang ditemukan kurang dari 1


persendiberi nama asal jaringan (dalam bahasa latin atau yunani ) dengan
akhiran “sarcoma” sebagai contoh tumor ganas jaringan ikat tersebut
Fibrosarkoma dan berasal dari jaringan lemak diberi nama Liposarkoma.
 Tumor campur (mixed Tumor)
Neoplasma yang terdiri dari lebih dari 1 jenis sel disebut
tumor campur (mixed tumor). Sebagai contoh tumor campur
kelenjar liur (adenoma pleomorfik kelenjar liur) yang terdiri atas
epitel kelenjar, jaringan tulang rawan dan matriks berdegenerasi
musin. Contoh lain ialah fibroadenoma mammae terdiri atas
epitel yang membatasi lumen, atau celah dan jaringan ikat
reneging matriks.
 Hamartoma dan koristoma
Hamartoma ialah lesi yang menyerupai
tumor.Pertumbuhannya ada koordinasi dengan jaringan individu
yang bersangkutan.Tidak tumbuh otonom seperti
neoplasma.Hamartoma selalu jinak dan biasanya terdiri atas 2
atau lebih tipe sel matur yang pada keadaan normal terdapat
pada alat tubuh dimana terdapat lesi hamartoma.
 Kista
Kista ialah ruangan berisi cairan dibatasi oleh epitel. Kista
belum tentu tumor / neoplasma tetapi sering menimbulkan efek
local seperti yang ditimbulkan oleh tumor / neoplasma.Beberapa
yang sering kita jumpai ialah kista :
 Congenital ( ialah kista bronchial dan kista ductus tiroglosusus).
 Neoplastik (chystadenoma, cystadenocarcinoma ovarium.)
 Parasitic (kista hidatid oleh echinococcus granulosus).
 Implantasi (kista epidermoid pada kulit setelah operasi).

2.5 Efek Neoplasma

Tumor jinak memberikan akibat-akibat pada penderita karena ketiga


kemungkinan:
1) Karena Posisinya
Posisi tumor. Proliferasi sel tumor akan membentuk masa
yang dapat menekan jaringan sekitarnya. Jaringan yang tertekan
13

akan menjadi atrofik. Adenoma kelenjar gondok akan menekan


trakea dan menggangu pernafasan. Tumor dalam ureter atau piala
ginjal akan menyebabkan bendungan air kemih. Tumor intracranial
misalnya meningioma dapat menyebabkan tekanan intracranial
meninggi.
2) Karena Komplikasi Sekunder
Perdarahan dapat terjadi pada tumor-tumor jinak di selaput
lender, misalnya papilloma pada tractus digestivus dan tractus
urinarus.
Pada tumor-tumor ini dapat pula terjadi tukak pada permukaannya
yang kemudian akan diikuti oleh infeksi.Pada tumor-tumor jinak
yang bertangkai seperti pada myoma subserosum atau suatu
cystadenoma ovarii dapat terjadi perputaran tangkai dan
menimbulkan rasa nyeri yang sangat. Tumor-tumor yang
bertangkai pada usus dapat menimbulkan intususepsi (invaginasi).
3) Produksi Hormone Yang Berlebihan
Tumor-tumor jinak kelenjar endokrin dapat menghasilkan
hormone yang berlebihan sehingga akan timbul akibat-akibat
kelebihan hormone ini pada penderita.Tumor ganas dapat
menimbulkan gangguan pada penderita disebabkan oleh posisinya
dan komplikasi sekunder seperti pada tumor jinak. Produksi
hormone yang berlebihan pada tumor ganas kelenjar endokrin
mungkin tidak terjadi karena sel-selnya berdiferensiasi buruk dan
tidak membentuk hormone.Malah mungkin terjadi defisiensi
karena terjadi kerusakan sel-sel normal oleh sel tumor.Yang
terpenting pada tumor ganas adalah terjadinya destruksi
jaringansekitarnya oleh pertumbuhan yang infiltratif dan terjadinya
metastasis.Sebagian variasi ini dipengaruhi oleh reaksi penderita
terhadap tumor.Beberapa penderita tampaknya tahan terhadap
penyebaran dan mungkin daya imunologik sel menahan
petumbuhan dan penyebaran sel kanker seperti suatu reaksi radang
lokal dengan perubahan histiosit pada kelenjar getah bening
regional.
14

Tumor ganas paling bayak menyebabkan kematian oleh karena


terjadinya cachexia, yaitu penderita sangat lemah, berat badan
sangat menurun dan keadaan umum sangat buruk. Keadaan ini
menyebabkan penderita sangat mudah diserang penyakit lain
seperti pneumonia. Biasanya ada hubungan antara jumlah
keganasan tumor dengan beratnya cachexia.Tumor yang berat
dengan penyebaran yang banyak biasanya menyebabkan cachexia
yang berat.Friedel (1965) berpendapat bahawa cachexia disebabkan
adanya anemi yang berat akibat banyaknya perusakan sel-sel darah
merah. Perusakan sel-sel darah merah yang berlebihan ini
disebabkan adanya hiperplasi susunn retikuloendotel pada keadaan
adanya tumor ganas, akibat dirangsang oleh jaringan tumor yang
nekrotik.Wilis (1967) berpendapat bahwa cachexia disebabkan oleh
berbagai faktor yang terjadi pada keadaan tumor ganas seperti:
starvation, terjadinya tukak dengan perdarahan, infeksi sekunder,
destruksi alat-alat tubuh penting seperti hati atau paru-paru oleh
anaksebar, rasa nyeri kurang tidur dan kegelisahan penderita.

2.6 Sifat Tumor Jinak dan Tumor Ganas

1. Diferensiasi dan Anaplasia


Istilah diferensiasi dipergunakan untuk sel parenkim
tumor.Diferensiasi yaitu derajat kemiripan sel tumor (parenkim tumor).
Jaringan asalnya yang terlihat pada gambaran morfologik dan fungsi sel
tumor.Proliferasi neoplastik menyebabkan penyimpangan
bentuk.Susunan dan sel tumor. Hal ini menyebabkan set tumor tidak
mirip sel dewasa normal jaringan asalnya. Tumor yang berdiferensiasi
baik terdiri atas sel-sel yang menyerupai sel dewasa normal jaringan
asalnya,sedangkan tumor berdiferensi buruk atau tidak berdiferensiasi
menunjukan gambaran sel primitive dan tidak memiliki sifat sel dewasa
normal jaringan asalnya. Semua tumor jinak umumnya berdiferensiasi
baik.Sebagai contoh tumor jinak otot polos yaitu leiomioma uteri.Sel
15

tumornya menyerupai sel otot polos. Demikian pula lipoma yaitu tumor
jinak berasal dari jaringan lemak ,sel tumornya terdiri atas sel lemak
matur,menyerupai sel jaringan lemak normal. Tumor ganas berkisar dari
yang berdiferensiasi baik sampai kepada yang tidak berdiferensiasi.
Tumor ganas yang terdiri dari sel-sel yang tidak berdiferensiasi disebut
anaplastik.
Anaplastik berasal tanpa bentuk atau kemunduran ,yaitu
kemunduran dari tingkat diferensiasi tinggi ke tingkat diferensiasi
rendah. Anaplasia ditentukan oleh sejumlah perubahan gambaran
morfologik dan perubahan sifat, pada anaplasia terkandung 2 jenis
kelainan organisasi yaitu kelainan organisasi sitologik dan kelainan
organisasi posisi. Anaplasia sitologik menunjukkan pleomorfi yaitu
beraneka ragam bentuk dan ukuran inti sel tumor. Sel tumor berukuran
besar dan kecil dengan bentuk yang bermacam-macam .mengandung
banyak DNA sehingga tampak lebih gelap (hiperkromatik )Anaplasia
posisionalmenunjukkan adanya gangguan hubungan antara sel tumor
yang satu dengan yang lain . terlihat dari perubahan struktur dan
hubungan antarasel tumor yang abnormal.
2. Derajat Pertumbuhan
Tumor jinak biasanya tumbuh lambat sedangkan tumor ganas cepat
.tetapi derajat kecepatan tumbuh tumor jinak tidak tetap,kadang –
kadang tumor jinak tumbuh lebih cepat daripada tumor ganas.karena
tergantung pada hormone yang mempengaruhi dan adanya penyediaan
darah yang memadai.
Pada dasarnya derajat pertumbuhan tumor berkaitan dengan tingkat
diferensiasi sehingga kebanyakan tumor ganas tumbuh lebih cepat
daripada tumor jinak.
Derajat pertumbuhan tumor ganas tergantung pada 3 hal,yaitu :
1. Derajat pembelahan sel tumor
2. Derajat kehancuran sel tumor
3. Sifat elemen non-neoplastik pada tumor
Pada pemeriksaan mikroskopis jumlah mitosis dan gambaran aktivitas
metabolisme inti yaitu inti yang besar,kromatin kasar dan anak inti
besar berkaitan dengan kecepatan tumbuh tumor.
16

Tumor ganas yang tumbuh cepat sering memperlihatkan pusat-pusat


daerah nekrosis / iskemik. Ini disebabkan oleh kegagalan penyajian
daerah dari host kepada sel – sel tumor ekspansif yang memerlukan
oksigen.
3. Invasi Lokal
Hampir semua tumor jinak tumbuh sebagai massa sel yang kohesif
dan ekspansif pada tempat asalnya dan tidak mempunyai kemampuan
mengilfiltrasi ,invasi atau penyebaran ketempat yang jauh seperti pada
tumor ganas.
Oleh karena tumbuh dan menekan perlahan – lahan maka biasanya
dibatasi jaringan ikat yang tertekan disebut kapsul atau simpai,yang
memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat sekitarnya. Simpai
sebagian besar timbul dari stroma jaringan sehat diluar tumor, karena
sel parenkim atropi akibat tekanan ekspansi tumor.Oleh karena ada
simpai maka tumor jinak terbatas tegas, mudah digerakkan pada
operasi. Tetapi tidak semua tumor jinak berkapsul,ada tumor jinak yang
tidak berkapsul misalnya hemangioma.
Tumor ganas tumbuh progresif,invasive,dan merusak jaringan
sekitarnya. Pada umumnya terbatas tidak tegas dari jaringan
sekitarnya.Namun demikian ekspansi lambat dari tumor ganas dan
terdorong ke daerah jaringan sehat sekitarnya. Pada pemeriksaan
histologik,masa yang tidak berkapsul menunjukkan cabang – cabang
invasi seperti kaki kepiting mencengkeram jaringan sehat sekitarnya.
Kebanyakan tumor ganas invasive dan dapat menembus dinding
dan alat tubuh berlumen seperti usus,dinding pembuluh darah,limfe
atau ruang perineural. Pertumbuhan invasive demikian menyebabkan
reseksi pengeluaran tumor sangat sulit.
Pada karsinoma in situ misalnya di serviks uteri ,sel tumor
menunjukkan tanda ganas tetapi tidak menembus membrane basal.
Dengan berjalannya waktu sel tumor tersebut akan menembus
membrane basal.
4. Metastasis / Penyebaran
Metastasis adalah penanaman tumor yang tidak berhubungan
dengan tumor primer.Tumor ganas menimbulkan metastasis sedangkan
17

tumor jinak tidak. Infasi sel kanker memungkinkan sel kanker


menembus pembuluh darah, pembuluh limfe dan rongga
tubuh,kemudian terjadi penyebaran. Dengan beberapa perkecualian
semua tumor ganas dapat bermetastasis. Kekecualian tersebut adalah
Glioma ( tumor ganas sel glia ) dan karsinoma sel basal , keduanya
sangat infasif, tetapi jarang bermetastasis.
Umumnya tumor yang lebih anaplastik,lebih cepat timbul dan padanya
kemungkinan terjadinya metastasis lebih besar. Namun banyak
kekecualian.Tumor kecil berdiferensiasi baik, tumbuh lambat, kadand-
kadang metastasisnya luas. Sebaliknya tumor tumbuh cepat ,tetap
terlokalisir untuk waktu bertahun- tahun.

2.7 Penyebab Kanker

Segala sesuatu yang menyebabkan terjadinya kanker disebut karsinogen.


Dan berbagai penelitian dapat diketahui bahwa karsinogen dapat dibagi ke
dalam 4 golongan :
1.Bahan kimia
Karsinogen kimia, Kebanyakan karsinogen kimia ialah pro-
karsinogen .Yaitu karsinogen yang memerlukan perubahan metabolis
agar menjadi karsinogen aktif, sehingga dapat menimbulkan perubahan
pada DNA, RNA, atau Protein sel tubuh.
2.Virus
Karsinoen virus, Virus yang bersifat karsinogen disebut virus
onkogenik. Virus DNA dan RNA dapat menimbulkan transformasi sel.
Mekanisme transformasi sel oleh virus RNA adalah setelah virus RNA
diubah menjadi DNA provirus oleh enzim reverse transeriptase yang
kemudian bergabung dengan DNA sel penjamin. Setelah mengenfeksi
sel, materi genitek virus RNA dapaat membawa bagian materi genitek
sel yang di infeksi yang disebut V-onkogen kemudian dipindahkan ke
materi genitek sel yang lain.
3.Radiasi (ion dan non-ionisasi)
18

Karsinogen Radrasi, Radrasi UV berkaitan dengan terjadinya


kanker kulit terutama pada orang kulit putih. Karena pada sinar / radiasi
UV menimbulkan dimmer yang merusak rangka fosfodiester DNA.
4.Agen biologic
Agen Biologik
1.Hormon : bekerja sebagai kofaktor pada karsinogenesis
2.Mikotoksin : Mikotoksin ialah toksin yang dibuat oleh jamur
3.Parasit : Parasit yang dihubungkan dengan terjadinya kanker ialah
schistosoma dan clonorchis sinensis.
Faktor-faktor mempengaruhi angka kejadian kanker :
1.Jenis kelamin
2.Umur
3.Ras ( suku bangsa )
4.Lingkungan
5.Geografik
6.Herediter

2.8 Penyebab Tumor Ganas

Dua yang dimiliki oleh sel tumor ganas ( kanker ) ialah kemampuan untuk
menginvasi jaringan setempat dimana tumor ganas itu tumbuh ( lokal ) dan
metastasis / menyebar ketempat yang jauh dari tumor induk. Invasi dan
metastasis merupakan sifat biologik utama tumor ganas.

2.9 Gambaran Klinik Neoplasma

Pengaruh tumor pada penderita :


 Akibat local
Masa jaringan tumor yang tumbuh menimbulkan tekanan pada alat –
alat penting di sekitarnya. Misalnya pembuluh darah, saraf,saluran
visceral,duktus dan alat padat yang menimbulkan berbagai komplikasi.
 Akibat umum
Pada umumnya penderita kanker menjadi kurus diikuti oleh badan
lemah,anemia, dan anoreksia.
Koheksi (kumpulan gejala- gejala) disebabkan oleh kelainan
metabolisme ,bukan dari kebutuhan makanan ,melainkan akibat dari
kerja factor terlarut seperti sitoksin yang diproduksi tumor.
 Aktivitas Fungsi
19

Aktifitas fungi lebih khas pada tumor jinak dari pada tumor
ganas / kanker,karena tumor ganas selnya udak berdiferensiasi
maka kemampuannya hilang.

2.10 Pendekatan Diagnosis Tumor

• Kecurigaan klinis
Kecurigaan diagnosa kanker ialah badan lemah, anoreksia, berat badan
turun.Menegakkan diagnosis dengan adanya riwayat penyakit.
• Diagnosis Lab Kanker
Pemeriksaan Histopatologi dan Sitologi
Diagnosis hispatologi adalah cara yang pasti untuk menegakkan
diagnosis neoplasma. Kedua ujung sprektum jinak – ganas memang
tidak ada masalah,tetapi diantara keduanya terletak daerah abu – abu
daerah yang sukar dan sebaiknya kita bijaksana dan hati – hati.
•Diagnosis Dini Kanker
Untuk menemukan stadium dini kanker harus dilakukan pemeriksaan
rutin pada pasien yang tidak menunjukkan gejala.
Beberapa usaha penemuan kanker tingkat dini :
1.Pemeriksaan sitologi serviks ( PAPTES ) rutin tahunan pada wanita
berusia > 35 tahun.
2.Usia 50 tahun atau lebih diadakan pemeriksaan sigmoideskopi tiap 3-5
tahun,untuk menemukan lesi pada rectum.
3.SADARI ( memeriksa payudara sendiri ) bulanan,untuk menemukan
benjolan kecil pada payudara sendiri.
4.Pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala.
5.Agar memperhatikan tanda WASPADA akan kanker.

Anda mungkin juga menyukai