Anda di halaman 1dari 11

Tandungan, Sera Trifosa

Kelompok 4 (Tulip)

LIMFADENOPATI

A. Definisi

Limfadenopati adalah ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran, konsistensi,


ataupun jumlahnya. Pada daerah leher (cervical), pembesaran kelenjar getah bening didefinisikan
bila kelenjar membesar lebih dari diameter satu centimeter. Pembesaran kelenjar getah bening
dapat dibedakan menjadi limfadenopati lokalisata dan generalisata. [ CITATION Ast14 \l 1033 ]

B. Anatomi & Fisiologi


Sistem limfatik mempunyai peranan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Limfonodus/Kelenjar Getah Bening (KGB) menyaring cairan limfe yang beredar di sistem limfe
dalam seluruh tubuh.

Gambar 1. Anatomi sistem limfatik


Fungsi dari sistem limfe ini adalah :
1. Pertahanan terhadap penyakit
2. Mengembalikan kelebihan cairan filtrasi
3. Transportasi lemak yang diserap
4. Mengembalikan protein plasma yang difitrasi oleh kapiler [ CITATION NiM15 \l 1033 ]

C. Etiologi
1. Infeksi virus
Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus,
Parainfluenza Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus,
Adenovirus ataupun Retrovirus.
2. Infeksi bakteri
disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus.
3. Keganasan
Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma juga dapat
menyebabkan limfadenopati.
4. Obat-obatan
Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul setelah
pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid.
5. Imunisasi
Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah leher, seperti setelah
imunisasi DPT, polio atau tifoid.
6. Penyakit sistemik lainnya
Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki,
penyakit Kimura, penyakit Kikuchi.[ CITATION Ine18 \l 1033 ]
D. Patofisiologi

Abnormalitas genetic, factor


lingkungan, infeksi virus

Gangguan termoregulasi
Nyeri Pembesaran kelenjar Hipertermi Resiko
getah bening Resiko terjadinya
terjadinya infeksi
infeksi

Mendesak jaringan sekitar Mendesak pembuluh darah Mendesak sel saraf

Sistem pernapasan Sistem saraf Sistem pencernaan Sistem Respons psikososial


muskuluskletal

Pa O2 menurun Paralisis faringeal Efek hiperventilasi Sesak napas


PCO2 meningkat Penurunan suplai Tindakan invasif
Sesak napas Produksi asam oksigen kejaringan
Peningkatan Kesulitan menelan
lambung
produksi sekret meningkat Koping tidak
Penurunan Peristaltik Peningkatan efektif
imunitas Penurunan nafsu
menurun metabolisme
makan
anaerob
Ansietas

Mual, nyeri Peningkatan


Jalan nafas tidak lambung konstipasi produksi asam
efektif laktat
Pola napas tidak
efektif

Kelemahan fisik
umum,odem
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Intoleransi aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1. Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC.
2. Sering keringat malam.
3. Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan.
4. Timbul benjolan di bagian leher.
5. Fatigue
6. Malaise [ CITATION Ine18 \l 1033 ]
F. Komplikasi
Komplikasi limfadenopati yang muncul berbeda-beda tergantung dari penyebab yang
menyertainya. Jika penyebabnya adalah infeksi maka komplikasi yang sering muncul adalah
I. Terbentuknya Abses
Abses adalah kumpulan nanah yang teralokasi yang disebabkan oleh infeksi. Nanah mengandung
cairan, sel darah putih, jaringan mati dan bakteri atau organisme lainnya.
II. Penyebaran infeksi melalui aliran darah
Infeksi bakteri dimana saja pada bagian tubuh, dapat berkembang menjadi sepsi, yang
merupakan infeksi besar pada aliran darah. Sepsis dapat berkembang menjadi kegagalan organ
dan kematian. [ CITATION drT16 \l 1033 ]
G. Penatalaksanaan
Jika pembesaran KBG disebabkan oleh infeksi, tatalaksana tergantung pada penyebab dari
limfadenitis. Kompres hangat biasanya diberikan untuk mengurangi nyeri. Limfadenitis oleh
virus biasanya bersifat self-limited dan dapat sembuh dengan observasi. Kebanyakan limfadenitis
disebabkan oleh bakteri sehingga pemberian antibiotik harus diperhatikan.Apabila terjadi
limfadenitis supuratif biasanya disebabkan oleh Staphyilococcusaureus dan Streptococcus
pyogenes (group A). Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan
respon positif dalam 72 jam.
Pengobatan akibat bakteri adalah antibiotik oral 10 hari, dapat diberikan Flucloxacillin
25mg/kgBB 4 kali sehari. Flucloxacillin merupakan antibiotik pilihan karena tahan terhadap
Penisilinase. Bila ada reaksi alergi pada golongan Penisilin, dapat diberikan Cephalexin
25mg/kgBB 3 kali sehari, atau Eritromisin 15mg/kgBB 3 kali sehari. Pada tularemia biasanya
diberikan Streptomisin. Jika penyebab adalah TB, berikan OAT.Apabila penyebab dari
limfadenopati colli ini adalah akibat dari metastasis keganasan kepala-leher dapat
dipertimbangkan untuk melakukan terapi operatif, salah satunya adalah diseksi leher [ CITATION
Ast14 \l 1033 ]
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Rontgen Thoraks
Foto rontgen dilakukan apabila dicurigai adanya kelainan di paru seperti Tuberkulosis.
c. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat mendiagnosis limfadenopati servikalis.
Dengan menggunakan USG dapat mengetahui ukuran, bentuk, gambaran mikronodular, nekrosis
intranodular, serta ada atau tidaknya kalsifikasi.
d. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan CT Scan dapat mendeteksi adanya pembesaran KGB servikalis dengan
diameter 5 mm atau lebih. Pemeriksaan dengan CT Scan dan MRI dapat menentukan lokasi
anatomi yang lebih baik, ukuran, bentuk, batas, dan struktur dalam KG, dan menilai jaringan
lunak sekitar KGB.15
e. Biopsi
Fine Needle Aspiration (FNA) dilakukan untuk menentukan histologi kelenjar limfe
I. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan abnormal.
2. Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.
3. Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti
karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;
fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.
4. Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak
bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau
keganasan.
II. Data Analisis
No Data Etiologi Masalah
.
1. DS  : pasien mengatakan lemas Anemia, lemah, Intoleransi aktifitas
DO : N : 60 x/menit,  TD : 100/60 dan letih.
mmHg
-    Wajah pucat
-    Tubuh lemas

2. DS  : pasien mengatakan sesak Hb yang mengikat Pola nafas tidak


DO : RR : 30 x/menit, O2 menurun, suplay efektif
O2 ke jaringan
menurun.

3. DS : pasien mengatakan tidak nafsu Mual, muntah, Ketidak


makan. anorexia, dan  seimbangan nutrisi
DO : BB: 50 kg, LILA : 38 cm, Hb: anemia.
12 gram/DI, anorexia

4. DS : pasien mengatakan nyeri pada Benjolan pada Nyeri


leher kiri saat ditekan. leher kiri bila
DO : ditekan.
-    P  : benjolan pada leher kiri
-    Q : berat
-    R : leher kiri
-    S  : 7
-    T  : saat tekan
III. Diagnosa Keperawatan
a.       Intoleransi aktifitas berhubungan dengan anemia, lemah, dan letih.
b.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan palpitasi, suplay O2 kejaringan
menurun.
c.       Ketidak seimbangan nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, anorexia, dan
anemia.
d.      Nyeri berhubungan dengan benjoln pada leher kiri bila ditekan.
IV. Perencanaan
V. Tanggal N Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
o hasil
1 Oktober 2011 1 Intoleransi Dalam Secara -       Berikan -       Motivasi
motivasi dapat
aktifitas waktu 2 x subyektif
kepada klien membantu
berhubunga 24 jam pasien terhadap klien untuk
peningkatan lebih
n dengan anemia, mengatakan
aktivitas bersemangat
anemia, lemah, bahwa lemas dalam
melakukan
lemah, dan letih sudah
atau
letih. sudah berkurang. menigkatkan
aktifitas
berkurang Secara
-       Bantu atau sehari –
dan dapat obyektif perintahkan harinya
klien untuk -       Relaksasi
melakuka didapatkan
mengambil mengurangi
n aktifitas N : 75 – 100 nafas dalam resiko
agar pasien kelelahan
dengan x/menit,
relaksasi pada klien
normal TD : 110 – -       Kaji respon
emosional
kembali. 120/ 80 – 90 -    Respon
dan spiritual
mmHg, emosional
wajah sudah dan spiritual
tidak tampak mempengaru
pucat, dan hi kondisi
tubuh tidak pasien dalam
lemas. melakukan
aktifitas
sehari –
harinya.
2 Pola napas Dalam Secara -    Kaji TTV -       Nilai TTV
yang tidak
tidak efektif waktu subyektif pasien.
normal
berhubunga 2x24 jam pasien menujukkan
n dengan sesak mengatakan adanya
abnormalitas
palpitasi, nafas bahwa sesak
pada bagian
suplay O2 sudah nafas sudah kerja organ
dalam pada
kejaringan berkurang berkurangda
tubuh klien.
menurun. , suplay n secara -       Berikan -       Terapi
terapi oksigen
O2 ke obyektif RR:
oksigen dapat
jaringan 18 – 24 membantu
pengurangan
terpenuhi. x/menit,
-       Latih klien beban paru
serta suplay untuk -       Bernafas
bernafas perlahan –
atau asupan
secara lahan dapat
O2 ke perlahan – membantu
lahan, pola nafas
jaringan
bernafas menjadi
terpenuhi. lebih efektif. lebih efektif
-        Mencegah
-      Pertahankan
obstruksi
jalan udara
jalan nafas.
pasien
dengan
memiringka
n kepala,
hipereksente
nsi rahang,
aliran udara
feringeal
oral.

3 Ketidak Dalam Secara -    Kaji -       Sebagai


seimbangan waktu subyektif kebiasaan acuhan
nutrisi 2x24 jam pasien kesulitan pemberian
berhubunga nutrisi mengatakan makan dan intervensi
n dengan pasien bahwa mul cacat BB lanjutan
mual, dapat dan dan ukuran yang lebih
muntah, terpenuhi muntahnya tubuh. efektif.
anorexia, dan sudah -    Anjurkan -       Untuk
dan anemia. kondisi sembuh dan agar pasien menghindari
tubuh secara memakan makanan
kembali obyektif makanan yang dapat
normal. anorexia dan yang mengganggu
anemia disediakan proses
sudah oleh RS. penyembuha
teratasi. n pasien.
-       Dengan
-    Jelaskan pemahaman
manfaat pasien akan
makanan lebih
bila kooperatif
dikaitkan mengiluti
dengan aturan.
kondisi -      
pasien saat Meningkatka
ini. n dan
memotivasi
-    Berikan pasian secara
motivasi dan psikologis.
dukungan -       Memenuhi
psikologis. asupan
vitamin yang
-    Kolaborasi
kurang dari
contohnya
penurunan
dengan
asupan
memberikan
nutrisi secara
multivitamin
umum dan
penambah
memperbaiki
nafsu daya tahan.
makan.
4 Nyeri Dalam Secara -       Catat -     Variasi
karakteristik
berhubunga waktu subyektif penampilan
nyeri, lokasi,
n dengan 2x24 jam pasien intensitas, dan perilaku
lama,
benjolan nyeri mengatakan klien karena
penyebab,
pada leher sudah bahwa nyeri dan skala. nyeri terjadi
kiri bila berkurang tekan tekan sebagai
ditekan. . pada leher temuan
-       Luangkan
kirinya pengkajian.
waktu
sudah minimal 10 -     Untuk
menit setiap
berkurang. meningkatka
pergantian
Secara tugas jaga n rasa
untuk
obyektif kendalinya,
menizinkan
skala nyari pasien mengurasi
mengungkap
menjadi 1. isolasi, dan
kan
perasaannya. menumbuhk
an rasa
-       Ajarkan
pasien percaya.
tehnik
-     Untuk
pengendalia
n nyeri mengurangi
alternatif
ketergantung
seperti
umpan balik, an terhadap
dan
analgesik.
relaksasi.

Bibliography
Dian, A. (2014, October 21). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LIMFADENOPATI COLLI
DI RUANG BAITUS SALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG . Retrieved October 31, 2019, from
id.scribd: https://id.scribd.com/doc/243798617/Lp-Limfadenopati-colli

Ines. (2018, September 20). TATALAKSANA LIMFADENOPATI REGIO COLLI. Retrieved October 31, 2019,
from Id.scribd: https://id.scribd.com/document/389070289/Tatalaksana-Limfadenopati-Regio-
Colli

Sugaini, N. M. (2015, November 23). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGUAN LIMFADENOPATI. Retrieved October 31, 2019, from id.scribd:
https://id.scribd.com/doc/290830205/ASKEP-LIMFADENOPATI-doc

willy, d. (2016, September 26). Limfadenopati. Retrieved November 01, 2019, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/limfadenopati

Anda mungkin juga menyukai