Kelompok 4 (Tulip)
LIMFADENOPATI
A. Definisi
C. Etiologi
1. Infeksi virus
Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas seperti Rinovirus,
Parainfluenza Virus, influenza Virus, Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus,
Adenovirus ataupun Retrovirus.
2. Infeksi bakteri
disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus.
3. Keganasan
Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan limfoma juga dapat
menyebabkan limfadenopati.
4. Obat-obatan
Obat-obatan dapat menyebabkan limfadenopati generalisata. Limfadenopati dapat timbul setelah
pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid.
5. Imunisasi
Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di daerah leher, seperti setelah
imunisasi DPT, polio atau tifoid.
6. Penyakit sistemik lainnya
Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati adalah penyakit Kawasaki,
penyakit Kimura, penyakit Kikuchi.[ CITATION Ine18 \l 1033 ]
D. Patofisiologi
Gangguan termoregulasi
Nyeri Pembesaran kelenjar Hipertermi Resiko
getah bening Resiko terjadinya
terjadinya infeksi
infeksi
Kelemahan fisik
umum,odem
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleransi aktivitas
E. Manifestasi Klinis
1. Demam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38 oC.
2. Sering keringat malam.
3. Kehilangan berat badan lebih dari 10% dalam 6 bulan.
4. Timbul benjolan di bagian leher.
5. Fatigue
6. Malaise [ CITATION Ine18 \l 1033 ]
F. Komplikasi
Komplikasi limfadenopati yang muncul berbeda-beda tergantung dari penyebab yang
menyertainya. Jika penyebabnya adalah infeksi maka komplikasi yang sering muncul adalah
I. Terbentuknya Abses
Abses adalah kumpulan nanah yang teralokasi yang disebabkan oleh infeksi. Nanah mengandung
cairan, sel darah putih, jaringan mati dan bakteri atau organisme lainnya.
II. Penyebaran infeksi melalui aliran darah
Infeksi bakteri dimana saja pada bagian tubuh, dapat berkembang menjadi sepsi, yang
merupakan infeksi besar pada aliran darah. Sepsis dapat berkembang menjadi kegagalan organ
dan kematian. [ CITATION drT16 \l 1033 ]
G. Penatalaksanaan
Jika pembesaran KBG disebabkan oleh infeksi, tatalaksana tergantung pada penyebab dari
limfadenitis. Kompres hangat biasanya diberikan untuk mengurangi nyeri. Limfadenitis oleh
virus biasanya bersifat self-limited dan dapat sembuh dengan observasi. Kebanyakan limfadenitis
disebabkan oleh bakteri sehingga pemberian antibiotik harus diperhatikan.Apabila terjadi
limfadenitis supuratif biasanya disebabkan oleh Staphyilococcusaureus dan Streptococcus
pyogenes (group A). Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan
respon positif dalam 72 jam.
Pengobatan akibat bakteri adalah antibiotik oral 10 hari, dapat diberikan Flucloxacillin
25mg/kgBB 4 kali sehari. Flucloxacillin merupakan antibiotik pilihan karena tahan terhadap
Penisilinase. Bila ada reaksi alergi pada golongan Penisilin, dapat diberikan Cephalexin
25mg/kgBB 3 kali sehari, atau Eritromisin 15mg/kgBB 3 kali sehari. Pada tularemia biasanya
diberikan Streptomisin. Jika penyebab adalah TB, berikan OAT.Apabila penyebab dari
limfadenopati colli ini adalah akibat dari metastasis keganasan kepala-leher dapat
dipertimbangkan untuk melakukan terapi operatif, salah satunya adalah diseksi leher [ CITATION
Ast14 \l 1033 ]
H. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Rontgen Thoraks
Foto rontgen dilakukan apabila dicurigai adanya kelainan di paru seperti Tuberkulosis.
c. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat mendiagnosis limfadenopati servikalis.
Dengan menggunakan USG dapat mengetahui ukuran, bentuk, gambaran mikronodular, nekrosis
intranodular, serta ada atau tidaknya kalsifikasi.
d. CT Scan dan MRI
Pemeriksaan CT Scan dapat mendeteksi adanya pembesaran KGB servikalis dengan
diameter 5 mm atau lebih. Pemeriksaan dengan CT Scan dan MRI dapat menentukan lokasi
anatomi yang lebih baik, ukuran, bentuk, batas, dan struktur dalam KG, dan menilai jaringan
lunak sekitar KGB.15
e. Biopsi
Fine Needle Aspiration (FNA) dilakukan untuk menentukan histologi kelenjar limfe
I. Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan abnormal.
2. Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.
3. Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti
karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi;
fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.
4. Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak
bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau
keganasan.
II. Data Analisis
No Data Etiologi Masalah
.
1. DS : pasien mengatakan lemas Anemia, lemah, Intoleransi aktifitas
DO : N : 60 x/menit, TD : 100/60 dan letih.
mmHg
- Wajah pucat
- Tubuh lemas
Bibliography
Dian, A. (2014, October 21). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN LIMFADENOPATI COLLI
DI RUANG BAITUS SALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG . Retrieved October 31, 2019, from
id.scribd: https://id.scribd.com/doc/243798617/Lp-Limfadenopati-colli
Ines. (2018, September 20). TATALAKSANA LIMFADENOPATI REGIO COLLI. Retrieved October 31, 2019,
from Id.scribd: https://id.scribd.com/document/389070289/Tatalaksana-Limfadenopati-Regio-
Colli
Sugaini, N. M. (2015, November 23). LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN GANGUAN LIMFADENOPATI. Retrieved October 31, 2019, from id.scribd:
https://id.scribd.com/doc/290830205/ASKEP-LIMFADENOPATI-doc
willy, d. (2016, September 26). Limfadenopati. Retrieved November 01, 2019, from ALODOKTER:
https://www.alodokter.com/limfadenopati