Section: A
TERAPI KOMPLEMENTER
1. Pengertian
Terapi Komplementer adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan individu.
Keperawatan komplementer adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mendukung
tindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan dengan tujuan tercapai keberhasilan kriteria
hasil asuhan yang direncanakan dengan menggunakan pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional
2. Tujuan
1. Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis.
2. Untuk memperbaiki fungsi dari sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh.
3. Lebih berserah diri dan ikhlas menerima keadaan.
3. Rasional Penerapan Terapi Komplementer
Terapi komplementer mempunyai rasional untuk memperbaiki fungsi dari sistem-sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan
memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.
A. Terapi Yoga
1. Defenisi Yoga
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik) yang terbentuk dari kebudayaan India
kuno sejak 3.000 SM yang lalu. Yoga bagian dari ajaran agama Hindu sebagai salah satu metode
atau jalan menghubungkan diri dengan Sang Pencipta, lebih tepatnya sebagai cara untuk
mencapai maksa yaitu penyatuan atman dengan brahman. Kata Yoga berasal dari akar kata
bahasa Sanskerta “yuj” yang berarti “menghubungkan”, dengan demikian yoga berarti proses
identifikasi antara jivatman dan paramatman dapat direalisasikan oleh seorang yogin (praktisi
yoga).
Secara luas, pemahaman tentang yoga dapat bermacam-macam. Ada yang memahami
yoga sebagai persatuan antara manusia dengan Tuhan, yang dapat membawa seseorang mencapai
kebahagiaan abadi dan terbebas dari kelahiran kembali. Ada juga yang memahaminya sebagai
perjalanan menuju Tuhan, sebagai keadaan yang seimbang, keadaan samadhi, nafas dan pikiran
yeng terkendali, serta suatu realisasi diri dan realisasi akan keberadaan Tuhan.
Intinya, melalui yoga seseorang akan lebih baik mengenal tubuhnya, mengenal
pikirannya, dan mengenal jiwanya. Semakin ia mengenal seluruh aspek dirinya itulah maka
semakin dekat pula ia dengan Sang Pencipta. Diibaratkan, tubuh adalah sebuah kendaraan dan
pikiran sebagai pengemudinya. Saat “mengemudikan” tubuh, pikiran terpengaruh oleh tiga hal
yaitu emosi, akal, dan aksi
Terapi yoga dalam dunia keperawatan dikenal sebagai terapi komplementer. Berdasarkan
data yang bersumber dari Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2005, 75-80% populasi dunia
pernah mengalami perawatan non konvensional. Tujuannya adalah untuk mengurangi stress
karena penyakit yang diderita. Ketika stress berkurang, sistem kekebalan tubuh akan meningkat
sehingga penyakit ini diharapkan dapat sembuh lebih cepat.
2. Tujuan Yoga
1) Tujuannya adalah untuk mengurangi stress karena penyakit yang diderita. Ketika
stress berkurang, sistem kekebalan tubuh akan meningkat sehingga penyakit ini
diharapkan dapat sembuh lebih cepat.
2) Agar mendapatkan tubuh yang lebih baik, baik dilihat dan baik pula ditinggali
3) Menghilangkan ketidaknyamanan pada bagian fisik tertentu, seperti sakit punggung
dan pinggang
4) Meredakan kegelisahan dan sebagai pegangan untuk mengisi kekosongan dalam
hidup.
3. Sembilan bentuk aliran yoga
1) Jnana yoga (penyatuan melalui ilmu pengetahuan)
2) Karma Yoga (penyatuan melalui pelayanan sosial terhadap sesama manusia)
3) Bhakti Yoga (penyatuan melalui bakti terhadap Tuhan)
4) Yantra Yoga (penyatuan melalui pembuatan visual/mandala)
5) Tantra Yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi chakra)
6) Mantra yoga (penyatuan melalui suara dan bunyi)
7) Kundalini yoga (penyatuan melalui pembangkitan energi kundalini)-the colling
serpent chakra dasar)
8) Hatha yoga (penyatuan melalui penguasaan tubuh dan napas)
9) Raja Yoga (penyatuan melalui penguasaan mental dan pikiran)
Yang paling banyak dipraktikkan saat ini, terutama di dunia Barat ialah Hatha Yoga. Hatha Yoga
berfokus pada teknik asana (postur), pranayama (olah napas), bandha (kuncian), mudra (gestur),
serta relaksasi yang mendalam. Berbagai macam gerakan yang disertai dengan cara bernapas
yang benanr dipercaya dapat meningkatkan kekuatan dan kelenturan, meredakan ketegangan,
serta memberikan energi baru pada tubuh.
Selain itu, terdapat pula empat aliran yoga yang dianggap paling besar karena memiliki
nilai-nilai yang scientific dan universal, yaitu:
B. Teknik Yoga
Pernapasan Pranayama (bellows)
1) Tariklah napas dalam-dalam melalui lubang hidung anda.
2) Rasakanlah diafragma anda bergerak ke bawah, biarkanlah paru-paru dan perut anda
mengembang
3) Rasakanlah dada anda mengembang sehingga tulang selangka anda bergerak naik
4) Buanglah napas dengan cepat melalui lubang hidung. Rasakanlah tulang selangka
anda bergerak turun, dada dan perut anda kembali datar karena paru-paru anda
kembali mengempis.
5) Proses membuang napas ini harus lebih cepat daripada proses menarik napas. Hampir
mirip seperti pengempisan cepat. Ulangi proses ini
6) Jika dilakukan dengan benar, dada akan mengembang pada saat anda menarik napas
dan mengempis pada saat anda membuang napas. Lanjutkan latihan ini selama 5
menit
7) Selama berlatih, tingkatkan kecepatan pernapasan, bagi para pemula mulailah berlatih
perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya pertukaran udara yang terlalu cepat di
dalam tubuh.
Sikap Tubuh
1) Berdiri setegak mungkin dengan kedua kaki rapat. Pastikan bahu tetap turun dan
perut serta tulang ekor ditarik masuk.
2) Angkat tumit dan jaga keseimbangan dengan jari-jari kaki. Apabila anda tidak jatuh
kedepan atau kebelakang. Anda berada dalam sikap tubuh yang sempurna.
3) Bersujudlah dengan bokong bertumpu di atas tumit. Letakkan tangan di atas lutut,
lalu tegakkan punggung hingga siku anda lurus.
4) Duduklah bersila dan tegakkan punggung semampu anda, gerakkan ini memusatkan
keseimbangan dan menciptakan perilaku mental yang positif.
Bagian kepala
1) Tundukkan kepala dan tekanlah bagian belakang kepala dengan kedua tangan.
2) Angkat kepala dan rileks kan ke arah belakang, tangan boleh mendorong kepala ke
arah belakang
3) Tengokkan kepala ke arah kiri dengan tangan kanan menekan dagu ke arah kiri,
kemudian tengokan kepala kearah kanan
4) Jatuhkan kepala ke kiri, dengan tangan kiri menekan kepala kesamping kiri.
5) Jatuhkan kepala kepala kekanan.
6) Putar kepala kekanan dan kekiri secara bergantian
Bagian Bahu
1) Letakkan tangan ke pangkal bahu
2) Putar bahu ke arah depan
3) Putar bahu ke arah belakang
4) Gerakkan secara bersamaan kedepan dengan mendekatkan kedua siku dan kembali
kearah samping (membuka dada)
5) Masing-masing gerakan diulangi sebanyak 8 kali putaran
Bagian Tangan
1) Rentangkan tangan kesamping kiri dan kanan
2) Lipat lengan kanan ke arah kiri melewati dada dan silangkan tangan kiri dari depan
dorong ke arah belakang. Tahan gerakan ini 8 kali hitungan
3) Rentangkan kedua tangan ke atas, bawa tangan kanan ke arah belakang dan letakkan
diantara kedua belikat, tangan kiri memegang siku kanan dan tekan lembut, tahan
untuk 8 kali hitungan. Lakukan untuk sisi satunya.
Bagian pinggang
1) Buka kaki selebar pinggul, rentangkan kedua tangan ke atas selebar bahu, jalin kedua
jari tangan anda tempelkan jempol kanan dan kiri, tempelkan pula kedua kelingking,
lalu balik ke arah atas hingga telapak tangan menghadap ke atas dan dorong, tahan 8
kali hitungan.
2) Turunkan tangan kiri di samping tubuh kiri dan lengan kanan arahkan ke sisi kiri,
rasakan peregangan pada pinggang kanan, tahan 8 kali hitungan. Lakukan untuk sisi
satunya
3) Memutar pinggang
4) Letakkan kedua tangan diatas pinggul. Kemudian putar pinggang kita mengikuti arah
jam dan arah sebaliknya.
Bagian Pinggul
1) Buka lebar kaki ke samping dengan posisi telapak kaki sejajar, lalu jatuhkan badan ke
depan dua kaki dan letakkan kedua telapak tangan di atas lantai
2) Gerakkan berikutnya adalah masih tetap buka lebar kaki dengan posisi telapak kaki
sejajar, jatuhkan badan ke samping kiri dua kali, posisikan tangan menyentuh mata
kaki dan posisi badan tetap tegak tidak membungkuk ke depan lakukan gerakan ini
secara bergantian ke kiri dan ke kanan.
3) Rentangkan tangan ke samping, posisikan badan dengan membungkuk, kaki masih
dibuka.
C. Gambar
D. Jurnal
Bagian 1
Tahun: 2019
Penulis: Luh Putu Ayu Vitalistyawati, Marti Rustanti, Yoni Rustiana, Suhardi
Tujuan Penelitian: untuk mengetahui pengaruh pemberian senam yoga terhadap fleksibilitas
trunk pada wanita dewasa umur 30-45 tahun
Subjek Penelitian: 17 orang wanita dewasa umur 30-45 tahun di kelompok Arisan di sekitar
sanggar senam RM7, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar yang memenuhi kriteria inklusi
Metode Penelitian: eksperimen kuasi dengan rancangan one group pretest and posttest
design
Cara dan Alat ukur: alat ukur fleksibilitas trunk dengan sit and reach test yang dinyatakan
dalam numerik.
Langkah Penelitian: Tahap persiapan yaitu 1) mengurus perijinan penelitian dan ijin
penggunaan sanggar senam RM7, 2) merekrut 1 mahasiswa fisioterapi untuk melakukan
pengukuran pre-posttest, 3) mengumpulkan sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan
ekslusi,4) memberikan penjelasan mengenai jalannya penelitian. Tahap pelaksanaan ini
terdiri dari beberapa tahap yaitu 1) Menyiapkan alat ukur, 2) Melakukan pre-test fleksibilitas
trunk menggunakan sit and reach test, 3) Proses pelaksanaan perlakuan senam yoga 3 kali
seminggu selama 4 minggu. Tahap pelaksanaan ini terdiri dari beberapa tahap yaitu 1)
Menyiapkan alat ukur, 2) Melakukan pre-test fleksibilitas trunk menggunakan sit and reach
test, 3) Proses pelaksanaan perlakuan senam yoga 3 kali seminggu selama 4 minggu. Tahap
pengumpulan data dilakukan post-test setelah diberikan perlakuan senam yoga selama 4
minggu.
Hasil Penelitian: Dari hasil data analisa Wilcoxon diatas didapatkan nilai p = 0,000 dimana
jika nilai p ≤ 0,005 yang memiliki arti terdapat beda pengaruh antara sebelum dan sesudah
perlakuan. Karena nilai p = 0,000, maka hasil ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan terhadap fleksibilitas trunk sebelum dan sesudah perlakuan senam yoga.
Kelemahan Penelitian: Dalam penelitian ini peneliti tidak terlepas dari keterbatasan –
keterbatasan penelitian antara lain selama penelitian peneliti membutuhkan waktu yang
cukup lama (4 minggu). Dan dalam pelaksanaan penelitian ini ada 3 orang yang dinyatakan
gugur (drop out) karena tidak memenuhi kehadiran lebih dari 3 kali sebanyak 2 orang, dan
mengalami sakit saat program latihan sebanyak 1 orang. Sehingga jumlah subyek yang
dianalisa berjumlah 17 orang
Kesimpulan: Berdasarkan hasil analisa data diatas disimpulkan bahwa pemberian senam
yoga dapat meningkatkan fleksibilitas trunk pada wanita dewasa umur 30-45 tahun.
Saran: Peneliti selanjutnya mampu menggali aspek lain dalam variabel penelitian ini, serta
dapat mencakup jumlah sampel yang lebih sigifikan agar dapat menambah pengetahuan yang
maksimal.
Bagian 2
Tahun: 2015
Tujuan Penelitian: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efek yoga pada kondisi
mental orang, yang menunjukkan kondisi psikologis pikiran
Definisi Operasional: Yoga dianggap efektif dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan
fisik dan mental orang. Yoga juga terbukti berkontribusi terhadap pengurangan stres yang
signifikan
Cara dan Alat Ukur: Jadwal berisi pertanyaan tentang berapa banyak yoga telah
berkontribusi pada peningkatan "kondisi mental" mereka
Langkah Penelitian: Jadwal berisi pertanyaan tentang berapa banyak yoga telah
berkontribusi pada peningkatan "kondisi mental" mereka (yang menunjukkan kondisi
psikologis pikiran) melalui latihan yoga dan periode waktu apa (rata-rata) yang mereka dapat
mengalami peningkatan dalam kondisi mental. Masing-masing dari pertanyaan-pertanyaan
ini diberikan lima poin tanggapan, yang diberi skor dari 5 hingga 1. Jadwal wawancara juga
bertanya kepada responden tentang penyakit / masalah medis yang telah berkurang melalui
latihan yoga jika dibandingkan dengan mengambil pengobatan sendiri (yang diberi skor
berdasarkan pada persentase penyakit yang dilaporkan telah berkurang), jumlah tahun latihan
yoga dan rata-rata jumlah hari latihan yoga per minggu
Hasil Penelitian: sekitar 45% wanita melaporkan peningkatan maksimum dalam kondisi
mental mereka melalui latihan yoga, hanya sekitar 21% pria melaporkan peningkatan
maksimum. Sementara 34% wanita mengalami peningkatan kondisi mental selama 75 hingga
90% dari waktu, hanya 18,6% pria mengalami peningkatan untuk periode waktu ini. Skor
untuk tingkat peningkatan kondisi mental melalui yoga untuk wanita dan pria adalah masing-
masing 4,23 dan 3,78, dengan perbedaan yang signifikan secara statistik di antara mereka.
Analisis regresi menunjukkan bahwa 77% variasi dalam tingkat peningkatan kondisi mental
melalui latihan yoga dijelaskan oleh parameter, yaitu, pengurangan penyakit / masalah medis
akibat latihan yoga, jumlah tahun latihan yoga, jumlah hari-hari latihan yoga dan periode
waktu peningkatan kondisi mental melalui latihan yoga. Di antaranya, jumlah hari latihan
yoga dan periode waktu peningkatan kondisi mental melalui yoga memberikan pengaruh
lebih pada tingkat peningkatan kondisi mental. Juga ada korelasi yang baik antara berbagai
parameter yang dipertimbangkan dalam penelitian ini
Kekuatan Penelitian:-
Kelemahan Penelitian:-
Saran: Latihan yoga pada akhirnya akan membantu mengurangi berbagai gangguan psiko-
somatik juga karena peningkatan kondisi mental orang
TERAPI MODALITAS
A. Pengertian
Terapi modalitas merupakan suatu tindakan terapi dimana memiliki pendekatan tertentu baik
secara langsung dan fasilitatif sesuai dengan kiat dan teori terapis dan kekuatan pasien sebagai
modal uatama untuk berubah [ CITATION NsR17 \l 1033 ]
B. Jenis Terapi Modalitas
Menurut Ah. Yusuf [CITATION AhY15 \n \t \l 1033 ] terdapat beberapa jenis terapi modalitas
antara lain :
a. Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek dan dilakukan secara teratur, yang
memberikan dasar berpikir pada pasien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya,
memahami masalahnya, mampu mengatasi perasaan negatifnya, serta mampu
memecahkan masalah tersebut
Tujuan :
1. Mengubah pikiran dari tidak logis dan negatif menjadi objektif, rasional, dan positif.
2. Meningkatnya aktivitas.
3. Menurunkan perilaku yang tidak diinginkan.
4. Meningkatkan keterampilan sosial.
b. Terapi perilaku
Mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang akan menguntungkan
kehidupan setiap hari, dengan cara memanipulasi lingkungan atau suasana lingkungan
sebagai tempat pasien untuk mendapatkan perawatan seperti di rumah sakit
c. Terapi Lingkungan
Terapi lingkungan adalah lingkungan fisik dan sosial yang ditata agar dapat
membantu penyembuhan dan atau pemulihan pasien
Tujuan :
Mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang akan menguntungkan
kehidupan setiap hari, dengan cara memanipulasi lingkungan atau suasana lingkungan
sebagai tempat pasien untuk mendapatkan perawatan seperti di rumah sakit
e. Terapi keluarga
Terapi keluarga adalah suatu cara untuk menggali masalah emosi yang timbul
kemudian dibahas atau diselesaikan bersama dengan anggota keluarga, dalam hal ini
setiap anggota keluarga diberi kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam
menyelesaikan masalah
Referensi
Ah. Yusuf, R. F. (2015). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA. Jakarta Selatan: Salemba Medika.
Chandran, K. M., Unniraman, P., Malayil, R., & Devadasan, N. (2017). Effect of Yoga on the Mental State
of People. The International Journal of Indian Psychology.
Ns. Retna Tri Astuti, M. (2017). PENGGUNAAN TERAPI MODALITAS DAN KOMPLEMENTER DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN BERBASIS EVIDANCE BASED. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang, 1-7.
Vitalistyawati, L. A., Rustanti, M., Rustiana, Y., & Suhardi. (2019). Pengaruh Pemberian Senam Yoga
Terhadap Fleksibilitas Trunk pada Wanita Dewasa Umur 30-45 Tahun. Jurnal Kesehatan Terpadu,
26-30.
Widya, S. (2015). Panduan Dasar Yoga: Untuk Pencegahan & Penyembuhan Flu, PMS, Migrain, Sinusitis,
Diabetes, Hipertensi, dll. Kawan Pustaka.