Anda di halaman 1dari 8

Roleplay Pengkajian Keluarga

Membina Trust Dalam Penjajagan Awal Terhadap Keluarga

Pemeran :
1. Atika Nurmilanti : Perawat 2
2. Merlin Indriyani : Anak Fira / Narator
3. Risma Rahmawati : Ibu Susi
4. Ajeng Laras Auliannisa : Perawat 1
5. Adi Urrohman Majid : Bapak Adi
6. Sebastian Alfarizi : Anak Muhlis
7. Erna Dwi Riyanti : Bu Kader

Kasus :
Di desa Mersi, tinggalah sebuah keluarga, yang terdiri dari
Bapak Adi (suami) (46th) bersama Bu Susi (istri) (40th) dan kedua
anaknya. Muhlis (15th) laki – laki dan Fira (9th) perempuan, keduanya
masih duduk di bangku sekolah.
Keluarga Bapak Adi merupakan etnis Jawa. Bapak Adi sering
mengeluh pusing/sakit kepala. Dan anak kedua yaitu Fira mengalami
demam sudah 3 hari dan sudah diberikan kompres hangat namun
tidak diimbangi dengan pemberian obat.
Berdasarkan informasi yang didapatkan di Puskesmas, ibu
kader mengantar mahasiswa Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi
DIII Keperawatan Purwokerto melakukan kunjungan rumah ke
keluarga Bapak Adi.

Roleplay :

Pagi hari, bu kader beserta dua mahasiswa perawat datang


berkunjung ke rumah bapak Adi.
(tokk tokk tokk...)
Bu kader : “Assalamuallaikum...”
Ny. S : “Wallaikumusalam.. eh bu kader, silahkan masuk, bu.”
Bu kader dan mahasiswa : “iyaa bu.”
Ny. S : “Silahkan duduk, ada apa ya bu kader ada yang bisa dibantu?”
Bu Kader : “Sebelumnya maaf saya tiba – tiba datang kerumah bu susi ,kami
dapat informasi dari puskesmas kalau keluarga ibu ada yang lagi
sakit. Dan saya datang kesini mengantarkan mahasiswa dari
Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi D III Keperawatan
Purwokerto, yang ini Ajeng dan ini Atika. Sebelumnya benar ya
bu, di keluarga ibu ada yang lagi sakit ?”
Ny. S : “iya bu benar, tapi yang sedang merasa tidak enak badan itu
suami saya. Dan sudah tiga hari ini anak saya yang kedua tidak
masuk sekolah karena badannya panas”

Tidak lama kemudian, anak pertama Bapak Adi keluar....


An. M : “ada apa ya Bu? Kok ramai sekali.”
Ny. S : “ini ada tamu dari Puskesmas nak, itu bapak dibangunkan suruh
ke sini.”
An. M : “Iya Bu”

Lalu, Bapak Adi pun bangun dan menuju ruang tamu. Kemudian
bergabung bersama bu kader dan mahasiswa perawat lainnya.
Perawat 1 : “Assalamuallaikum pak, saya Ajeng Laras dan ini teman saya
Atika, kami mahasiswa dari Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi
DIII Keperawatan Purwokerto.”
Tn. X : “oh ya mba, saya Adi. Ada apa ya sus?”
Perawat 1 : “sebelumnya mohon maaf ya pak , megganggu aktifitasnya
bapak. Tapi saya boleh minta waktunya sebentar?’
Tn. X : “iya sus, tidak apa-apa. Hari ini lagi ngga kerja kok.”
Perawat 2 : “baik pak, sebelumnya biar ngobrolnya lebih enak dan lebih
santai bapak dan keluarga mau menggunakan bahasa Indonesia
atau bahasa jawa?”
tn. X : “Bahasa Indonesiaan ya tidak apa-apa sus”
Ny. S : “iya pak (sambil menaruh minuman di meja).”
Perawat 2 : “ooh ya baik bu, kita pakai Bahasa Indonesiaan saja ya Pak, Bu.”
tn. X : “iya sus
Perawat 2 : “Baik pak bu, sebelumnya saya akan mengambil data untuk
puskesmas ya.”
Ny. S : Iya silahkan sus.”
Perawat 2 : “ Ini benar ya dengan keluarga Bapak Adi dan Ibu Susi?”.
Ny. S dan Tn.X : “Iya benar sus.”
Perawat 2 : “Yang tinggal dirumah ini ada siapa saja ya pak?”
Tn. X : ”Ada saya, istri saya, dan anak – anak saya”
Perawat 1 : “Anaknya ada berapa ya pak?”
Tn.X : “Anak saya yang pertama ini si Muhlis, dia sekolah di SMA 1
Purwokerto.
Perawat 1 : “Umurnya berapa mas Muhlis?”
An. M : “15 tahun sus.”
Perawat 1 : ”Anak yang nomor 2 umur berapa pak?”
Tn. X : “Anak saya yang nomor 2 masih sekolah SD umurnya 9 tahun.”
Perawat 2 : “Bapak dan ibu sehari – hari bekerja sebagai apa ya?”
Ny. S : “Kalau saya dirumah saja sus ngurus anak – anak.”
Tn. X : “ Kalau saya buruh pabrik sus.”
Perawat 2 : “Oh buruh pabrik ya, maaf sebelumnya dalam sebulan
penghasilannya berapa ya pak?”
Tn. X : ”Sebulan ya kurang lebih 900ribu, lumayan sus bisa buat makan
dan nyekolahin anak – anak.”
Perawat 1 : “Kalau ada waktu luang biasanya sekeluarga melakukan aktivitas
apa ya pak? Rekreasi kemana mungkin?”
Ny. S : “ Penghasilan bapak untuk makan juga sudah alhamdulillah sus,
jadi untuk rekreasi keluar rumah ngga pernah. Mentok mentok
paling main kerumah tetangga kalo ngga nonton TV bareng
dirumah.”
Tn. X : “Ya disyukuri saja bu.”
Ny. S : “Iya alhamdulillah pak.”
Perawat 2 : “ Untuk kegiatan di masyarakat biasanya apa yang dilakukan ya
pak bu?”
Ny. S : “Kalau saya si paling arisan RT, pengajian rutin, yasinan, kalo
ngga kumpulan PKK sus.”
Tn. X : “iya sus kalau saya paling ikut ronda malam sama bapak – bapak
yang lain.”
Perawat 2 : “Oh begitu ya pak, kalau untuk akses bepergian keluar biasanya
menggunakan apa?”
Tn. X : “ Paling sepeda motor saja sus.”
Perawat 1` : “ Nah, biasanya kalau ada salah satu anggota keluarga yang sakit
dibawa ke puskesmas atau bagaimana bu?”
Ny.S : “Paling saya beli obat dulu di warung, kalau belum sembuh baru
saya bawa ke Puskesmas atau pak mantri.”
Perawat 1 : “ Oh begitu, tapi apa keluarga bapak punya jaminan kesehatan
seperti BPJS?”
Tn. X : “ Ngga punya sus, saya kurang paham tentang sistem seperti itu.”
Perawat 1 : “Oh begitu, oh iya pak apa benar kalau akhir-akhir ini bapak
sedang kurang enak badan?”
Tn. X : “ Iya benar sus, saya lagi gak enak badan sus.”
Perawat 2 : “ Kalau boleh tahu, yang bapak rasakan saat ini apa ya?”
Tn. X : “ Kepalanya sakit,tengkuknya juga pegel, kadang juga nggleyeng
sus.”
Perawat 2 : “Biasanya dirasa pusing kalau sedang melakukan aktifitas yang
seperti apa ya pak?”
Tn. X : “Paling kalo ke sawah terus kecapean sus.”
Ny. S : “Itu sus, bapak juga suka makan jeroan trus makanan yang
bersantan, sama rokoknya juga ga bisa berhenti. Sudah saya bilang
suruh berhenti tapi tetep aja ngeyel.”
Perawat 2 : “Demi kesehatan bapak, sebaiknya bapak sekarang mulai
mengurangi makanan – makanan itu, karena makanan – makanan
itu yang membuat bapak menjadi sering merasa pusing.
Ny. S : “ Tuh didengerin pak.”
Tn. X : “Iya iya bu.”
Perawat 2 : “ Pak Adi sudah mencoba berobat ke puskesmas atau mantri
desa?”
Tn. X : “ Belum sus, ini cuma sakit kepala biasa aja kok sus, gak perlu
diperiksakan.”
NY. S : “ Bapak memang susah sus kalau diajak berobat gak pernah mau,
katanya gak apa-apa. Tapi nanti malah saya yang dikira gak
perhatian.”
Tn. X : “ Lah nanti kalau bayarnya banyak uangnya dari mana? Kan kita
gak punya BPJS toh bu.”
Perawat 2 : “ Iya pak, jadi kami datang kesini mau mencoba membantu bapak
dan keluarga untuk mengatasi hipertensi yang bapak alami, supaya
bisa terkontrol dan tidak kambuh lagi.
Perawat 2 : “Sebelumnya kami cek tekanan darah keluarga bapak ya.”
Tn X : “ Iya sus silahkan.”
(memeriksa tekanan darah semua anggota keluarga Tn. X)
Perawat 2 : “Tekanan darahnya 180/100 mmHg ya pak.”
Tn. X : ”Tinggi ya sus?”
Perawat 2 : “Iya ini tekanan darahnya tinggi pak. Pak Adi merasa pusing?”
Tn. X : “Iya saya merasa sedikit pusing sus.”:
Perawat 1 : “Oh iya bu tadi saya memeriksa anaknya yang kecil, anak ibu
terasa hangat. Sejak kapan badannya terasa hangat ya bu?”
Ny.S : “Sudah sejak 3 hari yang lalu.”
Perawat 1 :”Coba sini ade suster periksa suhunya dulu.”
An.F :”Iya sus.”
Perawat :”Sudah selesai ya de.”
Ny S : “ Berapa suhunya sus?
Perawat 1 : “Suhunya 38,3 bu.”
Ny. S : “Cukup tinggi ya sus, pantesan dari kemarin anak saya susah
tidur.”
Perawat 1 : “Lalu apa yang sudah ibu lakukan untuk mengatasi panas anak
ibu?”
Ny. S : “Saya baru memberikan kompres hangat, belum saya berikan obat
sus.”
Perawat 2 : ”Sebaiknya setelah ini ibu segera bawa anak ibu ke puskemas
agar bisa segera ditangani.”
Ny. S : ”Baik sus nanti setelah ini saya akan antar anak saya ke
puskesmas.”
Perawat 2 : ”Sekarang coba ibu saya ukur tekanan darahnya ya bu, biasanya
berapa bu tekanan darahnya?.”
Ny. S : “Biasanya si 120/80 mmHg.”
Perawat 2 : “ Hasilnya 120/80 mmHg ya bu masih sama.”
Ny. S : “Normal berarti ya sus?”
Perawat 2 : “Normal bu.”
Perawat 1 : “Coba mas Muhlis sini saya cek tekanan darahnya dulu.”
An. M : “Berapa sus?”
Perawat 1 : “ tekanan darahnya 110/70 mmHg ya, masih normal.”
An. M : ”Berarti saya ngga ikut ke puskesmas sus?”
Perawat 2 : ”Ngga usah de, ade kan baik – baik saja.”
An. M : ”Oh iya sus.”
Perawat 1 : “Oh iya pak bu, kira – kira berapa kali dalam seminggu kita bisa
datang kesini lagi ya?”
Tn. X : “ Terserah saja sus mau seminggu berapa kali.”
Perawat 1 : “ Misalkan seminggu 3 kali bagaimana pak”
Tn X : “ Iya boleh sus.”
Perawat 2 : “ Nah..kira-kira kami bisa datang jam berapa yah pak?”
Tn X : “ Ya kira-kira jam 11 saja sus, jadi nanti bisa ikut semua.”
Perawat 2 : “ Kalau harinya , bapak dan sekeluarga bisanya hari apa saja ya?”
Tn. X : “ Hari Selasa, Kamis, sama Sabtu saja apa ya bu?”
By.S : “ Iya boleh pak.”
Perawat 2 : “ Iya kalau begitu, saya ulangi lagi ya, besok hari kamis sama
sabtu kami datang lagi kurang lebihnya jam 11. Kalau bisa
diusahakan saat kami sedang kunjungan semua anggota keluarga
ikut ya pak, supaya semua dapat informasinya.”
Tn. X : “ Iya sus, kalau hari itu sih kayaknya lagi pada di rumah semua.”
Perawat 1 : “ Kalau begitu cukup sampai di sini saja obrolan kita pak. Besok
hari kamis kami akan datang lagi jam 11 untuk melakukan
penyuluhan kesehatan. Mungkin ada yang ingin ditanyakan
sebelumnya?”
Tn. X : “ Ngga ada sus.”
Ny. S : “ Di minum dulu sus tehnya.”
Ibu kader dan perawat meminum tehnya.
Ibu kader : “ Kalau begitu saya pamit ya pak. Besok mba Ajeng sama mba
Atika datang kesini lagi, tapi sudah tidak sama saya lagi. Begitu ya
pak. Maaf sudah merepotkan sampai disuguhi teh segala lagi.
Kami pamit pak bu, assalamualaikum.”
Tn. X : “ Ngga papa bu kader. Wa’alaikumsalam.”

Setelah pengkajian pada keluarga Tn. X selesai didapatkan data Tn. X


terkena Hipertensi dan An. F terkena demam. Kemudian pada An. F segera
dibawa ke puskesmas untuk memberikan perawatan lebih lanjut. Dan keesokan
harinya perawat kembali untuk memberikan penjelasan mengenai penatalaksanaan
pada kedua penyakit tersebut.
Keesokan Harinya....

Perawat 1 : “Assalamuallaikum..”
Tn. X : “Wallaikumsalam, monggoh pinarak sus”
Perawat 2 : “Iya pak, bagaimana kabarnya hari ini pak?”
Tn. X : “Iya baik – baik saja sus, saya dan sekeluarga sudah menunggu
kedatangan suster.“
Perawat 1 : “Maaf pak sudah menunggu lama, sesuai janji kita yang kemarin
disini kita akan melakukan penyuluhan kesehatan kurang lebih
setengah jam ya pak.”
Tn. X : “Iya baik sus silahkan..”
Perawat 1 : “Jadi apakah bapak tahu apa itu hipertensi?”
Tn. X : “iya saya kurang paham sus”
perawata 1 : “saya jelaskan ya pak, jadi hipertensi itu adalah tekanan darah
tinggi dimana tekanan darah di atas 160 mmHg dan untuk tanda
gejalanya antara lain seperti yang bapak rasakan yaitu pusing,
tengkuk pegel, kepala terasa berat dan mudah lelah saat melakukan
aktivitas”.
Tn. X : “o jadi begitu ya sus”.
Perawat : “apa dari keluarga bapak ada yang mengalami hipertensi?”
Tn. X : “tidak ada sus”.
Ny. S : “ ini lho sus bapak itu suka makan makanan yang bersantan dan
suka makan jeroan. Sudah saya bilangin tapi tetep aja ngeyel”.
Perawat 2 : “demi kesehatan bapak, sebaiknya bapak sekarang mulai
mengurangi makan makanan yang bisa menyebabkan tekanan
darah bapak menjadi tinggi”.
Tn. X : “baik sus.”
Perawat 1 : “nah selain itu juga ada hal-hal lain yang bisa menyebabkan
hipertensi seperti gaya hidup tidak sehat karena sering
mengkonsumsi garam berlebihan, merokok, minum minuman
alkohol dan kurang berolahraga. Selain gaya hidup hipertensi juga
disebabkan karena kegemukan, stres dan banyak pikiran”.
Ny.S : “tuh kan pak, bapak si tidur terus jangan malas”.
Tn.X : “saya tidak merokok sus, dan sepertinya saya kurang olahraga
karena saya sibuk bekerja”.
Perawat 2 : “iya walaupun sibuk bekerja bapak harus menyempatkan sedikit
waktu untuk berolahraga”.
Tn. X : “iya sus nanti saya usahakan untuk rajin berolahraga setiap pagi
sebelum berangkat bekerja”.
Perawat 2 : “iya pak bagus”.
Tn.X : “oh iya sus saya itu tidak begitu senang berobat ke puskesmas
atau fasilitas kesehatan lain apalagi suruh minum obat saya tidak
suka, apakah ada alternatif lain untuk mengurangi hipertensi selain
minum obat?’
Perawat 1 : “ada pak, selain obat bapak bisa memperbanyak mengkonsumsi
buah timun dan buah belimbing dengan cara buahnya dikupas lalu
diparut kemudian saring airnya untuk diminum lakukan kurang
lebih 2x sehari”.
Tn.X : “loh kebetulan sekali sus saya juga sangat menyukai timun dan
belimbing, itu di belakang rumah saya ada pohon belimbing”.
Perawat 2 : “iya baik pak ini saya sudah selesai, sekarang saya coba mengulas
lagi ya pak apa yang sudah saya sampaikan tadi. Apakah bapak
masih ingat bagaimana tanda gejala hipertensi?”
Tn.X : “iya itu seperti yang sering saya rasakan sus pusing, tengkuk
terasa pegel, mudah lelah sus”.
Perawat 1 : “iya betul pak, kemudian untuk penanganan hipertensinya
bagaimana pak?”
Tn.X : “harus mengurangi makan makanan seperti jeroan, rajin
berolahraga, dan lebih banyak makan timun dan belimbing”.
Perawat 2 : “iya pak betul sekali, berarti bapak memperhatikan ya apa yang
saya sampaikan tadi”.
Perawat 1 : “nah berhubung saya sudah selesai memberikan penyuluhan
kepada bapak adi dan ibu susi jadi saya dan suster atika pamit.
Demi kesehatan bapak, apa yang sudah sampaikan tadi mohon
diterapkan ya pak bu”.
Ny. S : “iya sus nanti saya akan selalu mengingatkan bapak”.
Perawat 2 : “baik bu tetapi besok saya dan suster ajeng akan kembali lagi kita
bersama-sama mempraktekkan untuk sari mentimun dan
belimbing, bagaimana pak apakah bapak dan ibu bersedia?”
Tn.X : “oh iya sus baiklah, kebetulan belimbing disini banyak”.
Perawat 1 : “baik pak bu saya pamit dulu. Assalamualaikum”.

Keesokan harinya...
Perawat ajeng dan perawat atika kembali berkunjung ke rumah bapak adi untuk
mendemonstrasikan pembuatan sari timun dan belimbing sesuai dengan kontrak
waktu yang telah disepakati.

Anda mungkin juga menyukai