Anda di halaman 1dari 68

KEPERAWATAN KELUARGA

“AsuhanKeperawatan Keluarga dengan Penyakit Diabetes Melitus”

DOSEN PEMBIMBING

Aszrul AB, S.Kep, Ns, M.Kes

Safruddin, S.Kep, Ns, M.Kep

Asri, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH

Kelompok 5

1. Selfiana (A.18.10.056)

2. Wiwi Rahayu Ningsih (A.18.10.066)

3. Makrifatul Hikma (A.18.10.039)

4. Saharatul Aeni (A.18.10.060)

5. Ayyub Edi Purnomo (A.18.10.037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANRITA HUSADA BULUKUMBA
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan Penyakit Diabetes Melitus” tepat pada

waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak

kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,

mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran

dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan

pembuatan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

khususnya kepada:

1.Pak Aszrul AB, S.Kep, Ns, M.Kes dan Safruddin, S.Kep, Ns,

M.KepsertaAsri, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing kami.

2.Orangtua dan teman-teman anggota kelompok

3. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, Sekian penulis

sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, semoga

Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.

Bulukumba, Oktober2021

Penyusun

Kelompok 5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI…....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DefinisiRemaja…..............................................................................3

B. TahapPerkembanganRemaja............................................................3

C. KarakteristikPerkembanganRemaja.................................................5

D. TugasPerkembangan Pada Masa Remaja..........................................12

E. Keluarga………….............................................................................15

F. TugasPerkembanganKeluargadengan Anak UsiaRemaja………..16

G. Masalah-masalah yang Terjadi pada

KeluargadenganTahapPerkembangan Anak

UsiaRemaja……………………………….....17

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. PengkajianData Keluarga....................................................................21

B. Diagnosis Keperawatan ……………………………………………....48

C. Rencana Tindakan Keperawatan ..........................................................48

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................62

B. Saran....................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana

tubuh tidak mampu melakukan metabolik lemak, protein dan karbohidrat

yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi atau biasa disebut dengan

hiperglikemia (Devi dkk, 2018). Diabetes adalah sebuah penyakit dimana

pankreas tidak mampu memproduksi insulin. Insulin sendiri berfungsi

untuk mengatur gula darah dalam tubuh agar tetap normal (WHO, 2016).

Diabetes Mellitus biasanya akan menimbulkan komplikasi penyakit

neuropati seperti luka diabetes atau biasanya disebut dengan luka gangren.

Luka diabetes yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan

gangguan integritas pada kulit. Gangguan integritas kulit merupakan

keadaan individu dimana terjadi kerusakan pada integument, membrane

mukosa dan jaringan pembungkus atau jaringan subkutan (Doenges, 2014)

dalam (Saesfa’o, 2020). Diabetes Mellitus dapat dicegah atau ditunda

dengan cara penurunan berat badan (diet yang tepat seperti makan-

makanan yang sehat) dan perubahan gaya hidup seperti rutin olahraga,

tidak merokok dan menghindari minuman beralkohol (Depkes, 2014).

Salah satu masalah keperawatan pada penderita Diabetes Mellitus yang

membutuhkan penangan khusus dari tenaga kesehatan adalah gangguan

integritas kulit. Peran tenaga kesehatan khususnya perawat sangat

dibutukan untuk mengatasi masalah keperawatan ini karena kematian


jaringan yang di biarkan begitu saja akan menyebabkan ulkus diabetik atau

biasa disebut luka gangrene (Kustianingsih, 2016). Menurut Wijaya &

Putri (2013).

B. Rumusan Masalah

1. definisi

2. etiologi

3. patofisiologi

4. manifestasi klinis

5. pemeriksaan penunjang

6. komplikasi

7. penatalaksanaan

C.Tujuan Penulisan

1. definisi

2. etiologi

3. patofisiologi

4. manifestasi klinis

5. pemeriksaan penunjang

6. komplikasi

7. penatalaksanaan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang paling

umum ditemukan. Penyakit ini ditandai oleh naiknya kadar gula darah

(hiperglikemia) dan tingginya kadar gula dalam urine (Glukosuria) akibat

gangguan sekresi insulin.Kata Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang

berarti “Curahan atau pancuran” sedangkan kata Militus berasal dari bahasa

latin yang berarti “Madu”, kata tersebut diambil sebagai nama penyakit yang

menggambarkan tingginya kandungan gula dalam urin penderita (Fitriana &

Rahmawati, 2016). Diabetes Mellitus adalah Gangguan metabolisme yang

ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah yang berhubungan

dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang

disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau mikrovaskuler,

makrovaskuler dan neuropati (Arif, 2015).

Diabetes mellitus masuk dalam kelompok gangguan metabolik dengan

karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik tersebut berhubungan dengan

kerusakan jangka panjang, disfungsi beberapa organ tubuh terutama mata,

ginjal, saraf dan pembuluh darah. Diabetes melitus bukan kelainan tunggal ,

melainkan sekelompok gangguan metabolik dengan ciri- ciri hiperglikemia

pada kelainan tersebut. Kelainan tersebut berupa gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein dengan komplikasi jangka panjang yang


mengenai pembuluh darah, mata, serta syaraf. Dari beberapa penjelasan

diatas dapat di simpulkan, bahwa diabetes mellitus bukan kelainan tunggal,

melainkan sekelompok gangguan metabolisme yang memiliki ciri

meningkatnya kadar glukosa darah atau hiperglikemi yang sama pada

kelainan tersebut yang menimbulkan efek berupa gangguan metabolisme

karbohidrat, lemak dan protein dengan komplikasi jangka panjang yang

mengenai pembuluh darah, mata ginjal dan saraf (Saferi & Andra, 2013)

B. Etiologi Diabetes Millitus

Diabetes mellitus memiliki etiologi yang heterogen. Umumnya diabetes

mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari sel

betha pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi sebagai penghasil

insulin yang berakibat kekurangan insulin. Menurut (Hasdianah, 2012) faktor

lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi Diabetes Mellitus adalah

1. Riwayat keturunan

Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua ke anak. Gen

penyebab diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tua

menderita diabetes mellitus. Pewarisan gen diabetes mellitus bisa sampai

ke cucu bahkan cicit walaupun resikonya kecil.

2. Obesitas

Berat badan lebih dari 90 kg, berpeluang lebih besar terkena

diabetes mellitus. Sembilan dari sepuluh orang dengan obesitas

berpotensi untuk terserang diabetes. Orang dengan obesitas


mengakibatkan sel- sel beta pankreas mengalami hipertropi yang akan

berpengaruh terhadap penurunan produksi insulin.

3. Pola makan

Makan secara berlebih dapat memacu timbulnya diabetes mellitus.

konsumsi makanan yang berlebihan dan tidak di imbangi dengan sekresi

insulin dalam jumlah seimbang dapat menyebabkan kadar gula dalam

darah meningkat.

4. Pola hidup

Pola hidup yang tidak sehat seperti kurang olahrga memiliki resiko

lebih tinggi terkena diabetes mellitus, olahraga bertujuan membakar

kalori yang tertimbun di tubuh.

5. Penyakit dan infeksi pada pankreas

Infeksi mikroorganisme dan virus menyebabkan radang pankreas

berakibat menurunnya fungsi dari pankreas sehingga tidak ada sekresi

hormon untuk metabolisme tubuh termasuk insulin.

6. Stres

Stres kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan cepat

saji yang banyak pengawet lemak dan tinggi gula. Makanan cepat saji ini

berpengaruh besar dalam kerja pankreas dan meningkatkan kerja

metabolisme.
C. Pathofisiologi Diabetes Mellitus

Pathofisiologi dari Diabetes mellitus dapat dihubungkan dengan

salah satu akibat kekurangan insulin, berkurangnya pemakaian glukosa

oleh sel- sel tubuh yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah

300- 1200 mg/dl. Peningkatan mobilisasi lemak menyebabkan terjadinya

metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan kolesterolpada

dinding pembuluh darah yang berakibat berkurangnya protein dalam

jaringan tubuh. Penderita Diabetes mellitus yang mengalami defisiensi

insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang

normal atau toleransi sesudah makan. Hiperglikemi yang parah yang

melebihi ambang ginjal yang normal (konsentrasi glukosa darah 160- 180

mg/ 100 ml ), akan timbul glikosuria, hal ini disebabkan karena tubulus

renalis tidak dapat menyerap kembali semua glukosa (Saferi & Andra,

2013).

Glukosuria mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan

poliuri disertai kehilangan sodium, klorida potasium, dan fosfat. Poliuria

menimbulkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa protein

negatif, berat badan menurun dan polifagi. Berkurangnya atau hilangnya

protein tubuh dan berkurangnya karbohidrat untuk energi menyebabkan

beberapa akibat seperti astenia atau kekurangan energi yang menjadikan

penderita diabetes mellitus yang keluar dengan urin penderita diabetes

mellitus mengalami keseimbangan lebih cepat lelah, letih dan mengantuk.

Hiperglikemia yang berkepanjangan menyebabkan arterosklerosis,


penebalan membran basalis dan perubahan saraf perifer yang

menimbulkan terjadinya ganggren, penderita diabetes mellitus yang sudah

terjadi komplikasi khususnya ganggren akan timbul masalah keperawatan

intoleransi aktivitas yang perlu ada tindakan keperawatan (Saferi & Andra

2013).

Klien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat

mempertahankan kadar glukosa yang normal atau toleransi glukosa setelah

makan karbohidrat, jika hiperglikemia parah dan melebihi batas

ginjaltimbul glukosuria, glukosuria ini mengakibatkan dieuresis osmotik

yang meningkat atau polyuria, yang menjadikan penderita diabetes

mellitus minum dalam jumlah banyak karena glukosa hilang bersama

kemih, dan penderita diabetes mellitus mengalami keseimbangan kalori

yang negative dan berat badanberkurang. Rasa lapar yang semakin besar

atau polifagia muncul sebagai dampak kehilangan kalori (Saferi & Andra,

2013).

D. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

Manifestasi DM dikaitkan dengan konsekuensi metabolik yang

lambat ketika pemecahan lemak dan protein karena resistensi dari insulin

sehingga kadar glukosa meningkat dan menimbulkan :

1. Kadar gula puasa tidak normal

2. Muncul keluhan TRIAS :banyak kencing (Poliuria), banyak minum

(polidipsi), dan penurunan BB

3. Ras makan yang besar (polifagia),


4. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah

mengantuk pada kliendiabetes lama, katabolisme protein di otot dan

ketidak mampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa

sebagai energi

5. Gejala lain yang ditimbulkan seperti gangguan penglihatan, gatal

didaerah vulva dan lipatan ketiak dan dibawah payudara, gangguan

ereksi, kesemutan dan keputihan.

6. Manifestasi akhir pada diabetes mellitus seperti koma diabetik dan

komplikasi (Merry baradero, 2009).

E. Komplikasi Diabetes Mellitus

Menurut (Merry baradero, 2009) klien dengan diabetes militus

beresiko terjadi kompilkasi baik bersifat akut maupun kronis diantaranya

1. Komplikasi metabolik

2. Ketoasidosis diabetik Ketoasidosis atau keracunan zat keton sebagai

hasil metabolisme lemak dan protein terutama terjadi pada IDDM.

3. Koma hiperglikemi

4. Koma hiperglikemi akibat terapi insulin yang berlebihan atau tidak

terkontrol.

Komplikasi menahun

1. Mikroangiopati (kerusakan pada pembuluh darah perifer) pada organ-

organ yang mempunyai pembuluh darah kecil sehingga pada:

a. Retinopati diabetika (kerusakan yang terjadi pada retina mata)

menyebabkan terjadinya kebutaan


b. Neuropatidiabetika(kerusakanyangterjadipadapembuluhdarahperif

er) yang menyebabkan gangguan sensoris pada bagian tubuh

c. Nefropati diabetika (kerusakan/ kelainan pada ginjal) yang

menyebabkan terjadinya gagal ginjal

d. Displidemia dan hipertensi.

F. Pemeriksaan Penunjang Diabetes Mellitus

American Diabetes Association (ADA) merekomendasikan goal

antara 90 – 130 mg/dL untuk gula darah sebelum makan dan kurang dari

180 mg/dL untuk gula darah 2jam sesudah makan bagi orang dewasa

penderita diabetes mellitus. Ikatan para dokter spesialis indokrin diamerika

bahkan menetapkan standart yang lebih ketat, yaitu kurang dari 110 mg/dL

sebelum makan dan kurang dari 140 mg/dL sesudah makan (Peter. C,

2013).

Menurut (Sudoyo, 2009) pengambilan sample darah pada

pemeriksaan penunjang kriteria DM bisa dilakukan melalui pembuluh

darah diantaranya:

1. Pembuluh darah vena : pembuluh darah yang membawa darah menuju

jantung dan banyak mengandung karbondioksida (terletak di permukaan

tubuh, dinding tipis dan tampak kebiruan)

2. Pembuluh darah kapiler : pembuluh darah yang sangat kecil dengan

diametwr 5-10 mikrometer yang menghubungkan arteeiola dan venula.


G. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Tujuan utama terapi diabetes mellitus untuk mencoba

menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya

mencegah terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan

terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa tanpa

terjadi hipoglikemia dan gangguan pada pola aktivitas klien.Prinsip

penatalaksanaan klien DM adaalah mengontrol gula darah dalam rentang

normal. Untuk mengontrol gula darah, ada lima faktor penting yang harus

diperhatikan yaitu :

1. Asupan makan atau diet

Syarat diet hendaknya memperbaiki kesehatan umum klien,

mengarah pada berat badan normal, mempertahankan kadar gula

darah normal, menekan timbulnya penyakit angio diabetik,

memberikan modifikasi diet sesuai keadaan klien, dan diet yang

diberikan memberikan kesan menarik dan mudah diberikan (Rendy &

M.Clevo, 2012).

2. Latihan fisik

Tujuan latihan fisik pada penderita diabetes militus yaitu

meningkatkan kepekaan dari insulin, mencegah kegemukan,

memperbaiki aliran darah, merangsang pembentukan glikogen baru

dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Dengan prinsip dalam olahrga

yaitu jenis olahraga dinamis, intensitas olahraga, lama latihan, dan

frekwensi latihan (Hasdianah, 2012).


3. Pendidikan tentang diabetes militus

Pendidikan yang diberikan untuk penderita DM disebut PKMRS

(Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit) bisa melalui

berbagai macam media seperti leaflet dan poster dengan tujuan dapat

merawat diri sendiri sehingga mampu mempertahankan hidup dan

komplikasi lebih lanjut (Hasdianah, 2012).

4. Terapi

Obat hipoglikemik oral (OHO): 1) Golongan Sulfoniluera OHO

golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan untuk penderita

diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta

tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya. Sulfonilurea

bekerja dengan cara: menstimulasi penglepasan insulin yang

tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin, dan meningkatkan

sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Contoh obat

sulfonilurea generasi pertama adalah asetoheksamida, klorpropamida,

tolazamida, dan tolbutamida, sedangkan generasi kedua antara lain

gliburida (glibenklamida), glipizida, glikasida, glimepirida, dan

glikuidon. Obat golongan ini semuanya mempunyai cara kerja yang

serupa, berbeda dalam hal masa kerja, degradasi, dan aktivitas

metabolitnya. Pada pemakaian sulfonilurea, umumnya selalu dimulai

dengan dosis rendah untuk menghindari kemungkinan hipoglikemia.

Untuk menghindari resiko hipoglikemia berkepanjangan pada

berbagai keadaan seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati,
kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan

penggunaan sulfonilurea kerja panjang. Efek samping sulfonilurea 14

umumnya ringan dan frekuensinya rendah, antara lain gangguan

saluran cerna dan gangguan susunan saraf pusat. Klorpropamid

kurang dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orang tua

karena risiko hipoglikemia yang berkepanjangan, demikian juga

glibenkamid. Untuk orang tua dianjurkan preparat dengan waktu kerja

pendek. Glikuidon juga diberikan pada pasien DM dengan gangguan

fungsi ginjal atau hati ringan.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Data Keluarga

1. IDENTITAS KELUARGA

a. Kepala Keluarga

Nama Kepala Keluarga : Ny H

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur/tanggal lahir : 71 Tahun / 31-02-1950

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Alamat : Bocco-Boccoe

No.Telepon :-

b. Susunan Anggota Keluarga

N Nama Umur Gender Agama Hub.dgn Pendidikan Pekerjaan Ket

o KK

Anak
1 Ny H 49 P Islam S1 Honorer
Kandung
Anak
2 Ny H 35 P Islam S1 Honorer
kandung

c. Genogram
Tidak ada genogram karena keluarga Ny H tidak mengingat lagi

struktur keluarganya

2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap Perkembangan keluarga saat ini :

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

ekonomi

3) Mempertahankan Kesehatan dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak-anak dan

lingkungan sosial

5) Melakukan “live riview”

b. Tugas keluarga yang belum terpenuhi/terlaksana pada tahap

perkembangan :

Ny H mengatakan tdiak ada tugas keluarga yang tidak

terpenuhi.

a. Riwayat keluarga Inti :

Keluarga Ny H dengan suku bugis, Saat ini keluarga Ny H

dikaruniahi 4 orang anak. Ny H tinggal dengan kedua

anaknya,karena kedua anak yang lain nya telah menikah dan

tinggal bersama suaminya.

b. Tipe keluarga :

Single parent karena terdiri dari ibu, dan 2 orang anak

kandung yang belum menikah.


3. STRUKTUR KELUARGA

a. Komunikasi dalam Keluarga

Ny. H mengatakan bahwa komunikasi dengan keluarganya

menekankan keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ny. H

mendiskusikan bersama anaknya, Waktu yang biasanya digunakan

untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari dan waktu

makan bersama dengan anggota keluarga.

b. Struktur Keluarga

Pemegang keputusan di keluarga adalah Anak pertamya Ny

H sebagai Anak tertua karena Ny H tidak bias memutuskan sesuatu

mengingat usianya yang sudah tidak bisa mengerti begitu banyak

hal.

c. Struktur nilai/values

Nilai dan norma yang dipegang oleh Tn. S adalah sesuai

dengan nilai-nilai ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh norma

budaya. Penerimaan keluarga terhadap perawat sangat baik, setiap

masalah yang ada diutarakan dan menerima kehadiran perawat.

d. Struktur peran

Ny H Sebagai kepala keluarga dan orang tertua dalam keluarga

tersebut, Ny H merupakan anak ke 2 yang memiliki peran dalam

keluarga untuk membersihkan rumah dan memasak untuk makan

an sehari-hari, sedangkan untuk Ny H sebagai anak ke 4

memegang peran dalam pembelanjaan kebutuhan sehari-hari.


4. FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi Afektif

Ny. H mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam

rumah dapat saling terbuka dalam menyampaikan pendapat.

b. Fungsi Sosialisasi

Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan

dengan baik. Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga

baik apalagi keluarga Ny H Ketika anaknyabekerja dan dia sendiri

di rumah dia akan lebih sering di rumah tetangganya untuk

bercerita.

c. Fungsi Reproduksi

Ny H dalam masalah reproduksi tidak lagi mengingat usia

yang sudah tua dan fungsi reproduksi tidak seperti dulu lagi.

d. Fungsi Ekonomi

Upaya keluarga dalam memenuhi kebutuhan sandang,

pangan, papan, yaitu dari anak ke 2 dan anakke 4 yang bekerja

sebagai honorer.

e. Fungsi pemeliharaan kesehatan

Ny. H mengatakan bahwa di saat ibunya sakit iya lansung

membawanya keklinik Kesehatan terdekat untuk melakukan

kontrol dan Ny H menyiapkan makanan yang tidak dapat membuat

gula darah ibunya meningkat karena pemeriksaan terakhir gula


darahnya tidak terbaca dan setiap obat ibunya habis iya lansung

membawanya keKlinik Kesehatan terdekat.

Masalah keperawatan : kesiapan peningkatan koping keluarga dan kesiapan

peningkatan manajemen kesehatan ketidakstabilan kadar glukosa darah

Komposisi jenis makanan sehari-hari

Ketersediaan
Selalu ada kadang-kadang Tidak pernah
Komposisi
a. Makanan pokok 
b. Lauk-pauk

- protein hewani
- protein nabati 
c. Sayuran 
d. Buah-buahan 
e. Susu 

Pantangan terhadap makanan pada jenis makanan yang

manis, untuk air minum keluarga membeli air galon, kebiasaan

keluarga dalam mengelola makanan yaitu dipotong dulu baru

dicuci, namun biasanya membeli makanan, keluarga dalam makan

sendiri – sendiri.

Pemenuhan kebutuhan istrahat tidur keluarga Ny H sering

tidur pada siang hari, Namun untuk kedua anaknya sangat jarang

mengingat pekerjaannya sebagai tenaga pendidik.

Keluarga Ny H tidak memiliki jadwal khusus untuk

rekreasi keluarga, hanya sesekali anaknya mengajak

berwisata.Tetapi untuk anaknya sering jika ada waktu kosong

Bersama dengan rekan kerjanya


Untuk pemenuhan kebersihan diri keluarga Ny H mandi 2

kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari, cuci rambut dua kali dalam

seminggu, mereka menggunakan sabun mandi, odol dan shampoo.

5. STRESSOR DAN KOPING

a. Stressor jangka pendek : -

b. Stressor jangka Panjang : -

c. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor : Jika ada

masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari

masalah tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini

kalau setiap masalah ada jalan keluarnya, misalnya dengan

meminta bantuan dari saudar dan tetangga yang terdekat.

d. Strategi koping yang digunakan keluarga : Ny. H mengatakan

selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada Allah

SWT.

e. Strategi adaptasi disfungsional : upaya keluarga membantu

anggota keluarga yang mengalami masalah tersebut yaitu dengan

diskusi Bersama jika adawaktu luang.

6. KESEHATAN LINGKUNGAN

a. Perumahan

Keluarga Ny H tinggal di rumah sendiri (milik pribadi),

jenis bangunan permanen, dengan luas rumah 9x216 m2, luas

pekarangan ± 6 m2. Kondisi rumah tampak cukup rapi dan cukup

bersih dan terdapat beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber


air yang digunakan oleh keluarga berasal dari sumur BOR

sehingga airnya tidak berasa, tidak berwarna dan tidak berbau.

Pada saat hari mulai gelap pencahayaan lampu dalam rumah Ny H

terbilang terang. Halaman depan dan halaman belakang cukup

bersih.atap rumah seng, mempunyai ventilasi (cukup baik, udara

bisa masuk dengan baik dan Ketika berada di dalam rumah tidak

ada perasaan pengap), cahaya masuk pada siang hari.

1) Keadaan bagian rumah

Keadaan rumah
Tidak ada Kotor Bersih
Bagian Rumah
a. Halaman 
b. Ruang tamu 
c. Ruang tidur 
d. Ruang makan 
e. Dapur 
f. Kamar mandi 
g. WC 

2) Denah rumah
1. Teras
1 2. Ruang tamu
3. Kamar
4. Kamar
3 2
5. Ruang keluarga
6. Kamar
4 7. Kamar
5
5 8. Ruang makan
9. Wc
6 10. dapur

7
8

10

b. Pengolahan sampah

Keluarga Ny H memiliki tempat sampah yang tetap, Ny H

Mengatakan apabila sampahnya sudah banyak maka anaknya

biasanya mengolah sampah dengan cara membakar di belakang

rumahnya.

c. Sumber air

Keluarga Ny H menggunakan air dari sumur BOR yang

berada di samping rumahnya, untuk air minum biasanya

menggunakan air galon.

d. Jamban Keluarga

Keluarga Ny H mempunyai 1 wc sendiri jenis leher angsa

atau wc jongkok, jarak dari tempat penampungan dengan sumber

air >5 m.

e. Pembuangan air limbah

Untuk pembuangan limbah langsung menuju ke selokan.

7. FASILITAS SOSIAL DAN FASILITAS KESEHATAN

Mempunyai perkumpulan kegiatan kemasyarakatan/sosial seperti

arisan,dll. Terdapat fasilitas pelayanan seperti posyandu dan polindes

dan bisa jangkau dengan jalan kaki


8. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa keperawatan

berkunjung ke rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status

kesehatan keluarga

9. PEMERIKSAAN FISIK

N Pemeriksaan Ny H Ny H Ny H

Fisik
1 Keadaan - Kesadaran - Baik - Baik

Umum menurun,kl - Tampak - Tampak

ien nampak gemuk kurus

lelah dan

lesu,klien

nampak

gemetar

dan

berkeringat

- Tampak

kurus

2 Tanda –

tanda Vital

TD : 130/ 90 110/80 120/70

mmHg 90 80 85
Nadi ::

x/Menit 36,6 36,6 36,7


0
Suhu : c 22 24 24

RR :

x/menit
3 Antropome - - -

tri

BB : Kg

TB : CM
4 Kepala Kepala simetris, Kepala simetris,

Bentuk kulit kepala bersih kulit kepala Kepala simetris,

Rambut tidak bersih tidak kulit kepala

Kulit berketombe,warna berketombe, bersih tidak

Kepala rambut hitam rambut sedang berketombe,

Kelainan campur uban, agak rambut sedang

tekstur rambut suram,lembut agak

lurus tidak mudah distribusi rambut suram,lembut

dicabut sehingga merata/ distribusi rambut

rambut tidak menyebar,warna merata/

terlihat rontok, rambut hitam, menyebar,warna

klien mencuci tekstur rambut rambut hitam,

rambut 2 kali lurus tidak tekstur rambut

seminggu ,tidak mudah dicabut lurus tidak

ada benjolan,tidak sehingga rambut mudah dicabut


sakit bila tidak terlihat sehingga rambut

ditekan,tidak ada rontok, klien tidak terlihat

lesi. mencuci rambut rontok, klien

3 kali mencuci rambut

seminggu,tidak 3 hari

ada sekali,tidak ada

benjolan,tidak benjolan,tidak

sakit bila sakit bila

ditekan,tidak ada ditekan,tidak ada

lesi lesi
5 Mata : Konjuctiva Konjuctiva Konjuctiva

Konjungtiv tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis,

a sklera ikterik sklera ikterik sklera ikterik

(-/-), simetris, (-/-), simetris, (-/-), simetris,

Simetris tidak ada tidak ada tidak ada

cekungan pada cekungan cekungan

Visus mata, reaksi pada mata, pada mata,

cahaya pupil reaksi cahaya reaksi cahaya

(+/+) pupil (+/+) pupil (+/+)

klien dimana klien klien dimana klien dimana

dapat mengikuti klien dapat klien dapat

telunjuk, terlihat mengikuti mengikuti

pupil telunjuk, terlihat telunjuk, terlihat

kontriksi.Klien pupil pupil


bisa membaca, kontriksi.Klien kontriksi.Klien

dengan memakai bisa membaca, bisa membaca,

kaca mata , yaitu dengan tanpa dengan tanpa

bisa baca dengan memakai kaca memakai kaca

jarak 30 mata , yaitu bisa mata , yaitu bisa

cm.Lapang baca dengan baca dengan

pandang klien jarak 30 jarak 30

menyempit. cm.Lapang cm.Lapang

pandang klien pandang klien

menyempit. tidak

menyempit.
6 Hidung Tidak bengkok Tidak Tidak

Tulang Tampak jelas bengkok bengkok

Hidung dan tidak Tampak jelas Tampak jelas

Septum berdarah dan tidak dan tidak

Nasi Tidak terdapat berdarah berdarah

Lubang adanya polip Tidak terdapat Tidak terdapat

Hidung adanya polip adanya polip


7 Telinga tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat

Ukuran sianosis, sianosis, sianosis,

Lubang tidak Terdapat tidak tidak

telinga gigi yang sudah Terdapat gigi Terdapat gigi

Pendengar tanggal yang sudah yang sudah

an Tidak terdapat tanggal tanggal


perdarahan Tidak Tidak

Tidak terdapat terdapat terdapat

peradangan perdarahan perdarahan

Tidak terdapat Tidak terdapat

peradangan peradangan
8 Mulut dan Tidak terdapat Tidak Tidak

Faring sianosis terdapat terdapat

Bibir gigi masih sianosis sianosis

Gigi lengkap, gigi masih gigi masih

Tidak terdapat lengkap, lengkap,

Gusi perdarahan Tidak Tidak

Tonsil terdapat terdapat

Tidak terdapat perdarahan perdarahan

peradangan

Tidak terdapat Tidak terdapat

peradangan peradangan
9 Leher Tidak terdapat Tidak Tidak

Kelenjar pembengkakan terdapat terdapat

Tyroid pada kelenjar pembengkaka pembengkaka

Vena tyroid n pada n pada

Jugularis Tidak terdapat kelenjar kelenjar

pembesaran pada tyroid tyroid

vena jugularis Tidak terdapat Tidak terdapat

pembesaran pada pembesaran pada


vena jugularis vena jugularis
1 Integunen Tidak terdapat Tidak Tidak

0 dan kuku adanya luka, terdapat terdapat

Integument tampak kulit adanya luka, adanya luka,

Kuku berwarna tidak terdapat tidak terdapat

kecoklatan dan penyakit kulit penyakit kulit

keriput dan kuku

klien tampak kotor


1 Toraks Tampak Tampak Tampak

1 simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak

Paru – paru terdapat nyeri terdapat nyeri terdapat nyeri

tekan, tidak tekan, tidak tekan, tidak

Jantung terdapat adanya terdapat terdapat

suara tambahan adanya suara adanya suara

Suara jantung s1 tambahan tambahan

dan s2 tampak Suara jantung s1 Suara jantung s1

jelas, tidak dan s2 tampak dan s2 tampak

terdapat adanya jelas, tidak jelas, tidak

suara jantung terdapat adanya terdapat adanya

tambahan, suara jantung suara jantung

tambahan, tambahan,
1 Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada

2 benjolan, tidak benjolan, tidak benjolan, tidak

terdapat acites, terdapat acites, terdapat acites,

tidak terdapat tidak terdapat tidak terdapat


adanya nyeri tekan adanya nyeri adanya nyeri

tekan tekan
1 Genitalia - - -

3
1 Ekstremitas Mampu Mampu Mampu

4 atas dan melakukan fleksi melakukan fleksi melakukan fleksi

bawah dan ekstensi secara dan ekstensi dan ekstensi

normal dengan secara normal secara normal

kekuatan otot dengan kekuatan dengan kekuatan

lemah otot penuh otot penuh

Masalah keperawatan : ketidakstabilan kadar glukosa darah


PENJAJAKAN TAHAP II

1. Mengenal Masalah kesehatan keluarga :

Ny H dan keluarga mengetahui penyebab dari penyakit nya dan mengetahui

bagaimana agar penyakitnya atau kadar gula darah nya tidak meningkat.

2. Bagaimana cara bapak/ibu memberikan pemahaman terhadap anggota

keluarga dengan masalah tersebut diatas atau apa upaya penanggulangan yang

dilakukan keluarga. Saat Ny H sakit maka keluarga membawanya ke klinik

terdekat yang ada di kota bulukumba dan menjauhi makanan pantangan yang

dapat memicu meningkatnya kadar gula darahnya

3. Bagaimana cara bapak/ibu menata lingkungan yang dapat meningkatkan

keberhasilan penyelesaian masalah.keluarga Ny H mengatakan dimulai

darikkeadaan rumah dan bagaimana penataan lingkungan rumah yang baik

beserta keadaan lingkungan sekitar klien yang mampu membantu klien

menjauhi mkanan pantangannya.

4. Apakah bapak/ibu memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan yang ada di

masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut diatas. Iya keluarga Ny H

menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di daerahnya yaitu daerah

bulukumba.

Masalah keperawatn : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan dan

kesiapan Koping Keluarga

Bulukumba , 12 Oktober 2021

Mahasiswa,
(KELOMPOK 5)

DATA FOKUS

1. Ny. H mengatakan bahwa di saat ibunya sakit iya lansung

membawanya keklinik Kesehatan terdekat untuk melakukan kontrol

2. Ny H menyiapkan makanan yang tidak dapat membuat gula darah

ibunya meningkat

3. pemeriksaan terakhir gula darahnya tidak terbaca atau meningkat

4. setiap obat ibunya habis iya lansung membawanya keKlinik

Kesehatan terdekat.

5. Kesadaran menurun

6. klien nampak lelah dan lesu

7. klien nampak gemetar dan berkeringat

8. Ny H dan keluarga mengetahui penyebab dari penyakit nya dan

mengetahui bagaimana agar penyakitnya atau kadar gula darah nya

tidak meningkat.

9. Saat Ny H sakit maka keluarga membawanya ke klinik terdekat yang

ada di kota bulukumba dan menjauhi makanan pantangan yang dapat

memicu meningkatnya kadar gula darahnya


ANALISA DATA DAN

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

KELUARGA Ny H

No Data Fokus Kemungkinan Etiologi Masalah


1. Ds Resistensi insulin Ketidakstabilan

kadar glukosa darah


1. lelah

Do :

1. kadar glukosa dalam

darah tinggi

2. gemetar

3. kesadaran menurun

2. Ds Kemampuan merawat Kesiapan

1. anggota keluarga anggota keluarga yang peningkatan koping

menetapkan tujuan sakit keluarga

untuk gaya hidup

sehat(Ny H

menyiapkan

makanan yang tidak

dapat membuat gula

darah ibunya
meningkat)

2. anggota keluarga

menetapkan sasaran

untuk meningkatkan

kesehatan

3. ds Kemampaun Kesiapan

memanfaatkan fasilitas peningkatan


1. mengekspresikan
kesehatan manajemen
keinginan untuk
kesehatan
mengelola masalah

kesehatan dan

pencegahannya

(Saat Ny H sakit

maka keluarga

membawanya ke

klinik terdekat yang

ada di kota

bulukumba dan

menjauhi makanan

pantangan yang

dapat memicu

meningkatnya kadar

gula darahnya)

2. mengekspresikan
tidak adanya hambatan

yang berarti dalam

mengintegrasikan

program yang di

tetapkan untuk

mengatasi masalah

kesehatan (setiap obat

ibunya habis iya lansung

membawanya keKlinik

Kesehatan terdekat)

Do

1. pilihan hidup sehari-hari

tepat untuk memenuhi

tujuan program kesehatan

secara tepat.

Bulukumba, 12 Oktober 2021


Mahasiswa

(KELOMPOK 5)
B. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NY : H

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi

Keperawatan Hasil
1. KETIDAKSTABI Kestabilan kadar glukosa 1. Manajemen

LAN KADAR darah hiperglikemia

GLUKOSA 1. Setelah dilakukan

DARAH BD tindakan Definisi

RESISTENSI keperawatan selama Mengidentifikasi dan

INSULIN. 2x24 jam maka di mengelola kadar

harapkan rasa lelah glukosa darah di atas

ningkat dengan normal

kriteria hasil 5

menurun
Tindakan:
2. Setelah dilakukan
Observasi
tindakan
a. identifikasi
keperawatan selama
kemungkinan
2x24 jam maka di
penyebab
harapkan kadar
hiperglikemia
glukosa dalam darah
b. identifikasi situasi
meningkat dengan
yang
kriteria hasil 5
menyebabkan
membaik
kbutuhan insulin
meningkat

c. monitor kadar

glukosa darah,

jika perlu

d. monitor tanda dan

gejala

hiperglikemia

e. monitor intake

dan output cairan

f. monitor keton

urin, kadar

analisa gas

darah,elektronik,t

ekanan darah

ortostatik dan

rfrekuensi nadi

Terapeutik

a. berikan asupan

cairan oral

b. konsuktasi

dengan medis jika

tanda dan gejala

hiperglikemia
tetap ada atau

memburuk

c. fasilitasi ambulasi

jika ada hipotensi

ortostatik

Edukasi

a. anjurkan

menghindari

olahraga saat

kadar glukosa

darah lebih dari

250 mg/dl

b. anjurkan monitor

kadar glukosa

darah secara

mandiri

c. anjurkan

kepatuhan

terhadap diet dan

olahraga

d. ajarkan indikasi

dan pentingnya

pengujian keton
urin,jika perlu

e. ajarkan

pengelolahan

diabetes

Kalaborasi

a. kalaborasi

pemberian

insulin,jika perlu

b. kalaborasi

pemberian cairan

IV,jika perlu

c. kalaborasi

pemberian

kalium,jika perlu.

2. KESIAPAN Status koping keluarga 1. Dukungan Koping

PENINGKATA Keluarga
3. Setelah dilakukan
N KOPING
tindakan keperawatan
KELUARGA
selama 2x24 jam
Definisi
maka di harapkan
Memfasilitasi
perilaku bertujuan
peningkatan nilai-
membaik dengan nilai,minat dan tujuan

kriteria hasil 5 dalam keluarga

membaik
Tindakan
4. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam Observasi

maka di harapkan
a. dentifikasi
perilaku sehat
respons
membaik dengan
emosional
kriteria hasil 5
terhadap kondisi
membaik
saat ini

b. Identifikasi beban

prognosis secara

psikologis

c. Identifikasi

pemahaman

tentang keputusan

perawatan setelah

pulang

d. Identifikasi

kesesuaian antara

harapan

pasien,keluarga,d
an tenaga

kesehatan

Terapeutik

a. Dengarkan

masalah,perasaan,

dan pertanyaan

keluarga

b. Terima nilai-nilai

keluarga dengan

cara yang tidak

menghakimi

c. Diskusikan

rencana medis

dan perawatan

d. Fasilitasi

pengungkapan

perasaan antara

pasien dan

keluarga atau

antar anggota

keluarga

e. Fasilitasi
pengambilan

keputusan dalam

merencanakan

perawatan jangka

panjang,jika perlu

f. Fasilitasi anggota

keluarga dalam

mengidentifikasi

dan

menyelesaikan

konflik nilai

g. Fasilitasi

pemenuhan

kebutuhan dasar

keluarga

(mis.tempat

tinggal,makanan,

pakaian)

h. Fasilitasi anggota

keluarga melalui

proses kematian

dan berduka,jika

perlu
i. Fasilitasi

memperoleh

pengetahuan,keter

ampilan,dan

peralatan yang di

perlukan untuk

mempertahankan

keputusan

perawatan pasien

j. Bersikap sebagai

pengganti

keluarga untuk

menenagkan

pasien dan/atau

jika keluarga

tidak dapat

memberikan

perawatan

k. Hargai dan

dukung

mekanisme

koping adaptif

yang di gunakan
l. Berikan

kesempatan

berkunjung bagi

anggota keluarga

Edukasi

a. Informasikan

kemajuan pasien

secara berkala

b. Informasikan

fasilitas

perawatan

kesehatan yang

tersedia

c. Kolaborasi

d. Rujuk untuk

terapi

keluarga,jika

perlu

1.

Definisi
Memfasilitasi

partisipasi anggota

keluarga dalam

perawatan

emosional dan fisik.

Tindakan :

Observasi

a. Identifikasi

kesiapan keluarga

untuk terlibat

dalam perawatan

Terapeutik

a. Ciptakan

hubungan

terapeutik pasien

dengan keluarga

dalam perawatan

b. Diskusikan cara

perawatan di

rumah
(mis.kelompok,pe

rawatan di

rumah,atau rumah

singgah)

c. Motivasi keluarga

mengembangkan

aspek positif

rencana

perawatan

d. Fasilitasi keluarga

membuat

keputusan

perawatan

Edukasi

a. Jelaskan kondisi

pasien kepada

keluarga

b. Informasiakan

tingkat

ketergantungan

pasien kepada

keluarga

c. Informasikan
harapan pasien

kepada keluarga

d. Anjurkan

keluarga bersikap

asertif dalam

perawatan

e. Anjurkan

keluarga terlibat

dalam perawatan

3. Promosi Koping

Definisi

Meningkatkan upaya

kognitif dan perilaku

untuk menilai dan

merespon stressor

dan/atau kemampuan

menggunakan sumber-

sumber yang ada.


Tindakan:

Observasi

a. Identifikasi

kegiatan jangka

pendek dan

panjang sesuai

tujuan

b. Identifikasi

kemampuan yang

dimiliki

c. Identifikasi

sumber daya yang

tersedia untuk

memenuhi tujuan

d. Identifikasi

pemahaman

proses penyakit

e. Identifikasi
dampak situasi

terhadap peran

dan hubungan

f. Identifikasi

metode

penyelesaian

masalah

g. Identifikasi

kebutuhan dan

keinginan

terhadap

dukungan sosial

Terapeutik

a. Diskusikan

perubahan peran

yang dialami

b. Gunakan

pendekatan yang

tenang dan

meyakinkan

c. Diskusikan alasan

mengkritik diri
sendiri

d. Diskusikan untuk

mengklarifikasi

kesalahpahaman

dan mengevaluasi

perilaku sendiri

e. Diskusikan

konsekuensi tidak

menggunakan

rasa bersalah dan

rasa malu

f. Diskusikan risiko

yang

menimbulkan

bahaya pada diri

sendiri

g. Fasilitasi dalam

memperoleh

informasi yang di

butuhkan

h. Berikan pilihan

realistis mengenai

aspek- aspek
tertentu dalam

perawatan

i. Motivasi untuk

menetukan

harapan yang

realistis

j. Tinjau kembali

kemampuan

dalam

pengambilan

keputusan

k. Hindari

mengambil

keputusan saat

pasien berada di

bawah tekanan

l. Motivasi terlibat

dalam kegiatan

sosial

m. Motivasi

mengidentifikasi

sistem pendukung

yang tersedia
n. Dampingi saat

berduka

(mis.penyakit

kronis,kecacatan)

o. Perkenalkan

dengan orang

atau kelompok

yang berhasil

mengalami

pengalaman sama

p. Dukung

penggunaan

mekanisme

pertahanan yang

tepat

q. Kurangi

rangsangan

lingkungan yang

mengancam

Edukasi

a. Anjurkan

menjalin
hubungan yang

memiliki

kepentingan dan

tujuan sama

b. Anjurkan

penggunaan

sumber

spiritual,jika

perlu

c. Anjurkan

mengungkapkan

perasaan dan

persepsi

d. Anjurkan

keluarga terlibat

e. Anjurkan

membuat tujuan

yang lebih

spesifik

f. Ajarkan cara

memecahkan

masalah secara

konstruktif
g. Latih penggunaan

teknik relaksasi

h. Latih

keterampilan

sosial,sesuai

kebutuhan

i. Latih

meningkatkan

penilaian obyektif

2. Bimbingan Sistem

Kesehatan

Definisi

Mengidentifikasi dan

mengembangkan

kemampuan untuk

mengatasi masalah

kesehatan.

Tindakan :

Observasi

a. Identifikasi

masalah

kesehatan
individu,keluarga

dan masyarakat

b. Identifikasi

inisiatif

individu,keluarga

dan masyarakat

Terapeutik

a. Fasilitasi

pemenuhan

kebutuhan

kesehatan

b. Fasilitasi

pemenuhan

kebutuhan

kesehatan mandiri

c. Libatkan

kolega/teman

untuk

membimbing

pemenuhan

kebutuhan

kesehatan
d. Siapkan pasien

untuk mampu

berkolaborasi dan

bekerjasama

dalam pemenuhan

kebutuhan

kesehatan

Edukasi

a. Bimbing untuk

bertanggung

jawab

mengidentifikasi

dan

mengembangkan

kemampuan

memecahkan

masalah

kesehatan secara

mandiri.

-
3. KESIAPAN Manajemen kesehatan 1.
PENINGKATA 1. Setelah dilakukan Definisi

N tindakan keperawatan
Mempersiapkan
MANAJEMEN selama 2x24 jam maka
pasien dan keluarga
KESEHATAN di harapkan penerapan
untuk mengantisipasi
program perawatan
perkembangan atau
meningkat dengan
krisis situasional
kriteria hasil 5

meningkat

Tindakan :

Observasi

a. identifikasi

metode

penyelasaian

masalah yang

biasa di gunakan

b. identifikasi

kemungkinan

perkembangan

atau krisis

situasional yang

akan terjadi serta


damoaknya pada

individu atau

keluarga

Terapeutik

a. fasilitasi

memutuskan

bagaimana

masalah akan di

selesaikan

b. fasilutasi

memutuskan

siapa yang akan

di libatkan dalam

menyelesaikan

masalah

c. fasikutasi

mengidentifikasi

sumber daya yang

tersedia

d. fasilitasi

menyusuaikan

diri dengan
perubahan peran

e. jadwalkan

kunjungan pada

setiap tahap

perkembangan

atau sesuai

kebutuhan

f. jadwalkan tindak

lanjut untuk

memantau atau

memberi

dukungan

g. berikan nomor

kontak yang

dapat di hubungi

h. libatkan keluarga

dan pihak terkait

i. berikan referensi

baik cetak

ataupun

elektronik
Edukasi

a. jelaskan

perkembangan

dan perilaku

normal

b. informasikan

harapan yang

realistis terkait

prilaku pasien

c. latih teknik

koping yang di

butuhkan untuk

mengatasi

perkembangan

atau krisis

situasional

Kalaborasi

a. rujuk kelembaga

pelayanan

masyarakat,jika

perlu
2.

Definisi

Mengajarkan

pengelolahan faktor

resiko penyakit dan

perilaku hidup

bersih serta sehat

Tindakan :

Obserfasi

a. identifikasi

kesiapan dan

kemampuan

menerima

informasi

b. identifikasi faktor

yang dapat

meningkatkan

dan menurunkan
motivasi perilaku

hidup sersih dan

sehat

Terapeutik

a. sediakan materi

dan media

pendidikan

kesehatan

b. jadwalkan

pendidikan

kesehatan sesuai

kesepakatan

c. berikan

kesempatan untuk

bertanya

Edukasi

a. jelaskan faktor

resiko yang dapat

mempengaruhi

kesehatan
b. ajarkan perilaku

hidup bersih dan

sehat

c. ajarkan strategi

yang dapat di

gunakan untuk

meningkatkan

perilaku hidup

bersih dan sehat

3. identifikasi resiko

Definisi

Menemukan dan

menganalisasi

kemungkinan

faktior_faktor risiko

yang dapat

mengganggu

kesehatan.

Tindakan:
Observasi

a. identifikasi resiko

biologis,lingkung

an dan perilaku

b. identifikasi resiko

secara berkala di

masing_masing

unik

c. identifikasi resiko

baru sesuai

perencanaan yang

telah di tetapkan

Terapeutik

a. tentukan metode

pengelolahan

resiko yang baik

dan ekonomis

b. lakukan

pengelolahan

resiko secara
efektif

c. lakukan update

perencanaan

secara regular

d. buat perencanaan

tindakan yang di

miliki timeline

dan penanggung

jawab yg jelas

e. dokumentasikan

temuan resiko

secara akurat
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan III.


Jakarta Selatan: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II.
Jakarta Selatan : DPP PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta
Selatan: DPP PPNI.
Setiadi. 2008. Konsep dan proses keperawatan keluarga edisi pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai