Anda di halaman 1dari 15

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN SDR.T DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN


 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan : Ke – 1
Nama Pasien : Sdr. T
Hari/tgl : Senin/19-04- 2021
Jam : 08.00
Perawat : Alif Triyuningsi
PROSES KEPERAWATAN
A. Pra Interaksi
1.) Kondisi Klien
Klien terlihat gelisah, wajah tegang, pandangan mata tajam, sering mondar-mandir,
tangan mengepal, gigi mengerat
2.) Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3.) Tujuan Keperawatan
Tujuan Umum : Klien tidak menciderai diri.
Tujuan Khusus :
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
TUK 4 : Klien dapat megidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan.
TUK6 : Klien dapat mendemonstasikan latihan cara fisik ke 1 & 2.
4.) Rencana Tindakan Keperawatan: (SP 1pasien)
- Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan, penyebab perilaku
kekerasan, tanda dan gejala perilaku kekerasan, akibat, cara mengontrol perilaku
kekerasan
- Latihan cara mengontrol fisik 1 dan 2
- Masukkan jadwal kegiatan pasienStrategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
a. Orientasi
a. Salam Terapeutik : “Assalamualaikum, selamat pagi mas ? perkenalkan nama
saya alif, mas bisa panggil saya mbak alif.Saya mahasiswa dari STIKES Bina
Sehat PPNI Mojokerto yang akan menemani mas berbincang-bincang dengan
mas biar tidak kesepian selama beberapa hari kedepan. Saya sangat ingin
berkenalan dengan mas, kalaubolehtahu nama mas siapa? mas senangnya
dipanggil siapa?”
b. Evaluasi / Validasi : “Bagaimanakah keadaan dan perasaan mas pagi ini? Saya
boleh duduk di samping mas? Saya teman mas, mas bisa berita kepada saya
kenapa mas merasa marah? Apakah sekarang mas merasa marah atau kesal?
c. Kontrak
 Topik : “bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol tentang perasaan yang
dialami mas selama ini?”
 Tempat: “Mas mau ngobrol-ngobrol dengan saya dimana? Bagaimana jika
kita mengobrol sambil duduk dan berjemur disana mas?”
 Waktu : “ Mas mau ngobrol dengan saya berapa lama ? bagaimana kalau 20
menit?”
a. Fase Kerja
“selamat pagi mas... tadi kita sudah berkenalan sekarang saya ingin berbincang-
bincang dengan mas tapi sebelum itu bagaimana jika kita cuci tangan dulu setelah itu
saya akan memberikan mas masker untuk menjaga kesehatan mas juga, bagaimanakah
kedaan mas saat ini? Jika perasaan massaat ini bagaimana?”
“Apa yang menyebabkan mas T marah? Apakah sebelumnya Mas pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Oiya, jadi ada 2 penyebab
marah pada mas T. Kira-kira ada penyebab lain? Misalnya punya
masalahdengankeluarga atau teman mas”
“Pada saatpenyebabmarahitumuncul, apa yang mas lakukan? Apakah mas merasa
kesal, kemudian dada mas berdebar-debar, mata melotot, tangan mengepal dan
mengeratkan gigi?”
“Jadi mas Tmengomel, marah,menyakiti diri mas sendiri atau orang lain.
Apakahdengancarainimasalah mas akanterselesaikan? Tentu sajatidak mas. Kira-kira
menurut mas cara yang mas lakukan merugikan diri mas sendiri dan orang lain atau
tidak? betul, orang disekitar mas jadiketakutan, mas jadi tidak memiliki teman dan
kesepian. Menurut mas adakahcara lain yang lebihbaik? Saya punya cara
mengungkapkankemarahandenganbaiktanpamenimbulkankerugian, apakah mas ingin
tahu dan belajar dengan saya?”
“Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan, salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi, melalui kegiatan fisik, rasa marah disalurkan. bagaimana kalau kita
belajar 2 cara dulu?”
“Begini mas, jika mas sudah merasa kessal dan marah, mas berdiri, lalu tarik napas
dari hidung, tahan sebentar kira-kira sampai hitungan ke-3, lalu keluarkan/tiup
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo sekarang kita
coba lagi, tarik nafas dari hidung, iyah benar, tahan (1,2,3), sekarang tiup melalui
mulut, nah bagus begitu mas. Sekarang, mas coba lakukan 5 kali. Bagus sekali, mas
Tsudah bisa melakukannya. Nah, setelah melakukannya bagaimana perasaan mas
sekarang?”
“latihan nafas dalam ini juga bisa membuat mas lebih relax”
“selain melakukan napas dalam, mas juga dapat memukul kasur dan bantal”
“nah karena di kamar mas tidak ada bantal dan kasur jadi mas bisa lampiaskan pada
tumpukan baju mas agar tangan mas tidak sakit, dan barang-barang disekitar mas
tidak rusak?Sekarang coba kita praktekkan ya mas. Nah mas jadi kalau nanti cara
yang pertama tidak berhasil mengatasi marah, mas bisa lakukan cara yang kedua ini”
b. Terminasi
a. Evaluasi
- Evaluasi Subjektif:“Bagaimana perasaan mas sekarang, setelah menceritakan
masalah mas kepada saya, dan berbincang-bincang dengan saya? “
- Evaluasi Obyektif :“setelah kita ngobrol-ngobrol apakah mas masih ingat apa
saja yang membuat mas seringmarah dan kesal?iya, jadi ada dua penyebab
mas marah….(sebutkan) dan yang mas rasakan …..(sebutkan).”
b. Rencana tindak lanjut
“Setelah ini coba mas ingat-ingat lagi penyebab mas marah dan apa yang mas
lakukan saat marah. Dan kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan cara
fisik yang kita pelajari tadi”
c. Kontrak
Topik :”mas besok saya akan menemani mas lagi dan mengobrol lagi dengan mas”
Waktu :”jiks besok kita bertemu jam 08.00 WIB, bagaimana?”
Tempat :”Masbesok ingin ngobrol-ngobrol dengan saya dimana? gimana jika
besok kita mengobrol sambil berjemur pagi disini lagi?”
Baiklah masuntuk hari ini sampai disini dulu, mas sudah melakukan semua dengan
sangat baik hari ini, terima kasih mas sudah mau mengobrol dengan saya, besok
saya akan kembali menemani mas. Assalamualaikum mas T
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN SDR.T DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : ke - 2

Hari/tgl : Rabu, 21 April 2021

Jam : 08.00 WIB

Proses keperawatan

A. Pra Interaksi

1.) Kondisi klien

Klien mengetahui tanda dan gejala dari perilaku kekerasan. Klien tampak sedikit gelisah,

tangan mengepal, tatapan mata tajam.

2.) Diagnosa keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3.) Tujuan keperawatan

Tujuan umum : Klien tidak menciderai diri.

Tujuan khusus :

TUK 7 : Klien dapat mendemonstrasikan cara social untuk mencegah perilaku kekerasan.

4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 2)

− Evaluasi kegiatan lalu (SP 1)

− Latihan verbal

− Masukkan jadwal kegiatan pasien.

B. Strategi komunikasi

1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik : “ Assalamu’alaikum, selamat sore mas? Sesuai janji saya tadi,

sekarang kita ketemu lagi.”

b. Validasi data : “Bagaimana perasaan mas sore ini? Bagaimana mas, sudah dilakukan

latihan tarik nafas dalam? Apa yang mas rasakan setelah melakukan latihan secara

teratur?’Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.’’

‘’Bagus. Nah kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri;

kalau diingatkan pengurus atau teman baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau

diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.’’

c. Kontrak

⮚ Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah

marah??”

⮚ Tempat :“Dimana kita mau berbincang-bincang?? bagaimana kalau di depan saja

⮚ Waktu : “ mau berapa lama mas?? apakah 20 menit cukup ?”

2. Fase kerja

“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Jika marah sudah

disalurkan melalui tarik napas dalam, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang

yang membuat kita marah. Ada tiga caranya mas:

(1) Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak

menggunakan kata-kata kasar. Misalnya mas ingin meminta sesuatu pada orang lain,

harus dilakukan dengan perkataan yang baik tanpa nada suara tinggi. Coba mas minta

makanan dengan cara baik: ‘’Bu, bolehkah saya minta makanan? karena saya lapar”.

Nanti bisa dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba mas

praktekkan. Bagus mas.


(2) Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan mas tidak ingin melakukannya,

katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba mas

praktikkan. Bagus.”

(3) Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal

mas dapat mengatakan: “saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”. Coba

praktikkan. Bagus.’’

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

⮚ Evaluasi Subjektif : ‘’Bagaimana perasaan mas setelah kita bercakap-cakaptentang

cara mengontrol marah dengan bicara yang baik?’’

⮚ Evaluasi Objektif : ‘’Coba mas sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita

pelajari! Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari

mas mau latihan bicara yang baik? Bisa kita buat jadwal?’’

‘’Coba masukkan dalam jadwal laihan sehari-hari, misalnya meminta sesuatu”

Bagus besok dicoba ya mas!’’

“Mau dimana mas? Di sini lagi? Baik sampai ketemu besok?.’’

b. Rencana Tindak lanjut klien

‘’Bagaimana kalau besok kita ketemu lagi?’’

‘’Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah mas yaitu

dengan cara ibadah, mas setuju.”

c. Kontrak

Topik : Bagaimana kalau besok kita membahas mengenaicara lain untuk mengatasi rasa

marah mas yaitu dengan cara ibadah”

Waktu : “ besok kita ketemu lagi jam 08.00 WIB.”


Tempat : mas ingin bercakap-cakap dengan saya dimana ? apakah tetap disini atau

bagaimana ?”

Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sampai jumpa

dengan saya besok ya mas !! wassalamu’alaikum....!!


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN P DENGAN PERILAKU KEKERASAN

 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan

Pertemuan : ke - 3

Hari/tgl : Kamis, 22 April 2021

Jam : 09.00 WIB

Proses keperawatan

A. Pra Interaksi

1.) Kondisi klien

Klien telihat lebih tenang, klien mengetahui penyebab dari masalah klien, klien tampak

sedikit gelisah, tatapan mata klien tajam.

2.) Diagnosa keperawatan

Resiko Perilaku Kekerasan

3.) Tujuan keperawatan

Tujuan umum : klien tidak menciderai diri.

Tujuan khusus :

TUK 8 : Klien dapat mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku

kekerasan.

4.) Rencana Tindakan Keperawatan : (SP 3)

− Evaluasi SP 1,2

− Latihan Spiritual (minimal 2 macam)

− Masukkan jadwal kegiatan pasien.

B. Strategi komunikasi

1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik : “ Assalamu’alaikum, selamat pagi Mas? Sesuai janji saya tadi,

sekarang kita ketemu lagi”.

b. Validasi data : “Bagaimana Mas dengan latihannya apa saja yang sudah dilakukan?

Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali,

bagaimana rasa marahnya?”

c. Kontrak

⮚ Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa

marah yaitu dengan ibadah?”

⮚ Tempat :“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di depan

kamar mas?

⮚ Waktu : “Berapa lama mau Mas mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30

menit?”

2. Fase kerja

“Sekarang kita akan melakukan kegiatan untuk latihan mencegah rasa marah dengan

melakukan ibadah.”

Coba ceritakan kegiatan ibadah yang bisa Mas lakukan !! Bagus. Baik, yang mana mau

dicoba? ”

“Nah,,kalau Mas sedang marah coba Mas langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika

marahnya belum reda juga rebahkan badan agar rileks. Jika masih belum reda juga ambil air

wudlu kemudian shalat”

“Mas bisa membaca al-qur’anatau surah” untuk meredakan kemarahan”

“Coba Mas membaca surah al-fatihah? Bagus. Mau coba yang mana? Coba sebutkan (untuk

yang muslim)?”

“Selain sholat Mas juga bisa melakukan dzikir bila rasa marah Mas muncul. Dengan

berdzikir insyaallah rasa marah mbah akan redah bahkan hilang, serta jangan lupa untuk
selalu berdo’a. Sekarang coba Mas sebutkan salah satu baca’an dzikir yang Sdr.T Petahui.

Bagus...! Lakukan hal-hal tadi ya Mas bila rasa marah Mas muncul atau bahkan setiap saat

Mas. Gimana Mas mau?”

3. Fase terminasi

a. Evaluasi

⮚ Evaluasi Subjektif : ‘’Bagaimana perasaan Mas setelah kita bercakap-cakap tentang

cara yang kita pelajari tadi?’’

⮚ Evaluasi Objektif : “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus.”

“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan mas. Mau berapa kali mas

shalat? Baik kita masukkan shalat.dan dzikir ”

‘’Coba Mas sebutkan lagi cara ibadah yang dapat Mas lakukan bila Mas merasa marah!

sebutkan? Bagus sekali, sekarang kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari Mas

mau lakukan membaca al-qur’an? Baik mari kita membaca al-qur’an dan dzikir.”

b. Rencana Tindak lanjut klien

“karena besok saya tidak kesini lagi, mas bisa mengobrol sama teman-teman disini ya, mas

juga harus melakukan latihan yang dari kemarin kita lakukan secara rutin sesuai jadwal yang

sudah kita buat ya”

c. Penutup

“Baiklah kalau begitu kita sudahi perbincangan kita saat ini, terima kasih sudah mau

berteman dengan saya selama beberapa hari, tetap semangat ya mas.

wassalamu’alaikum....!!! (sambil berjabat tangan)


XIII Evaluasi

Tanggal Tindakan Evaluasi Tujuan


Keperawatan Khusus
Selasa, 20 1. Beri S : klien mudah marah, dan sulit TUK 1 : Klien
April 2021 salam/panggilan mengontrol emosi kalau marah dapat membina
nama.
klien juga susah dikontrol hubungan
2. Bantu klien saling percaya
untuk
TUK 2 : Klien
mengungkapkan
penyebab O : Pandangan mata klien tampak dapat
perasaan mengidentifika
jengkel/kesal tajam dan wajah tampak tegang,
si perilaku
3. Observasi dan tangan mengepal tidak bisa diam,
simpulkan kekerasan
bersama klien dan mengeratkan gigi. TUK 3 : Klien
tentang tanda
dapat
dan gejala
perilaku mengidentifika
A : SP 1 pasien TUK 1,2,3,4,5,6
kekerasan pada si tanda dan
klien belum tercapai
gejala perilaku
4. Anjurkan klien
untuk kekerasan.
mengungkapkan TUK 4 : Klien
P :Menganjurkan klien untuk
perilaku dapat
kekeraan yang melakukan kegiatan harian di
mengidentifika
biasa dilakukan yayasan dan menganjurkan klien
klien (verbal, si perilaku
melakukan latihan fisik tekhnik
pada orang lain, kekerasan yang
pada lingkungan relaksasi nafas dalam dan pukul
biasa
dan pada diri bantal
sendiri) dilakukan.
5. Bicarakan dan TUK 5 : Klien
bersama klien
dapat
menyimpulkan
akibat atau mengidentifika
kerugian dari si akibat
cara yang perilaku
dilakukan klien
6. Diskusikan dan kekerasan.
praktikkan dua TUK 6 : Klien
cara fisik yang dapat
paling mudah
untuk mencegah mendemonstra
perilaku sikan cara fisik
kekerasan,
untuk
yaitu : tarik
napas dalam dan mencegah
pukul kasur serta perilaku
bantal
kekerasan.

Rabu, 21 1. memberi contoh S : Klien mengatakan dapat TUK 7 : Klien


April 20221 dan meminta mengontrol marahnya. Klien dapat
klien mengikuti
mengetahui tanda dan gejala dari mendemonstra
contoh cara
bicara yang baik prilaku kekerasan. sikan cara
social untuk
a. Meminta O : Klien sudah mulai dapat
dengan baik : mencegah
menceritakan masalahnya
“Saya minta perilaku
uang untuk kembali. Klien tampak sedikit
kekerasan
beli rileks, tangan mengepal, tatapan
makanan”. mata tajam.
b. Menolak
dengan baik : A : SP 1 pasien TUK 7 tercapai
“ Maaf, saya
sebagian
tidak dapat
melakukanny
P : Menganjurkan klien untuk
a karena ada
kegiatan lain. melakukan kegiatan harian di
yayasan dan menganjurkan klien
c. Mengungkap
kan perasaan melakukan latihan fisik tekhnik
dengan baik : relaksasi nafas dalam serta latihan
“Saya kesal verbal
karena
permintaan
saya tidak
dikabulkan”
disertai nada
suara yang
rendah.

Kamis, 22 1. Diskusikan, bantu S : Klien mengatakan terus TUK 8 : Klien


April 2021
dan minta klien berlatih tekhnik nafas dalam dan dapat
mendemonstrasikan latihan verbal, serta berwudhu mendemonstra
kegiatan ibadah yang saat marahnya muncul sikan cara
pernah dilakukan spiritual untuk
O :Klien telihat lebih tenang,
mencegah
klien mengetahui penyebab dari
perilaku
masalah klien, klien tampak
kekerasan
sedikit gelisah, tatapan mata klien
tajam.

A :SP 1 pasien TUK 8 tercapai


sebagian

P :Menganjurkan klien untuk


melakukan kegiatan harian di
yayasan dan menganjurkan klien
melakukan latihan fisik tekhnik
relaksasi nafas dalam serta latihan
verbal
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma'rifatul. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Dalami, Ernawati. dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa. Jakarta:
CV Trans Info Media.

Keliat, Budiana. (2007). Model Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.

Riyadi, Sujono. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai