Anda di halaman 1dari 3

Judul : Pengaruh Kompres hangat Dalam Menurunkan skala nyeri pada lansia yang

mengalami rematik Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2012
Peneliti : Mery Fanada dan Widyaiswara Muda

PEMECAHAN MASALAH MELALUI ANALISIS JURNAL PICO


1. P (Problem/Population) :
Adanya nyeri membuat penderita reumatik pada lansia seringkali takut untuk
bergerak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat menurunkan
produktivitasnya. Disamping itu, dengan mengalami nyeri, sudah cukup membuat
pasien frustasi dalam menjalani hidupnya sehari-hari sehingga dapat mengganggu
kenyamanan pasien. Karenanya, therapi utama yang diarahkan adalah untuk menangani
nyerinya.
Keluhan nyeri dapat mempengaruhi kebahagiaan, hasrat, harapan, ketenangan
pikiran, kemampuan untuk merasakan kepuasan hidup dan menikmati kehidupannya.
Gangguan lainnya dapat berupa terjadinya penurunan aktivitas dan ketidakpatuhan
dalam proses perawatan serta pengobatan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami nyeri
rematik di Panti Sosial tresna Werdha Teratai Palembang. Dari 65 orang lansia terdapat
32 orang lansia yang mengalami nyeri rematik, terdiri dari 12 responden perempuan dan
8 responden laki-laki dengan kisaran umur mulai dari 60 tahun sampai 80 tahun.
2. I (Intervention) :
Tindakan untuk mengatasi nyeri adalah manajemen nyeri. Manajemen nyeri
terdiri dari pharmacological treatment dan non pharmacological treatment. Salah satu
manajemen nyeri non pharmacological treatment yang digunakan untuk menurunkan
nyeri reumatik adalah dengan cara kompres hangat.
Mengompres dengan air hangat berarti memberikan rasa hangat pada klien
dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh
tertentu yang memerlukannya, (Poltekkes Kemenkes Maluku, 2011).
Desain penelitian ini adalah preeksperimental dengan rancangan pre and post
test only design. Penelitian ini memberikan intervensi kepada responden yang akan

dilakukan tindakan perlakuan dan membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan


intervensi. Peneliti memberikan intervensi kepada kelompok yang akan dilakukan
tindakan kompres hangat pada tanggal 04 Mei 2012 s/d 22 Mei 2012 di Panti Sosial
tresna Werdha Teratai Palembang.
Pengukuran dan pengamatan variabel dilakukan dengan cara penilaian dengan
menggunakan pertanyaan dari kuesioner tentang skala nyeri rematik sebelum dilakukan
kompres hangat, dan setelah dilakukan kompres hangat. analisa univariat dilakukan
meliputi variabel independen skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi kompres
hangat. Analisa bivariat dilakukan untuk membedakan nyeri rematik sebelum dilakukan
terapi kompres hangat dengan setelah dilakukan terapi kompres hangat. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tindakan kompres hangat yang dilakukan sesuai dengan aturan
dapat menurunkan tingkat nyeri pada lansia yang mengalami nyeri rematik.
3. C (Comparation) :
Menurut penelitian Ana Wisdanora tahun 2012 yang di kemukakan dalan jurnal
ini, dari 14 responden yang dibagi menjadi dua kelompok yakni 7 responden dalam
kelompok kontrol yang tidak dilakukan intervensi dan 7 responden dalam kelompok
intervensi yang diberikan kompres dingin menghasilkan kesimpulan bahwa penurunan
nyeri dengan menggunakan kompres dingin tidak berpengaruh.
Sedangkan menurut penelitian Thomas Kristanto dan Arina Maliya pada
jurnalnya yang berjudul PENGARUH TERAPI BACK MASSAGE TERHADAP
INTENSITAS NYERI REUMATIK PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS
PEMBANTU KARANG ASEM, dengan populasi penelitian ini adalah 122 lansia,
namun hanya terdapat 13 lansia yang menderita reumatik. Data diambil dari buku
catatan medis yang ada di pustu karang asem dari bulan Januari-Maret 2011. Jumlah
sampel yang ada di wilayah puskesmas pembantu Desa Karang Asem pajang Surakarta
sebanyak 13 orang, sehingga jumlah responden dalam penelitian ini adalah 13 orang.
Tehnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tehnik
total sampling. Back Massage adalah salah satu tehnik memberikan tindakan massage
pada punggung dengan usapan secara perlahan. Usapan dengan lotion/balsem
memberikan sensasi hangat dengan mengakibatkan dilatasi pada pembuluh darah lokal.
Vasodilatasi pembuluh darah akan meningkatkan peredaran darah pada area yang diusap

sehingga aktivitas sel meningkat dan akan mengurangi rasa sakit serta menunjang
proses penyembuhan luka. Pelaksanaan terapi Back Massage yang dilakukan oleh
peneliti, dalam pelaksanaannya peneliti melakukan Back Massage lima orang selama
satu hari. Sebelum pelaksanaan Back Massage, dilakukan pengukuran tingkat nyeri
untuk mengetahui pada tingkatan berapa responden merasakan nyeri yang dialaminya.
Pemberian Back Massage kepada responden selama 30 menit. Setelah responden diberi
Back Massage, oleh peneliti ditanyakan kondisi responden, apakah rasa nyeri yang
dirasakan terdapat perubahan atau tidak, dan hasil menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan antara sebelum dan sesudah inervensi.
4. O (Outcome) :
Setelah di lakukan terapi kompres hangat secara teratur pada lansia yang
menderita rematik diharapkan intensitas nyeri yang di alaminya berkurang sampai
dengan hilang, dan tidak menimbulkan komplikasi. Sehingga reumatik yang di alami
lansia tidak semakin parah dan mengurangi intensitas nyeri yang dialami pasien, dan
pada akhirnya penderita bisa melakukan aktivitas sehari-hari secara produktif.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada Panti Sosial Tresna Werdha
Teratai hendaknya mensosialisasikan terapi kompres hangat kepada para lansia
penghuni panti agar lebih mengenal dan dapat melakukan terapi ini secara mandiri.

Anda mungkin juga menyukai