OLEH :
2016
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
2. Perawat mampu melakukan pemberian terapi nebulizer dengan benar sesuai SPO.
3. Perawat mampu melakukan evaluasi terapi nebulizer dengan benar sesuai SPO.
4. Perawat mampu menunjukan sikap yang baik dan terapeutik terhadap pasien
ketika pemberian terapi nebulizer.
C. Pelaksanaan Supervisi
D. Metode
1) Observasi
3) Problem Solving
E. Media
1) Status klien
2) Instrumen supervisi
F. Prosedur Supervisi :
2. PP : Ana Nisaul W
3. PA : Saik Arzanul S
H. Evaluasi
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan supervisi dilaksanakan di ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kab Malang.
b. Persiapan dilakukan sebelumnya dengan baik, persiapan yang kurang adalah
perawat lupa membawa steteskop sehingga tidak dapat melakukan askultasi
suara nafas tambahan.
c. Perawat yang betugas membawa peralaran dengan benar dan melakukan
persiapan dengan baik.
2. Proses
a. Kegiatan berjalan lancar.
b. Peran serta perawat yang bertugas sangat baik, namun pasien takut dengan
perawat sehingga pemberian terapi kurang maksimal.
c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam supervisi
3. Hasil
Supervisi yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik oleh perawat. Klien
dapat ikut berperan dalam kegiatan supervisi berlangsung. Perawat Asosiet dapat
melakkan tindakan dengan tepat sesuai dengan SPO ini terbukti dengan tindakan
dilakukan dengan benar 79%.
TUJUAN
MANAJEMEN
1. Merelaksasi jalan nafas. KEPERAWATAN RUANG
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret. EMPU TANTULAR
3. Menurunkan edema mukosa.
RSUD KANJURUHAN
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi
sekret uyang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak
nafas.
PENGKAJIAN
1. Mengkaji kembali
program/instruksi medik.
2. Mengkaji kepatenan saluran
pernafasan dan karakteristik suara
nafas.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien tentang terapi inhalasi.
4. Mengkaji kemampuan klien
mengeluarkan sekret.
INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Nebulizer 1 set.
2. Obat untuk terapi aerosol dan
pengencernya bila diperlukan.
3. Stetoskop.
4. Tissue.
5. Nierbeken/bengkok.
6. Suction (kalau perlu).
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan
pemberian terapi inhalasi nebulizer.
2. Memberikan posisi yang nyaman
bagi klien; semifowler atau duduk.
IMPLEMENTASI
1. Mencuci tangan.
2. Memasang sampiran.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Memasukkan obat kewadahnya
(bagian dari alat nebulizer).
5. Menghubungkan nebulizer
dengan listrik
6. Menyalakan mesin nebulizer
(tekan power on) dan mengecek out
flow apakah timbul uap atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut
atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk
melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek
keadaan umum klien, tanda-tanda
vital, dan melakukan auskultasi paru
secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk
melakukan nafas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama
prosedur (tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien
apabila terjadi efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada
posisi yang aman (jangan sampai
jatuh).
EVALUASI
DOKUMENTASI
SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
Total 40
Keterangan :
Lampiran SPO
KEPERAWATAN
RUANG EMPU
TANTULAR PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER
RSUD
KANJURUHAN
Brunner and Suddart 2006. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC. Jakarta.
Suarli, S & Bahtiar, Y. 2006. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga.