Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN SUPERVISI KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KAB MALANG


PRAKTIK PROFESI NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH :

Franxiskus Gaguk Nugroho S.Kep


153161017

PROGRAM PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKes WIDYA CIPTA HUSADA KEPANJEN KABUPATEN MALANG

2016
A. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam


menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Sedangkan manajemen keperawatan adalah
suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan secara profesional. Dimana di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana yang tersedia untuk
dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi
individu, keluarga dan masyarakat. Supervisi keperawatan merupakan kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor
mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar
pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat. Tujuan supervisi adalah pemenuhan
dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan,
keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas. Kegiatan supervisi di
ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan telah dilakukan oleh kepala ruangan terhadap
perawat di ruangan tersebut. Dalam pelaksanaannya kegiatan supervisi sudah dilakukan,
tetapi hasilnya belum terdokumentasikan dengan baik karena belum adanya format
penilaian yang baku untuk kegiatan supervisi. Hasil dari supervisi yang dilakukan masih
terbatas disampaikan secara lisan oleh kepala ruangan kepada perawat yang disupervisi.

Bila kegiatan supervisi ini telah dilakukan dan didokumentasikan dengan


terstruktur serta terdapat format penilaian supervisi yang jelas, maka akan dicapai hasil
yang maksimal, karena kepala ruangan akan memiliki catatan kinerja perawat untuk
perbaikan selanjutnya, dan perawat yang disupervisi juga akan memiliki catatan kinerja
sebagai bahan evaluasi diri. Dengan demikian maka akan mudah untuk dilakukan upaya
perbaikan dalam pelayanan keperawatan. Namun bila kegiatan supervisi tidak dilakukan
secara terstruktur dan terdokumentasi dengan baik serta tidak ada format penilaian untuk
supervisi yang baku, maka bentuk evaluasi yang dilakukan tidak bisa dilaksanakan
secara berkelanjutan karena tidak adanya catatan yang digunakan sebagai bahan evaluasi
secara terstruktur.

Berdasarkan keadaan tersebut, maka kami mencoba untuk melaksanakan kegaiatan


supervisi di Empu Tantular RSUD Kanjuruhan yang dilakukan secara terstruktur dan
terdokumentasi sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu kami juga membuat format
penilaian supervisi yang jelas untuk memudahkan kepala ruangan melakukan evaluasi
selanjutnya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh mahasiswa Profesi Keperawatan STIKes
Widya Cipta Husada Malang dengan pembagian peran masing-masing sesuai struktur
yang ada.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Perawat mampu melaksanakan pemberian terapi nebulizer sesuai dengan SPO di


Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan.

2. Tujuan khusus

1. Perawat mampu melakukan persiapan pemberian terapi nebulizer dengan benar


sesuai SPO.

2. Perawat mampu melakukan pemberian terapi nebulizer dengan benar sesuai SPO.

3. Perawat mampu melakukan evaluasi terapi nebulizer dengan benar sesuai SPO.

4. Perawat mampu menunjukan sikap yang baik dan terapeutik terhadap pasien
ketika pemberian terapi nebulizer.
C. Pelaksanaan Supervisi

Hari / tanggal : Kamis, 28 Januari 2016

Waktu Pelaksanaa : 09.00 WIB s/d selesai

Lama kegiatan : 60 Menit

Tempat : Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan

Topik : Terapi Nebulizer

D. Metode

1) Observasi

2) Diskusi dan tanya jawab

3) Problem Solving

E. Media

1) Status klien

2) Instrumen supervisi
F. Prosedur Supervisi :

Tahap kegiatan Kepala ruangan (Supervisor) Perawat Primer

Pra Supervisi Pembukaan :


(5 menit) 1. Salam pembuka
2. Menyampaikan maksud dan tujuan
dilakukannya supervisi
3. Memberikan kesempatan kepada
perawat primer untuk melakukan
klarifikasi sebelum dilakukan
supervisi.

Supervisi 1. Melakukan pengawasan dan 1.Melakukan klarifikasi kepada


koordinasi. Karu jika ditemukan peralatan
(45 menit ) yang tidak sesuai
2. Melakukan pengecekan
kelengkapan alat. 2. Melaksanakan tindakan
keperawatan terapi nebulizer
2. Menilai kelengkapan pengisian
format supervisi.
3. Mencatat jika ditemukan ada hal-
hal yang perlu di diskusikan
bersama PP

Pos Supervisi 10 1. Melakukan evaluasi hasil supervisi


menit (fair).
2. Memberikan feed back
3. Memberikan follow up dan
reinforcement
4. Melakukan dokumentasi
hasil supervisi
G. Pengorganisasian

1. Kepala ruangan : Franxiskus Gaguk Nugroho

2. PP : Ana Nisaul W

3. PA : Saik Arzanul S

H. Evaluasi
1. Struktur (input)
a. Pelaksanaan supervisi dilaksanakan di ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kab Malang.
b. Persiapan dilakukan sebelumnya dengan baik, persiapan yang kurang adalah
perawat lupa membawa steteskop sehingga tidak dapat melakukan askultasi
suara nafas tambahan.
c. Perawat yang betugas membawa peralaran dengan benar dan melakukan
persiapan dengan baik.
2. Proses
a. Kegiatan berjalan lancar.
b. Peran serta perawat yang bertugas sangat baik, namun pasien takut dengan
perawat sehingga pemberian terapi kurang maksimal.
c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam supervisi
3. Hasil
Supervisi yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan baik oleh perawat. Klien
dapat ikut berperan dalam kegiatan supervisi berlangsung. Perawat Asosiet dapat
melakkan tindakan dengan tepat sesuai dengan SPO ini terbukti dengan tindakan
dilakukan dengan benar 79%.

FORMAT SUPERVISI PEBERIAN INJEKSI INTRAVENA


Hari / Tanggal : Supervisor :

Yang disupervisi : Ruangan :

Format Penilaian Pemberian Terapi Nebulizer


Suatu tindakan atau terapi untuk pembersihan atau
pemeliharaan sistem pernafasan.

TUJUAN
MANAJEMEN
1. Merelaksasi jalan nafas. KEPERAWATAN RUANG
2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret. EMPU TANTULAR
3. Menurunkan edema mukosa.
RSUD KANJURUHAN
4. Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut, produksi
sekret uyang berlebihan, dan batuk yang disertai dengan sesak
nafas.

TINDAKAN Dilakukan Tidak KETERANGAN


Dilakukan

PENGKAJIAN

1. Mengkaji kembali
program/instruksi medik.
2. Mengkaji kepatenan saluran
pernafasan dan karakteristik suara
nafas.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien tentang terapi inhalasi.
4. Mengkaji kemampuan klien
mengeluarkan sekret.

INTERVENSI

A. Persiapan Alat :
1. Nebulizer 1 set.
2. Obat untuk terapi aerosol dan
pengencernya bila diperlukan.
3. Stetoskop.
4. Tissue.
5. Nierbeken/bengkok.
6. Suction (kalau perlu).
B. Persiapan Klien :
1. Menjelaskan prosedur dan tujuan
pemberian terapi inhalasi nebulizer.
2. Memberikan posisi yang nyaman
bagi klien; semifowler atau duduk.

IMPLEMENTASI

1. Mencuci tangan.
2. Memasang sampiran.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Memasukkan obat kewadahnya
(bagian dari alat nebulizer).
5. Menghubungkan nebulizer
dengan listrik
6. Menyalakan mesin nebulizer
(tekan power on) dan mengecek out
flow apakah timbul uap atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut
atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk
melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek
keadaan umum klien, tanda-tanda
vital, dan melakukan auskultasi paru
secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk
melakukan nafas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan sekret.
11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama
prosedur (tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien
apabila terjadi efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada
posisi yang aman (jangan sampai
jatuh).

EVALUASI

1. Mengobservasi respon klien


selama dan sesudah prosedur
terhadap; keadaan umum, tanda-
tanda vital, dan efek samping obat.
2. Mengauskultasi suara nafas.
3. Mengobservasi sputum / sekret
yang dikeluarkan klien.

DOKUMENTASI

1. Mencatat tanggal dan waktu


pelaksanaan tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian
sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien
selama dan setelah tindakan.
4. Mencatat sputum / sekret dan
karakteristiknya (jumlah,
konsistensi, dan warnanya).

SIKAP

1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.
Total 40

Keterangan :

Nilai 1 : dilakukan salah (25 % s/d 49%)

Nilai 2 : dilakukan kurang tepat (50 s/d74%)

Nilai 3 : dilakukan dengan tepat (75 sd 99 %)

Nilai 4 : dilakukan dengan sempurna (100 %)

LEMBAR PENILAIAN SUPERVISI

Hari / Tanggal : Kamis 28 Januari 2016 Supervisor : Franxiskus G . N

Yang disupervisi : Cholid A Ruangan : Empu Tantular

NO MASUKAN NILAI (F-FAIR) FOLLOW UP


1 Pada tahap persiapan masih 79 % tindakan yang Perlu adanya
kurang dalam hal pengkajian, hal- dilakukan sesuai persiapan tentang
hal yang perlu diperhatikan dalam SPO yang ada di auskltasi suara
pemberian terapi nebulizer adalah Rs, jadi tindakan paru, membawa
melakukan pemeriksaan auskultasi yang dilakkan steteskop saat
suara nafas, pada tahap ini PA sudah tepat. tindakan
belum melakukan.

2 Pada saat tindakan PA kurang Mendampingi


memperhatikan respon pasien, jadi sepenuhnya saat
untuk pemberian terapi nebul pemberian terapi
intake asap kurang maksimal nebulizer
karena pendekatan kurang

3 Pada fase terminasi PA belum Melakukan


melakukan auskultasi ulang suara auskultasi dan cek
paru, dan juga KIE tentang batuk respon pasien
efektif terhadap pemberian
terapi dan KIE
tentang batuk
efektif

Lampiran SPO

MANAJEMEN JUDUL SOP:

KEPERAWATAN
RUANG EMPU
TANTULAR PEMBERIAN TERAPI NEBULIZER

RSUD
KANJURUHAN

PROSEDUR NO NO REVISI : HALAMAN :


DOKUMEN:
TETAP
TANGGAL DITETAPKAN OLEH :
TERBIT:

1 PENGERTIAN Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan


untuk pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme
akut, produksi sekret uyang berlebihan, dan batuk yang
disertai dengan sesak nafas

2 TUJUAN 1. Merelaksasi jalan nafas.

2. Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi


sekret.

3. Menurunkan edema mukosa.

3 PERSIAPAN PERAWAT 1. Mengkaji kembali program/instruksi medik.


2. Mengkaji kepatenan saluran pernafasan dan
karakteristik suara nafas.
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang terapi
inhalasi.
4. Mengkaji kemampuan klien mengeluarkan sekret.

4 PERSIAPAN KLIEN Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan


yang akan dilakukan.
5 PERSIAPAN ALAT 1. Nebulizer 1 set. 1
2. Obat untuk terapi aerosol dan
1
pengencernya bila diperlukan.
3. Stetoskop. 1
4. Tissue. 1
5. Nierbeken/bengkok. 1
6. Suction (kalau perlu). 1
1
1
6 CARA BEKERJA 1. Mencuci tangan.
2. Memasang sampiran.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari
alat nebulizer).
5. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
6. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power
on) dan mengecek out flow apakah timbul uap
atau embun.
7. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi
hidung dan mulut (posisi) yang tepat.
8. Menganjurkan agar klien untuk melakukan
nafas dalam, tahan sebentar, lalu ekspirasi.
9. Setelah selesai, mengecek keadaan umum
klien, tanda-tanda vital, dan melakukan
auskultasi paru secara berkala selama prosedur.
10. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas
dalam dan batuk efektif untuk mengeluarkan
sekret.
11. Perhatian :
a. Tetap mendampingi klien selama prosedur
(tidak meninggalkan klien).
b. Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi
efek samping obat.
c. Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang
aman (jangan sampai jatuh).
7 TERMINASI/EVALUASI 1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan
tindakan.
2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan
setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.
4. Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya
(jumlah, konsistensi, dan warnanya).
8 DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan
jam pelaksanaan
2. Catat respon klien
DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddart 2006. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC. Jakarta.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Simamora, H. Roymond. 2012. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Jakarta: EGC.

Suarli, S & Bahtiar, Y. 2006. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai