Anda di halaman 1dari 12

H.

    Uraian kegiatan
1.      Prolog.
Padahari…..jam …. Seluruh perawat( PP dan PA ) sif pagi dan sore serta kepala ruangan
berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.
2.      Sesi I di nurse station
Kepalar uangan memimpin dan membuka dengan doa dan kemudian mempersilahkan PP
dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepalah PP
yang akan berdinas selanjutnya ( sore ). PP dan PA sif sore memberikan klarifikasi keluhan,
intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum ), intervensi
kolaboratif dan dependen, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan ( persiapan
operasi, pemeriksaan penunjang dan lain-lain ), serta hal yang belum jelas atas laporan yang
telah disampaikan. Setelah melakukan overan di nurse station berupa laporan tertulis dan lisan,
kemudian diteruskan di ruang perawatan pasien.

3.      Sesi II di ruangan perawata pasien.


Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama – sama melihat ketempat pasien. PP. dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah
khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap
dilaksanakan.Lama kunungan tidak lebih dari lima menit per pasien. Bila terdapat hal-hal yang
bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dapat dilaksanakan di nurse
station setelah kunjungan kepasien berakhir.
4.      Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang pasien yang bersifat rahasia. Setelah overran selesai
dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan overran dengan diketahui oleh kepela ruang.

I.       Evaluasi
1.      Struktur ( input )
Pada overan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :catatan overan,
status klien dan kelompok sif overan. Kepala ruang selalu memimpin kegiatan overan yang
dilaksanakan pada pergantian sif yaitu malam ke pagi, pagi ke sore. Kegiatan overran pada sif
pagi ke malam di pimpin oleh perawat primer yang bertugas saat itu.
2.      Proses
Proses overran dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh  seluruh perawat yang bertugas
maupun yang akan mengganti sif. Perawat primer mengoperkan keperawat primer berikutnya
yang akan mengganti sif. Overan pertama di lakukan di nurse station kemudian keruang
perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi overran mencakup jumlah pasien,
diagnose keperawatan, intervensi yang belum / sudah dilakukan. Setiap pasien tidak lebih dari
lima menit saat klarifikasi ke pasien.
3.      Hasil
Overan dapat dilakukan setiap pergantian sif. Setiap perawat dapat mengetahuai perkembangan
pasien, komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

J.      Lampiran format overan


FORMAT OVERAN PENDERITA
Kamar         :
Dx. medis    :
 

Nama Pasien :
Umur             :
Tanggal         :
Overana
Asuhan keperawatan
Sif pagi Sif sore Sif malam
Masalahkeperawatan
S: S: S:
Data focus O: O: O:
(Subyektif dan Obyektif) A: A: A:
P  : P  : P  :
Intervensi yang
sudah dilakukan
Intervensi yang
belum dilakukan
Hal-hal yang
perlu di perhatikan  ( Lab,
obat, advismedis )
PP pagi : PP sore   : PP malam:
Tanda tangan PP PP sore : PP malam: PP pagi    :
Karu     :      Karu        :
II.5  Contoh Kasus Timbamg Terima dan Skenario
A.    Contoh kasus
     Jumlah pasien:

     Identitas klien dan diagnosa medis

     Data (keluhan/subyektif dan obyektif)

     Masalah keperawatan yang masih muncul

     Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan secara murni

     Intervensi kolaborasi dan dependen

     Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemerilsaan penunjang).

PP menyampaikan overran pada PP berikutnya mengenai hal yang perlu disampaikan dalam
overran:

OPERAN TIM A
LAPORAN KEGIATAN
1)      Ny. Tholhah (42 thn) (5870049) Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi KU: baik,
komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: nyeri pada luka
lengan atas sebelah kanan dengan skala 7. Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan
gangguan integritas kulit. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi,
ganti balut, Injeksi Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yg belum dilakukan:
Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi: Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500
mg, Infus NaCl 20 tts/mnt. Persiapan lain tidak ada.
2)      Ny. Musayadah (47 thn) (5873281) Ca Recti / Dr. Nindi KU : lemah, komposmentis, pucat,
anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari
10. Masalah keperawatan: Nyeri. Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan
relaksasi. Rencana yang belum dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan kolon
in loop.
OPERAN TIM B
LAPORAN KEGIATAN
1)       Ny. Dewi (41 thn) (5874031) Ca.Mammae / Dr. Samsul KU: baik, komposmentis. TD: 110/80,
N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C. Keluhan: takut kalau mau dioperasi. Masalah
keperawatan: Ansietas. Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu. Rencana
yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg, Vitamin B
kompleks 3 x 1 tablet peroral. Persiapan lain : Cek darah rutin.
2)      Ny. Masamah (67 thn) (5870051) Tumor kulit / Dr. Joko KU : baik, komposmentis. TD: 150/80,
N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C. Keluhan nyeri skala 7 dari 10. Masalah keperawatan:
Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit. Rencana yang sudah dilakukan: monitor
TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi Cefotaxim 500 mg. Rencana yang belum
dilakukan : pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.

B.     Skenario
1.      Nama Nggota :
-          Nuri novita sari                             Iftitahun Nabilah                   
-          Susi susanti                                   Jayanti rezky              
-          Anik novita sari                             Restanti Silviana        
-          Firma Kusuma W                          Elok Fitri S                 
-          Surya Bagus J                               Gandung D P             
-          Ferdian Putra A
        
2.      Renstra Overan
a.       Pelaksanaan overran
-          Tanggal          :19 Mei 2015
-          Pukul             : 07.30 WIB
-          Topik             : Overran (timbang terima)
-          Tempat           : Ruang Bed
b.      Metode.
-          Diskusi
-          Tanya jawab
c.       Media
-          Status klien    (rekam medis)            
-          Buku overran
-          Alat tulis                                                                    :
d.      Pengorganisasian
-          Kepala ruang                         : Surya Bagus J                      
-          Perawat pelaksana( pagi )   : Team A: Firma Kusuma W     
 Team B: Jayanti rezky
-          Perawat  primer ( pagi )         : Restanti Silviana      
-          Perawat pelaksana (sore)       : Team A: Elok Fitri S
  Team B: Ferdian
-          Perawat  primer (sore )          : Anik novita sari
-          Perawat pelaksana (malam)   : Team A: Susi susanti
  Team B: Nuri novita sari                  
-          Perawat primer (malam)         :  Iftitahun Nabilah

*Prolog
Pada hari Selasa jam 07.30 WIB Seluruh perawat ( PP dan PA ) sif malam dan pagi
serta kepala ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan overan.

-          Kepala ruangan (Surya)          : Baik, sudah hadir semua perawat pelaksana dan perawat
primer baik yang sif malam dan sif pagi. Kita mulai saja. .. (sambil melingkar kepala ruangan
membuka overran)…. Assalamualaikum Wr. Wb.  Yang saya hormati seluruh perawat baik
pelaksana maupun primer dari anggota sif malam dan anggota  sif pagi semoga selalu dalam
kondisi sehat dan dilindungi Allah SWT. Amiin.. Sebelum saya persilahkan PP dinas malam
untuk melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada PP yang akan
berdinas pagi. Mari kita buka dengan bacaan do’a dengan harapan anggota berdinas pagi diberi
kelancaran dalam melaksanakan intervensi. (amin..). berdo’a mulai (salah satu anggota membaca
teks do’a, dan lainya menundukkan kepala).
-          Kepala ruangan (Surya)  : (lanjut kepala ruang memimpin ) baik terimakasih… saya
persilahkan perawat PP dan PA berdinas malam memberikan klarifikasi:
1.      Jumlah pasien:
2.      Identitas klien dan diagnosa medis
3.      Data (keluhan/subyektif dan obyektif)
4.      Masalah keperawatan yang masih muncul
5.      Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan secara murni
6.      Intervensi kolaborasi dan dependen
7.      Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang).

*Sesi I di Nurse Station


Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga), kelompok yang bertugas sambil
mempersiapkan buku catatan, penyampian klarifikasi oleh team over malam  dengan jelas,
singkat dan padat, perawat yang melakukan overran melakukan klarifikasi, Tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah dioverankan dan menanyakan
mengenai hal-hal yang kurang jelas  

-          Perawat pelaksana (malam): (Team A: Susi susanti, Team B: Nuri novita sari):
a.       Team A (Susi Susanti) :
Jumlah pasien 2, dengan klarifikasi sebagai berikut:
Pasien pertama:
-          Nama : Ny. Tholhah (42 thn) (5870049)
-          Dx medis: Ca.Mammae post mastektomi / Dr.Nindi.
-          Data Subyektif: Data Keluhan: nyeri pada luka lengan atas sebelah kanan dengan skala 7
-          Data Obyektif: K/U: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
-          Dx Keperawatan: Masalah keperawatan: Nyeri, Resti infeksi dan gangguan integritas kulit.
-          Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Relaksasi & distraksi, ganti balut, Injeksi
Tramadol 1 ampul, Injeksi Cefotaxim 500 mg.
-          Rencana yg belum dilakukan: Kaji tanda-tanda infeksi, Kaji luka dan kaji nyeri. Terapi:
Tramadol 3x1 amp, Cefotaxim 2 x 500 mg, Infus NaCl 20 tts/mnt.
-          Persiapan lain tidak ada.
Pasien kedua:
-          Nama: Ny. Musayadah (47 thn) (5873281)
-          Dx Medis: Ca Recti / Dr. Nindi
-          Data Subyektif: Keluhan nyeri diarea anal, skala 7 dari 10
-          Data Obyektif: K/U : lemah, komposmentis, pucat, anemis. TD: 100/60, N: 80 x/mnt, RR : 20
x mnt, S: 37 C.
-          Dx Keperawatan: masalah keperawatan: Nyeri.
-          Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi.
-          Rencana yang belum dilakukan: pemberian asam mefenamat 500 mg peroral. Terapi: Asam
mefenamat 3 x 500 mg, Vit. B kompleks 3 x 1 tablet.
-          Persiapan lain: USG abdomen dan Cek albumin besok pagi, Konsul ke Internis, Persiapan
kolon in loop.
b.      Team B (Nuri Novita Sari)
Jumlah pasien 2, dengan klarifikasi sebagai berikut:
Pasien pertama :
-          Nama: Ny. Dewi (41 thn) (5874031)
-          Dx Medis: Ca.Mammae / Dr. Samsul
-          Data Subyektif: Keluhan takut kalau mau dioperasi.
-          Data Obyektif: KU: baik, komposmentis. TD: 110/80, N: 100 x/mnt, RR: 20 x/mnt, T: 37 C.
-          Dx Keperawatan: Masalah keperawatan: Ansietas.
-          Rencana yg sudah dilakukan: monitor TTV, Motivasi individu.
-          Rencana yg belum dilakukan: Relaksasi, Pendidikan klien. Terapi: Vitamin C 3 x 500 mg,
Vitamin B kompleks 3 x 1 tablet peroral.
-          Persiapan lain : Cek darah rutin.

Pasien kedua:
-          Nama: Ny. Masamah (67 thn) (5870051)
-          Dx Medis: Tumor kulit / Dr. Joko
-          Data Subyektif: Keluhan nyeri skala 7 dari 10
-          Data Obyektif: KU : baik, komposmentis. TD: 150/80, N: 80 x/mnt, RR : 20 x mnt, S: 37 C.
-          Dx Kperewatan: Masalah keperawatan: Nyeri. Resikio tinggi infeksi, gangguan integritas kulit
(prioritas: Gangguan rasa nyaman nyeri)
-          Rencana yang sudah dilakukan: monitor TTV dan distraksi dan relaksasi, ganti balut, Injeksi
Cefotaxim 500 mg.
-          Rencana yang belum dilakukan :
pemberian asam mefenamat 500 mg peroral, Monitor TTV.
Terapi: Asam mefenamat 3 x 500 mg, Cefotaxim 2 x 500 mg.
-          Persiapan lain: Program operasi ditunda besok pagi.
-          Perawat pelaksana (malam): (Nuri novita sari) demikian laporan dari sif malam,  dari sini ada
yang perlu didiskusikan….. ???
-          Perawat pelaksana pagi (Team A: Firma Kusuma W): (menanyakan status kondisi pasien yang
dipegang team A)…. Perawat susi saya Tanya px pertama dengan Ny. T dari tindakan ganti balut
(rawat luka), tadi hasil observasi lukanya deskripsi luka jahitanya seperti apa ???
-          Perawat pelaksana malam (Team A: Susi Susanti): kondisi luka tidak terjahit karena mamae
sudah berlubang luas, tidak ada puss namun darah yang profus, drainase (rembesan) darah keluar
banyak pada balutan kasanya, karena darah yang keluar profus jadi nanti di observasi kalau kasa
penuh darah segera diganti dengan kasa baru(steril). Cefo dan tramadol 1 ampul masuk ya
nanti. ..
-          Perawat pelaksana pagi (Team B: Jayanti rezky): (menanyakan status kondisi pasien yang
dipegang team B)….perawat nuri, saya menanyakan kondisi Ny D masalah keperawatanya
hanya ansietas saja kah ? sama Ny M bisa dijelaskan deskripsi luka tumor kulit post op nya ?
-          Perawat pelaksana malam (team B: Nuri novita sari): baik, untuk pasien Ny D ketakutanya
tinggi karena sebelumnya belum pernah menjalani operasi, jadi intervensinnya nanti lebih
memberikan support internal untuk meminimalisir tingkat kecemasanya. Untuk tanda-tanda
vitalnya stabil semua. Dan utnuk Ny M kondisi luka jahitanya bagus, tidak keluar puss atau
darah waktu saya tekan tadi, Cuma nyeri yang dikeluhkan jadi tindakan kolaboratif: pemberian
analgesic dan antibiotk masih lanjut ya…
-          Perawat pelaksana pagi (team A dan B: Firma, Jayanti): (bersama-sama)…. baik… sangat
difahami…

*Sesi II di ruang perawatan pasien


Setelah perawat PP berdinas malam selesai menjelaskan klarifikasi pasien, maka
seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat pasien, PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan menvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga
yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari lima menit per pasien.
Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi,
maka dapat dilaksanakan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.

*Epilog
Pelaporan untuk overran dituliskan secara langsung pada format yang ditandatangani
oleh PP yang jaga malam  dan PP yang jaga pagi dan diketahui (diawasi) oleh kepala
ruangan.  

-          Kepala ruangan (Surya): baik, karena overran pasien sudah diterima dari sif malam ke pagi
dan format overran juga sudah tertanda tangani oleh masing-masing PP (dinas malam-dinas
pagi). Semoga diberi kelancaran untuk perawat yang berdinas pagi dan tidak ada halangan
apapun. Amiin… baik cukup sekian saya tutup overran pagi ini dengan bacaan basmalah..
(basmalah mulai)….. (sambil mengengkat tangan dan menundukkan kepala)… selesai… ≠

II.5 Timbang Terima dengan SABR


Komunikasi efektif saat timbang terima yang dilaksanakan dengan baik dapat membantu
mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi kesinambungan perawatan pasien. Prinsip
komunikasi efektif dalam timbang terima menurut.
Komunikasi yang tidak efektif dapat mengancam keselamatan pasien di rumah sakit.
Alvarado, et al (2006) mengatakan ketidakakuratan informasi dapat menimbulkan dampak yang
serius pada pasien, hamper 70% kejadian sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi.  Sejalan dengan
prinsip komunikasi efektif di atas, Nursalam (2012) membagi kegiatan timbang terima menjadi
beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap post timbang terima.
Menurut Jefferson (2012), dalam melakukan timbang terima ada perkembangan alternatif
komunikasi efektif yang dapat dilakukan yaitu metode SBAR. Rekomendasi WHO2 pada tahun
2007, mewajibkan untuk anggota Negara WHO dalam memperbaiki pola komunikasi pada saat
melakukan operan jaga harus menggunakan suatu standard yang strategis yaitu dengan
mengunakan metode komunikasi S-BAR. Proses komunikasi S-BAR terbukti telah menjadi alat
komunikasi yang efektif dalam pengaturan perawatan akut untuk tingkatan komunikasi
yang urgen, terutama antara dokter dan perawat,

A.    Definisi SABR
Komunikasi SBAR merupakan komunikasi yang dilaksanakan secara face to face yang terdiri
dari 4 komponen yaitu:
1)      S  (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu.
2)      B (Background): merupakan sesuatu  yang melatar belakangi situasi yang terjadi.
3)      A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu masalah.
4)      R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana meminta saran untuk tindakan
yang benar yang seharusnya dilakukan untuk masalah tersebut.(Jefferson,2012).
Penggunaan komunikasi yang tepat dengan read back telah menjadi salah satu sasaran dari
program keselamatan pasien yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Selain itu dengan
menggunakan komunikasi SBAR  dapat menghemat waktu sehingga perawat yang akan dinas
dapat melakukan tindakan segera terutama terhadap pasien kritis seperti di ruang intensif
(Smith, et al, 2008; Rushton, 2010; JCAHO, 2013).
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang
membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien
termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara
anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.

B.     Ruang Lingkup SBAR


Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background,
Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga
kesehatan, diharapkan semua tenaga kesehatan maka dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri.
Diharapkan dokumentasi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. sehingga tenaga
kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.
1)      Situation :
Bagaimana situasi yang akan dibicarakan/ dilaporkan
-          Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
-          Diagnosa medis
-          Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
2)      Background :
Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan situasi
-          Obat saat ini dan alergi
-          Tanda-tanda vital terbaru
-          Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes sebelumnya untuk
perbandingan
-          Riwayat medis
-          Temuan klinis terbaru

3)      Assessment :
berbagai hasil penilaian klinis perawat
-          Apa temuan klinis ?
-          Apa analisis dan pertimbangan perawat ?
-          Apakah masalah ini parah atau mengancam kehidupan?
4)      Recommendation :
apa yang perawat inginkan terjadi dan kapan?
-          Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
-          Apa solusi yang bisa perawat tawarkan dokter ?
-          Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
-          Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan ini terjadi ?
Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan :
1.      Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2.      Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien
yang akan dilaporkan.
3.      Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan.
4.      Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift
sebelumnya.
5.      Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/ serah terima :
1.      Situation (S) :
Nama : Tn.A umur 35 tahun, tanggal masuk 8 Desember 2013 sudah 3 hari perawatan, DPJP :dr
Setyoko, SpPD, diagnosa medis : Gagal ginjal kronik.
Masalah keperawatan:
a.       Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih
b.      Perubahan kebutuhan nutrisi kurang
2.      Background (B) :
A.    Pasien bedrest total , urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/ 24 jam.
B.     Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
C.     Pasien program HD 2x seminggu Senin dan Kamis.
D.    Terpasang infuse NaCl 10 tetes/menit
E.     Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronik
F.      Diet : rendah protein 1 gram
3.      Assessment (A) :
A.    Kesadaran composmentis, TD 150/80 mmHg, Nadi 100x/menit, suhu 37 0C, RR 20 x/menit,
oedema pada ekstremitas bawah, tidak sesak napas, urine sedikit, eliminasi faeses baik.
B.     Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
C.     Pasien masil mengeluh mual.
4.      Recommendation (R) :
A.    Awasi balance cairan
B.     Batasi asupan cairan
C.     Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
D.    Pertahankan pemberian pemberian deuritik injeksi furosemit 3 x 1 amp
E.     Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
F.      Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
Contoh komunikasi efektif SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :
1.      Situation (S) :
A.    Selamat pagi Dokter, saya Noer rochmat perawat Nusa Indah 2
B.     Melaporkan pasien nama Tn A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24 jam,
mengalami sesak napas
2.      Background (B) :
A.    Diagnosa medis gagal ginjal kronik, tanggal masuk 8 Desember 2013, program HD hari Senin-
Kamis
B.     Tindakan yang sudah dilakukan posisi semi fowler, sudah terpasang dower kateter, pemberian
oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
C.     Obat injeksi diuretic 3 x 1 amp
D.    TD 150/80 mmHg, RR 30 x/menit, Nadi 100 x/menit, oedema ekstremitas bawah dan asites
E.     Hasil laboratorium terbaru : Hb 9 mg/dl, albumin 3, ureum 237 mg/dl
F.      Kesadaran composmentis, bunyi nafas rongki.
3.      Assessment (A) :
A.    Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
lebih
B.     Pasien tampak tidak stabil
4.      Recommendation (R) :
A.    Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM
B.     Apa advise dokter? Perlukah peningkatan diuretic atau syringe pump?
C.     Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU?

Anda mungkin juga menyukai