1. 01 Agustus Nyeri akut S : Klien mengatakan nyerinya berkurang
2016, Jam 11.50 berhubungan dengn setelah diberikan terapi relaksasi nafas WITA agen cidera biologis dalan dan pemberian obat anti nyeri, skala nyeri 3 O : Klien lebih tenang, TD :110/60 mmHg, Nadi 80x/ menit, temperature 36,6c, RR 19x/ menit A : Masalah nyeri akut teratasi sebagian dengan skala nyeri 3 P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 2. 01 Agustus Ansietas berhubungan S : Klien mengatakan mengatakan sudah 2016, Jam 12.30 dengan status tenang karena diberikan penjelasan WITA kesehatan dan motivasi untuk kesembuhan O : Wajah klien tampak lebih rileks dan tenang, tampak tidak cemas A : Masalah ansietas teratasi P :Pertahankan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap)
3. 01 Agustus Resiko kekurangan S : Klien mengatkan masih mau makan
2016, Jam 12.45 volume cairan walaupun sedikit untuk menggantikan WITA nutrisi yang hilang O: : klien mau makan buah-buahan walaupun sedikit Klien mendapatkan terapi IVFD RL 20 Tpm A : Masalah resikokekurangan volume 75
cairan teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
Kasus II (Tn. R)
1. O2 Agustus Nyeri akut S : klien mengatakan setelah melakukan
2016 Jam 09.30 berhubungan dengan teknik nonfarmakologi nafas dalam WITA agen cidera biologis merasa nyeri berkurang O : klien mengikuti arahan perawat A : masalah Nyeri Akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah
ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
2. 02 Agustus Ketidakseimbangan S : Klien mengatakan masih belum bisa
2016 Jam 09.45 nutrisi kurang dari untuk menelan karena masih nyeri WITA kebutuhan tubuh O : klien nampak berhati-hati saat berhubungan dengan berbicara dan menelan karena ada ketidakmampuan abses mandibula yang membuat klien menelan makanan merasa nyeri A : Masalah ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap)
3. 02 Agustus Ketidakefektifan pola S : Klien mengatakan sesak berkurang
2016 Jam 10.00 nafas berhubungan setelah dirubah posisi WITA dengan keletihan O: Klien menggunakan nasal canule 4 lpm Klien dirubah posisi semifowler Saturasi oksigen 98% 76
A : Masalah ketidakefektifan pola nafas
teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) Kasus III (Ibu P)
1. 02 Agustus Ketidakefektifan S : klien mengatakan kaki terasa
2016 Jam 16.20 perfusi jaringan perifer kebas/tebal WITA O : refleks babinski negatif, warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis A :Masalah Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 2. 02 Agustus Resiko ketidakstabilan S : Klien mengatakan memiliki riwayat 2016 Jam 16.45 kadar gukosa darah DM, keluarga klien mengatakan gula WITA berhubungan dengan darah klien saat di puskesmas bunga status kesehatan fisik jadi 350 mg/dl. O : GDS saat datang ke IGD 485 mg/dl A : Masalah Resiko ketidakstabilan kadar gukosa darah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 3. 02 Agustus Hambatan mobiltas S : klien mengatakan tidak dapat 2016 Jam 17.00 fisik berhubungan menggerakkan tangan dan kaki bagian WITA dengan Penurunan kanan kekuatan otot O : kekuatan otot klien bagian tubuh kanan klien adalah 1 A : Masalah Hambatan mobiltas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi (pasien dipindah ke ruang rawat inap, intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap) 77
Materi Tentang Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Sangat Menarik Bagi Saya Karena Dengan Mempelajari Resiko Dan Hazard K3 Dalam Keperawatan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Merupakan Suatu Pemikiran Dan Upaya Untuk Menj