DISUSUN OLEH :
VIDYA AULIA 201901037
Semester ii
Tingkat 1A Keperawatan
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. T
Umur : 65 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : JL Depati Said no 01
Tangga&Jam Pengkajian : 15 Oktober 2013
2) Leher
Tidak ada kaku kuduk
3) Paru
Inspeksi : bentuk simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
4) Abdomen
Inspeksi : terdapat jejas dan hematoma pada abdomen sebelah kanan
Auskultasi : peristaltik usus 7x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hati
Perkusi : pekak
5) Ekstremitas
Ekstermitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot
ektermitas atas dan bawah dalam batas normal.
3.3 Pemeriksaan Penunjang
a) Hasil laboratorium tanggal 15 -10-2009
b) Hemoglobin : 14,5 g/dl (n : 14-17,5 g/dl)
c) Eritrosit : 5,05 106/ul (n : 4,5-5,9 106/ul)
d) Leukosit : 12,1 103/ul (n : 4,0-11,3 103/ul)
e) Hematokrit : 43,8% (n : 40-52%)
f) Trombosit : 204
g) Gol darah : O
h) HBSAG : -
3.4 Analisis Data
No Data (Sign & Symptom) Etiologi Problem
1. DS : Penurunan Pola nafas
Klien mengatakan sesak nafas ekspansi paru tidak efektif
Klien mengatakan perut sebelah
kanan terasa ampeg
DO :
Klien gelisah
R : 26x/menit
2. DS : Trauma Nyeri akut
Klien mengatakan perut sebelah abdomen
kanan sakit
P : bila bergerak dan bernafas
Q : seperti tertusuk-tusuk
R : perut sebelah kanan
S : 7
T : hilang timbul
DO :
Klien tampak mengerang-erang
menahan sakit.
Terdapat luka lecet dan jejas pada
abdomen sebelah kanan
3. DS : - Luka non- Resiko infeksi
DO : penetrasi
Terdapat luka lecet pada perut kanan abdomen
Terdapat jejas dan hematoma pada
abdomen sebelah kanan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 12,1 103/ul
3.5 Diagnosa Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2) Nyeri berhubungan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
3) Resiko tinggi infeksi b/d kontaminasi bakteri dan feses.
3.6 Intervensi dan Rasional
N Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional
o Hasil
Dx
1. Setelah dilakukan Kaji pola nafas Untuk menentukan
tindakan Kaji tanda vital intervensi yang tepat
keperawatan Posisikan klien semi Mengetahui
selama 1x15 menit, fowler perkembangan klien
pola nafas efektif Beri oksigen sesuai Mengurangi sesak
Dengan KH : indikasi nafas
Klien mengatakan Mengurangi sesak
sesak nafas nafas
berkurang
Klien rileks
Pernafasan
normal : 20-24 x/
menit
2. Setelah dilakukan Kaji intensitas nyeri Untuk menentukan
tindakan Jelaskan penyebab nyeri intervensi yang
keperawatan 1x10 Beri posisi nyaman tepat.
menit, nyeri Ajarkan teknik relaksasi Untuk menenangkan
teratasi Kolaborasi pemberian klien dan keluarga.
Dengan KH : analgetik Meningkatkan
Klien mengatakan kenyamanan klien.
nyeri Mengurangi
berkurang/hilang ketegangan otot
Klien tenang tidak sehingga
mengerang-erang mengurangi nyeri.
kesakitan Analgetik berfungsi
Skala nyeri 1-3 menghilangkan
nyeri
3. Setelah dilakukan Pasang kateter Untuk mengurangi
tindakan Pasang NGT aktivitas klien.
keperawatan 1x20 Pasang trail pada tempat Untuk mengetahui
menit, tidak terjadi tidur klien adanya perdarahan
infeksi Ajurkan keluarga untuk dalam.
Dengan KH : menemani klien Menurunkan resiko
Tidak ada tanda- Monitor hasil cidera.
tanda infeksi laboratorium terutama Hb Memenuhi
Tidak ada Kolaborasi pemberian kebutuhan klien.
perdarahan antibiotik Mengetahui
Suhu tubuh normal perkembangan klien
: 36-37 Mencegah infeksi
CATATAN PERAWATAN DAN PERKEMBANGAN
N Tgl&Ja Implementasi Evaluasi TTD
o m
Dx
1. 15 Okt Mengkaji pola nafas S :
09 klien klien mengatakan
11.10 Memposisikan klien sesak nafas berkurang
semi fowler klien mengatkan lebih
Memberikan nasal kanul nyaman
2L/menit R : 24x/menit
A : masalah teratasi
P : intervensi
dihentikan
2. 11.25 Mengkaji tingkat nyeri S:
Memberikan injeksi klien mengatakan
ketorolak 2ml nyeri sedikit berkurang
Mengajarkan nafas O:
dalam bila nyeri timbul klien masih gelisah
klien masih tampak
merintih kesakitan
A:
masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi di
bangsal
3. 11.45 Memasang kateter S : -
Memasang NGT O:
Mengambil sample darah urine jernih tidak ada
Memasang trail tempat perdarahan.
tidur Volume urine 200cc
Memonitor NGT Keluaran NGT cairan
Memberikan injeksi bersih
cefotaxim 1g Hb : 14,5 g/dl
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
lanjutkan intervensi di
bangsal
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul biasanya lebih banyak
menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun organ-organ
berongga pada abdomen dibandingkan dengan trauma abdomen yang
disebabkan oleh benda tajam.
4.2 Saran
Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien yang mengalami trauma
abdomen yaitu perawat harus memperhatikan atau melakukan tindakan
kegawatdaruratan yang cepat dan tepat, terutama pada kasus trauma abdomen
akibat cidera atau kecelakaan.
Untuk memudahkan pemberian tindakan darurat secara sepat dan tepat perlu
dilakukan prosedur tetap/protocol yang dapat digunakan setiap hari. Bila
memungkinkan, sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di lengkapi
dengan buku-buku yang diperlukan baik untuk perawat maupun pasien.