Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rilvana Hale

Nim. : O27120032

Kelas :C

Tugas PKN Resume

Konstitusional

1. Sejarah Perkembangan Pengujian Konstitusional Indonesia.

Di Negara demokrasi kekuasaan kehakiman menjadi bagian penting dan menentukan dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Kekuasaan kehakiman berperan mewujudkan keadilan dan
memberikan perlindungan konstitusional terhadap hak-hak warga negara. Terwujudnya keadilan dan
perlindungan konstitusional sangat dipengaruhi negara. yang oleh tingkat kemandirian kekuasaan
kehakiman dalam sistem konstitusional dan Adanya perlindungan katatanegaraan. penyelenggaraan
kekuasaan kehakiman yang bebas dan tidak memihak, menjadi tolak ukur bagi kualitas demokrasi yang
berdasarkan pada hukum dalam suatu negara. Dalam perkembangan sejarah dan dinamika perjalanan
kekuasaan kehakiman suatu negara, selalu ada dua persoalan utama yang menyangkut kekuasan
mengemuka, yaitu kehakiman dan peran kekuasaan kehakiman untuk memberikan jaminan
perlindungan konstitusional melalui hak uji peraturan perundang-undangan (judicial review).
Perbincangan mengenar independensi kekuasaan kehakiman sangat terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan pemisahan secara (separation of power).

Judicial review menjadi mekanisme independensi berdasarkan pada yang tegas antar cabang kekuasaan
negara. yudisial yang lazim dipraktekan dalam negara demokrasi, sebagai instrumen untuk menjaga
konsistensi produk perundang-undangan yang berlaku. Judicial review, merupakan kewenangan yang
diberikan kepada institusi peradilan untuk melakukan pengujian apakah sebuah peraturan perundang-
undangan bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi (higher law).

Akhirnya ditetapkanlah UU No. 14 Tahun 1970 yang mengakomodasi ketentuan yang mengatur tentang
peran kementrian kehakiman dalam urusan administrasi dan finansial tersebut mengakomodasi
ketentuan tentang hak peraturan perundang-undangan. Pasal 26 ayat (1) UU No. 14 Tahun 1970
mengatur bahwa "Mahkamah Agung berwenang untuk menyatakan tidak sah semua peraturan
perundang- undangan dari tingkat yang lebih rendah dari undang-undang bertentangan dengan
peraturan perundang- UU uji atas alasan undangan yang lebih tinggi".
Dengan demikian kekuasaan kehakiman yang baru ini sama sekali berbeda dengan peraturan kekuasaan
kehakiman yang sebelumnya, walaupun pengujian vang dimaksud masih terbatas pada peraturan
dibawah undang- undang terhadap perundangan yang lebih tinggi.

2. Pengujian konstitusional di Indonesia

Pada masa reformasi terdapat wacana pembentukan Konstitusi sebagai lembaga yang berwenang
Mahkamah melakukan uji materiil terhadap peraturan perundang-undangan. Setelah melewati
perdebatan yang cukup panjang, terkait dengan pembentukan MK akhirnya PAH I mengusulkan
rancangan perubahan UUD 1945 dalam rancangan putusan MPR RI ST MPR RI yang diselenggarakan
pada tanggal 7-18 Agustus 2009.

Pengujian di MK itu tidak serta merta menunda yang proses pemeriksaan yang sedang berjalan di
pengadilan bersangkutan. Atas alasan itulah pengujian undang-undang di Indonesia, sekali pun pada
kenyataannya mungkin saja ia berawl atau bersangkut paut dengan kasus konkret, tetap tidak b
dikategorikan sebagai concrete review. Pengujian konstitusional di Indonesia mencakup penguian secara
materiil dan juga pengujian secara formil.

Pengujian materiil ditujukan untuk menguji materi atau isi daripada suatu undang-undang yang
Sedangkan pengujian formil ditujukan pada pengujian yang dilihat dari aspek prosedur dan wewenang
pembentukannya. Pengujian materiil akan menimbulkan konsekuensi berupa pembatalan (annulment)
terhadap materi atau isi daripada undang-undang yang diuji apabila materi tersebut dinyatakan
inkonstitusional (pembatalan sebagian). Sementara pengujian formil akan menimbulkan dipersoalkan
konstitusionalitasnya. konsekeunsi berupa pembatalan terhadap keseluruhan undang-undang yang diuji
karena hal itu berkenaan dengan wewenang dan prosedur pembentukannya. Manakala terdapat cacat
kewenangan dan/atau cacat prosedur dalam pembentukan suatu undang-undang maka undang-undang
tersebut tidak memenuhi syarat untuk menjadi undang-undang dan oleh karenanya harus dibatalkan
secara keseluruhan.

3. Tipologi Pengujian konstitusional

Konsep "constitutional review" itu dapat dilihat sebagal hasil perkembangan pemerintahan demokratis
yang didasarkan atas ide-ide negala hukum, prinsip pemisahan kekuasaan (separation of powers), seer e
perlindungan dan pemajuan hak asasi manusia (the protection. fundamental rights). Dalam sistem
constitutional review tercakup 2 (dua) tugas pokok. Pertama, menjamin berfungsinye sistem demokrasi
dalam hubungan perimbangan peran antara cabang kekuasaan legislative, ekekutifdan yudikatif.

Anda mungkin juga menyukai