Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

Anak Usia Sekolah

DI SUSUN OLEH :
INTAN ANGELINA DOMBO
NIM.201901011
KELAS.R2A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIDYA NUSANTARA PALU
2020/2021
KATA PENGANTAR

bismillahirramaanirrahiim

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas ini dengan judul “Anak Usia

Sekolah” Yang saya buat sebagai salah satu tugas Keperawatan Jiwa Kampus Stikes Widya

Nusantara Palu.

Palu, 2021

Penulis

Nur Annisa Mandalika


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
1. Anak usia periode perkembangan.....................................................
2. Konsep tumbuh kembang anak sekolah............................................
3. Pengertian anak usia sekolah............................................................
4. Asuhan Keperawatan........................................................................
5. Rencana Keperawatan.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA
A. Anak dan Periode Usia Perkembangan

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Pada anak terdapat rentang

perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola

koping dan perilaku sosial (Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, &

Schwartz, 2008).

1. Periode Pranatal (konsepsi sampai lahir)

Terdiri dari masa geminal (konsepsi sampai 2 minggu), masa embrio (2

minggu sampai 8 minggu), dan janin (8 minggu sampai 40 minggu/lahir).

Cepatnya laju pertumbuhan dan ketergantungan yang bersifat total membuat

periode ini menjadi periode terpenting dalam proses perkembangan.

Hubungan antara kesehatan maternal dan manifestasi tertentu pada bayi lahir

menekankan pentingnya asuhan pranatal yang adekuat demi kesehatan dan

kesejahteraan bayi.

2. Masa Bayi (lahir sampai 1 tahun)

Masa ini terdiri dari masa neonatus ( lahir sampai 27 atau 28 hari),

masa bayi (1 bulan sampai 12 bulan). Masa bayi merupakan masa

perkembangan motorik, kognitif dan sosial yang cepat. Bersama pemberi

asuhan (orang tua), bayi membentuk dasar rasa percaya pada dunia dan

hubungan interpersonal di masa yang akan datang. Bulan pertama kehidupan

yang kritis, meskipun bagian dari masa bayi, sering dibedakan karena adanya

penyesuaian fisik yang besar ke keadaan ekstrauterus dan penyesuaian

psikologis orang tua.

3. Masa kanak-kanak awal (1 tahun sampai 6 tahun)


Masa ini terdiri dari masa todler (1 sampai 3 tahun) dan masa

prasekolah (3 sampai 6 tahun). Periode ini, yang berasal dari waktu anak-

anak dapat bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk sekolah, dicirikan

dengan aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan. Saat ini merupakan

saat perkembangan fisik dan kepribadian yang besar. Perkembangan motorik

berlangsung terus-menerus. Anak-anak pada usia ini membutuhkan bahasa

dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar peran, memperoleh

kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat ketergantungan dan

kemandirian, mulai membentuk konsep diri.

4. Masa kanak-kanak pertengahan ( usia 6 sampai 12 tahun)

Sering disebut sebagai usia "anak sekolah", periode perkembangan

merupakan salah satu tahap perkembangan ketika anak diarahkan menjauh

dari kelompok keluarga dan berpusat pada dunia hubungan teman sebaya yang

lebih luas. Pada tahap ini terjadi perkembangan fisik, mental, dan sosial secara

kontinu, disertai penekanan pada perkembangan kompetensi keterampilan.

Pasa tahap ini, kerja sama sosial dan perkembangan moral dini lebih penting

dan relevan dengan tahap-tahap kehidupan berikutnya. Periode ini merupakan

periode kritis dalam perkembangan konsep diri.

5. Masa kanak-kanak akhir (11 tahun sampai 19 tahun)

Masa ini terdiri dari masa pra pubertas (10-13 tahun) dan masa remaja

(13-19 tahun). Periode maturasi dan perubahan cepat yang mengungkapkan

sebagai masa remaja dianggap sebagai periode transisi yang dimulai pada

masa pubertas dan berakhir pada saat memasuki dunia dewasa atau biasanya

lulus sekolah menengah atas. Maturasi biologis dan kepribadian disertai

dengan gejolak emosi dan fisik yang tidak menentu, dan terdapat definisi
konsep diri. Pada periode remaja akhir, mereka mulai menginternalisasikan

nilai-nilai yang telah mereka pelajari sebelumnya dan lebih berfokus pada

identitas individu daripada identitas kelompok.

B. Konsep Tumbuh Kembang Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran.

Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi

tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, dan pertumbuhan gigi. Pola

pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju pertumbuhan

bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan berbeda. Perkembangan

adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan ketrampilan yang dimiliki

individu untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan aspek

perilaku pertumbuhan, misalnya individu mengembangkan kemampuan untuk

berjalan, berbicara, dan berlari dan melakukan suatu aktivitas yng semakin

kompleks (Wong, Hocenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwrtz, 2008).

Rentang kehidupan yang dimulai dari usia 6 sampai 12 tahun memiliki

berbagai label, yang masing-masing menguraikan karakteristik penting dari

periode tersebut. Periode ini dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan

sekolah, yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan

anak dengan orang lain. Selain itu, anak mengalami pertumbuhan fisik yang

sama cepat. Periode masa kanak-kanak pertengahan, antara pertumbuhan yang

cepat dimasa kanak-kanak awal dan ledakan pertumbuhan di masa pubertas,

adalah saat pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bertahap dan

peningkatan yang lebih besar pada aspek fisik dan emosional (Wong,

Hocenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, & Schwrtz, 2008).

Istilah pertumbuhan dan perkembangan keduanya mengacu pada proses


dinamis. Pertumbuhan dan perkembangan walaupun sering digunakan secara

bergantian, keduanya memiliki makna yang berbeda. Pertumbuhan dan

perkembangan merupakan proses yang berkelanjutan, teratur, dan berurutan yang

dipengaruhi oleh maturasi, lingkungan, dan genetik (Kozier, Erb, Berman, &

Snyer, 2010).

C. Pengertian Anak Usia Sekolah

Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan

perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses

perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping

dan perilaku sosial.

Anak usia antara 6-12 tahun, periode ini kadang disebut sebagai masa

anak-anak pertengahan atau masa laten, masa untuk mempunyai tantangan

baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara simultan

memberikan kemampuan pada anak-anak usia sekolah untuk mengevaluasi

diri sendiri dan merasakan evaluasi teman- temannya. Dapat disimpulkan

sebagai sebuah penghargaan diri menjadi masalah sentral bagi anak usia

sekolah (Behrman, liegan, & Arvin, 2000).

Menurut Wong (2008), anak usia sekolah akan menjadi pengalaman

inti anak. Periode ini anak-anak mulai bertanggung jawab atas perilakunya

sendiri dalam hubungan dengan orangtua mereka, teman sebaya, dan orang

lain. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar

pengetahuan untuk penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan

memperoleh keterampilan tertentu (Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson,

Winkelstein, & Schwartz, 2008).


D. Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah
a. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga).
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
3. Identitas anak
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
5. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
6. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari
7. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah dicapai)
8. Pemeriksaan fisik
9. Lengkapi dengan pengkajian focus :
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini\
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekola
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
b. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul terdapat dua sifat, yaitu :


1. Berhubungan dengan anak, dengan tujuan agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai usia anak
2. Berhubungan dengan keluarga, dengan etiologi berpedoman pada lima tugas keluarga
yang bertujuan agar keluarga memahami dan memfasilitasi perkembangan anak.

Masalah yang dapat digunakan untuk perumusan diagnosa keperawatan yaitu :


1) Masalah aktual/risiko
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh.
b. Menarik diri dari lingkungan social
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
e. Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang dibebankan
f. Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga
g. Keengganan melakukan kewajiban agama
h. Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal
i. Gangguan komunikasi verbal
j. Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang digunakan untuk
bermain)
2) Potensial atau sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
E. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Aktual

Perubahan hubungan keluarga yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat


anak yang sakit
Tujuan : Hubungan keluarga meningkat menjadi harmonis dengan dukungan yang adekuat
Intervensi :
 Diskusikan tentang tugas keluarga
 Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota keluarga sakit
 Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
 Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya pertolongan yang
telah dilakukan
 Ajarkan cara merawat anak dirumah
 Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Risiko/risiko tinggi

Risiko tinggi hubungan keluarga tidak harmonis berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga mengenal masalah yang terjadi pada anaknya
Tujuan : Ketidakharmonisan keluarga menurun
Intervensi :
 Diskusikan faktor penyebab ketidak harmonisan keluarga.
 Diskusikan tentang tugas perkembangan keluarga
 Diskusikan tentang tugas perkembangan anak yang harus dijalani.
 Diskusikan cara mengatasi masalah yang terjadi pada anak
 Diskusikan tentang alternatif mengurangi atau menyelesaikanmasalah.
 Ajarkan cara mengurangi atau menyelesaikan masalah
 Beri pujian bila keluarga dapat mengenali penyebab atau membaut alternative
3. Potensial atau sejahtera

Meningkatnya hubungan yang harmonis antar anggota keluarga 


Tujuan : dipertahankanya hubungan yang harmonis
Intervensi :
 Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
 Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas kemampuannya
 Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
 Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan masalah.
DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, I., Sutarga, I., & Pinatih, G. (2015). Faktor Risiko Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD) pada Anak di Denpasar. Public Health and
Preventive Medicine Archive 43 Juli 2015 Volume 3 Nomor 1. From:
https://media.neliti.com/media/publications/21490-ID-risk-factors- of-
attention-deficit-hyperactivity-disorder-adhd-among-children-in.pdf
Ahmadi, A., & Sholeh, M. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
American Psychiatric Associaton. (1994). Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders, 4 th Edition. Washington, DC: American Psychiatric
Association.
Andina, E. (2014). Budaya Kekerasan Antar Anak Di Sekolah Dasar. Info Singkat
Kesejahteraan Sosial Vol. Vi, No. 09/I/P3di/Mei/2014. From:
http://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/info%20singkat-vi-9-i- p3di-
mei-2014-63.pdf
Baron, R.A. & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.
Behrman, Kliegman, & Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak Nelson (15 ed., Vol.
I). (Prof. Dr. dr. A Samik Wahab, SpA(K), Ed). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai