Anda di halaman 1dari 6

KEPERAWATAN ANAK

KLASIFIKASI BERMAIN

OLEH

LILIS KARLINA HALE

201901014

PROGRAM STUDI S1 NERS

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

2021
A. Klasifikasi Bermain

Menurut Wong, et al (2008), bermain dapat dikategorikan berdasarkan isi


dan karakteristik sosial.

1. Berdasarkan Isi Permainan

Berdasarkan isi permainan, bermain diklasifikasikan dan dijabarkan


sebagai berikut.

a. Bermain afektif sosial (social affective play)

merupakan permainan yang menunjukan adanya hubungan


interpersonal yang menyenangkan antara anak dan orang lain.
Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari
hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya atau dengan
orang lain. Permainan yang biasa dilakukan adalah “ci luk ba”,
berbicara dan memberi tangan untuk digenggam oleh bayi sambil
tersenyum/tertawa (Wong, et al, 2008).

b. Bermain untuk senang-senang (sense of pleasure play)

permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa


senang pada anak yang diperoleh dari lingkungan, seperti lampu,
warna, rasa, bau, dan tekstur. Kesenangan timbul karena seringnya
memegang alat permainan (air, pasir, makanan). Ciri khas permainan
ini adalah anak akan semakin lama semakin asyik bermain sehingga
sukar dihentikan (Erfandi, 2009).
c. Permainan keterampilan (skill play)

Meningkatkan keterampilan anak, khususnya motorik kasar dan halus,


seperti memegang, memanipulasi, dan melatih untuk mengulangi
kegiatan permainan tersebut berkali-kali (Wong, et al, 2008).

d. Permainan (games)

Adalah jenis permaianan yang menggunakan alat tertentu yang


menggunakan perhitungan atau skor. Permainan ini biasa dilakukan
oleh anak sendiri atau dengan temannya. Banyak sekali jenis
permainan ini mulai dari yang tradisional maupun yang modern.
Misalnya, ular tangga, congklak, puzle, dan lain-lain (Supartini, 2004).

e. Permainan simbolik atau pura-pura (dramatic play)

Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain melalui
permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang
dewasa, misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya atau kakaknya. Apabila
anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara
mereka tentang orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk
proses identifikasi terhadap peran orang tertentu (Wong, et al, 2008).

2. Berdasarkan karakter sosial


Berdasarkan karakter sosial nya ada lima jenis permainan yaitu, onloocer
play, solitary play, parallel play, associative play, dan cooperative play.

a. Onloocer play

Jenis permainan ini adalah melihat apa yang dilakukan oleh anak lain
yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain. Anak
tersebut bersifat pasif, tetapi ada prose pengamatan terhadap
permainan yang sedang di lakukan temannya.

b. Solitary play

Solitary play merupakan jenis permainan yang dilakukan secara


mandiri dan berpusat pada permainannya sendiri tanpa mempedulikan
orang lain.

Pada permainan ini anak tampak berada dalam kelompok


permainannya, tetapi anak bermain sendiri dengan alat permainan yang
dimilikinya, dan alat permainan tersebut berbeda dengan alat permainan
yang digunakan temannya. Tidak ada kerja sama ataupun komunikasi
dengan Teman sepermainannya.

c. Parallel play (bermain paralel)

Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang


sama, tetapi antara satu anak dengan anak lain tidak terjadi kontak satu
sama lain sehingga tidak ada sosialisasi satu sama lain. Sifat dari
permainan ini adalah anak aktif secara mandiri tetapi masih dalam satu
kelompok.

d. Associative play
Associative play melibatkan interaksi sosial dengan sedikit atau tanpa
pengaturan. Tipe permainan ini adalah anak anak kelihatan lebih tertarik
satu sama lain dibanding pada permainan yang mereka mainkan.

Bermain ini akan menumbuhkan kreativitas anak karena stimulasi dari


anak lain ada, akan tetapi belum dilatih dalam mengikuti peraturan
dalam kelompok. Contohnya : bermain boneka-bonekaan, hujan-
hujanan, masak-masakan.

e. Cooperative play (bermain kooperatif)

Cooperative play merupakan bermain secara bersama dengan adanya


aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan
sehingga berbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat dari
bermain ini adalah aktif, anak akan selalu menumbuhkan kreativitas nya
dan melatih anak pada peraturan kelompok, sehingga anak dituntut
untuk selalu mengikuti peraturan, contohnya : pada permainan sepak
bola, ada anak yang memimpin permainan, aturan main harus dijalankan
oleh anak dan mereka harus dapat mencapai tujuan bersama, yaitu
memenangkan permainan dengan memasukkan bola ke gawang lawan
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bates, Barbara. 1997. Buku Saku Pemeriksaan fisik dan Riwayat
Kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC

Hidayat, Aiziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1.


jakarta: Salemba Medika.

Sacharin, Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.


Jakarta: EGC.

Wong, Donna L. 2003 Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4.


jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai