KEPERAWATAN MATERNITAS
DISUSUN OLEH :
NABILA PRATIWI
201901022
7. Hipertensi kehamilan
a.Angka kematian
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator pembangunan kesehatan suatu negara. Menurut
World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi
sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari.
Sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah
kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ibu
(99%) terjadi di negara berkembang.
b.Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi
dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih
atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih
diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik
dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan
tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
c.Etiologi
1) Primigravida, primipaternitas
2) Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa,
kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops fetalis,
bayi besar.
3) Umur
4) riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5) penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
6) Obesitas
d.Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori
yang mengemukakan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan diantaranya adalah teori kelainan vaskularisasi
plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat
aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri
ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus
miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang
arteri radialis.
e.Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa
penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien dengan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya : Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring
2x2 jam/hari dengan posisi miring.
8. Infeksi menular seksual
a. Definisi
Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi
menular seksual merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui
hubungan seks yang tidak aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah,
sperma, atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyebarannya bisa melalui
pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa
orang.
b. Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)
4) Vaksinasi.
9. PLASENTA PREVIA
a. Definisi
Menurut Bobak, 2004, placenta previa adalah placenta yang
berimplantasi pada bagian bawah rahim Menurut Hanaiah, 2004,
placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum.
b. Etiologi
Secara pasti penyebab terjadinya placenta previa belum diketahui
dengan jelas, tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya placenta previa (manuaba, 2010) adalah: a. multiparitas dan
umur lanjut > 35 tahun b. defek vascularisasi desidua yang
kemungkinan terjadi akibat perubahan atroik dan inflamatorik c. cacat
atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan
( SC,curretage dll) d. chorion leave persisten e. korpus luteum bereaksi
lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi f.
konsepsi dan nidasi lambat g. placenta besar pada kehamilan
ganda/gemelli.
c. Tanda dan Gejala Gejala yang paling khas dari placenta previa adalah
perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri, warna darah merah
segar, dan jumlahnya tidak banyak. Menurut FKUI, 2000 tanda dan
gejala placenta previa adalah: - perdarahan tanpa rasa nyeri dan
biasanya berulang - darah biasanya berwarna merah segar - Terjadi
saat tidur atau melakukan aktivitas - bagian terendah janin tinggi -
perdarahan biasanya berulang
d. Patofisiologi
Placenta previa diawali dengan implantasi embrio ( embryonic plate)
pada bagian bawah ( kauda) uterus. Dengan melekatnya dan
bertumbuhnya placenta, placenta yang telah berkembang bisa
menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vascularisasi
desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
a. Pencegahan primer
1. Health education (faktor resiko dan tanda,gejala syok
hemoragik)
2. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
3. Gaya hidup yang berkaitan dengan faktor resiko
b. Pencegahan tersier
1. Family support
2. Rehabilitasi
b. Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat
merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian
c. Patofisiologi
Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh
plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya
disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein)
darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran
darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah.
d. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris ialah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan nyeri dada yang timbul pada waktu
melakukan aktifitas karena adanya iskemik miorkard. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi >70% penyempitan pembuluh darah
koronaria. Keadaan ini bisa bertambah menjadi lebih berat dan
menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai
serangan jantung mendadak
13. ANEMIA
a. DEFINISI
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin atau hematokrit di bawah normal.
b. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan. 1 2
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada
hemosiderosis paru.
c. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah
pucat, takikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing,
kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut
rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi papila lidah
mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging
meradang dan sakit.
d. PATOFISIOLOGI
e. PENATALAKSANAAN
Transfusi darah.
14. GANGGUAN INFEKSI TRAKTUS GENETALIA
a. definisi
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa
bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. patofisiologi
Proses inflamasi atau peradangan merupakan bagian dari respons imun
untuk melawan agen penyebab infeksi atau zat berbahaya yang masuk
ke dalam tubuh. Proses ini melibatkan sel leukosit dan produk darah
lain seperti protein plasma. Migrasi sel leukosit ke tempat inflamasi
diikuti dengan vasodilatasi pembuluh darah serta peningkatan aliran
darah. Aktivasi proses inflamasi dimulai ketika reseptor yang berada di
sel imun mendeteksi molekul patogenyang diikuti dengan produksi
mediator inflamasi seperti sitokin Interferon(IFN)-tipe I .
e. Faktor Resiko
1) Usia
2) Jumlah perkawinan
3) Hygiene dan sirkumsisi
5) Pola seksual
7) Merokok
a. definisi
b. etiologi
c. patofisiologi
d. klasifikasi
Trombositopenia.
Trombositosis.
Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
Sindrom Bernard-Soulier.
e. komplikasi
Komplikasi atau efek samping gangguan pembekuan darah dapat
menyebabkan perdarahan di dalam dan luar tubuh. Tubuh dapat
kehilangan banyak darah karena beberapa jenis gangguan ini.
Dalam kondisi lainnya, menyebabkan kamu mudah memar atau
mengalami perdarah di organ tertentu, misalnya di otak.
Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui
luka di kulit. Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan kulit penderita. Sebagian besar virus HPV menimbulkan
kutil pada bagian tubuh, sedangkan sebagian kecil lainnya dapat memasuki
tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan virus
ini pada bayinya saat persalinan.
d. Pengobatan Infeksi HPV