Anda di halaman 1dari 31

RANGKUMAN

KEPERAWATAN MATERNITAS

DISUSUN OLEH :
NABILA PRATIWI
201901022

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTA
2021
1. Abortus
a. Defenisi
Abortus (keguguran) merupakan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang
menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu
dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup
dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban karna semakin
tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus .Abortus merupakan ancaman atau
pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20
minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
b. Etiologi
1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang
berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada
kehamilan muda.
2) Kelainan plasenta
3) Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat,
keracunan dan toksoplasmosis.Penyakit-penyakit
maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut
infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya
pada vaksinasi terhadap penyakit cacar .
4) Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks
(untuk abortus pada trimester kedua), retroversi uteri,
mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
c. Klasifikasi
1) Abortus Spontan Yaitu abortus yang terjadi tanpa
tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan
uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.
Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran
(miscarriage).
2) Threatened Miscarriage (Abortus Iminens)
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
usia kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
3) Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak
Terhindarkan)Yaitu Abortus tidak terhindarkan
(inevitable) ditandai oleh pecah ketuban yang nyata
disertai pembukaan serviks.
4) Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap)Pada
abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu,
janin dan plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi
setelah waktu ini keluar secara terpisah. Apabila seluruh
atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat atau
lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda
utama abortus inkomplet.
5) Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
:Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi
belum dapat hidup di luar kandungan.
d. Manefestasi klinis
Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen
adalah :
1) Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20
minggu
2) Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
lemah kesadaran menurun, tekanan darah normal
atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan
kecil, suhu badan normal atau meningkat
3) Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan
keluarnya jaringan hasil konsepsi
4) Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis,
sering nyeri pingang akibat kontraksi uterus.
e. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan abortus imminens menurut varney 2001
adalah :
1) Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa
disertai kram :
a) Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah
ke rahim dan mengurangirangsangan mekanis,
terutama bagi yang pernah abortus sampai
perdarahan benar – benar berhenti
b) Istirahatkan panggul (tidak berhubungan
seksual, tidak melakukan irigasi atau
memasukkan sesuatu ke dalam vagina)
c) Tidak melakukan aktifitas seksual yang
menimbulkan orgasme
2. Diabetes militus
a. Defenisi
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan
pankreas untuk mensekresi insulin (hormon yang responsibel
terhadap pemanfaatan glukosa) secara adekuat. Akibat yang umum
adalah terjadinya hiperglikemia.
b. Type – type Diabetes Militus :
1) Diabetes tipe 1
2) Diabetes tipe 2
3) Diabetes tipe 3 ( gestasional )
c. Tanda dan gejala Diabetes Militus :
1) Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2) Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3) Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4) Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5) Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6) Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan &


kaki
7) Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8) Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9)  Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10) Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.
d. Faktor penyebab Diabetes Militus
1) Pola makan
2) Obesitas
3) faktor genetik
4) pola hidup
e. Patofisiologi
Kemungkinan induksi diabetes tipe 2 dari berbagai macam
kelainan hormonal, seperti hormon sekresi kelenjar
adrenal, hipofisis dan tiroid merupakan studi pengamatan yang
sedang laik daun saat ini. Sebagai contoh, timbulnya IGT dan
diabetes mellitus sering disebut terkait.
3. kehamilan etropik terganggu ( KET )
a. Definisi
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic,
dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti
tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan “berada di luar
tempat yang semestinya”. Apabila pada kehamilan ektopik
terjadi abortus atau pecah, dalam hal ini dapat berbahaya
bagi wanita hamil tersebut maka kehamilan ini disebut
kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik adalah
kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus,
tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan
ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada
ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk
uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
b. Etiologi
1) Faktor mekanis
2) Faktor fungsional
c. Patofisiologi
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara
lain ampula tuba (lokasi tersering, ismust, fimbriae, pars
interstisialis, kornu uteri, ovarium, rongga abdomen,
serviks dan ligamentum kardinal. Zigot dapat berimplantasi
tepat pada sel kolumnar tuba maupun secara intercolumnar.
Pada keadaan yang pertama, zigot melekat pada ujungatau
sisi jonjot, endosalping yang relative sedikitmendapat
suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian di
reabsorbsi. Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel
diantara dua jonjot. Zigot yang telah bernidasi kemudian
tertutup oleh jaringan endosalping yang menyerupai
desidua, yang disebut pseudokapsul.
d. Manifestasi klinis
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi
tergantung dari ada tidaknya ruptur. Triad klasik dari kehamilan
ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per vaginam. Pada
setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan
keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu
dipikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik. Selain gejala-
gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor
berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue,
nyeri abdomen bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan
tanda iritasi diafragma bila perdarahan intraperitoneal cukup banyak,
berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama saat
inspirasi. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis,
pembesaran uterus, atau massa pada adnexa.
e. Tanda dan gejala
1) Tanda
a) Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea
atau spotting atau perdarahan vaginal.
b) Menstruasi abnormal.
c) Abdomen dan pelvis yang lunak.
d) Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi
oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan.
Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus
e) Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi
hipovolemi
f) Kolaps dan kelelahan
g) Pucat
h) Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
i) Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan
agak gembung
j) Gangguan kencing
k) Kadang-kadang terdapat gejala besar kencing karena
perangangan peritoneum oleh darah di dalam rongga
perut
l) Pembesaran uterus
Pada kehamilan ektopik uterus membesar juga karena
pengaruh hormon-hormon kehamilan tapi pada
umumnya sedikit lebih kecil dibandingkan dengan uterus
pada kehamilan intrauterin yang sama umurnya
m) Nyeri pada toucher
Terutama kalau cervix digerakkan atau pada perabaan
cavumdouglasi (nyeri digoyang)
n) Tumor dalam rongga panggul
Dalam rongga panggul teraba tumor lunak kenyal yang
disebabkan kumpulan darah d I tuba dan sekitarnya.
o) Perubahan darah
Dapat diduga bahwa kadar haemoglobin turun pada
kehamilan tuba yang terganggu, karena perdarahan yang
banyak ke dalam rongga perut.
2) Gejala
a) Nyeri
Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus
kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateral atau
bilateral , terlokalisasi atau tersebar.
b) Perdarahan
Dengan matinya telur desidua mengalami degenerasi dan
nekrose dan dikeluarkan dengan perdarahan. Perdarahan ini
pada umumnya sedikit, perdarahan yang banyak dari vagina
harus mengarahkan pikiran kita ke abortus biasa.Perdarahan
abnormal uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya
terjadi pada 75% kasus
c) Amenorhea
Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik
yang memiliki berkas perdarahan pada saat mereka
mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak menyadari
bahwa mereka hamil.
4. Molahidatidosa
a. Definisi
Hamil mola adalah suatu kehamilan di mana setelah
fertilisasi hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio
tetapi terjadi proliferasi dari vili koriales disertai dengan
degenerasi hidropik.
b. Etiologi
1) Faktor ovum : ovum memang sudah patologik sehingga
mati, tetapi terlambat dikeluarkan. Spermatozoa
memasuki ovum yang telah kehilangan nukleusnya
atau ada serum memasuki ovum tersebut sehingga
akan terjadi kelainan atau gangguan dalam pembuahan.
2) Imunoselektif dari trofoblas, yaitu dengan kematian
fetus, pembuluh darah pada stoma vili menjadi jarang
dan stroma vili menjadi sembab dan akhirnya terjadi
hyperplasia sel-sel trofoblast.
3) Keadaan sosio-ekonomi yang rendah, dalam masa
kehamilan keperluan zat-zat gizi meningkat. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan
dan perkembangan janin, dengan keadaan sosial
ekonomi yang rendah maka untuk memenuhi gizi
c. Manifestasi Klinis
Menurut Winknjosastro, 2007 gejala mola tidak
berbeda dengan kehamilan biasa, yaitu mual, muntah,
pusing dan lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering
lebih hebat. Selanjutnya, perkembangannya lebih cepat,
sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari pada
umur kehamilan. Ada pula kasus kasus yang uterusnya
lebih kecil atau sama besar walau jaringannya belum
dikeluarkan.
d. Patofisiologi
Jonjot-jonjot tumbuh berganda dan mengandung
cairan merupakan kista- kista anggur, biasanya didalamnya
tidak berisi embrio. Secara histopatologik kadang-kadang
ditemukan jaringan mola pada plasenta dengan bayi
normal. Bisa juga terjadi kehamilan ganda mola adalah:
satu janin tumbuh dan yang satu lagi menjadi mola
hidatidosa. Gelembung mola besarnya bervariasi, mulai
dari yang kecil sampai berdiameter lebih dari 1 cm.
e. Penatalaksanaan
Karena mola hidatidosa adalah suatu kehamilan
patologi dan tidak jarang disertai penyulit yang
membahayakan jiwa, pada prinsipnya harus segera
dikeluarkan.

5. Embolik air ketuban


a. Definisi
Merupakan semacam cairan yang memenuhi seluruh rahim
dan memiliki berbagai fungsi untuk menjaga janin. Di antaranya,
memungkinkan janin dapat bergerak dan tumbuh bebas ke segala
arah, melindungi terhadap benturan dari luar, barier terhadap
kuman dari luar tubuh ibu, dan menjaga kestabilan suhu tubuh
janin. Ia juga membantu proses persalinan dengan membuka jalan
lahir saat persalinan berlangsung maupun sebagai alat bantu
diagnostik dokter pada pemeriksaan amniosentesis.
b. Etiologi
Belum jelas diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi
kerusakan penghalang fisiologi antara ibu dan janin sehingga bolus
cairan amnion memasuki sirkulasi maternal yang selanjutnya
masuk kedalam sirkulasi paru dan menyebabkan :
1) Kegagalan perfusi secara massif
2) Bronchospasme
3) Renjatan
c. Patofisiologi
Studi-studi pada primate dengan menggunakan injeksi cairan
amnion homolog, serta study yang dilakukan secara cermat
terhadap model kambing, menghasilkan penanaman yang penting
tentang kelainan hemodinamik sentral (Adamsons dkk, 1971,
Hankins dkk,1993, Stolte dkk, 1976). Setelah suatu fase awal
hipertensi paru dan sistemik yang singkat, terjadi penurunan
resistensi vaskuler sistemik dan indeks kerja pulsasi ventrikel kiri
( Clark dkk, 1988).
d. Manifestasi klinis
1) tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya
diastolic pada saat pengukuran (hipotensi).
2) Dyspenea adalah kesulitan bernapas atau napas terasa berat.
3) Batuk.
4) Sianosis perifer dan perubahan pada membrane mukosa akibat
dari hipoksia.
5) Janin bradycaridia sebagai respon terhadap hipoksin, denyut
jantung janin dapat turun hingga kurang dari 110 denyut per
menit. Jika penurunan ini berlangsung selama 10 menit atau
lebih, itu adalah bradycaridia.
6) Pulmonary edema
7) Cardiac arrest
8) Rahim atony, biasanya mengakibatkan pendaran yang
berlebihan setelah melahirkan. Kegagalan rahim menjadi
perusahaan pijat bimanual diagnosik
9) Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya
penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien ).
e. Penata Laksanaan
1) terapi kusus, meliputi : reualisasi, ventilasi, bantuan sirkulasi,
koreksi defek yang kusus (Antonia uteri, defek koagulasi).
2) Penggantian cairan intravena dan darah diperluka untuk
mengkoreksi hipovolemia dan perdarahan
3) Oksitosin yang ditambahkan ke infuse intravena membantu
penanganan atonia uteri
6. Hiperemesis
a.Definisi Hiperemesis
Pengertian Hiperemesis gravidarum adalah keadaan
dimana penderita mual dan muntah berlebihan, lebih dari
10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief.
B., 2009). Wanita hamil memuntahkan segala apa yang
dimakan dan diminum sehingga berat badannya sangat
turun, turgor kulit berkurang , dieresis berkurang dan
timbul asetonuri, keadaan ini di sebut hiperemesis
gravidarum
b.Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui
secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan
oleh factor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia.
Perubahan – perubahan anatomic pada otak, jantung, hati,
dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat – zat lain akibat inanisi.
c.Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil muda terjadi terus
menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi.
d.Manifestasi Klinik
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam
kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi
bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya ini
dianggap sebagai hiperemesis gravidarum
e.Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak
berkurang maka diperlukan:
1) Obat – obatan; Sedativa : Phenobarbital, Vitamin :
Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks, Anti histamine :
dramamin, avomin, Anti emetik (pada keadaan lebih
berat) : Dislikomin hidrokloride atau khlorpromasine.
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat
perlu dikelola di rumah sakit.

7. Hipertensi kehamilan
a.Angka kematian
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator pembangunan kesehatan suatu negara. Menurut
World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi
sekitar 830 wanita meninggal akibat komplikasi terkait
kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari.
Sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah
kehamilan dan persalinan. Hampir semua kematian ibu
(99%) terjadi di negara berkembang.
b.Pengertian Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi
dalam kehamilan dimana tekanan darah sistol diatas 140
mmHg dan diastol diatas 90 mmHg atau adanya
peningkatan tekanan sisstolik sebesar 30 mmHg atau lebih
atau peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau lebih
diatas nilai dasar yang mana diukur dalam dua keadaan,
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk, 2011).
Hipertensi dalam kehamilan ialah tekanan darah sistolik
dan sistolik ≥140/90 mmHg pengukuran tekanan darah
sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam.
Kenaikan tekanan darah sistolik ≥ 30 mmHg dan kenaikan
tekanan darah diastolik ≥ 15 mmHg sebagai parameter
hipertensi sudah tidak dipakai lagi (Prawirohardjo, 2013).
c.Etiologi
1) Primigravida, primipaternitas
2) Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa,
kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops fetalis,
bayi besar.
3) Umur
4) riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
5) penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada
sebelum hamil
6) Obesitas
d.Patofisiologi
Prawirohardjo (2013), menjelaskan beberapa teori
yang mengemukakan terjadinya hipertensi dalam
kehamilan diantaranya adalah teori kelainan vaskularisasi
plasenta kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat
aliran darah dari cabang-cabang arteri uterina dan arteri
ovarika. Kedua pembuluh darah tersebut menembus
miometrium berupa uteri arkuarta dan memberi cabang
arteri radialis.
e.Penatalaksanaan
Manuaba dkk(2013), menjelaskan beberapa
penatalaksanaan yang dapat dilaukan pada pasien dengan
hipertensi dalam kehamilan diantaranya : Hipertensi ringan
Kondisi ini dapat diatasi dengan berobat jalan. Pasien diberi
nasehat untuk menurunkan gejala klinis dengan tirah baring
2x2 jam/hari dengan posisi miring.
8. Infeksi menular seksual
a. Definisi
Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi
menular seksual merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui
hubungan seks yang tidak aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah,
sperma, atau cairan tubuh lainnya. Selain itu, penyebarannya bisa melalui
pemakaian jarum suntik secara berulang atau bergantian di antara beberapa
orang.
b. Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa virus


dan bakteri yang menyebar melalui cairan tubuh seperti treponema
pallidum (sifilis), neisseria gonorrhoeae (gonore),  clamidia
trachomatis (klamidia), human papilomavirus (kutil kelamin),
human immunodeficiency virus (HIV).

c. Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

1. Mengalami perubahan pada urine.

2. Rasa nyeri selama berhubungan seks.

3. Kutil atau memar.

4. Sakit panggul atau perut bagian bawah.

5. Miss V terasa panas atau gatal.

6. Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.

7. Keluar cairan dari Mr P.

8. Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.

d. Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari


satu orang.

2) Rutin menjaga kebersihan vagina.

3) Selalu gunakan alat pengaman

4) Vaksinasi.
9. PLASENTA PREVIA

a. Definisi
Menurut Bobak, 2004, placenta previa adalah placenta yang
berimplantasi pada bagian bawah rahim Menurut Hanaiah, 2004,
placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu pada
segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum.

b. Etiologi
Secara pasti penyebab terjadinya placenta previa belum diketahui
dengan jelas, tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya placenta previa (manuaba, 2010) adalah: a. multiparitas dan
umur lanjut > 35 tahun b. defek vascularisasi desidua yang
kemungkinan terjadi akibat perubahan atroik dan inflamatorik c. cacat
atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas pembedahan
( SC,curretage dll) d. chorion leave persisten e. korpus luteum bereaksi
lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi f.
konsepsi dan nidasi lambat g. placenta besar pada kehamilan
ganda/gemelli.

c. Tanda dan Gejala Gejala yang paling khas dari placenta previa adalah
perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri, warna darah merah
segar, dan jumlahnya tidak banyak. Menurut FKUI, 2000 tanda dan
gejala placenta previa adalah: - perdarahan tanpa rasa nyeri dan
biasanya berulang - darah biasanya berwarna merah segar - Terjadi
saat tidur atau melakukan aktivitas - bagian terendah janin tinggi -
perdarahan biasanya berulang

d. Patofisiologi
Placenta previa diawali dengan implantasi embrio ( embryonic plate)
pada bagian bawah ( kauda) uterus. Dengan melekatnya dan
bertumbuhnya placenta, placenta yang telah berkembang bisa
menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena vascularisasi
desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.

e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk menegakan


diagnosis placenta previa adalah dengan USG sudah tercapai tujuan
untuk menegakan diagnosa. Walaupun masih banyak 30 pemeriksaan
radiologi yang dapat digunakan , secara sederhana USG dapat
dipercaya untuk menegakan diagnosa.
10.SHOCK HEMORAGI
a. Definisi Shock Hemoragi
Shock atau syok (rejatan) adalah kolaps akibat kegagalan
sirkualisi perifer yang akut dan biasanya terjai akibat trauma
atau perdarahan hebat. Penyebab utama syok adalah hemoragia
antepartum dan postpartum.
b. Etiologi
Etiologi syok hemoragik dapat berupa eksternal dan/atau internal.
Penyebab yang paling umum terjadi adalah cedera traumatik berupa
laserasi, trauma tembus pada bagian toraks dan abdomen, serta ruptur
pembuluh darah.
c. Patofisiologi

Patofisiologi syok hemoragik adalah berkurangnya volume


intravaskular karena kehilangan sejumlah darah sehingga tidak dapat
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen.Kompensasi Tubuh
terhadap Penurunan Volume Intravaskular.Mitokondria tidak dapat
mempertahankan metabolisme aerob untuk memproduksi oksigen dan
beralih pada metabolisme yang kurang efektif, yaitu metabolisme
anaerob untuk menghasilkan adenosine triphosphate (ATP) sebagai
kebutuhan seluler. Hasil akhir metabolisme anaerob berupa produksi
piruvat yang akan dikonversi menjadi asam laktat untuk meregenerasi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD +) untuk mempertahankan
respirasi seluler tanpa adanya oksigen.
d. Manifestasi klinis

Gejala yang muncul karena serangan syok hemoragik dapat berbeda-


beda, tergantung seberapa besar jaringan yang terganggu, lokasi, serta
tingkat keparahan perdarahan yang terjadi.
Gejala stroke hemoragik intraserebral (perdarahan otak), di antaranya
adalah:
1. Sakit kepala berat.
2. Mual dan muntah.
3. Penurunan kesadaran.
4. Kejang.

e. Pencegahan shock hemoragi

a. Pencegahan primer
1. Health education (faktor resiko dan tanda,gejala syok
hemoragik)
2. Pemeriksaan tekanan darah secara rutin
3. Gaya hidup yang berkaitan dengan faktor resiko
b. Pencegahan tersier
1. Family support
2. Rehabilitasi

11. GANGGUAN TORCH


a. Definisi Torch
Torch adalah singkatan atau arti dari toxoplasma gondi
(toxo),Rubella,cyto megalo vyrus (CMV),herpes simplex virus (HSV)
yang terdiri dari HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan oleh virus lain
yang dampak kliniknya lebih terbatas (misalnya
measles,varicella,echovirus,mumps,virus vaccinia, virus polio, dan virus
coxsackie-B).
b. Etiologi
Penyebab utama dari virus dan parasit torch adalah hewan yang ada
disekitar kita seperti ayam, kucing, burung, tikus, kambing, sapi,
anjing,babi dan lainnya.meskipun penyebabnya tidak secara langsung
berasal dari hewan,namun bisa juga disebabkan karena perantara seperti
memakan sayuran,daging setengah matang dan lainnya.
c. Patofisiologi
Dalam dunia medis toxoplasma lebih dikenal dengan virus kucing.
biasanya disebut dengan toxo, tokso, toksoplasma, atau
toksoplasmosis.namun yang sesungguhnya ini bukan hanya virus
kucing,melainkan parasit darah.
d. Manifestasi Klinik
Toxoplasmosis yang terjadi pada manusia dan hewan umumnya tanpa
menunjukkan tanda-tanda klinis atau bahkan tidak menunjukkan gejala
yang spesifik.gejala klinis tersebut tergantung pada organ-organ yang
terserang dan terinfeksi. namun ada beberapa gejala yang tampak pada
TOXO dan RUBELLA diantaranya terjadi demam,hiperestesia
otot,turunnya berat badan tubuh,anoreksia dan ataksia.

12. GANGGUAN KARDIOVASKULAR


a. Definisi gangguan kardiovaskuler
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat
otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh
darah koroner. Pada waktu jantung harus bekerja lebih keras terjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah
yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama
sekali, pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah
yang disebut dengan serangan jantung.

b. Etiologi
Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang
parah, kemampuan jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat
merusak sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dan berakhir
dengan kematian

c. Patofisiologi
Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh
plak pada pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya
disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (low-density lipoprotein)
darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri sehingga aliran
darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah.
d. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris ialah suatu
sindroma klinis dimana didapatkan nyeri dada yang timbul pada waktu
melakukan aktifitas karena adanya iskemik miorkard. Hal ini
menunjukkan bahwa telah terjadi >70% penyempitan pembuluh darah
koronaria. Keadaan ini bisa bertambah menjadi lebih berat dan
menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai
serangan jantung mendadak

e. Penatalaksanaan gangguan kardiovaskuler

Pemeriksaan dan Penentuan Diagnosis PJK Mendiagnosis PJK dapat


dilakukan dengan memperhatikan hasil pemeriksaan Elektrokardiogram
(EKG) dan Angiografi untuk mengetahui adanya penyumbatan pada
pembuluh darah koroner (National Heart, Lung and Bood Institute, 2014).
Menurut Rilantoni Lily, 2013 pemeriksaan EKG adalah modalitas dalam
mendiagnosis PJK yang seyogyanya dikuasai oleh para dokter dan tersedia
disemua pelayanan kesehatan primer.

13. ANEMIA
a. DEFINISI
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin atau hematokrit di bawah normal.
b. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, (1999:547), anemia ini umumnya disebabkan oleh
perdarahan kronik. Penyebab lain yaitu :
1. Diet yang tidak mencukupi.
2. Absorbsi yang menurun.
3. Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan. 1 2
4. Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah.
5. Hemoglobinuria.
6. Penyimpangan besi yang berkurang, seperti pada
hemosiderosis paru.

c. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah
pucat, takikardi, sakit dada, dyspnea, nafas pendek, cepat lelah, pusing,
kelemahan, tinitus, penderita defisiensi yang berat mempunyai rambut
rapuh dan halus, kuku tipis rata mudah patah, atropi papila lidah
mengakibatkan lidah tampak pucat, licin, mengkilat, merah daging
meradang dan sakit.

d. PATOFISIOLOGI

Dalam keadaan normal tubuh orang dewasa mengandung rata-


rata 3 – 5 gr besi, hampir dua pertiga besi terdapat dalam hemoglobin
dilepas pada proses penuaan serta kematian sel dan diangkat melalui
transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoiesis. Pada
peredaran zat besi berkurang, maka besi dari diet tersebut diserap oleh
lebih banyak. Besi yang dimakan diubah menjadi besi keto dalam
lambung dan duodenum, penyerapan besi terjadi pada duodenum dan
jejenum proksimal, kemudian besi diangkat oleh tranferin plasma ke
sumsum tulang, untuk sintesis hemoglobin atau ke tempat
penyimpanan di jaringan.

e. PENATALAKSANAAN

MEDIS Menurut Engram, (1999). penatalaksanaan pada


pasien dengan anemia yaitu :
1. Memperbaiki penyebab dasar.
2. Suplemen nutrisi (vitamin B12, asam folat, besi)

Transfusi darah.
14. GANGGUAN INFEKSI TRAKTUS GENETALIA

a. definisi
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa
bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba.
b. Etiologi

Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas


vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan
anaerob endogen vagina seperti streptococcus , enterococus, e.coli, dan
stapilococus . Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang
menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan
intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain.

c. Manifestasi klinis

a) terdapat keputihan ( leukorea )


b) mungkin terjadi kontak berdarah (saat hubungan seks terjadi
perdarahan)
c) pada pemeriksaan terdapat perlukaan serviks yang berwarna merah
d) pada umur diatas 40 tahun perlu waspada terhadap keganasan
serviks

d. patofisiologi
Proses inflamasi atau peradangan merupakan bagian dari respons imun
untuk melawan agen penyebab infeksi atau zat berbahaya yang masuk
ke dalam tubuh. Proses ini melibatkan sel leukosit dan produk darah
lain seperti protein plasma. Migrasi sel leukosit ke tempat inflamasi
diikuti dengan vasodilatasi pembuluh darah serta peningkatan aliran
darah. Aktivasi proses inflamasi dimulai ketika reseptor yang berada di
sel imun mendeteksi molekul patogenyang diikuti dengan produksi
mediator inflamasi seperti sitokin Interferon(IFN)-tipe I .

e. Faktor Resiko

Beberapa faktor yang mempengaruhi insiden kanker serviks yaitu:

1) Usia

2) Jumlah perkawinan
3) Hygiene dan sirkumsisi

4) Status sosial ekonomi

5) Pola seksual

6) Terpajan virus terutama virus HIV

7) Merokok

15. GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH

a. definisi

Gangguan pembekuan darah atau kelainan pembekuan darah adalah


kondisi yang mengganggu proses darah Anda untuk membeku dengan normal.
Proses pembekuan darah, atau yang disebut dengan koagulasi, biasanya terjadi
setelah ada luka atau cedera yang menyebabkan perdarahan.

b. etiologi

(koagulasi). Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penyakit


terjadi jika ada masalah pada komponen yang terlibat dalam proses
pembekuan darah, yaitu trombosit dan faktor pembekuan darah pembekuan
darah
Menurut situs Lab Tests Online, agar darah bisa menggumpal dengan
baik, sel tubuh Anda membutuhkan trombosit dan faktor pembekuan darah.
Proses pembekuan darah ini disebut juga dengan hemostasis.

c. patofisiologi

Proses pembekuan darah normal melewati serangkaian interaksi yang


kompleks. Berikut adalah proses pembekuan darah dari awal hingga akhir.

1. Trombosit membentuk sumbatan


Trombosit bereaksi ketika pembuluh darah rusak atau ada luka. Mereka
menempel pada dinding daerah yang luka dan bersama-sama membentuk
sumbatan. Sumbatan dibentuk guna menutup bagian yang rusak, agar
menghentikan darah yang keluar. Trombosit juga melepaskan bahan kimia
untuk menarik lebih banyak trombosit dan sel-sel lain untuk melanjutkan
tahap berikutnya.
2. Pembentukan bekuan darah
Faktor-faktor pembekuan memberi sinyal terhadap satu sama lain, untuk
melakukan reaksi berantai yang cepat. Reaksi ini dikenal sebagai kaskade
koagulasi.

d. klasifikasi

 Trombositopenia.
 Trombositosis.
 Immune thrombocytopenic purpura (ITP)
 Sindrom Bernard-Soulier.

e. komplikasi
Komplikasi atau efek samping gangguan pembekuan darah dapat
menyebabkan perdarahan di dalam dan luar tubuh. Tubuh dapat
kehilangan banyak darah karena beberapa jenis gangguan ini.
Dalam kondisi lainnya, menyebabkan kamu mudah memar atau
mengalami perdarah di organ tertentu, misalnya di otak.

16. HUMAN PAPILLOMAVIRUS


a. Definisi
Human papillomavirus atau HPV adalah virus yang dapat
menyebabkan infeksi di permukaan kulit, serta berpotensi menyebabkan
kanker serviks. Infeksi virus ini ditandai dengan tumbuhnya kutil pada
kulit di berbagai area tubuh, seperti lengan, tungkai, mulut, serta area
kelamin.
b. Gejala HPV
Infeksi virus HPV sering kali tidak menimbulkan gejala. Namun
pada beberapa kasus, virus ini dapat bertahan hingga menimbulkan gejala
berupa tumbuhya kutil di permukaan kulit. Kutil bisa tumbuh di lengan,
tungkai, wajah, dan kelamin.
c. Penyebab dan Fakor Risiko HPV

Virus HPV hidup dalam sel permukaan kulit yang masuk melalui
luka di kulit. Penyebaran infeksi HPV dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan kulit penderita. Sebagian besar virus HPV menimbulkan
kutil pada bagian tubuh, sedangkan sebagian kecil lainnya dapat memasuki
tubuh melalui hubungan seksual. Ibu hamil juga dapat menularkan virus
ini pada bayinya saat persalinan.
d. Pengobatan Infeksi HPV

Sebagian besar kasus HPV dapat hilang dengan sendirinya tanpa


diobati. Namun bagi yang telah terdiagnosis mengalami infeksi HPV,
terutama wanita yang mengalami kutil kelamin, dokter kandungan akan
menganjurkan penderita untuk melakukan tes kembali dalam waktu 1
tahun.
dapat hilang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik.
e. Komplikasi HPV

Meski demikian, upaya penanganan wajib dilakukan. Karena jika


tidak ditangani dengan baik, infeksi HPV dapat menyebabkan komplikasi
berupa:
1. Luka pada mulut dan saluran pernapasan atas

Luka ini dapat timbul di lidah, tenggorokan, laring, atau hidung.


2. Kanker

Beberapa jenis kanker yang dapat timbul adalah kanker


serviks, kanker anus, dan kanker pada saluran pernapasan atas. Gejala
kanker serviks pada stadium awal biasanya tidak khas, bahkan bisa
tidak bergejala sama sekali.
3. Gangguan kehamilan dan persalinan
Komplikasi ini bisa terjadi pada wanita hamil yang menderita
infeksi HPV dengan kutil kelamin.
17. ATONIA UTERI
a. Definisi
Atonia uterus adalah penyakit pada wanita di mana rahim tidak
berkontraksi setelah melahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan
pendarahan postpartum yang dapat mengancam jiwa.
b. Etiologi
Ada banyak faktor yang dapat membuat otot rahim gagal
berkontraksi setelah persalinan. Beberapa penyebab paling umum dari
atonia uteri adalah:
1. Persalinan lama atau persalinan tertunda
2. Pembesaran rahim karena terlalu banyak cairan ketuban (polydramnios)
atau anak terlalu besar
3. Pemberian oksitosin, anestesi umum atau obat-obatan lain selama
persalinan
4. Proses induksi kerja melalui penggunaan obat-obatan
c. Manifestasi klinik
Gejala utama atonia uteri adalah rahimnya rileks dan tidak
berkontraksi setelah melahirkan. Atonia Uteri adalah penyebab paling
umum dari pendarahan postpartum. Pendarahan postpartum didefinisikan
sebagai kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah plasenta dikeluarkan.
d. Patofisiologi
Perdarahan postpartum bisa dikendalikan melalui kontraksi dan
retraksi serat-serat myometrium. kontraksi dan retraksi ini menyebabkan
terlipatnya pembuluh-pembuluh darah sehingga aliran darah ke tempat
plasenta menjadi terhenti.

18. INFEKSI PASCA POSTPARTUM


a. Definisi
Post Partum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil).
b. Klasifikasi Masa Nifas

Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3:


1. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dianggap telah bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri
apabila setelah 40 hari.
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium
intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6 minggu
3. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu
yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama
hamil dan waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk
pulih sempurna bias berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.
(Yetti Anggraini,2010).

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Untuk mengingat komponen yang diperlukan dalam pengkajian post


partum, banyak perawat menggunakan istilah BUBBLE-LE yaitu
termasuk Breast (payudara), Uterus (rahim), Bowel (fungsi usus),
Bladder (kandung kemih), Lochia (lokia), Episiotomy
(episiotomi/perinium), Lower Extremity (ekstremitas bawah), dan
Emotion (emosi).

Anda mungkin juga menyukai