Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang. Atas bimbingan dan pertolongannya sehingga makalah ini
dapat tersusun dengan berdasarkan berbagai sumber pengetahuan yang bertujuan
untuk membantu proses belajar mengajar mahasiswa agar dapat berlangsung secara
efektif dan efisien. Sehingga dapat di terbitkan sesuai dengan yang di harapkan dan
dapat di jadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan keperawatan dan sebagai
panduan dalam melaksanakan tugas makalah askep dengan judul “Asuhan
Keperawatan Gangguan kebutuhan tidur dan istirahat pada pasien penyakit luka bakar
dan dermatitis”
Penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan,namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
PEMBAHASAN BAB 1
2. Narkolepsi.
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit
mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering
mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba, dapat di katakan pula
bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak
sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk
tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak
dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya
bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja
pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
4. Enuresis (ngompol).
5. Nocturia.
7. Delirium / Mengigau.
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih, setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan
berteriak, pucat dan ketakutan.
Ada berbagai gejala yang dialami oleh seseorang yang menderita gangguan
tidur, antara lain:
Tetapi, pada kondisi pasien luka bakar dan dermatitis terjadinya gangguan tidur
dikarenakan oleh faktor luka yang nyeri, sakit, dan gatal, yang menyebaban pasien
tersebut sulit tidur dan gelisah.
3. Pengakajian Teoritis
a. Pengkajian pada pasien luka bakar
1. Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda: anak dibawah 2 tahun dan diatas 60
tahun mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur 2 tahun lebih rentan
terkena infeksi. (Doengoes, 2000)
a) Sumber kecelakaan
3. Vital Sign
BB sebelum sakit : 75 kg
BB saat sakit : 75 kg
4. Kepala
a. Kepala : simetris, tidak ada lesi dan jaringan parut, rambut berwarna
hitam tidak mudah rontok, lembab, dan pendek.
b. Mata : terdapat luka bakar di area mata simetris kanan dan kiri,
konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada peningkatan
tekanan intra okuler, ada reflek cahaya pada pupil
c. Hidung : terdapat luka bakar di area hidung, tidak ada polip, tidak ada
sekret dan pendarahan.
d. Mulut :terdapat luka bakar di area bibir, mukosa bibir pucat tidak ada
sariawan , lidah berwarna merah muda, tidak ada pembengkakan tonsil,
tidak terdapat karies pada gigi.
e. Telinga : simetris kanan dan kiri , sedikit purulern , tidak terdapat lesi
dan nyeri tekan, ketajaman pendengaran normal.
5. Leher
a. Inspeksi : pengembangan dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada jaringan
parut, irama pernapasan teratur, tidak ada tanda tanda kesulitan napas, tidak
ada retraksi otot bantu pernapasan
b. Palpasi : tidak ada nyeri tekan. Tidak ada benjolan, vokal fremitul simetris
antara kanan dan kiri.
c. Perkusi : Sonor
7. Jantung
b. Palpasi :
8. Abdomen
9. Genitalia :
10. Ekstermitas atas : simetris kanan dan kiri,. Kekuatan otot 4. Terdapat luka
bakar kemerahan di lengan atas kanan dengan luas 4.5 %.
5. ADL
1. Pola oksigenasi
a. Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam
bernapas.
b. Selama sakit : Klien tidak merasakan sesak nafas dan tidak
membutuhkan alat bantu.
3. Kebutuhan eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAB 1 kali/hari setiap pagi hari
dengan bentuk padat dan lembek, warna kuning dan baunya khas. Klien BAK
6 kali/hari, warna urin jernih,dan pancaran urin kuat (800cc).
Saat sakit : Klien mengatakan selama di rumah sakit baru dapat BAB
pada hair ke 2 dengan konsistensi padat, warna kecoklatan. Klien BAK 8
kali/hari (900cc) dengan warna jernih dan haluaran kuat. (900cc)
4. Kebutuhan termoregulasi :
a. sebelum sakit : klien mengatakan tidak ada keluhan mengenai suhu tubuh
b. selama sakit : klien mengatakan daerah wajah, leher, dan lengan atas terasa
panas.
9. Kebutuhan spiritual
a. Sebelum sakit : Klien dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya dengan
sholat 5 waktu.
b. Selama sakit : Klien mengatakan tidak dapat melakukan ibadah sholat 5
waktu.
10. Kebutuhan hygiene
a. Sebelum sakit : Klien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)
b. Selama sakit : Klien mandi 2 kali sehari (pagi dan sore hari)
6. Pemeriksaan Diagnostik
A. Identitas
Identitas terdiri dari nama, jenis kelamin. Umur, agama, suku bangsa,
pendidkan pendapatan pekerjaan,nomor akses, alamat dan lain- lain.
Dermatitis kontak dapat terjadi pada semua orang di semua umur
sering terjadi pada remaja dan dewasa muda dapat terjadi pada pria dan
wanita. Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan, jumlah
penderita dermatitis kontak alergik lebih sedikit, karena hanya mengenai
orang yang kulitnya sangat peka (hipersensitif). Dermatitis kontak iritan
timbul pada 80% dari seluruh penderita dermatitis kontak sedangkan
dermatitis kontak alergik kira-kira hanya 20%. Sedangkan insiden
dermatitis kontak alergik terjadi pada 3-4% dari populasi penduduk. Usia
tidak mempengaruhi timbulnya sensitisasi namun dermatitis kontak
alergik lebih jarang dijumpai pada anak-anak. Lebih sering timbul pada
usia dewasa tapi dapat mengenai segala usia. Prevalensi pada wanita dua
kali lipat dari pada laki-laki.
Bangsa kaukasian lebih sering terkena dari pada ras bangsa lain.
Nampaknya banyak juga timbul pada bangsa Afrika-Amerika namun lebih
sulit dideteksi. Jenis pekerjaan merupakan hal penting terhadap tingginya
insiden dermatitis kontak.
B. Riwayat Kesehatan
a.Riwayat Kesehatan Sekarang.
1) Keluhan Utama
Pada kasus dermatitis kontak biasanya klien mengeluh kulitnya terasa
gatal serta nyeri.Gejala yang sering menyebabkan penderita datang ke
tempat pelayanan kesehatan adalah nyeri pada lesi yang timbul.
2) Riwayat keluhan utama.
Provoking Inciden, yang menjadi faktor presipitasi dari keluhan utama.
Pada beberapa kasus dematitis kontak timbul Lesi kulit ( vesikel ),terasa
panas pada kulit dan kulit akan berwarna merah, edema yang diikuti oleh
pengeluaran secret. Kembangkan pola PQRST pada setiap keluhan klien.
a) Provocative/palliative
a. Apa penyebab keluhan,
Apakah sebelumnya klien melakukan kontak dengan bahan-bahan
tertentu yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
Apa yang membuat keluhan bertambah baik/ringan atau bertambah
berat. Dengan menjauhi sumber dermatitis kontak maka keluhan yang
dirasakan akan berkurang.
b) Quality/quantity
a. Bagaimana keluhan dirasakan, dilihat, didengar
Pada beberapa kasus dermatitis kontak biasanya klien akan merasakan
gatal dan nyeri pada daerah yang terkena bahan tertentu yang dapat
menyebabkan keluhan.
b. Sejauh mana sakit dirasakan
Rasa sakit yang dirasakan mulai dari tingkat ringan sampai berat.
Tergantung dari lama kontak zat dengan kulit, konsentrasi zat serta tingkat
sensitifitas kulit.
c) Region/radiation
a. Dimana letak sakit
Tergantung dari daerah yang kontak dengan penyebab .
b. Area penyebarannya
Area penyebarannya misalnya kaki, luka pada tungkai, jari manis, tempat
cedera, dibalik perhiasan.
d) Severitty scale
a. Apakah mempengaruhi aktifitas
Terganggunya aktifitas tergantung dari letak,tingkat keparahan penyakit.
b. Seberapa jauh skala ringan/berat.
Tergantung dari tingkat keparahan penyakitnya.
e) Timing
a. Kapan mulai terjadi.
b. Kapan sering terjadi.
c. Apakah terjadinya mendadak atau perlahan-lahan
4. Diagnosa Keperawatan
a. Luka Bakar :
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering
terbangun saat malam.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
b. Dermatitis
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan kegelisahan dan sering
terbangun dimalam hari
- Kerusakan integritas kulit berhubungan lesi dan reaksi inflamasi
Dx NOC NIC
Gangguan pola Setelah dilakukan asuhan -Gunakan pendekatan yang
tidur keperawatan selama .... X 24 jam : tenang dan meyakinkan
berhubungan -Jam tidur (skala 4) -Berada disisi klien untuk
dengan -Pola tidur (skala 4) meningkatkan rasa aman
kegelisahan -Kualitas tidur (skala 4) dan mengurangi ketakutan
dan sering -Tidur dari awal sampai habis -Berada disisi klien untuk
terbangun saat dimalam hari secara konsisten (skala meningkatkan rasa aman
malam. 4) dan mengurangi ketakutan
-Kesulitan memulai tidur (skala 4) -Berikan objek yang
-Tidur yang (skala 5) menunjukkan perasaan
aman
-Dengarkan Klien
-Puji/kuatkan perilaku baik
secara tepat
-Identifikasi ada saat
terjadi perubahan tingkat
kecemasan
-Bantu klien
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
-Bantu Klien untuk
mengartikulasikan
deskripsi yang realistis
mengenai kejadian yang
akan datang
-Kaji untuk tanda verbal
Kerusakan dan nonverbal kecemasan
integritas b.d Setelah dilakukan asuhan
luka bakar keperawatan selama .... X 24jam -dinginkan luka bakar
-presentasi kesembuhan area dengan air hangat (20°C)
transplantasi (skala 4) atau cairan saline pada saat
-pergerakan sendi yang terkana (luka cedera terjadi
bakar) (skala 4) -Cuci luka bakar karena zat
-nyeri (skala 4) kimia secara terus menerus
-infeksi (skala 4) selama 30menit
-nekrosis jaringan (skala 4) -berikan informasi pada
pasien mengenai prosedur
yang harus diikuti selama
perawatan
-pastikan keadekuatan
asupan nutrisi dan cairan
-berikan penerimaan dan
dukungan emosi selama
menjalani perawatan
b. Dernatitis
Dx NOC NIC
Gangguan pola Setelah dilakukan asuhan keperawatan -Gunakan pendekatan yang
tidur selama .... X 24 jam : tenang dan meyakinkan
berhubungan -Jam tidur (skala 4) -Berada disisi klien untuk
dengan -Pola tidur (skala 4) meningkatkan rasa aman dan
kegelisahan dan -Kualitas tidur (skala 5) mengurangi ketakutan
sering terbangun -Tidur dari awal sampai habis dimalam -Berada disisi klien untuk
saat malam. hari secara konsisten (skala 5) meningkatkan rasa aman dan
-Kesulitan memulai tidur (skala 5) mengurangi ketakutan
-Tidur yang terputus (skala 4) -Berikan objek yang
-Nyeri (skala 5) menunjukkan perasaan aman
-Dengarkan Klien
-Puji/kuatkan perilaku baik
secara tepat
-Identifikasi ada saat terjadi
perubahan tingkat kecemasan
-Bantu klien mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
-Bantu Klien untuk
mengartikulasikan deskripsi
yang realistis mengenai
kejadian yang akan datang
-Kaji untuk tanda verbal dan
nonverbal kecemasan