Anda di halaman 1dari 23

PERAN PERAWAT DALAM

PELAKSANAAN DIET PASIEN:

KELOMPOK 5 :
- SHAFA SALSABILA ZAHRAH
- SITI NURHALIZA
- SRI RAHAYU
- SRI SAFRIYANI HERMAN
- TIARA ISMAYANTI
KELOMPOK 5
PENGERTIAN DIET
Diet merupakan pola makan dengan
mengonsumsi makanan yang cara dan
sumber makanannya diatur gunanya
adalah untuk menjaga kesehatan tubuh
secara keseluruhan dengan
mengonsumsi makanan yang sehat yang
melengkapi kebutuhan nutrisi tubuh,
seperti protein, karbohidrat, lemak serta
aneka vitamin dan mineral.
TUJUAN DIET
DIET BERTUJUAN UNTUK MENCAPAI ATAU MENJAGA
BERAT BADAN YANG TERKONTROL DAN SELAIN ITU DIET
JUGA BERTUJUAN UNTUK MENJAGA KESEHATAN TUBUH
SECARA KESELURUHAN DENGAN MENGONSUMSI
NUTRISI YANG DIBUTUHKAN OLEH TUBUH.
PERAN PERAWAT
DALAM
PELAKSANAAN
DIET
PASIEN
A. Peran Perawat Sebagai Pemberi
Asuhan Keperawatan Terhadap Diet
Pasien
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu pasien
mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan
kesehatan pasien secara holistic, meliputi upaya untuk
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Dalam
perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan.
B. Peran Perawat Sebagai Pemberi
Advokat Terhadap Diet Pasien
Peran perawat sebagai advokat yaitu perawat melindungi hak
pasien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu
pasien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
pasien yang sedang berusaha untuk memutuskan makanan
yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-
hak pasien melalui cara-cara yang umum dengan menolak
aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan
pasien atau menentang hak-hak pasien.
C. Peran Perawat Sebagai
Pemberi Edukator Terhadap Diet
Pasien
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan
yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien
setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Perawat memberikan
pendidikan gizi dan diet kepada pasien dimana yang harus
diterapkan oleh pasien, makanan apa saja yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi, porsi atau jumlah makan yang dikonsumsi
perhari, serta jenis makanannya. Perawat juga berperan dalam
menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan makanan yang
dikonsumsi pasien yang diajukan oleh pasien maupun keluarga.
D. Peran Perawat Sebagai
Kolaborator Terhadap Diet
Pasien
Dalam penentuan diet yang akan dilakukan
oleh pasien, perawat berkolaborasi dengan
ahli gizi untuk menu diet yang akan diberikan
kepada pasien. Perawat menjelaskan kondisi
pasien
kepada dokter dan ahli gizi tentang respon
pasien terhadap diet serta perawat merupakan
penghubung antara pasien dengan dokter dan
ahli gizi
E. Peran Perawat Sebagai
Koordinator Terhadap Diet
Pasien
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasi pelayanan
kesehatan dari tim kesehatan sehinggan pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai
dengan kebutuhan pasien. Perawat mengatur waktu dan
seluruh aktifitas atau penanganan pada
pasien, merencanakan, mengoorganisasikan,
mengarahkan, dan mengontrol asupan gizi dan diet
yang sesuai bagi pasien.
F. Peran Perawat
Sebagai Konsultan
Terhadap Diet Pasien
Peran seorang perawat disini yaitu sebagai
tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk
diberikan, diet apa yang akan diberikan
kepada pasien, pasien maupun keluarga
dapat berkonsultasi kepada perawat akan
gizi dan diet yang tepat untuk dilakukan.
Peran ini dilakukan atas permintaan
pasien tehadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.
G. Peran Perawat
Sebagai pembaharuan
Terhadap Diet Pasien
Peran perawat sebagai pembaharu dapat
dilakukan dengan mengadakan perencanaan
atas gizi dan diet yang akan diberikan kepada
pasien, kerjasama baik kepada rekan kerja
maupun pasien dan keluarga pasien, serta
perubahan yang sistematis dan terarah untuk
gizi dan diet pasien sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan
MONITORING &
EVALUASI GIZI

Kegiatan monitoring dan evaluasi


gizi dilakukan untuk mengetahui
respon pasien/klien terhadap
intervensi dan tingkat
keberhasilannya.
Tiga langkah kegiatan monitoring

1 2 3

Monitoring
Mengukur hasil Evaluasi hasil
perkembangan
1. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati
perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk
melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien
maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor
perkembangan antara lain :
a)Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien
b)Mengecek asupan makan pasien/klien
c)Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
rencana/preskripsi Diet.
d)Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau
berubah
e)Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif
f)Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak
adanya perkembangan dari kondisi pasien/klien.
2. Mengukur hasil

Kegiatan ini adalah mengukur


perkembangan/perubahan yang
terjadi sebagai respon terhadap
intervensi gizi. Parameter yang
harus diukur berdasarkan tanda
dan gejala dari diagnosis gizi.
3. Evaluasi Hasil

a. Bandingkan data yang dimonitoring dengan tujuan preskripsi gizi


atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan
menentukan tindakan selanjutnya.
b. Evaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil
kesehatan pasien secara menyeluruh.
PEMBERIAN MAKANAN SECARA ORAL
Pemberian makan secara oral adalah
pemberian makanan dan minuman pada
klien secara langsung melalui mulut dengan
tujuan untuk pemenuhan kebutuhan.

Persiapan alat :
INDIKASI :
● Piring, sendok, garpu dan gelas
● Pada pasien yang bisa penutup.
makan sendiri ● Serbet dan pengalas.
● Pada pasien yang tidak bisa ● Mangkok cuci tangan.
makan sendiri ● Pipet, pisau, dan obat
● Meja untuk klien.
● Makanan dengan porsi & menu
sesuai program.
MEMBERIKAN
MAKANAN
MELALUI SONDE
Selang nasogastrik (nasogastric tube/NGT),
yang dikenal juga dengan nama selang
makanan atau sonde, adalah selang plastik
lunak yang dipasang melalui hidung (nasal)
menuju lambung (gaster). Agar tidak
berpindah posisi, selang akan direkatkan ke
kulit di dekat hidung dengan pita perekat.
Tujuan pemasangan selang nasogastrik adalah
untuk membantu pemberian makanan dan
obat-obatan kepada pasien yang tidak bisa
mengonsumsi makanan atau obat dari mulut,
misalnya bayi prematur atau pasien koma.
Selain itu, selang nasogastrik juga bisa
digunakan untuk mengeluarkan gas atau
cairan dari dalam lambung.
Kondisi yang Memerlukan Selang Nasogastrik

Salah satu tujuan dilakukannya pemasangan selang nasogastrik adalah


untuk pemberian nutrisi, yaitu pada:
 Pasien yang dalam kondisi koma
 Pasien yang mengalami penyempitan atau sumbatan saluran
pencernaan
 Pasien yang menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
Bayi yang lahir prematur atau menderita kelainan bawaan lahir
 Pasien yang tidak mampu mengunyah atau menelan, misalnya
penderita stroke atau disfagia
Selain itu, pemasangan selang nasogastrik juga dapat dilakukan untuk
Efek Samping
Pemasangan 
Selang Nasogastrik
Beberapa efek samping yang dapat
muncul dari pemasangan selang
nasogastrik adalah rasa mual dan
muntah, perut kembung, serta naiknya
makanan dan obat dari lambung.
Selain itu, risiko terjadinya cedera
pada hidung, kerongkongan, dan
lambung saat pemasangan selang juga
dapat terjadi.
TERIMAKASIH
DAFTAR
PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/358084281/Makalah-Gizi-Peran-Perawat-Da
lam-Pelaksanaan-Diet
https://id.scribd.com/document/454718189/makalah-tujuan-diet
http://siakpel.bppsdmk.kemkes.go.id:8102/akreditasi_kurikulum/kurikulum_1
907301038024a152d384b6dcc77074198081f8368a1.pdf
https://www.alodokter.com/mengenal-penggunaan-selang-nasogastrik-dan-
perawatannya

Anda mungkin juga menyukai