dalam pelaksanaan diet pasien Annisa Rukhaiya|Cut Syabina Syafri|Wan Eka Mustafa Peran Perawat Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan Terhadap Diet Pasien
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
membantu pasien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada kebutuhan kesehatan pasien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada pasien dan keluarga pasien dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal. Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks. Salah satunya, pemberian diet yang tepat kepada pasien untuk kepentingan penyembuhan dan kenyamanan pasien. Peran Perawat Sebagai Pemberi Advokat
Terhadap Diet Pasien Peran perawat
sebagai advokat yaitu perawat melindungi hak pasien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu pasien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi pasien yang sedang berusaha untuk memutuskan makanan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak pasien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan pasien atau menentang hak-hak pasien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain. Peran Perawat Sebagai Pemberi Edukator Terhadap Diet Pasien
Peran ini dilakukan dengan membantu
pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Perawat memberikan pendidikan gizi dan diet kepada pasien, dimana pendidikan yang didapat harus diterapkan oleh pasien, makanan apa saja yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi, porsi atau jumlah makan yang dikonsumsi perhari, serta jenis makanannya. Peran Perawat Sebagai Kolaborator Terhadap Diet Pasien
Peran perawat disini dilakukan
karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Peran Perawat Sebagai Koordinator Terhadap Diet Pasien
Peran ini dilaksanakan dengan
mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien. Perawat mengatur waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada pasien, merencanakan, mengoorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol asupan gizi dan diet yang sesuai bagi pasien. TUJUAN DIET
Diet pada dasarnya adalah pola
makan, yang cara dan jenis makanannya diatur. Tujuannya adalah untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Selain itu, diet juga bertujuan untuk mencapai atau menjaga berat badan yang terkontrol. D.Monitoring dan Evaluasi Gizi Diet
Kegiatan pemantauan dan evaluasi
gizi dilakukan untuk mengetahui tanggapan pasien/klien terhadap intervensi dan tingkat keberhasilannya 3 langkah kegiatan monitoring dan evaluasi gizi, yaitu: 1) Memantau perkembangan yaitu kegiatan mengamati perkembangan kondisi pasien/klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai yang diharapkan oleh klien maupun tim. Kegiatan yang berkaitan dengan monitor perkembangan antara lain: A) Mengecek pemahaman dan kebutuhan diet pasien/klien B) Mengecek asupan makan pasien C) Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana/preskripsi Diet. D) Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah E) Menyimpulkan hasil lain baik yang positif maupun negatif
F) Mengumpulkan informasi yang
menunjukkan alasan tidakadanya perkembangan dari kondisi pasien/klien 2) Mengukur hasil Kegiatan ini adalah mengukur perkembangan/perubahan yang terjadi sebagai tanggapan terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosa gizi. 3) Evaluasi hasil Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan akan didapatkan 4 jenis hasil, yaitu:
A) Dampak perilaku dan lingkungan
terkait gizi yaitu tingkat pemahaman,perilaku,akses,dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat B) Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute enteral maupun parenteral C) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu pengukuran yang terkait dengan antropometri,biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
D) Dampak terhadap pasien/klien terhadap
intervensi gizi yang diberikan pada kualitas hidupnya TERIMA KASIH
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu