PENDAHULUAN
Di era modernisasi seperti sekarang ini, dimana aktifitas kehidupan manusia yang semakin
padat, baik itu seorang pelajar, mahasiswa, pekerja keras, dan berbagai aktifitas lainnya
yang dapat memporsir waktu, sehingga tak jarang di antara mereka kurang memperhatikan
kestabilan kesehatan seperti nutrisi-nutrisi yang berperan penting bagi tubuh sehingga tak
jarang dari mereka banyak yang sakit seperti busung lapar akibat kekurangan asupan nutrisi
maupun obesitas akibat nutrisi yang masuk ke dalam tubuh melewati batas kebutuhan yang
di butuhkan oleh tubuh, peran perawat untuk memberikan asupan nutrisi bagi setiap pasien
atau kliennya sangatlah diperhatikan karena pasien yang di rawat tidak selalu sama
contohnya ada beberapa pasien yang tidak dapat mengkonsumsi makanan yang kasar di
akibatkan sakit untuk menelannya makan perawat memberikan makanan seperti makanan
lunak ataupun makanan cair agar kondisi pasien terhadap nutrisi yang di butuhkan oleh
tubuh tetap stabil.
Peran perawat
Merupakan tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan sistem, dimana dapat diperngaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
3. Pelindung klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak di inginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bawha klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan
imunisasi melawan penyakit di komunitas.
5. Rehabilitator
Rehabilitator adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau terjadi kejadian yang menimbulkan ketidak
berdayaan lainnya. Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang
mengubah kehidupan mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan
membantu klien beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut.
6. Pemberi kenyamanan
Merawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien
sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang
terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, seumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatn yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan
keluarga tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi
merupakan faktor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga
dan komunitas.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat
dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang di berikan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan
yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatn yang di berikan.
12. Pembaharu.
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan sesuai dengan mengadakan
perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan
metode pemberian pelayanan keparawatan.
Perawat merupakan penghubung utama antara pasien dengan anggota tim lain, karena
adanya kontak secara terus-menerus dengan pasien. Ia melakukan pemesanan
makanan atau diet ke dapur sesuai preskripsi diet yang sudah ditetapkan. Ia mengamati
pasie sewaktu malam, melaporkan tentang penerimaan pasien terhadap diet yang
diberikan, apakah habis dimakan atau tidak, kemungkinan adanya masalah dengan
defekasi atau hal-hal lain yang berkaitan dengan makanan atau diet yang diberikan. Ia
bertanggung jawab dalam pemberian makanan peroral, enteral, maupun parenteral, dan
memberi laporan secara lisan dan/atau tertulis tentang kemungkinan akibat yang kurang
baik karena pemberian makanan tersebut. Ia memberi penjelasan secara garis besar
kepada pasien dan keluarganya tentang makanan atau diet yang diberikan.
Pemenuhan nutrisi yang dilakukan oleh perawat untuk pasiennya sangatlah penting agar
pasien tidak mengalami masalah dalam pemenuhan nutrisi, seperti jika pasien tidak
mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai di butuhkan oleh tubuh maka pasien tersebut akan
terkena penyakit busung lapar atau sebaliknya pasien terlalu berlebihan diberikan asupan
nutrisi sehingga melebihi kebutuhan tubuh maka pasien tersebut akan terkena obesitas.
Maka, peran perawat terhadap pemenuhan nutrisi pasien di rumah sakit haruslah
diperhatikan, ada beberapa pasien yang memang bermasalah dalam proses
perncernaannya ataupun sulit menelan makanan yang kasar (seperti makanan biasa), maka
perawat harus memberikan asupan nutrisi untuk pasien melalui makanan yang cair
meskipun di dalam makanan tersebut tidak mengandung semua unsur nutrisi yang di
butuhkan tubuh.
1. Makanan biasa
Makanan biasa sama dengan maknaan sehari-hari yang beraneka ragam, bervariasi
dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Susunan makanan mengacu pada
pola menu seimbang dan angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan bagi orang
dewasa sehat. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang berdasarkan
penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus (diet). Walau tidak ada pantangan
secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna
dan tidak merangsang pada saluran cerna.
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan, dan dicerna dibandingkan makanan biasa. Makanan ini mengandung cukup
zat-zat gizi, asalkan pasien mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien
atah sebagai perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
2. Makanan saring
Maknanan saring adalah makanan semipadat yang mempunyai tekstur lebih halur
daripada makanan lunak, sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Menurut
keadaan penyakit, makanan saring dapat diberikan langsung kepada pasien atau
merupakan perpindahan dari makanan cari ke makanan lunak.
3. Makanan cair
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental.
Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan mengunyah,
menelan, dan mencernakan makanan yang disebabkan oleh menurunnya
kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca pendaraah saluran cerna, serta
pra dan pasca bedah. Makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral. Menurut
konsistensi makanan, makanan cair terdiri tiga jenis yaitu: makanan cair jernih,
makanan cair penuh, dan makanan cair kental.
Proses pelayanan nutrisi terdiri atas empat tahap, yaitu: (1) asesmen atau pengkajian gizi;
(2) perencanaan pelayanan dengan menetapkan tujuan dan strategi; (3) implementasi
pelayanan gizi sesuai rencana; (4) monitoring dan evaluasi pelayanan gizi.
Strategi yang dilakukan adalah menetapkan preskripsi diet yang tepat; menyediakan
makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi, selera makana, dan kemampuan pasien
untuk menerimanya (hanya bagi pasien rawat inap saja); memberikan penyuluhan dan
konsultasi diet termasuk cara penerapan diet di rumah kepada pasien dak keluarganya.
Rencana diet mencakup makanan yang di berikan per oral, enteral, dan parenteral.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa peran perawat dalam pemenuhan nutrisi
pasien di rumah sakit sangatlah diperhatikan, dengan melihat kondisi sakit dan melalui
beberapa proses pemeriksaan status gizi pasien, maka perawat bisa melihat dari data
tersebut apa yang harus dilakukannya dengan berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya,
pasien akan dirawat dan diberi asupa nutrisi sesuai dengan kondisi. Dengan memperhatikan
kondisi asupan nutrisi pasien dan/atau melakukan diet khusus maka pasien akan lebih cepat
sembuh dan kondisi tubuh tetap stabil karena jika perawat dan tim kesehatan lainya salah
dalam pemberian nutrisi untuk pasien maka akan timbul masalah baru seperti jika
kekurangan asupan nutrisi untuk pasien maka masalah yang timbul seperti busung lapar
dan sebaliknya jika asupan nutrisi yang diberikan pasien berlebihan dari yang seharusnya
maka pasien akan mengalami masalah obesitas dengan berat badan diatas IMT yang
normal. Dengan kondisi seperti itu jelas perawat dan tim kesehatan lainnya harus lebih
berhati-hati dan sering melakukan skrinning bertujuan agar status gizi pasien tetap dalam
keadaan normal.
1.DILLA EXSPEREN
2.KIKA ALIFIA
4.M.YULIUS
BAB I
PENDAHULUAN.
LATAR BELAKANG
BAB II
BAB III
Penutup .
Kesimpulan