Anda di halaman 1dari 16

Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan

fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia.

Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut : Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan.

Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.

Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan.

Fungsi Hukum dalam Praktek Keperawatan

Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan : Hukum memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri. Membantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier, Erb, 1990)

Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan


BAB I ketentuan Umum, pasal 1 ayat 3 Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Pasal 1 ayat 4 Sarana kesehatan adalah tempat yang dipergunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1239/MENKES/SK/XI/2001tentang Registrasi dan Praktek Perawat (sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)

BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 : Dalam ketentuan menteri ini yang dimaksud dengan : Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Surat ijin perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan diseluruh Indonesia. Surat ijin kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia.

BAB III perizinan, Pasal 8, ayat 1, 2, dan 3 :


Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan, praktek perorangan atau kelompok. perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan harus memiliki SIK Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus memiliki SIPP

1. 2.

KONSEP ETIK DAN MORAL

3.

Pengertian Moral : Merupakan keyakinan dari seseorang untuk melakukan sesuatu yang benar Pengertian Etik : Berasal dari kata etos artinya adat kebiasaan, perilaku atau karakter. Istilah etik digunakan untuk praktek-praktek dari kelompok tertentu misal etik profesi. Beda etik dan Moral Moral : -Prinsip dan ukuran dari perilaku yang benar - Kesepakatan sebuah prinsip dan nilai yang biasanya
dipertahankan dalam kehidupan sehari-hari.

Etik

-Proses pertanggung jawaban formal untuk digunakan menentukan perilaku yang beanar - Lebih bersifat profesional _ Suatu kajian dari prinsip dan nilai

Etika sekumpulan prinsip-prinsip moral yang bersifat umum yang berguna untuk menentukan tindakan manusia benar atau salah. Menurut Beauchamp and Childeren (1989) Prinsip dasar etik: Nonmaleficence = menghindari kerusakan/kerugian/kejahatan Beneficence = kemurahan hati Otonomi = kewenangan Justice = Kejujuran Right = Hak Prinsip Sekunder : Confidentiality = kerahasiaan Fidelity = Menepati janji Verasity = Berkata benar Freedom = Kebebasan individu

Otonomi Definisi : kebebasan seseorang melakukan tindakan dan menentukan sendiri Otonomi berati individu-individu dimungkinkan melakukan tindakan sendiri pada tingkat kapasitas mereta. Otonomi adalah kewenangan seseorang untuk menentukan tindakan berdasarkan alasan dan tujuan individu tersebut. Pada etika biomedis, klien diberikan tiga jenis otonomi yaitu : 1. Kebebasan bertindak, misal kebebasan menolak perawatan terhadap dirinya di RS Pulang paksa 2 Kebebasan memilih : kebesan memilih dokter atau perawat yang mealayani. 3. Kebebasan mengambik keputusan perorangan yang efektif misal menentukan tujuan.
A.

B. Beneficice dan Nonmaleficence Beneficence atau kemurahan hati berarti berbuat baik memberikan atau menyediakan keuntungan kepada klien. Keseimbangan antara keuntungan dan resiko. Nomaleficence atau tindakan menghindarkan kerusakan/ kerugian/kejahatan

C. Justice = Kejujuran Perlakuan adil yang diberikan perawat kepada klien tanpa membedakan satu sama lain.

Right/Hak Suatu sebutan untuk berkelakuan dengan suatu cara tertentu dan dalam keadaan tertentu seperti : hak untuk mengekspresikan keyakinan diri secara bebas dan mengdakam pilihan. E. Veracity Jujur mengatakan sebenarnya tentang keadaan penyakit klien atau status klien sesuai keadaan yang sebenarnya.

F. Confidenciality Upaya merahasiakan imformasi yang sifatnya rahasia bagi klien untuk menjaga privasi klien. Menjaga kerahasiaan, perawat harus menghindarkan diri mendiskusikan kondisi klien dengan orang yang tidak terkait dengan perawatan klien. G. Fidelity Prinsip menepati janji merupakan pegangan bagi setiap orang dalam memenuhi atau menyelesaikan tugas dan kewajiban dengan tepat. Menepati janji merupakan kesetiaan pada kesepakatan tanggung jawab kepada klien.

Buat kasus yang memiliki masalah lebih dari 1 perinsip moral

Anda mungkin juga menyukai