Anda di halaman 1dari 21

PRINSIP PRINSIP ETIKA

KEPERAWATAN

IZMA DAUD
ETIKA
Berasal dari kata ethos
Dalam bentuk tunggal yang
berarti kebiasaan, adat-istiadat,
akhlak, watak, perasaan, sikap,
dan cara berpikir
Dalam bentuk jamak (ta etha),
berarti adat kebiasaan.
Jadi etika dapat diartikan sebagai
ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (Bertens, 2000)
Menurut Potter and Perry
(1997)

Etika berhubungan dengan


bagaimana seseorang harus
bertindak dan bagaimana
mereka melakukan hubungan
dengan orang lain.
Etika Keperawatan
Menurut Cooper (1991) dalam
Potter and Perry (1997), etika
keperawatan dihubungkan dengan
hubungan antar perawat terhadap
orang lain.
Menurut Florence Nightingale, etika
keperawatan merupakan tuntunan
bagi profesi keperawatan.
Kode Etik Keperawatan

Kode etik adalah pernyataan standar profesional


yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.

Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia


dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah
KODE ETIK PERAWAT NASIONAL INDONESIA,
dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran
etik dapat dihindarkan.
Aspek Legal dalam Praktik
Keperawatan
Untuk dapat melaksanakan tugas dan
tindakan dengan aman, perawat
profesional harus memahami batasan
legal dan implikasinya dalam praktik
keperawatan sehari-hari.
Asuhan keperawatan yang legal
diartikan sebagai praktik
keperawatan yang bermutu dan
taat pada aturan, hukum, serta
perundang-undangan yang
berlaku.
Prinsip Etik dalam Keperawatan

Autonomy
Beneficence
Non maleficence
Justice
Veracity
Confidentiality
Autonomy
keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa mampu memutuskan sesuatu
dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan
kebebasan individu untuk menentukan sendiri
perawatan yang terbaik untuk dirinya.
Salah satu contoh yang tidak memperhatikan
otonomi adalah memberitahukan klien bahwa
keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
atau penyimpangan
Perwujudan dari Autonomy

Informed Consent
Proses pemberian informasi
hingga pasien memberikan
persetujuan atas tindakan yang
dilakukan
Beneficience (manfaat)

prinsip ini menuntut perawat untuk


melakukan hal yang baik dan
bermanfaat dapat mencegah
kesalahan atau kejahatan.
Contoh perawat menasehati klien
tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum,
tetapi perawat mengatakan untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko
serangan jantung.
Nonmaleficience (tidak merugikan)

prinsip ini berarti tidak menimbulkan


bahaya/cedera fisik dan psikologis pada
pasien.
Contoh: ketika ada pasien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfusi darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter
harus mengistrusikan pemberian transfusi
darah. Akhirnya transfusi darah diberikan
karena tindakan tersebut tidak merugikan
pasien
Justice (Keadilan)
nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan tanpa membedakan pasien berdasarkan
status ekonomi, sosial, suku, ras, dll.
Contoh ketika perawat dinas sendirian dan ketika
itu ada pasien dari kelas I yang meminta bantuan
untuk makan. Di saat yang sama, terdapat keluarga
pasien dari kelas III sedang meminta bantuan
karena pasien mengeluh sesak. Perawat harus
tahu yang mana yang didahulukan tanpa
membedakan berdasarkan status kelas ekonomi
Veracity (Kejujuran)
nilai ini bukan hanya dimiliki oleh perawat namun harus
dimiliki oleh seluruh pemberi layanan kesehatan untuk
menyampaikan kebenaran pada setiap klien untuk
meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat, komprehensif, dan
objektif. Kebenaran merupakan dasar membina
hubungan saling percaya.
Contoh Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai
macam fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga
ada dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny.
S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien
perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari dokter dan
kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter harus
diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh konflik
kejujuran.
Confidentiality (Kerahasiaan)
kerahasiaan mengenai informasi
tentang klien harus dijaga karena hal
tersebut merupakan privasi klien.
Contohnya adalah dokumentasi
tentang keadaan kesehatan klien.
Dokumen ini hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan
peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan
harus dihindari.
Contoh Kasus
Perawat A bertugas di ruang perawataCrirtical
Care ( ICU ). Saat ini sedang merawat seorang
laki-laki berusia 35 tahun dengan multiple fraktur
dan gagal nafas, kondisinya coma dan harus
segera dilakukan intubasi dan pemasangan
ventilator. Klien tidak punya keluarga yang bisa
mendanai kelangsungan perawatan di ICU, klien).
Tiba-tiba datang instruksi dari direktur rumah sakit
bahwa klien tersebut harus segera keluar dari ICU
dan dipindahkan ke bangsal perawatan umum
karena tempatnya akan digunakan oleh pejabat
yang mengalami stroke dan memerlukan
perawatan di ICU.
Prinsip-prinsip etik apa saja yang
berhubungan dengan kasus
tersebut?
Setiap pasien pada dasarnya memiliki hak
yang sama, namun pada kenyataannya justru
pasien yang mampu lebih diprioritaskan
dibanding yang tidak mampu.
Misalnya saja seperti kasus laki-laki yang
tidak mampu dengan seorang pejabat.
Padahal keduanya mempunyai penyakit
kritis. Namun pihak rumah sakit justru lebih
memprioritaskan pejabat yang dinilai
martabatnya lebih tinggi dikarenakan
martabat yang notabene mempunyai hak
untuk menjatuhkan Rumah Sakit tersebut.

Justice
Pasien yang tidak mampu harus kehilangan
kebebasannya dalam memilih pengobatan
yang terbaik untuk kesembuhannya justru
haknya sebagai pasien dihilangkan begitu
saja dikarenakan terbatasnya materi yang
pasien miliki. Padahal pasien dapat
memanfaatkan kebebasannya tersebut untuk
mendapatkan pengobatan yang sesuai
dengan masalahnya. Namun apadaya pasien
tersebut tidak mempunyai keluarga dan tidak
punya dana untuk membiayai perawatannya
sehingga harus mematuhi prosedur/aturan
dari rumah sakit tersebut

Autonomy
Dalam memberikan asuhan
keperawatan / pelayanan di rumah
sakit tidak hanya diperlukan
pengetahuan yang baik namun
diperlukan softskill yang perlu
dimiliki setiap tenaga medis dalam
memberikan pelayanan kepada klien
atau pasien sesuai dengan standar
pelayanan asuhan keperawatan.

Beneficience-Non
malefecience
Dalam nilai ini, perawat
menyampaikan instruksi dengan
benar dari pimpinan rumah sakit
untuk memindahkan laki-laki
tersebut ke bangsal umum.
Perawat menyampaikan dengan
jujur kepada pasien tersebut apa
yang harus dilakukannya untuk
mematuhi aturan dari instansi.

Veracity
Aegroti Salus Lex Suprema

Anda mungkin juga menyukai