Anda di halaman 1dari 17

Malpraktik

Dalam Keperawatan

Oleh :
Rosliana Dewi, S.Kp., M.H.Kes., M.Kep.
Pendahuluan
 Kesadaran hukum masyarakat makin meningkat shg
perawat dituntut utk melaksanakan kewajiban dan tugas
profesinya dgn lebih hati2 dan tanggung jawab.

 Produk peraturan perundang-undangan yg mengatur tentang


sistem pelayanan keperawatan yg semakin jelas menuntut
tenaga keperawatan bekerja secara profesional.
Pengertian
 Ada 2 istilah yg sering dibicarakan yaitu malpraktik itu sendiri
dan kelalaian.
 Kelalaian a/ melakukan sesuatu di bawah standar yg ditetapkan
oleh aturan/hukum guna melindungi orang lain yg bertentangan
dgn tindakan2 yg tdk beralasan dan berisiko melakukan
kesalahan. ( Keeton, 1984 dlm Leahy dan Kizilay, 1998)
 Kelalaian a/ kegagalan utk bersikap hati2 yg pada umumnya
wajar dilakukan seseorang dgn hati2 dlm keadaan tsb.
(Guwandi, 1994)
 Kelalaian a/ sikap yg kurang hati2 yaitu tdk melakukan sesuatu
yg seharusnya seseorang melakukan dgn sikap hati2 dan wajar
atau sebaliknya melakukan sesuatu yg dgn sikap hati2 tetapi tdk
dilakukannya dlm situasi tsb. (Hanafiah dan Amir, 1999)
Lanjutan….

 Malpraktik a/ kelalaian dari seorang dokter atau perawat utk


menerapkan tingkat keterampilan dan pengetahuannya di dlm
memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan terhdp
seorang pasien yg lazim diterapkan dlm mengobati dan
merawat orang sakit atau terluka dilingkungan wilayah yg
sama. (Guwandi, 1994)
 Malpraktik mrpkan batasan yg spesifik dari kelalaian
(negligence) yg ditujukan pada seseorang yg telah terlatih
atau berpendidikan yg menunjukkan kinerjanya sesuai bidang
tugas/pekerjaannya. (Ellis dan Hartley, 1998)
Lanjutan…..

 Kelalaian lebih bersifat ketidaksengajaan, kurang teliti, kurang hati2, acuh


tak acuh, sembrono, tdk peduli terhdp kepentingan orang lain, tetapi
akibat yg ditimbulkan bukanlah tujuannya.
 Kelalaian bukan pelanggaran hukum / kejahatan jika kelalaian itu tdk
sampai membawa kerugian / cedera pada orang lain dan orang itu dpt
menerimanya. Namun jika mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan
bahkan merenggut nyawa orang lain, diklasifikasikan sbg kelalaian berat
(culfa lata), serius dan kriminal
 Malpraktik lebih spesifik dan terkait dgn status profesional dari pemberi
pelayanan dan standar pelayanan profesional.
 Kelalaian termsk dlm arti malpraktik tapi dlm malpraktik tdk selalu hrs ada
unsur kelalaian.
 Malpraktik selain mencakup arti kelalaian, istilah malpraktik mencakup
tindakan2 yg dilakukan dgn sengaja (criminal malpraktik) dan melanggar
UU
Lanjutan….

 Selain kelalaian ada pula pengertian kecelakaan medik,


dimana keduanya ada perbedaan dan persamaannya.
 Bedanya : Kelalaian medik dpt dipersalahlan sedangkan
kecelakaan medik tdk dpt dipersalahkan asalkan kecelakaan
mrpkan kecelakaan murni dimana tdk ada unsur kelalaian.
Dipakai tolak ukur nya a/ kode etik dan standar profesi.
 Persamaannya : keduanya menimbulkan akibat kerugian pada
pasien.
 Kecelakaan medik adalah sesuatu yg dpt dimengerti dan
dimaafkan, tdk dipersalahkan shg tdk dihukum atau
mengandung unsur tdk dpt dipersalahkan, tdk dpt dicegah
dan terjadinya tdk dpt diduga sebelumnya.
Lanjutan….

 Suatu “kesalahan” / kelalaian mengandung 4 unsur :


1. Bahwa tindakan itu bertentangan dengan hukum
2. Bahwa akibatnya sebenarnya dapat dibayangkan
sebelumnya.
3. Akibat itu sebenarnya dapat dicegah atau dihindarkan.
4. Sehingga timbulnya akibat itu dapat dipersalahkan
kepada si pelaku.
Dugaan Malpraktik
 Timbulnya dugaan malpraktik a/ krn terjadinya suatu peristiwa yg bersifat
negatif.
 Peninjauan objektif dari suatu kasus dugaan malpraktik memakai tolak
ukur : standar profesi.
 Suatu kasus dugaan malpraktif tdk bisa hanya dilihat dari hasilnya saja.
Ada tidaknya kelalaian msh hrs dilihat secara objektif kasusnya dan
memeriksa bukti-buktinya.
 Akibat negatif dari tindakan tenaga kesehatan bisa timbul dari hal :
1. Kelalaian/kesalahan tenaga kesehatan
a. Tindakan sengaja yg dilarang UU.
b. Kelalaian
2. Bukan kelalaian/kesalahan tenaga kesehatan
Peristiwa/akibat merugikan klien yg terjadi dikarenakan sebab2
lain, mis : jenis penyakit, beratnya penyakit, ada tidaknya
komplikasi, usia klien dan daya tahan tubuh klien
Lanjutan….

 Tolak ukur kelalaian terdiri dari :


1. Duty
 Kewajiban dari tenaga kes utk mempergunakan ilmu &
kepandaiannya membantu pasien atau meringankan beban
penderitaan pasien.
 Hrs ada hubungan hukum antara pasien dan tenaga kes/rumah
sakit.
 Dlm tindakan medis hrs berdasarkan 4 hal :
a. Adanya indikasi medis
b. Bertindak secara hati2 dan teliti
c. Cara bekerjanya berdasarkan standard profesi
d. Ada informed consent.
Lanjutan…

2. Dereliction of that duty


 Penyimpangan dari kewajiban, jika tenaga kes menyimpang dari
apa yg sehrsnya dilakukan atau tdk melakukan apa yg sehrsnya
dilakukan menurut standar profesi maka ia dpt dipersalahkan.
 Bukti adanya penyimpangan dpt diberikan melalui saksi ahli,
rekam medis, kesaksian tenaga kes lain.
3. Damage
 Cedera atau kerugian yg diakibatkan pada pasien.
 Walaupun dituduh lalai tp tdk sampai menimbulkan cedera maka
ia tdk dpt dituntut ganti rugi.
4. Direct causation
 Hrs ada hubungan kausal yg wajar antara sikap tindak tergugat
(tenaga kes) dgn kerugian yg diderita pasien sbg akibatnya.
Pelanggaran etika, disiplin dan hukum
 Pelanggaran Etika
 Pelanggaran di bidang etik profesi keperawatan akan ditangani oleh

Majelis Kode Etik Keperawatan.


 Sanksinya : teguran, skorsing dan rekomendasi kepada profesi utk

pemecatan dari keanggotaan.


 Pelanggaran Displin
 Pelanggaran akan ditangani oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.

 MDTK bertugas meneliti & menentukan ada/tidaknya


kesalahan/kelalaian dlm menerapkan standar profesi yg dilakukan
tenaga kes dlm memberikan pelayanan kes.
 Hasilnya dilaporkan pada pejabat kes berwenang utk diambil tindakan

disiplin sesuai UU.


 Sanksinya : teguran, skorsing dan pencabutan izin

 Anggota MDTK: SH, wakil organisasi profesi kes, ahli agama, ahli

psikologi dan ahli sosiologi.


Lanjutan….

 Pelanggaran Hukum
 Pelanggaran dapat bersifat perdata maupun pidana.

 Pelanggaran perdata tertera pada UU No. 36 tahun 2009

pasal 58 ayat 1, 2 dan 3.


 Pelanggaran pidana tertera pada UU No 36 tahun 2009

Pasal 190 - 201 dan UU No 8 tahun 1999 pasal 61 dan 62.


Contoh Macam Kelalaian
1. Kelalaian tidak merujuk
2. Lalai tdk konsultasi dgn dokter terdahulu
3. Lalai tdk merujuk pasien ke RS dgn peralatan tenaga yg
terlatih
4. Tdk mendeteksi adanya infeksi
5. Lalai tdk memberikan surat rujukan
6. Instruksi per telepon
7. Tidak bisa dihubungi per telepon
8. Kelalaian jelas sehingga beralihnya beban pembuktian
Bidang Perawat Berisiko Salah
1. Assessment errors.
 Kegagalan mengumpulkan data pasien secara adekuat/kegagalan
mengidentifikasi informasi yg diperlukan.
 Berdampak pada ketidaktepatan dx keperawatan dan lebih lanjut
mengakibatkan kesalahan dlm tindakan.
2. Planning errors.
 Kegagalan mencatat masalah pasien.
 Kegagalan mengkomunikasikan efektif rencana kep yg dibuat.
 Kegagalan memberikan askep secara berkelanjutan
 Kegagalan memberikan instruksi yg dpt dimengerti oleh pasien

3. Implementasion errors.
 Kegagalan menginterpretasikan & melaksanakan tindakan kolaborasi
 Kegagalan melakukan askep
 Kegagalan mengikuti/mencatat order/pesan dari dokter
Pedoman Mencegah Malpraktik
1. Berikan kasih sayang pada pasien sebagaimana anda
mengasihi diri sendiri.
2. Gunakan pengetahuan keperawatan utk menetapkan dx kep
yg tepat & laksanakan intervensi kep yg diperlukan.
3. Utamakan kepentingan pasien.
4. Tanyakan saran/pesan yg diberikan oleh dokter jika perintah
tdk jelas. Terima perintah dgn jelas dan tertulis.
5. Tingkatkan kemampuan anda secara terus menerus hingga
pengetahuan/kemampuan yg dimiliki senantiasa up-to-date.
6. Jgn melakukan tindakan yg blm anda kuasai.
Lanjutan…..

7. Laksanakan askep berdasarkan model proses keperawatan.


8. Catat rencana kep dan respon pasien selama dlm askep.
9. Lakukan konsultasi dgn anggota tim kes lainnya.
10. Pelimpahan tugas secara bijaksana dan ketahui lingkup
tugas masing2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai