Anda di halaman 1dari 28

Proses Pengambilan

Keputusan Etik dalam


Praktek Keperawatan.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN ETIK
• Suatu ketrampilan kognitif yang membutuhkan pendidikan tentang
prinsip etika dan pemahaman akan isu etika yang spesifik dan
bertinjauan pustaka yang relevan (Purba,2010)
• Suatu proses yang sistematis/strategi atau metode yang digunakan
perawat ketika berhadapan dengan dilema etik berdasarkan konsep
dan prinsip etik untuk melakukan tindakan moral (Purba, 2010)
• Proses rasional dan analitik karena aksi terbaik secara moral dalam
situasi yang melibatkan pilihan yang berbeda yang
dibuat/ditentukan (Yung, 1997)
“Pengambilan keputusan etis merupakan proses yang panjang
sehingga perawat perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan
tindakan serta menentukan apa yang harus dilakukan”
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
• Kebutuhan pasien
• Proses penyakit
• Hak pasien
• Keinginan/perasaan pasien
• Keinginan keluarga
• Tujuan yang dibuat tim pengobatan/perawatan
• Agama
• Faktor sosial/status sosial (adat istiadat,ide, kepercayaan, tujuan individu,
kelompok atau masyarakat)
• IPTEK
• Legislasi/keputusan yuridis/kode etik
• Pekerjaan/sosial ekonomi
• Posisi Perawat
TEORI ETIK YANG MENDASARI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
1. TEORI TEOLOGI
• Suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang
dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi (Suhaemi,2003)
• Pencapaian hasil dengan kebaikan maksimal dan keburukan minimal bagi
manusia.
• PRINSIP TEORI TEOLOGI
• The greatest happiness of the greates number (Bentham 1748-1832 dalam
Bertens, 1997)
• The end justifies the means and the greatest good for the greatest
number (Ismani,2001)

Prinsip ini menjadi norma untuk tindakan-tindakan kita pribadi maupun


untuk kebijakan pemerintah seperti dalam menentukan hukum pidana
2. TEORI DEONTOLOGI
• Study tentang kewajiban moral (Ismani, 2001)
• Mempertimbangkan dalam setiap kasus mana kewajiban yang
paling penting, jika tidak mungkin memenuhi semua
kewajiban sekaligus. Kewajiban lain harus dikalahkan
terhadap kewajiban yang dinilai paling pengting tersebut
(Ross 1877-1971 dalam Bertens, 1993)
• Benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau
konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai
moralnya (Kant1724-1804 dalam Purba,2010)
MASALAH ETIK DALAM
PELAYANAN KEPERAWATAN
• SARANA PELAYANAN TIDAK MENCUKUPI
DIBANDING DENGAN KEBUTUHAN
• MENERUSKAN ATAU MENGHENTIKAN TINDAKAN
TERAPI
• INFORMED CONSENT ATAU PROXY CONSENT
• RAHASIA JABATAN
• ABORTUS
• KOLEGA/RELASI SEJAWAT: DILEMA ETIK
PRINSIP-PRINSIP DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BIOETIK

1. Principlism (mementingkan prinsip etik dalam bertindak) 


memilih salah satu prinsip etik ketika dalam pengambilan
keputusan
2. Alternative principlism (etika komunitarian, etika naratif,
dan etika kasih sayang)
4 Basic Moral Principle
1. Respect for Autonomy ( menghormati autonomi pasien) Rasa hormat
terhadap martabat manusia dengan segala karakteristik karena memiliki
Nilai dan berhak meminta
2. Beneficence (berbuat baik)  Keharusan secara aktif untuk kebaikan
berikutnya dan melihat berapa bnayak aksi kebaikan berikutnya
3. Non maleficence (Tidak Merugikan Orang Lain) Keharusan tidak melukai
orang lain lebih kuat dibandingkan dengan keharusan untuk berbuat baik
4. Justice
a. Setiap orang memiliki hak yang sama
b. Ketidaksamaan2 sosial dan ekonomi ditata sehingga keduanya:
1) Paling menguntungkan bagi yang paling tertinggal
2) Melekat pada posisi-posisi dan jabatan- jabatan terbuka bagi semua di
bawah syarat kesamaam kesempatan yang fair
Husted’s bioethical decision
Making (model I)
• Husted & Husted tidak menolak principles teori namun
memilih salahsatu bentuk dari nilai-nilai yang ada dari standar
yang dapat digunakan dalam diskusi terkait bioetik.
• Model pengambilan keputusan bioetik The husted Model
berfokus pada persetujuan secara implisit dengan pasien/ klien
dan berdasar pada 6 standar bioetik:
1) Autonomy
2) Freedom
3) Veracity
4) Privacy
5) Beneficence
6) Fidelity
Davis & Slater’s model (MODEL II)
• Tahap 1. Identifikasi Masalah
• Tahap 2. Penerapan Kode Etik
Penerapan kode etik pada kasus dilemma etik:
1) Hubungan baik pribadi dengan klien saat ini
2) Hormati Privasi klien
3) Informed Consent dan Hak-hak klien
4) Edukasi terkait etik
5) Keberadaan Virtual klien di sosial media
Davis & Slater’s model
(MODEL II) lanjutan…
• Tahap 3: Menetapkan masalah dan Dimensi Dilemma
Forester-Miller and Davis (1996) advise counselors to
consider Kitchener’s (1984) foundational ethical principles of
autonomy, beneficence, fidelity, justice, and nonmaleficence.
“Decide which principles apply to the specific situation, and
determine which principle takes priority for you in this case”
(Forester-Miller & Davis, 1996, p. 3).
• Tahap 4. Berikan pontensial pemecahan masalah dan evaluasi
konsekuensi potensial yang muncul
• Tahap 5. Pilih salahsatu pemecahan masalah
• Tahap 6. Merefleksi pada outcome yang akan dicapai
LANGKAH-LANGKAH
PENALARAN ETIK
1. Memahami adanya masalah etika atau sebuah masalah,
membutuhkan refleksi dan evaluasi
2. Membuat penilaian etika berdasarkan pada penilaian yang
luas dari keadilan/ekuitas, relativisme dan kontrak sosial
yang tertanam dalam situasi etis
3. Menetapkan niat untuk berperilaku secara konsisten dengan
penilaian sebelumnya menggunakan etik.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIK
• Karakteristik Pribadi demografi, kepribadian, disposisi,
filsafat moral dan etika ideologi
• Penalaran etik dalam pekerjaan budaya, orientasi
profesional dan disiplin, nilai-nilai yang tekait dengan etika
PENYELESAIAN
DILEMA ETIK
• Identifikasi Kasus
• Pengambilan Keputusan
• Sanksi Penyelenggaraan Kode Etik Keperawatan
• Monitoring Pembinaan dan Penyelesaian Dilema Etik
Keperawatan
Pengambilan Keputusan Etik
Dilakukan dengan Metode
1. Mengkaji situasi secara kritis
2. Mengidentifikasi dilema etik
3. Merencanakan tindakan yang sesuai untuk mengatasi dilema
etik yang sedang terjadi
4. Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah
ditetapkan
5. Mengevaluasi hasil tindakan yang dapat menjelaskan etik
yang sebenarnya sedang terjadi untuk kemudian dapat
mengatasinya dengan tepat
SKEMA MODEL
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Mengkaji
Situasi/Mencari Fakta

Mengidentifikasi
Mengevaluasi dilema etik yang
tindakan yang telah terjadi dan mencari
dilakukan altenatif pemecahan
masalah

Mengimplementasika Menetapkan tujuan


n rencana tindakan dan rencana tindakan
SANKSI PELANGGARAN KODE
ETIK KEPERAWATAN

• RINGAN  Teguran Lisan


• SEDANG  Teguran tertulis atasan langsung/ Kepala Bidang
Keperawatan disertai perjanjian tertulis, untuk tidak
mengulangi kembali kesalahan
• BERAT  Pencabutan keanggotaan profesi secara sementara
atau tetap
DILEMA MORAL
Perawat yg hrs memutuskan apakah
mengikuti instruksi dokter utk memberikan
dosis tinggi yg tdk biasanya dari obat2
narkotik, dihadapkan pd dilema moral.

Suatu masalah etis yg disebabkan


oleh konflik hak2, tanggung jawab
dan values.
Dilema tertentu membawa sejumlah besar
stress. Ketika perawat menghadapi situasi
tsb, mencoba memutuskan apa yg hrs
dikerjakan, kemungkinan akan mengalami
stress psikologis & emosional, yg
ditimbulkan oleh perasaan takut dan
bersalah. Sbg tambahan, perawat juga akan
mengalami stress yg disebabkan oleh
faktor2 eksternal spt politis atau
interpersonal.
Contoh: Perawat mungkin gugup ketika
berhadapan dgn dokter akibat keraguan
perawat krn takut akan kemarahannya.
• Dilema moral memerlukan pilihan etis dlm menghadapi
ketidakpastian.
kadang2 mungkin perawat tdk tahu apa yg benar atau etis dari
tindakan tsb.
• Pd saat yg lain, perawat benar2 yakin akan kebenaran tindakan
khusus, dan masih utk berbagai alasan, mendapatkan kesulitan utk
bertindak.
• Moral dilema mungkin lebih rumit lagi krn tekanan psikologis dan
perasaan pribadi, terutama ketika pilihan terbaik dipaksakan,
berakibat dlm kompromi yg tdk nyaman.
Banyak dilema moral dlm keperawatan
mencakup pilihan ttg keadilan atau kejujuran,
ketika sumber2 yg kurang (mis: tempat tidur
kosong atau keterbatasan staf) hrs dibagi
diantara pasien secara merata.

Pd kasus lain, pilihan hrs dibuat dgn cepat pd


umumnya, perawat yg terpaksa membuat
keputusan etis tdk mempunyai waktu yg
banyak utk kenikmatan (luxury).
JENIS DILEMA
Kebanyakan dilema moral dlm keperawatan
dpt diidentifikasi sesuai klasifikasi berikut:

1. Dilema Beneficence
Dilema yg mencakup memutuskan apa yg
baik yg bertentangan dgn apa yg berbahaya;
mis; dilema yg biasa timbul ketika pemberi
asuhan kesehatan, pasien, atau anggota
keluarga tdk setuju thd tindakan utk
kepentingan pasien.
2. Dilema Otonomi
Mencakup memutuskan tindakan utk
memaksimalkan hak pasien utk menentukan
dirinya, dilema ini serupa dgn dilema
beneficence, terutama ketika seseorang selain
pasien hrs menentukan apa yg terbaik utk
dirinya.
3. Dilema Justice (Keadilan)
Dilema yg mencakup membagi sumber2
asuhan kesehatan yg terbatas secara jujur.
4. Dilema Fidelity (kesetiaan)
Mencakup menghargai janji2, mis: dilema
yg terjadi ketika tugas/kewajiban perawat
thd pasien konflik dgn tugas/kewajiban
lainnya mis: kpd dokter.

5. Dilema non-maleficence
Dilema yg mencakup menghindarkan dari
bahaya, hal ini timbul ketika perawat yakin
tindakan anggota staf lain adalah
mencurigakan thd keamanan pasien,
memaksanya utk “Blow the Whistle”
(meniup peluit).
6. Dilema Confidentaility
Mencakup menghargai hak istimewa dlm
informasi, dilema ini seringkali
menghilangkan hak pasien thd privacy
berlawanan dgn hak masyarakat
diinformasikan yg merupakan ancaman
potensial thd kesehatan masyarakat.
7. Dilema Veracity (Kejujuran)
Dilema yg mencakup menyampaikan atau
menyembunyikan kebenaran, spt ketika
pasien tdk sepenuhnya terinformasi ttg
kondisi medisnya.
JENIS KEPUTUSAN
Dlm suatu moral dilema, jenis keputusan yg
dihadapi perawat biasanya dikelompokkan
dlm 4 kategori.

1. Active Decisions
Keputusan2 etis dan pertimbangan2 moral
yg mengarahkan secara langsung thd
tindakan2 dan menghasilkan perubahan.
2. Passive Decisions
Keputusan yg menyangkal, menunda atau
menghindari tindakan dan mempertahankan
“status quo” (keadaan tetap pd suatu tertentu)
dgn menyangkal atau memindahkan tanggung
jawab utk menghindari perubahan.
3. Programmed Decisions
Keputusan yg menggunakan “precedents”
membuat “guidelines”, “procedures”, & “rules”
utk memecahkan jenis dilema moral yg
diharapkan, diantisipasi dan rutin.
4. Non Programmed Decisions
Keputusan yg memerlukan respon unik thd
dilema moral yg kompleks dan tdk diharapkan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai