Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN, STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN RESIKO BUNUH DIRI (RBD)

Diajukan Untuk Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Rohanah, S.Pd, MKM

Disusun Oleh:

Tingkat 3/Semester 5

Ways Al Qorny

P27905119040

POLTEKKES KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN RESIKO BUNUH DIRI

I. Kasus (Masalah Utama):


Resiko Bunuh Diri

II. Proses Terjadinya Masalah


Resiko bunuh diri adalah resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancam
kehidupan. Sedangkan bunuh diri adalah perilaku membunuhdiri sendiri dengan intensi mati
sebagai penyelesaian atas suatu masalah. Hal ini disebabkan karena keadaan mental individu
yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan
frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat bunuh diri sebagai satu-satunya
penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan rasasakit yang dirasakan

Rentang respon resiko bunuh diri (Stuart, G.W.) :


Adaptif Maladaptif
Self enhancement
Growt promoting risk
Indirect
taking self destruktiveSelf injury Suicide

Pada umumnya tindakan bunuh diri merupakan cara ekspresi orang yang penuh stress.
Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya :
Suicidal ideation, Pada tahap ini merupakan proses contemplasi dari suicide, atau sebuah
metoda yang digunakan tanpa melakukan aksi/ tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak
akan mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian, perawat perlu
menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran tentang keinginan untuk mati
Suicidal intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir dan sudah melakukan perencanaan
yang konkrit untuk melakukan bunuh diri.
Suicidal threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan adanya keinginan dan hasrat yan
dalam , bahkan ancaman untuk mengakhiri hidupnya .
Suicidal gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan perilaku destruktif yang diarahkan
pada diri sendiri yang bertujuan tidak hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah pada
percobaan untuk melakukan bunuh diri. Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada
umumnya tidak mematikan, misalnya meminum beberapa pil atau menyayat pembuluh
darah pada lengannya. Hal ini terjadi karena individu memahami ambivalen antara mati
dan hidup dan tidak berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk
hidup, ingin di selamatkan, dan individu ini sedang mengalami konflik mental. Tahap ini
sering di namakan “Crying for help” sebab individu inisedang berjuang dengan stress yang
tidak mampu di selesaikan.
Suicidal attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif klien yangmempunyai indikasi individu
ingin mati dan tidak mau diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan . walaupun
demikian banyak individu masih mengalami ambivalen akan kehidupannya.
Suicide. Tindakan yang bermaksud membunuh diri sendiri . hal ini telah didahului oleh
beberapa percobaan bunuh diri sebelumnya. 30% orang yang berhasil melakukan bunuh
diri adalah orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelumnya. Suicide ini
yakini merupakan hasil dari individu yang tidak punya pilihan untuk mengatasikesedihan
yang mendalam.
III. A. Pohon Masalah
B. Data yang perlu dikaji
Subjektif Objektif
 Menyatakan pikiran,  Perubahan fungsi kardiovaskuler.
harapan dan perencanaan  Perubahan fungsi pernafasan.
tentang bunuh diri  Perubahan fungsi neuromuskuler.
 Memiliki riwayat satu kali  Perubahan fungsi gastroinestinal.
atau lebih melakukan  Perubahan pada sistem kulit.
percobaan bunuh diri.  Perubahan pola tidur
 Perilaku panik
 Depresi, cemas dan perasaan
putus asa
 Impulsivitas dan agressif

IV. Diagnosa Keperawatan: Resiko Bunuh Diri


V. Rencana Keperawatan
Definisi: resiko untuk mencederai diri sendiri yang dapat mengancamkehidupan.
Penetapan Karakteristik
 Menyatakan pikiran, harapan dan perencanaan tentang bunuh diri
 Memiliki riwayat satu kali atau lebih melakukan percobaan bunuhdiri.
 Memilki keluarga yang memiliki riwayat bunuh diri.
 Mengalami depresi, cemas dan perasaan putus asa.
 Menunjukkan impulsivitas dan agressif
 Mengalami penyalahunaan NAPZA terutama
alcohol Faktor yang berhubungan
 Memiliki ganguan jiwa kronik atau riwayat penyakit mental
 Menderita penyakit fisik yang prognosisnya kurang baik
 Sedang mengalami kehilangan yang cukup significant atau
kehilangan yang bertubi-tubi dan secara bersamaan
 Mempunyai akses terkait metode untuk melakukan bunuh diri misalpistol, obat,
racun.
 Merasa ambivalen tentang pengobatan dan tidak kooperatif denganpengobatan
 Merasa kesepian dan kurangnya dukungan
sosial. Tujuan
Klien tidak melakukan percobaan bunuh diri
Kriteria hasil:
 Klien menyatakan harapannya untuk hidup
 Klien enyatakan perasaan marah, kesepian dan keputusasaansecara asertif.
 Klien mampu mengidentifikasi orang lain sebagai sumber dukunganbila pikiran
bunuh diri muncul.
 Klien mampu mengidentifikasi alaternatif mekanisme koping.

SP Tindakan Keperawatan Tindakan Keluarga


1 1. Menciptakan hubungan saling 1. Menciptakan hubungan
percaya yang terapeutik. saling percaya yang
2. Memberikan lingkungan yang aman terapeutik
(safety) berdasarkan tingkatan resiko, 2. Mengidentifikasi masalah
managemen untuk klien yang klien.
memiliki resiko tinggi. 3. Melibatkan keluarga untuk
3. Membantu klien untuk menurunkan resiko mendorong klien untuk
perilaku destruktif yang diarahkan pada diri mengungkapkan perasaan
sendiri. klien
4. Mendorrong klien untuk 4. Melibatkan keluarga untuk
mengungkapkan perasaannya. mendiskusikan cara
5. Membantu klien mengembangkan mengatasi masalah klien
mekanisme koping yang positif. 5. Melibatkan keluarga dalam
6. Membantu klien untuk memberikan dukungan
mengidentifikasi dan mendapatkan mekanisme koping yang
dukungan sosial. positif.
7. Initiate health teaching. 6. Initiate Health Teaching
8. Membantu meningkatkan harga diri klien.
9. Membuat jadwal kegiatan harian.
2 1. Melakukan evaluasi untuk tindakan yang 1. Melakukan evaluasi pada
telah dilakukan pada SP 1. tindakan yang telah
2. Mendorong klien untuk mengungkapkan dilakukan pada SP1.
perasaannya. 2. Melibatkan keluarga
3. Membantu klien untuk mengidentifikasi untuk mendorong klien
dan mendapatkan dukungan sosial dari untuk mengungkapkan
segala permasalahannya. perasaan klien.
4. Membuat jadwal kegiatan harian. 3. Melibatkan keluarga
dalam mengidentifikasi
permasalahan klien.
4. Melibatkan keluarga
untuk mendiskusikan cara
mengatasi masalah klien.
3 1. Melakukan evaluasi untuk tindakan yang telah 1. Melakukan evaluasi untuk
dilakukan pada SP 2. tindakan yang telah
2. Membantu klien mengembangkan mekanisme dilakukan pada SP2.
koping yang positif berhubungan dengan 2. Melibatkan keluarga dalam
permasalhannya, contoh membantu klien memberikan dukungan
menggunakan koping yang baik untuk mekanisme koping yang
mengatasi kehilangan; ritual berduka. positif.
3. Membantu meningkatkan harga diri klien. 3. Melibatkan keluarga
4. Meminta klien untuk mengungkapkan melakukan kegiatan yang
perasaanya saat ini. berhubungan dengan
5. Memberikan penguatan positif terhadap setiap peningkatan harga diriklien.
usaha klien yang telah dilakukan untuk 4. Memberikan penguatan
mengubah perilaku hidupmaladaptif. positif terhdapa setiap usaha
keluarga yang telah
mendukung selama
diberikannya proses
keperawatan kepadaklien.

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W. 2009. Principles & Practice of Psychiatric Nursing. St. Louis: Mosby. Vanessa, Ivi.

2010. Gambaran Pikiran Bunuh Diri pada Suicide Attempters. Jurnal

Psikologi Univesitas Sumatra Utara:http://repository.usu.ac.id/


STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
RESIKO BUNUH DIRI (RBD)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
a. Klien sebulan yang lalu mengurung diri di kamar.
b. Kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan 2 bulan lalu.
c. Klien merasa sebatang kara karena ditinggal mati oleh kedua
orangtuanya.
d. Klien merasa malu karena setelah kecelakaan itu, tubuhnya cacatpada wajah
dan kedua ekstrimitas (tangan dan kakinya fraktur).
e. Klien tidak mau mandi, baju tidak pernah diganti, kulit, kuku dan gigi
tampak kotor.
f. Klien mengutarakan ingin bunuh diri karena menganggap dirinya sudah
sebatang kara dan tidak berguna lagi.
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko bunuh diri
3. Tujuan Khusus
a. Klien bersedia bergaul/ bersosialisasi dengan perawat
b. Klien mau diajak membina hubungan saling percaya dengan perawat
sehingga mau mengutarakan masalahnya.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
 Mengucapkan salam teraupetik
 Menanyakan kondisi klien saat ini
 Mengajak klien jalan-jalan ke taman
b. Klien bersedia bergaul/ berbicara dengan perawat
 Menyapa klien saat bertemu di jalan
 Menanyakan kabar klien hari ini
 Menggali lebih dalam rasa percaya klien terhadap perawat

B. STRATEGI KOMUNIKASI
Orientasi
1. Salam Teraupetik
 Selamat pagi, pak!
 Assalamualaikum!
2. Evaluasi/ Validasi
 Bagaimana kabarnya hari ini?
 Sebenarnya apa sih yang membuat bapak seperti ini?
3. Kontrak : Topik, waktu dan tempat
 Bisa minta waktunya sebentar, nggak? Cuma mau mengenal lebih jauhtentang
pak. Paling lama 15 menit.. gimana? Kalau bersedia di sini saja ya (kamar
tidur klien).
Kerja
 Assalamualaikum, pak!
 Perkenalkan, saya perawat…..
 Pak, saya di sini akan menemani bapak selama 15 menit ke depan untuk
mendengarkan keluhan bapak. Bagaimana? Apa bapak bersedia saya
temani?
 Oh ya, bagaimana kabar pak hari ini? Merasa lebih baik atau justru masih
cemas tidak karuan?
 Kalau ada yang ingin pak ceritakan, ceritakan saja pada saya. Gak apa-
apa kok. Saya akan menjaga rahasia pak dari siapapun.
 Oh ya, nama pak siapa? Sekarang masih sekolah atau kuliah? Tingkat
berapa?
 Bagaimana kalau kita jalan-jalan di sekitar sini?

Terminasi
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Subyektif : Nah, sekarang apa b a pak sudah merasa nyaman ngobrol
dengan saya?Senang nggak jalan-jalan dengan saya?
 Obyektif : (perawat mendapati tatapan mata kosong, dan klientampak
melamun dan kurang antusias)
2. Tindak lanjut klien
 Baik, pak. Tolong kalau nanti ketemu saya, balas sapaan saya ya. 4 jam
lagi saya akan datang kemari untuk membawakan obat pak. Nanti pak
bisa menceritakan apa yang pak keluhkan sekiranya pak bersedia. Oke?!
3. Kontrak yang akan datang (topik, waktu dan tempat)
 Baik, pak. Kita sudah ngobrol selama 15 menit. Besok kita akan
berdiskusi lagi tentang penyebab dari masalah yang dialami bapak. Jam
10 pagi di sini saja ya…gak lama kok. 15 menit saja sudah cukup. Oke?!
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. S DENGAN GANGGUAN RESIKO BUNUH DIRI

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
1) Nama : Tn S
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Umur : 48 Tahun
4) Agama : Kristen Protestan
5) No. RM 00159021
6) Status : Belum Menikah
7) Pendidikan : SMA
8) Pekerjaan : Petani
9) Alamat : Toraja
10) Tgl masuk RS : 06 April 2009
11) Tgl pengkajian : 18 Maret 2019

b. Identitas penanggung jawab


1) Nama : Tn “P”
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Alamat : Toraja
4) Pekerjaan : Petani dan kerja bengkel mobil
5) Hubungan dengan klien : Kakak kandung

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama :
Pusing, sakit kepala, sering memukul-mukul kepala
b. Riwayat keluhan utama :
Pada saat di kaji, Klien mengatakan bahwa dirinya sering
mengeluh pusing dan memukul kepalanya, Klien mengatakan bahwa
dirinya sering membenturkan kepalanya ke dinding, Klien mengatakan
ingin mati saja, Klien mengatakan takut bergaul dengan teman-teman
dilingkungannya karena takut dipukul, Klien berbicara sering
mengulang dan mempertahankan kata-kata yang tidak sesuai dengan
kenyataan, Klien sering menyendiri dan melamun.
Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri
c. Alasan masuk :
Klien mengatakan masuk di Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi
Provinsi Sulawesi Selatan diantar oleh kakaknya karena menyakiti diri
sendiri. Klien pernah tertarik sapi sejak tamat SMA kemudian sering
mengalami pusing, sakit kepala, dan memukul kepalanya sendiri.

3. Faktor predisposisi
Klien pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dimasa lalu,
pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena Klien tidak minum obat
secara teratur.
Masalah Keperawatan : Risiko Bunuh Diri

4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan pernah terlilit tali sapi dan tertarik sampai kepala Klien
terbentur di batu.

5. Pemeriksaan fisik
a. Tanda Vital :
TD 120/80 mmHg, N : 90 x/menit, S: 36°C, P: 24 x/menit
b. Ukur :
BB 60 kg, TB 168 Cm.
c. Keluhan Fisik
Klien mengatakan kepalanya pusing dan terputar-putar
6. Psikososial
a. Genogram

GI

GII
? ? ? ? ? ?

? ?

48
GIII ? ? ? ? ? ? ?

Keterangan:

= Laki-laki = Garis keturunan

= Perempuan = Garis perkawinan

= Meninggal = Tinggal serumah

= Tidak diketahui umurnya = Klien

G I : Kakek dan nenek Klien telah meninggal karena faktor usia.


G II : Ayah klien merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara, Ibu klien merupakan anak
pertama dari lima bersaudara. Kedua orang tua klien tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit jiwa.
G III : Klien merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara yang mengalami
gangguan jiwa. Saudara-saudara Klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
seperti yang dialami Klien.
7. Konsep Diri
a. Gambaran diri :
Klien menyukai semua bagian tubuhnya dan bersyukur atas semua yang
di ciptakan Tuhan untuknya.
b. Identitas :
Klien mengatakan anak ke delapan dari delapan bersaudara.
c. Peran :
Klien mengatakan ia berperan sebagai seorang anak yang seiap harinya
mengembalakan sapi orang tuanya.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan ingin segera pulang dan bertemu keluarga.
e. Harga diri :
Klien mengatakan merasa gelisah karena seringkali merasa pusing
pada kepalanya.
8. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti dan paling dekat dengan Klien adalah kakak
kandungnya.
b. Selama sakit Klien tidak pernah mengikuti kegiatan kelompok /
masyarakat dan selalu menyendiri, melamun dan berbicara sendiri.
c. Selama sakit Klien selalu merasa takut dipukul saat ingin berinteraksi
dengan orang lain, Klien juga malas berbicara dengan teman
sekamarnya, Klien tidak mau bergaul dengan teman sekamarnya.
9. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien percaya dengan agama yang di anutnya dan menyerahkan semua
kepada Tuhan Yang Maha Esa tentang penyakit yang di alaminya saat
ini.
b. Kegiatan Ibadah :
Selama sakit Klien jarang menjalankan ibadah.
10. Status mental
a. Penampilan
Cara berpakaian Klien rapi dan sesuai dengan umurnya.
b. Pembicaraan
Ketika Klien di ajak untuk berkomunikasi, pandangan mata Klien
tajam, frekuensi suara sedang, volume kecil, jawaban kadang tidak
sesuai pertanyaan.
c. Aktivitas motorik
Tangan klien selalu terlihat gemetar (tremor) dan memukul kepala
sendiri.

d. Alam Perasaan

Klien merasa khawatir, gelisah, melamun, selalu memikirkan tentang


sakit kepalanya.

e. Afek

Pada saat di kaji, afek yang di perlihatkan Klien adalah afek tumpul.
Ekspresi perasaan Klien sangat kurang saat wawancara.

f. Interaksi selama wawancara

Defensif. Klien selalu mengaku tidak pernah melakukan kesalahan dan


tidak pernah mengganggu orang lain.

g. Persepsi

Klien mengatakan sering melihat dan menghayalkan suatu hal yang


menakutkan seperti melihat sesorang yang akan dipukul/ dibunuh.

h. Proses pikir

Klien sering mengulang kata-kata yang sama dan bingung.

i. Isi pikir

Klien phobia. Klien mengatakan banyak orang jahat, Klien merasa takut
dan tidak percaya pada orang lain.

j. Tingkat kesadaran

Klien sadar bahwa sedang berada di Rumah Sakit dan sedang


mengalami pengobatan.

k. Memori

Klien dapat mengingat dan berkonsentrasi dengan baik.

l. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu berhitung 1-10 dan mampu menjawab soal penjumlahan


sederhana.
m. Kemampuan penilaian

Saat tiba waktu minum obat, Perawat menyuruh Klien untuk meminum
obatnya tetapi Klien tidak mau minum obat jika tidak mandi sebelum
minum obat.

n. Daya tilik diri

Klien mengingkari penyakit yang diderita, saat di tanya mengapa Klien


di bawah ke Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi Provinsi Sulawesi
Selatan ? Klien menjawab bahwa saya ada di Rumah Sakit ini karena
tidak sakit jiwa. Apa bapak merasa bahwa bapak sakit dan sering
bertingkah laku aneh ? Klien menjawab tidak tahu. Tapi kata kakak,
saya di bawa ke Rumah Sakit biar sembuh. Klien mengingkari
penyakitnya.
11. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Klien makan 3 kali sehari tanpa bantuan orang lain.
b. Buang Air Besar (BAB) / Buang Air Kecil (BAK)
Klien jika ingin BAB/BAK langsung kekamar mandi sendiri tanpa
bantuan orang lain.
c. Mandi
Klien mandi 2 kali sehari dengan mandiri tanpa di bantu oleh orang
lain.
d. Berpakaian/berhias
Klien berpakaian maupun berhias dengan mandiri tanpa bantuan orang
lain.
e. Istirahat dan tidur
Tidur siang : Klien jarang tidur siang
Tidur malam : pukul 22.00 malam s/d 05.00 pagi Sebelum tidur Klien
berdoa terlebih dahulu
f. Penggunaan obat
Klien minum obat dengan mandiri.
g. Pemeliharaan kesehatan
Dilakukan perawatan lanjutan dan pendukung.
h. Kegiatan di dalam rumah / Rumah sakit
Klien tidak mempersiapkan makan, Klien menjaga kerapihan tempat
tidur, Klien tidak mencuci pakaiannya sendiri
i. Kegiatan di luar rumah / Rumah sakit
Tidak ada kegiatan diluar rumah/ Rumah Sakit.
12. Mekanisme koping
Maladaptif. Klien bereaksi lambat terhadap sosial, menghindar, menyendiri
dari orang lain, kehilangan rasa percaya diri.
13. Masalah psikososial dan lingkungan
a. Masalah dengan dukungan kelompok :
Klien selama di Rumah Sakit selalu diberikan support oleh Perawat
maupun teman-temannya di Rumah Sakit.

b. Masalah berhubungan dengan lingkungan :

Klien tidak mau bergaul dengan temannya

c. Masalah dengan Pendidikan :

Klien tidak ada masalah dengan Pendidikannya


d. Masalah dengan pekerjaan :
Klien pernah gagal dalam pekerjaannya
e. Masalah ekonomi :
Klien tidak ada masalah dengan keuangan
f. Masalah dengan Pelayanan Kesehatan :
Tidak ada masalah dengan Pelayanan Kesehatan.
g. Masalah dengan lainnya :
Klien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul bersama keluarga
dan melakukan aktivitas seperti biasa.

Anda mungkin juga menyukai