Anda di halaman 1dari 154

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY M DENGAN

DIAGNOSA MEDIS HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DI RUANG PERAWATAN CEMPAKA
RS TK. II PELAMONIA MAKASSAR
TANGGAL 30 MEI - 01 JUNI 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan


Program Diploma III Akademi Keperawatan Pelamonia Makassar

SUPARTININGSIH
213.044

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
KESDAM VII / WRB MAKASSAR
TAHUN 2016

1
2
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas

Nama : Supartiningsih

Jenis kelamin : Perempuan

Tempat / Tgl lahir : Ujung Pandang, 25 Agustus 1994

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa / Indonesia

Alamat rumah : Jl. Abubakar Lambogo Asbar Blok D / 1

II. Pendidikan

1. Tamat SDN Bara-baraya 1 Makassar Th 2000 sampai Th 2006

2. Tamat SMPN 2 Makassar Tahun 2006 sampai Th 2009

3. Tamat SMA YP PGRI 3 Makassar Th 2009 sampai Tahun 2012

4. Melanjutkan pendidikan pada Akademi Keperawatan Pelamonia

Kesdam VII/Wrb Makassar Tahun 2013 sampai sekarang.

4
ABSTRAK

Supartiningsih, Asuhan Keperawatan pada klien Ny.M Hiperemesis


Gravidarum di Ruang Perawatan Cempaka Rumah Sakit TK II Pelamonia
Makassar (dibimbing oleh Minarni, Dwi Esti Handayani, Suharti.B)
Setelah dilakukan pengkajian ditemukan keluhan utama Mual dan
muntah disertai pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu pada tanggal 27
Mei 2016 sebanyak 10 kali setiap habis makan dan minum. muntah cair
berampas, keluhan yang menyertai susah tidur dan semua aktivitas
dilakukan ditempat tidur.
Dirumuskan 4 diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA yaitu :
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah, ansietas berhubungan dengan kurang
pengetahuan, defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan,
risiko kekurangan volume cairan dan intervensi keperawatan berdasarkan
NOC dan NIC.
Implementasi asuhan keperawatan pada pada Ny M dilaksanakan
selama 3 hari, adapun kendala yang dihadapipenulis dapatkan selama
melakukan asuhan keperawatan seperti antara lainkurangnya waktu
implementasi keperawatan, serta berat ringannya kondisi pasien. Kerja
sama baik dengan tim kesehatan lain, klien dan keluarga klien koperatif
selama pelaksanaan implementasi, serta bimbingan dari CI institusi dan
CI lahan yang dapat mempengaruhi keberhasilan implementasi.
Hasil evaluasi dari 4 diagnosa keperawatan yang ditemukan, semua
diagnosa keperawatan tidak teratasi pada hari ke 3 seperti
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, ansietas, defisit
perawatan diri, risiko kekurangan volume cairan. Hal ini disebabkan
keterbatasan waktu implementasi asuhan keperawatan.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan,Sistem Reproduksi, Hiperemesis
Gravidarum
Referensi : 9 buku dan 1 jurnal tahun 2008 sampai dengan tahun
2015

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta akal dan pikiran

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan judul:

Asuhan Keperawatan pada Klien Ny M dengan Diagnosa Medis

Hiperemesis Gravidarum di Ruang Cempaka Perawatan Nifas Rumah

Sakit Tingkat II Pelamonia Makassar Tanggal 30 Mei s/d 01 Juni 2016.

Sebagai salah satu syarat menjadi Ahli Madya Keperawatan pada

Program Diploma III Keperawatan Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih dan

penghargaan sedalam-dalamnya kepada:

1. Kolonel Ckm dr. Budiono Ka Kesdam VII/Wirabuana, selaku ketua

pengawas YWBKH Daerah Sulawesi..

2. Kolonel Ckm dr. I Made Mardika, Sp.PD, selaku Karumkit Tk II

Pelamonia Kesdam VII/Wrb telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melaksakan ujian praktik kepada Ny M selama 3 hari.

3. Kapten Ckm (K) Fauziah Botutihe, S.KM., M.Kes, selaku Direktur

Akademi Keperawatan Pelamonia Kesdam VII/Wirabuana yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam proses pembelajaran.

4. Ibu Minarni, S.SiT, SKM, M.Kes, selaku pembimbing dan penguji 1

yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dan masukan

yang berharga kepada penulis.

6
5. Ns. Dwi Esti Handayani, S.Kep. selaku pembimbing II dan penguji

yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan arahan dan

masukan yang berharga kepada penulis

6. Ibu Suharti Buhari. S.ST, selaku pembimbing dan penguji III dari

Rumah Sakit TK.II Pelamonia.

7. Dosen dan Staf Akademi Keperawatan Pelamonia Kesdam

VII/Wirabuana yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk

selama mengikuti pendidikan.

8. Terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan

dukungan doa moril dalam mengikuti pendidikan dari awal sampai

selesai.

9. Terima kasih kepada semua teman-teman yang telah mendukung

sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca dengan senang hati

menulis terima.

Makassar, - Juni 2016

Penulis

7
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Riwayat Obstetri................................................................... 67

Tabel 3.2 Riwayat Kebutuhan .............................................................. 72

Tabel 3.3 Pemeriksaan Laboratorium .................................................. 80

Tabel 3.4 Terapi Obat .......................................................................... 81

Tabel 3.5 Klasifikasi data ..................................................................... 82

Tabel 3.6 Analisa Data......................................................... ................ 84

Tabel 3.7 Diagnosa Keperawatan......................................................... 87

Tabel 3.8 Rencana Keperawatan...........................................................88

Tabel 3.9 Catatan Perkembangan Hari I.............................................. 96

Tabel 3.10 Catatan Perkembangan Hari 2....................................... ...... 103

Tabel 3.11 Catatan Perkembangan Hari 3............................................. 110

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fisiologi kehamilan........................................................... 7

Gambar 2.2 Proses Kehamilan ............................................................ 15

Gambar 2.3 Penyimpangan KDM ........................................................ 66

9
DAFTAR SINGKATAN

A : Abortus

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

Cm : Centi Meter

DS : Data Subjektif

DO : Data Objektif

EGF : Epidermal Growth Factor

EKG : Elektrokardiogram

GnRH: Gonadotropin-Releasing Hormone

HGB : Hemoglobin

HIV : Human Immuno Deficiency Virus

Kg : Kilo Gram

KTI : Karta Tulis Ilmiah

N : Nadi

Ny : Nyonya

NIC : Nursing Intervention Classification

No : Nomor

NOC : Nursing Outcome Classification

O2 : Oksigen

P : Pernapasan

PB : Panjang Badan

10
RS : Rumah Sakit

RM : Rekam Medik

R : Rasional

RBC : Red Blood Cell

S : Suhu

SDN : Sekolah Dasar Negeri

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

SKM : Sarjana Kesehatan Masyarakat

S.Pd : Sarjana Pendidikan

TD : Tekanan Darah

TK : Tingkat

Tgl : Tanggal

T.A : Tahun Ajaran

Tn : Tuan

TS : Tekanan Sistol

TD : Tekanan Diastol

UU : Undang-Undang

USA : United Stated Amerika

WBC : Whait Blood Cell

WRB : Wirabuana

WHO : Word Health Organication

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix

DAFTAR SINGKATAN........................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

A. Latar Belakang.................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................ 3

C. Metodologi Penulisan.......................................................... 4

D. Rumusan Masalah .............................................................. 5

E. Batasan Masalah ................................................................ 5

F. Manfaat Penulisan .............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7

A. Konsep Medis Hiperemesis ................................................ 7

1. Anatomi fisiologi ............................................................. 7

2. Pengertian ..................................................................... 15

3. Etiologi ........................................................................... 17

12
4. Patofisiologi .................................................................... 18

5. Manifestasi Klinis............................................................ 20

6. Pemeriksaan Diagnostik ................................................. 21

7. Komplikasi ..................................................................... 22

8. Penatalaksanaan ........................................................... 22

B. Konsep Keperawatan .......................................................... 23

1. Pengkajian ..................................................................... 26

2. Diagnosa Keperawatan .................................................. 27

3. Rencana keperawatan ................................................... 43

4. Penyimpangan KDM....................................................... 66

BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................... 67

A. Pengkajian ........................................................................... 67

B. Klasifikasi Data ..................................................................... 82

C. Analisa Data ......................................................................... 84

D. Diagnosa Keperawatan......................................................... 87

E. Rencana Keperawatan.......................................................... 88

F. Implementasi Dan Evaluasi Hari 1 ........................................ 94

G. Implementasi Dan Evaluasi Hari 2 ....................................... 99

H. Implementasi Dan Evaluasi Hari 3 ....................................... 105

BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................ 108

A. Pengkajian ........................................................................... 108

B. Diagnosa Keperawatan ........................................................ 109

C. Rencana Keperawatan ......................................................... 112

13
D. Implementasi Keperawatan................................................... 119

E. Evaluasi ............................................................................... 122

BAB V PENUTUP ................................................................................ 124

A. Kesimpulan ......................................................................... 124

B. Saran .................................................................................. 125

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 127

LAMPIRAN............................................................................................. 128

14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal,

paling umum dan paling menyebabkan stres yang dikaitkan dengan

kehamilan. Mual dan muntah sering kali diabaikan karena dianggap

sebagai konsekuensi normal diawal kehamilan tanpa mengakui

dampak hebat yang ditimbulkannya pada wanita dan keluarga mereka

akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan wanita

pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam meningkatkan

ketegangan emosional, stress psikologis dan keterlambatan yang

tidak semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat,

terutama jika kondisi menjadi patologis. (Woolfson, 2009)

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh

perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,

terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG (human

chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau

muntah gestasional yang paling umum adalah pada 12-16 minggu

pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tertingginya.

Wanita yang memiliki kadar HCG dibawah rentang normal lebih sering

mengalami hasil kehamilan yang buruk, termasuk keguguran,

pelahiran premature. (Woolfson,2009)

15
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan

keadaaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah merupakan

gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan trimester 1,

kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu sekitar

60-80% multigravida mengalami mual dan muntah, namun gejala ini

terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1000 kehamilan.

Menurut WHO tahun 2012 sebanyak 585000 perempuan

meninggal saat hamil dan persalinan sebanyak kematian ibu akibat

masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara

berkembang, rasio kematian ibu dinegara berkembang merupakan

tertinggi dengan 450 kematian ibu/ 100 ribu kelahiran bayi hidup jika

dibandingkan dengan bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio

kematian ibu disembilan negara maju dan 51 negara kemakmuran.

(WHO, 2012)

Koren (2000) menggambarkan mual dan muntah sebagian

gangguan medis tersering selama kehamilan power at al (2001)

mencatat sekitar 51,4% wanita mengalami muntah oleh karena itu

wajar jika dikatakan bahwa bertentangan dengan opini medis yang

terkenal, beberapa bentuk rasa dimasa kehamilan jauh lebih banyak

terjadi dibandingkan 50% yang sebutkandibuku ajar.

Keadaan hiperemesis yang sangat patologis jauh lebih jarang

terjadi dibandingkan mual dan muntah secara logis, dalam study

16
power et al (2001), sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual dan

muntah memerlukan hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum,

Kuscu dan Koyuncu (2002) meyakini bahwa kisarnya adalah antara

satu dan dua puluh perseribu kehamilan.

Berdasarkan catatan dibagian recam medic RS TK II Pelamonia

Makassar, angka kejadian hiperemesis gravidarum dalam waktu satu

tahun terakhir mulai bulan januari 2015 sampai dengan mei 2016

adalah sebanyak 49 orang kasus hiperemesis gravidarum.

Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny M dengan

Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruangan Perawatan

Cempaka RS. TK II Pelamonia Makassar

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang

pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien Ny M dengan

Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang Perawatan

Cempaka RS TK II Pelamonia Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diperoleh pengalaman nyata tentang pengkajian klasifika

data, dan analisa data, pada klien Ny M dengan Diagnosa

Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang Perawatan

Cempaka RS.TK II Pelamonia Makassar.

17
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan diagnosa

keperawatan pada klien Ny M dengan Diagnosa Medis

Hiperemesis Gravidarum di Ruang Perawatan Cempaka

RS.TK II Pelamonia Makassar.

c. Untuk diperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan

perencanaan asuhan keperawatan pada klien Ny M dengan

Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang

Perawatan Cempaka RS. TK II Pelamonia Makassar.

d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan

implementasi pada klien Ny M dengan Diagnosa Medis

Hiperemesis Gravidarum di Ruang Perawatan Cempaka

RS.TK II Pelamonia Makassar.

e. Memperoleh pengalaman nyata dalam mengevaluasi Asuhan

Keperawatan pada klien Ny M dengan Diagnosa Medis

Hiperemesis Gravidarum

C. Metodologi Penulisan

1. Waktu Dan Tempat Penelitian

Tempat pengambilan kasus dilakukan di Ruang Perawatan

Cempaka RS.TK II Pelamonia Makassar, Tahun 2014.

18
2. Pengumpulan Data

a. Wawancara

Mengadakan wawancara dengan teknik tanya jawab

kepada klien dan keluarga terdekat klien tentang kondisi

serta status kesehatan klien.

b. Oservasi

Mengadakan pemeriksaan keadaan serta kondisi klien

mulai dari pmeriksaan tanda-tanda vital sampai dengan

pemeriksaan fisik inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.

c. Dokumentasi

Data yang diperoleh oleh buku pendokumentasian yang

dilakukan oleh pihak rumah sakit.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, yang akan

dibahas adalah bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan klien Ny

M dengan Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang

Perawatan Cempaka RS.TK II Pelamonia Makassar.

E. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini penulis membatasi permasalahan pada

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum yang terdiri dari

pengkajian, perencanaan, evaluasi, dan dokumentasi keperawatan

pada klien Ny M selama 3 hari pada tanggal 30-01 mei 2016.

19
F. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Ilmiah

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu dan pengetahuan dan sebagai referensi bagi peneliti

selanjutnya, khususnya pada kasus Hiperemesis Gravidarum.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat menjadi sumbangsih

referensi bagi institusi Rumah Sakit Khususnya RS.TK II

Pelamonia Makassar, proses Manajemen pemberian Asuhan

Keperawatan Khususnya pada kasus Hiperemesis.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Karya tulis ilmiah ini dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan peneliti dalam bidang ilmu keperawatan serta

penerapannya dalam proses keperawatan khususnya pada kasus

klien Hiperemesis.

20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Anatomi Fisiologi

Anatomi Fisiologi kehamilan menurut ( Prawirohardjo,2013)

Gambar 2.1 Anatomi Kehamilan


Sumber : Atlas Anatomi

Anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar

sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama

kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respons

terhadap janin. Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa

hamper semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan

sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

Perubahan fisiologis pada kehamilan dikendalikan oleh

perubahan sekresi hormon. Sel trofoblastik menghasilkan hCG,

21
yang merangsang sekresi dari korpus luteum, meningkatkan

produksi hormone streroid ovarium. Seiring dengan

perkembangannya, plasenta juga menghasilkan estrogen dan

progesteron.

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk

menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta,

amnion) sampai persalinan. Uterus ,empunyai

kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti

keadaan semula dalam bebereapa minggu setelah

persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus

mempunyai berat 70 g dan kapasitas 10 ml atau kurang.

Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu

organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan

cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume

totalnya mencapai 5 l bahkan dapat mencapai 20 I atau

lebih dengan berat rata-rata 1100 g.

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan

penebalan sel-sel otot, sementara produksi miosit yang

baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi

akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan

22
otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan

kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan

pertama akan menebal, tetapi seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan akan menipis. Pada akhir

kehamilan ketebalannya hanya berkisar 1,5 cm bahkan

kurang.

2) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi

lunak dan keviruan. Perubahan ini terjadi akibat

penambahan vaskularisai dan terjadinya edema pada

seluruh seviks, bersamaan dengan terjadinya hipertrofi

dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Berbeda

kontras dengan korpus, serviks hanya memiliki 10-15 %

otot polos. Jaringan ikat ekstraseluler serviks terutama

kolagen tipe 1 dan 3 sedikit tipe 4 pada membrane

basalis. Diantara molekul-molekul kolagen itu, berkatalasi

glukosa-minoglikan dan proteoglikan, terutama dermatan

sulfat, asam hialuronat, dan heparin sulfat. Juga

ditemukan fibronektin dan elastin diantara serabut

kolagen. Rasio tertinggi elastin terhadap kolagen terdapat

diostium interna keostium eksterna.

23
3) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus

luteum yang dapat ditemukan diovarium. Folikel ini akan

berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan

dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil

progesteron dalam jumlah relative minimal.

Relaksin, suatu hormone protein yang mempunyai

struktur mirip dengan insulin dan insulin like growth factor

l & ll, disekresikan oleh korpus luteum, desidua, plasenta,

dan hati. Aksi biologi utamanya adalah dalam proses

remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang

kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan

keberhasilan proses kehamilan. Perannya belum

diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai

efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan

kontraksi mimetrium yang akan berimplikasi pada

kehamilan preterm.

4) Vagina Dan Perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan

hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di

perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat

berwarna keungu-unguan yang dikenal dengan tanda

24
Chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan

hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel

otot polos.

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang

merupakan persiapan untuk mengalami peregangan

waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan

mukosa, mengendornya jaringan ikat, dan hipertrofi sel

otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah

panjangnya dinding vagina. Papilla mukosa juga

mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti paku

sepatu.

5) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan

warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang

juga akan mengenai daerah payudara dan paha.

Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.

Pada multipara selain striae kemerahan itu seringkali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang

merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.

Pada banyak perempuan kulit digaris pertengahan

perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam

kecokelatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang-

kadang akan muncul dalam ukuran yang bervariasi pada

25
wajah dan leher disebut dengan chloasma atau melasma

gravidarum. Selain itu, pada aerola dan daerah genital

juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan itu biasanya

akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah

persalinan. Pigmentasi yang berlebihan itu biasanya akan

hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.

Kontrasepsi oral juga bisa menyebabkan terjadinya

hiperpigmentasi yang sama.

6) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan

payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua

payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena

dibawah kulit akan lebih terlihat. Putting payudara akan

lebih besar, kehitaman dan agak tegak. Setelah bulan

pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut

kolustrum dapat keluar. Kolustrum ini berasal dari

kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun

dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi

karena hormone prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting

hormone.

Setelah persalinan kadar progesterone dan estrogen

akan menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron

terhadap alaktalbulmin akan hilang. Peningkatan prolaktin

26
akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya

akan meningkatkan produksi asi susu. Pada bulan yang

sama aerola akan lebih besar dan kehitaman,. Kelenjar

Montgomery, yaitu kelenjar sebasea dari aerola, akan

membesar dan cenderung untuk menonjol kelua. Jika

payudara makin membesar, striae seperti yang terlihat

pada perut akan muncul. Ukuran payudara sebelum

kehamilan tidak mempunyai hubungan dengan

banyaknya air susu yang akan dihasilkan.

7) Sistem Endokrin

Ada banyak perubahan pada system endokrin pada ibu

hamil, yaitu sebagai berikut:

a) Ovarium Dan Plasenta

Ovarium merupakan sumber estrogen dan

progesteron pada ibu hamil. Hormon ini dihasilkan

segera setelah plasenta terbentuk dengan baik.

Plasenta juga membentuk steroid dan 3 jenis hormon

lainnya yaitu: human clorionicgonadotropine (hCG),

human placental lactogen (hPL), serta human

clorionic thyrotropin (hCT), ketiga hormone ini sangat

mempengaruhi masa kehamilan wanita.

27
b) Kelenjar Tiroid

Selama masa kehamilan hormon membesar

namun jumlah hormone yang dihasilkan tetap sama

yaitu tiroksin. Ukurannya meningkat karena

pertumbuhan sel-sel acinar dan meningkatnya

metabolic rate yang disebabkan oksigen yang

digunakan ibu hamil lebih banyak.

c) Kelenjar Paratiroid

Selama kehamilan ukurannya meningkat

dikarenakan kebutuhan kalium janin lebih besar.

Hormone ini sangat penting untuk mempertahankan

kecukupan kalium dalam darah sehingga

metabolisme tulang dan otot tidak terganggu.

d) Kelenjar Pituitary

Kelenjar pituitary mengalami pembesran dan

menghasilkan hormone tropic, tetapi dengan jumlah

yang berbeda. FSH ditekan oleh Chorionic

gonadotropin (hCG) yang dihasilkan oleh plasenta.

Hormon pertumbuhan berkurang dan hormone

melanotropik meningkat yang akan menyebabkan

pigmentasi pada putting susu, wajah dan abdomen.

28
e) Kelenjar Adrenal

Selama masa kehamilan kortikal membentuk

kortin. Kortin berfungsi mengatur ion kalium dan

natrium dalam aliran darah.

2. Pengertian

Pengertian Hiperemesis Menurut para ahli yaitu :

Gambar : 2.2 Proses Kehamilan


Sumber : Atlas Anatomi

a. Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan

sehingga mengganggu pekerjaan sehari hari dan

keadaan umum menjadi buruk. Mual dan muntah

merupakan gangguan yang paling sering di temui pada

kehamilan trimester I, kurang lebih 6 minggu setelah haid

terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60 80 % multigravida

mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih

29
berat hanya pada 1 di antara 1000 kehamilan ( Mitayani,

2013 ).

b. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah

berlebihan yang terjadi kira kira sampai umur kehamilan

20 minggu. Ketika umur kehamilan 14 minggu ( trimester

pertama ) mual dan muntah yang dialami ibu begitu hebat.

Semua yang dimakan dan diminum lalu di muntahkan

sehingga memengaruhi keadaan umum dan pekerjaan

sehari hari ibu. Berat badan menurun, terjadi dehidrasi,

terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti

apendisitis, pielitis dan sebagainya. (Hutahaean,2013).

c. Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada wanita hamil yang mengganggu pekerjaan

sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk,

karena terjadi dehidrasi (Sofian, 2013).

d. Hiperemesis gravidarum adalah gangguan mual dan

muntah yang merupakan gangguan yang paling sering kita

jumpai pada kehamilan muda dan dikeluhkan oleh 50-70%

wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66%

wanita hamil trimester pertama mengalami mual, dan 44%

mengalami muntah (Martaadisoebrata, 2015).

e. Hyperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita

muntah muntah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam

30
24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan

(Woolfson, 2009).

3. Etiologi

Etiologi hiperemesis gravidarum menurut Hutahaean (2013)

belum diketahui secara pasti, namun diduga dipengaruhi oleh

berbagai faktor berikut ini :

a. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah

primigravida, molahidatidosa, dan kehamilan ganda.

Frekuensi yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan

ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormone

memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut

hormone korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

b. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolic akibbat hamil serta resistensi yang

menurun dari pihak ibu.

c. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap

anak, yang disebut sebagai salah satu faktor organik.

d. Faktor psikologis memegang peranan yang penting pada

penyakit ini walaupun hubungan dengan terjadinya

hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.

Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu dapat menyebabkan konflik

31
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai

ekspresi tidak sadar.

4. Patofisiologi

Secara fisiologis, rasa mual terjadi akibat kadar estrogen

yang meningkat dalam darah sehingga memengaruhi system

pencernaan, tetapi mual dan muntah yang terjadi terus

menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, hiponatremia,

hipokloremia, serta penurunan klorida urine yang selanjutnya

menyebabkan hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah

ke jaringan dan menyebabkan tertimbunnya zat toksik.

Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan

oksidasi lemak tidak sempurnah, sehingga terjadi ketosis.

Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan

selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.

Selaput lendir esophagus an lambung dapat robek ( sindrom

Mallory Weiss ), sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal

( Mitayani, 2013 ).

Faktor psikologis memegang peranan penting pada

penyakit hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.

Penyesuaian terjadi pada kebanyakan ibu hamil, meskipun

demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan

bulan. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi

mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus

32
dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit

dengan alkalosis hipoklomerik. Belum jelas mengapa gejala ini

hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologis

merupakan faktor utama, di samping faktor hormonal. Bagi para

ibu yang mengalami lambung spastic dengan gejala tidak suka

makan dan sering mual sejak sebelum hamil akan mengalami

emesis gravidarum yang berat. Hiperemesis gravidarum ini

dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis

terpakai untuk keperluan energi. Oleh karena oksidasi lemak

yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya

asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam

darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan

karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan

ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah

turun, demikian pula klorida urine. Selain itu, dehidrasi

menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan

berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolic yang toksik.

Berkurangnya kalium karena muntah, bertambahnya ekskresi

lewat ginjal, serta bertambahnya frekuensi mual muntah yang

lebih banyak, dapat merusak hati (Hutahaean, 2013)

33
5. Manifestasi Klinis

Menurut Mitayani ( 2013 ) manifestasi klinis hiperemesis

gravidarum dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu :

a. Tingkat I

Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan

umum, menimbulkan rasa lemah, penurunan nafsu makan,

berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi

ibu biasanya naik menjadi 100 kali / menit, tekanan darah

sistolik turun, turgor kulit menurun, lidah kering dan mata

cekung.

b. Tingkat II

Ibu tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan

cepat, suhu tubuh terkadang naik, serta mata sedikit ikterik.

Berat badan ibu turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi,

oliguria, konstipasi dan napas bau aseton.

c. Tingkat III

Kesadaran ibu menurun dari somnolen hingga koma,

muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat,

serta tekanan darah semakin turun.

Menurut effendi (2015) tanda dan gejala hiperemesis

sebagai berikut :

1) Takikardi, hipotensi, vertigo

2) Mual dan muntah, perdarahan pad amukosa mulut

34
3) Oliguria

4) Pucat, kulit kering, turgor jelek

5) Membrane mukosa kering

6) Penurunan BB

7) Kelemahan, bingung

8) Merasa haus

9) Na, K, Cl, protein menurun

10) Uric, acid, blood urea nitrogen meningkat

11) Hb, Ht meningkat.

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis dengan

tingkatan yang berat dianjurkan untuk mengikuti serangkaian

pemeriksaan diagnostic. Hal tersebut dilakukan untuk

mengantisipasi terjadinya kegawatan pada janin. Berikut adalah

pemeriksaan diagnostic yang bisa dilakukan :

a. Pemeriksaan USG ( dengan menggunakan waktu yang

tepat) dapat mengkaji usia gestasi janin dan adanya gestasi

multiple, mendeteksi abnormalitas janin, serta melokalisasi

plasenta

b. Pemeriksaan urine ( urinalisis ) yang meliputi kultur, BUN,

serta pendeteksian bakteri.

c. Pemeriksaan fungsi hepar yang meliputi AST, ALT, dan

kadar LDH ( Hutahaean, 2013).

35
7. Komplikasi

Hiperemesis gravidarum yang dialami oleh ibu hamil dapat

menimbulkan berbagai macam komplikasi. Komplikasi tersebut

bisa dari yang ringan hingga berat. Komplikasi terjadi

berupadehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat,

alkalosis, kelaparan, gangguan emosional yang berhubungan

dengan kehamilan, serta hubungan keluarga, menarik diri dan

depresi (hutahaean,2013)

8. Penatalaksanaan

Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan

pengobatan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Ibu diisolasi di dalam kamar yang tenang dan cerah dengan

pertukaran udara yang baik. Kalori diberikan secara

parental dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis

sebanyak 2 3 liter sehari.

b. Diuresis selalu di control untuk keseimbangan cairan

c. Bila selama 24 jam ibu tidak muntah, coba berikan makan

minum sedikit demi sedikit.

d. Sedative yang diberikan adalah fenobarbital

e. Pada keadaan lebih berat, berikan antiemetik seperti

metoklopramid, disiklomin hidroklorida, atau klorpromazin.

f. Berikan terapi psikologis yang meyakinkan ibu bahwa

penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan

36
perasaan takut akan kehamilan dan konflik yang

melatarbelakangi hiperemesis ( Mitayani, 2013 ).

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut Mitayani ( 2013 ) pengkajian merupakan pendekatan

yang sistematis untuk mengumpulkan data, mengelompokkan dan

menganalisis, sehingga didapatkan masalah dan kebutuhan untuk

perawatan ibu. Langkah pertama dalam pengkajian ibu

hiperemesis gravidarum adalah mengumpulkan data. Data data

yang akan dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Data Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada riwayat kesehatan sekarang terdapat keluhan yang

dirasakan oleh ibu sesuai dengan gejala geajala pada

hiperemesis gravidarum, yaitu : mual dan muntah yang

terus menerus merasa lemah dan kelelahan, merasa

haus dan terasa asam di mulut, serta konstipasi dan

demam. Selanjutnya dapat juga ditemukan berat badan

yang menurun. Turgor kulit yang buruk dan gangguan

elektrolit. Terjadinya oliguria, takikardia, mata cekung dan

ikterus.

37
2) Riwayat Kesehatan Dahulu

a) Kemungkinan ibu pernah mengalami hiperemesis

gravidarum sebelumnya.

b) Kemungkina ibu pernah mengalami penyakit yang

berhubungan dengan saluran pencernaan yang

menyebabkan mual muntah.

b. Data Fisik Biologis

Data yang dapat ditemukan pada ibu dengan hiperemesis

gravidarum adalah mamae yang membengkak,

hiperpigmentasi aerola mamae, terdapat kolasma gravidarum,

mukosa membrane dan bibir kering, turgor kulit buruk, mata

cekung dan sedikit ikterik, ibu tampak pucat dan lemah,

takikardia, hipotensi, serta pusing dan kehilangan kesadaran.

c. Riwayat Menstruasi

1) Kemungkinan menarche usia 12 14 tahun

2) Siklus 28 30 hari

3) Lamanya 5 7 hari

4) Banyaknya 2 3 kali ganti duk / hari

5) Kemungkinan ada keluhan waktu haid seperti nyeri, sakit

kepala dan muntah.

d. Riwayat Perkawinan

Kemungkina terjadi pada perkawinan usia muda

38
e. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan

1) Hamil muda : ibu pusing, mual dan muntah, serta tidak

ada nafsu makan.

2) Hamil tua : pemeriksaan umum terhadap ibu mengenai

kenaikan berat badan, tekanan darah, dan tingkat

kesadaran.

f. Data Psikologi

Riwayat psikologi sangat penting dikaji agar dapat

diketahui keadaan jiwa ibu sehubungan dengan perilaku

terhadap kehamilan. Keadaan jiwa ibu yang labil, mudah

marah, cemas, takut akan kegagalan persalinan, mudah

menangis, sedih, serta kekecewaan dapat memperberat mual

dan muntah. Pola pertahanan diri ( koping ) yang digunakan

ibu tergantung pada pengalamannya terhadap kehamilan

serta dukungan dari keluaga dan perawat.

g. Data Sosial Ekonomi

Hiperemesis gravidarum bisa terjadi pada semua

golongan ekonomi, namun pada umumnya terjadi pada

tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini diperkirakan

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ayng dimiliki.

h. Data Penunjang

Data penunjang didapat dari hasil laboraturium, yaitu

pemeriksaan darah dan urine. Pemeriksaan darah yaitu nilai

39
hemoglobin dan hematokrit yang meningkat menunjukkan

hemokonsentrasi yang berkaitan dengan dehirasi.

Pemeriksaan urinalisis yaitu urine yang sedikit dan

konsentrasi yang tinggi akibat dehidrasi, juga terdapatnya

aseton di dalam urine.

Menurut (Hutahaean,2013), Pengkajian Hiperemesis adalah

sebagai berikut:

1) Aktivitas

Istirahat kurang, terjadi kelemahan, tekanan darah sistol

menurun, dan denyut nadi meningkat(> 100 kali per

menit)

2) Makanan/Cairan

Konflik interpersional keluarga, kesulitan ekonomi,

perubahan persepsi tentang kondisiny, dan kehamilan

takdirencanakan.

3) Eliminasi

Perubahan pada konsistensi defekasi, peningkatan

frekuensi berkemih, dan peningkatan konsentrasi urin.

Mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu), nyeri

epigastrium, penurunan berat badan(5-10 kg),iritasi dan

kemerahan [ada memmbran mukosa mulut,Hb dan Ht

rendah, napas berbau aseton, turgor kulit berkurang,

mata cekung, dan lidah kering.

40
4) Pernapasan

Frekuensi pernpasan meningkat.

5) Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh

dalam koma.

6) Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu

membahayakan maka dilakukan terapeutik.

2. Diagnosa Keperawatan

Menurut Wilkinson (2012)

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1) Definisi

Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi

kebutuhan metabolik.

2) Batasan karakteristik

a) Subjektif

(1) Kram abdomen

(2) Nyeri abdomen

(3) Menolak makan

(4) Persepsi ketidakmampuan mencerna makanan

(5) Melaporkan perubahan sensai rasa

b) Objektif

(1) Pembuluh kapiler rapuh

41
(2) Diare atau steatore

(3) Bising usus hiperaktif

(4) Tonus otot buruk

(5) Kurangnya minat terhadap makanan

(6) Membrane mukosa pucat

(7) Kelemahan otot yang berfungsi untuk menelan

(8) Menolak untuk makan

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Ketergantungan zat kimia

b) Penyakit kronis

c) Intoleransi makanan

d) Faktor ekonomi

e) Mual dan muntah

f) Gangguan psikologis

g) Hilang nafsu makan

h) Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi

b. Insomnia

1) Defenisi

Gangguan jumlah dan kualitas tidur yang menggangu

fungsi

2) Batasan karakteristik

a) Afek tanpa berubah

b) Tampak kurang energy

42
c) Peningkatan ketidakhadiran di tempat kerja/sekolah

d) Pasien melaporkan perubahan alam kesadaran

e) Pasien melaporkan penurunan status kesehatan

f) Pasien melaporkan penurunan kualitas hidup

g) Pasien melaporkan kesulitan berkonsentrasi

h) Pasien melaporkan kesulitan untuk tidur

i) Pasien melaporkan kesulitan untuk tetap tidur

j) Pasien melaporkan ketidakpuasan dengan tidurnya

(saat ini)

k) Pasien melaporkan peningkatan kecelakaan

l) Peasien melaporkan kekurangan energy

m) Pasien melaporkan tidur yang tidak mengembalikan

kesegaran tubuh

n) Pasien melaporkan gangguan tidur yang member

dampak pada hari berikutnya

o) Pasien melaporkan terbangun terlalu dini

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Pola aktivitas (misalnya pengaturan waktu, jumlah)

b) Ansietas

c) Depresi

d) Faktor lingkungan (misalnya suara bising

lingkungan sekitar, pencahayaan siang hari/malam

43
hari, suhu atau kelembapan lingkungan sekitar,

tatanan yang asing)

e) Katakutan

f) Pergantian hormon terkait gender

g) Berduka

h) Gangguan pola tidur normal (misalnya perjalanan,

kerja, sif, tanggung jawab sebagai orang tua,

dibangunkan untuk kebutuhan intervensi)

i) Hygiene tidur yang tidak adekuat (saat ini)

j) Konsumsi agens stimulant

k) Konsumsi alcohol

l) Medikasi

m) Ketidaknyamanan fisik (misalnya suhu tubuh, nyeri,

napas dangkal, batuk, reflex gastro esophagus,

nausea, inkontinensia/urgensi)

n) Stress (misalnya pola termenung sebelum tidur)

c. Defisit Perawatan Diri

1) Definisi

Hambatan kemampuan untuk melakukan atau

memenuhi aktivitas mandi/hygine.

2) Batasan karakteristik

a) Objektif

44
(1) Ketidakmampuan untuk melakukan hal-hal

seperti:

(a) Mengakses kamar mandi

(b) Mengeringkan badan

(c) Mengambil perlengkapan mandi

(d) Mendapatkan sumber air

(e) Membersihkan tubuh

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Penurunan motivasi

b) Kendala lingkungan

c) Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh

d) Gangguan musculoskeletal

e) Nyeri

f) Gangguan presepsi atau kognitif

g) Ansietas hebat

h) Kelemahan

d. Ansietas

1) Defenisi

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

disertai respon autonom (sumber sering kali tidak

spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan

takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.

45
2) Batasan Karekteristik

a) Perilaku

(1) Penurunan produktifitas

(2) Mengekspresikan kekhawatiran akibat

perubahan dalam peristiwa hidup

(3) Gerakan yang tidak relevan (misalnya,

mengeret kaki, gerakan lengan).

(4) Gelisah

(5) Memandang sekilas

(6) Insomnia

(7) Kontak mata buruk

(8) Resah

(9) Menyelidik dan tidak waspada

b) Afektif

(1) Gelisah

(2) Kesedihan yang mendalam

(3) Distress

(4) Ketakutan

(5) Perasaan tidak adekuat

(6) Focus pada diri sendiri

(7) Peningkatan kekhawatiran

(8) Iritabilitas

(9) Gugup

46
(10) Gembira berlebihan

(11) Nyeri dan peningkatan ketidak berdayaan yang

persistem

(12) Marah

(13) Menyesal

(14) Perasaan takut

(15) Ketidakpastian

(16) Khawatir

c) Fisiologis

(1) Wajah tegang

(2) Insomnia (non-NANDA)

(3) Peningkatan keringat

(4) Peningkatan ketegangan

(5) Terguncang

(6) Gemetar atau tremor di tangan

d) Kognitif

(1) Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis

(2) Blocking pikiran

(3) Konfusi

(4) Penurunan lapang pandang

(5) Kesulitan untuk berkonsentrasi

(6) Keterbatasan kemampuan untuk menyele-

saikan masalah

47
(7) Keterbatasan kemampuan untuk belajar

(8) Mengekspresikan kekhawatiran akibat

perubahan dalam peristiwa hidup (non-

NANDA)

(9) Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik

(10) Focus pada diri sendiri (non-NANDA)

(11) Mudah lupa

(12) Gangguan perhatian

(13) Tenggelam dalam dunia sendiri

(14) Melamun

(15) Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Terpajan toksin

b) Hubungan keluarga/hereditas

c) Transmisi dan penularan interpersonal

d) Krisis situasi dan maturasi

e) Stress

f) Penyalagunaan zat

g) Ancaman kematian

h) Ancaman atau perubahan pada status peran,

fungsi peran, lingkungan, status kesehatan, status

ekonomi, atau pola interaksi.

i) Ancaman terhadap konsep diri

48
j) Konflik yang harus disadari tentang nilai dan tujuan

hidup yang esensial.

e. Kekurangan Volume Cairan

1) Definisi

Penurunan cairan intravaskular, interstitial,atau intrasel.

Diagnosis ini merujuk pada dehidrasi yang merupakan

kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.

2) Batasan Karakteristik

a) Subjektif :

(1) Haus

b) Objektif

(1) Perubahan status mental

(2) Penurunan turgor kulit dan lidah

(3) Penurunan pengisian vena

(4) Peningkatan frekuensi nadi, penurunan

tekanan darah, penurunan volume dan tekanan

nadi

(5) Kelemahan

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Kehilangan volume cairan aktif

b) Mual/muntah

c) Konsumsi alkohol yang berlebih

d) Asupan cairan yang tidak adekuat

49
f. Intoleransi Aktivitas

1) Definisi

Ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk

melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari hari

yang ingin atau harus dilakukan.

2) Batasan Karakteristik

a) Subjektif

(1) Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas

(2) Melaporkan keletihan atau kelemahan secara

verbal

b) Objektif

(1) Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak

normal sebagai respons terhadap aktivitas

(2) Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau

iskemia

3) Faktor Yang Berhubungan

(a) Tirah baring dan imobilitas

(b) Kelemahan umum

(c) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebuthhan

oksigen

(d) Gaya hidup kurang gerak

50
g. Ketidakefektifan Koping

1) Definisi

Katidakmampuan membuat penilaian yang tepat terhadap

stressor, pilihan yang tidak adekuat terhadap respons

untuk bertindak, dan ketidakmampuan untuk

menggunakan sumber yang tersedia.

2) Batasan Karakteristik

a) Subjektif

(1) Perubahan dalam pola komunikasi yang biasanya

(2) Kelelahan

(3) Mengungkapkan ketidakmampuan untuk

mengatasi atau meminta bantuan secara verbal

b) Objektif

(1) Penyalahgunaan zat zat kimia

(2) Penurunan dukungan social

(3) Perilaku merusak terhadap diri sendiri dan orang

lain

(4) Tingginya angka kesakitan

(5) Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

dasar

(6) Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan

peran

(7) Ketidakadekuatan menyelesaikan masalah

51
(8) Kurangnya perilaku yang mengarah pada tujuan

dan penyelesaian masalah, termasuk

ketidakmampuan untuk mengikuti dan mengalami

kesulitan dalam mengorganisasikan informasi

(9) Konsentrasi buruk

(10) Berani mengambil risiko

(11) Gangguan tidur

(12) Menggunakan bentuk koping yang menghambat

perilaku adaptif

3) Faktor Yang Berhubungan

(a) Gangguan dalam polapenilaian terhadap ancaman

(b) Gangguan dalam pola melepaskan ketegangan

(c) Perbedaan gender dalam strategi koping

(d) Tingginya derajat ancaman

(e) Ketidakmampuan untuk menyimpan energi yang

adaptif

(f) Tidak adekuatnya tingkat kepercayaan diri terhadap

kemampuan untuk melakukan koping

(g) Tidak adekuatnya tingkat persepsi kendali diri

(h) Tidak adekuatnya kesempatan untuk mempersiapkan

diri mengahadapi stressor

(i) Tidak adekuatnya sumber sumber yang tersedia

52
(j) Tidak adekuatnya dukungan sosial yang dihasilkan

oleh karakteristik hubungan

(k) Krisis situasional atau maturasi

(l) Ketidakpastian

h. Gangguan Proses Keluarga

1) Definisi

Suatu perubhan dalam hubungan atau fungsi keluarga. (

definisi NANDA International sebenarnya tidak

menjelaskan masalah. Definisi yang lebih jelas mungkin :

kondisi disfungsi yang dialami keluarga yang biasanya

berfungsi efektif )

2) Batasan Karakteristik

a) Subjektif

(1) Perubahan dalam kepuasan terhadap keluarga

b) Objektif

(1) Perubahan pada ( faktor berikut ) :

(a) Penentuan tugas

(b) Ketersediaan ketanggapan dan keintiman

yang efektif

(c) Ketersediaan dukungan emosi

(d) Pola komunikasi

(e) Keefektifan dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan

53
(f) Ekspresi konflik dengan atau isolasi dari

sumber sumber komunitas

(g) Ekspresi konflik dalam keluarga

(h) Saling mendukung

(i) Partisipasi dalam pengambilan keputusan

(j) Pasrtisipasi dalam penyelesaian masalah

(k) Saling mendukung

(l) Pola dan ritual

(m) Gabungan kekuatan

(n) Keluhan somatik

(o) Perilaku penurunan stres

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Transisi atau krisis perkembangan

b) Pergeseran peran keluarga

c) Interaksi formal atau informal dengan komunitas

d) Modifikasi dalam keuangan keluarga

e) Modifikasi dalam status sosial keluarga

f) Pergeseran kekuasaan anggota keluarga

g) Pergeseran status kesehatan anggota keluarga

h) Transisi atau krisis situasional

54
i. Risiko Ketidakmampuan Menjadi Orangtua

1) Definisi

Pola dalam menciptakan lingkungan untuk anak dan

individu lain yang tidak mandiri, yang kondusif untuk

memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan, serta

dapat ditingkatkan

2) Batasan Karakteristik

a) Subjektif

(1) Anak anak dan indvidu lain yang belum

mandiri memperlihatkan kepuasan terhadap

lingkungan rumah

(2) Memperlihatkan keinginan untuk meningkatkan

peran menjadi orang tua

b) Objektif

(1) Dukungan emosional untuk anak anak ( atau

individu yang tidak mandiri )

(2) Bukti adanya kelekatan

(3) Kebutuhan ( fisik dan emosi ), anak ( atau

individu yang tidak mandiri ) terpenuhi

(4) Memperlihatkan harapan yang realistis

terhadap anak (atau individu yang tidak

mandiri)

55
j. Harga Diri Rendah ( Kronik, Situasional )

1) Definisi

Evaluasi diri atau perasaan negatif tentang diri sendiri

atau kecakapan diri yang berlangsung lama

2) Batasan Karakteristik

(a) Subjektif

(1) Evaluasi diri bahwa individu tidak sanggup

menghadapi peristiwa tertentu

(2) Mengungkapkan rasa malu atau rasa bersalah

(3) Melebih lebihkan umpan balik negatif tentang

diri sendiri

(4) Menolak umpan balik positif

(b) Objektif

(1) Bergantung pada pendapat orang lain

(2) Selalu mencari penguatan secara berlebihan

(3) Sering kurang berhasil ( dalam kerja atau

peristiwa hidup lain)

(4) Ragu ragu untuk mencoba hal atau situasi

baru

(5) Bimbang

(6) Kurang kontak mata

(7) Tidak asersif atau pasif

56
(8) Menyesuaikan diri secara berlebihan

(9) Perkataan peniadaan diri

3) Faktor Yang Berhubungan

a) Penyakit kronis

b) Anomlai kongenital

c) Gangguan psikologis

d) Harapan yang berulang kali tidak terpenuhi

3. Rencana Keperawatan

a. Nutrisi : Kurang Dari Kebutuhan Tubuh, Ketidakseimbangan

1) Tujuan : untuk meningkatkan intake nutrisi klien

2) Intervensi :

a) Kaji pola makan klien

Rasional : untuk mengetahui pola makan klien

b) Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

Rasional : agar klien mendapatkan energy

c) Berikan makanan dalam porsi hangat

Rasional : agar klien bergairah makan

d) Berikan air minum pada saat makan

Rasional : dilakukan apabila klien tesedak saat

makan segera berikan air minum

e) Berikan makanan kesukaan klien

Rasional: untuk memancing gairah klien atas

makanan

57
f) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan saat

makan

Rasional : agar menambah nafsu makan dari klien

g) Identifikasi adanya reflex menelan yang normal

Rasional : untuk melihat reflek menelan klien

h) Atur makanan sesuai dengan kesukaan klien

Rasional : memberikan fariasi untuk menambah nafsu

makan

i) Tunda pemberian makanan apabila klien lelah untuk

menelan

Rasional : memberikan jangka waktu untuk klien

menelan

j) Anjurkan keluarga untuk mendampingi klien saat

makan

Rasional : untuk meningkatkan rasa kemauan makan

pada klien

k) Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk

memfasilitasi pengurangan mual dan muntah

Rasional : istirahat dan tidur yang cukup dapat

mengurangi rangsangan mual dan muntah pada klien

l) Berikan makanan yang menyuplai kebutuhan nutrisi

Rasional : mencegah terjadinya penurunan berat

badan

58
m) Timbang berat badan secara teratur

Rasional : mengetahui berat badan klien

n) Sarankan membawa kantong plastic untuk

menampung muntah

Rasional : persiapan kantong plastic saat muntah

agar muntahnya tidak berserakan dilantai

o) Kolaborasi dengan ahli gizi

Rasional : memantau makanan yang bisa diberikan

pada untuk klien

b. Insomnia

1) Tujuan : pola tidur klien teratur dan terpenuhi

2) Intervensi

a) Kaji pola tidur klien

Rasional : dilakukan untuk memantau pola tidur

b) Monitor tanda-tanda vital

Rasional : untuk mengetahui intervensi selanjutnya

c) Kaji faktor yang mempengaruhi tidur

Rasional : mengetahui penyebab terganggunya tidur

klien

d) Jelaskan pada klien tentang ppenting nya tidur yang

adekuat

Rasional :mengetahui keteraturan dari tidur klien

e) Catat pola tidur klien

59
Rasional : agar klien tidak terganggu dalam tidurnya

f) Anjurkan klien untuk memantau pola tidurnya

Rasional : agar tidak ada lagi fikiran yang bisa

mengganggu tidur klien

g) Ciptakan lingkungan yang nyaman

Rasional : untuk mengetahui apakah ada factor yang

bisa berhubungan dengan terganggunya tidur klien

h) Bantu klien untuk meng-hilangkan stress sebelum

tidur

Rasional : agar tidur klien bisa teratur

i) Monitor makanan sebelum tidur

Rasional : untuk menambah wawasan klien

j) Berikan HE tentang penyakitnya

Rasional : agar tidak ada yang mengganjal

k) Ajarkan klien dan orang terdekat mengenai factor yang

berkontribusi terhadap terjadinya gangguan pola tidur

Rasional : memberikan masukan untuk tidak

membangunkan klien jika tertidur

l) Anjurkan klien tidur siang

Rasional : untuk menambah istirahat klien

m) Sesuaikan ligkungan misalnya (cahaya dan kebisingan)

Rasional : memberikan situasi dan kondisi yang tenang

untuk tidur

n) Bantu klien untuk menetapkan rutinitas tidur

60
Rasional : meningkatkan efek relaksasi

o) Berikan HE tentang penyakitnya

Rasional : menambha pengetahuan atau wawasan dari

klien

c. Defisit perawatan diri

1) Tujuan : klien mampu merawat dirinya sendiri

2) Intervensi :

a) Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri

Rasional : untuk mengetahui hambatan yang

dihadapi

b) Monitor kondisi kulit

Rasional : untuk memantau kebersihan klien

c) Monitor kondisi rambut dan kulit kepala termasuk

kelain-kelainan nya (kasar, kering, kotor, berbau dan

ada dandruf.

Rasional : untuk mengetahui kebersihan rambut klien

d) Bantu melakukan perawatan diri sesuai kebutuhan

Rasional : mempermudah klien dalam melakukan

perawatan diri

e) Siapkan perlengkapan untuk membersihkan rambut

(mis: shampo, ember, handuk dan lain-lain)

Rasional : membantu klien untuk melengkapi

perawatan dan memberikan perawatan pada klien

61
f) Bantu pasien berada pada posisi yang nyaman saat

cuci rambut

Rasional : untuk menambah rasa nyaman pada klien

g) Berikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu

merawat diri sendiri secara mandiri

Rasional : agar klien mampu melakukan perawatan

secara mandiri

h) Ajarkan keluarga cara memandikan pasien dengan

waslap

Rasional : agar keluarga dapat membantu sebagian

perawatan diri klien

i) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dengan

selalu mengganti pakaian

Rasional : agar tidak menambah bakteri pada tubuh

klien

j) Ajarkan klien cara menggosok gigi dengan tepat

Rasional : agar klien dapat mengetahui cara

perawatan gigin yang baik

k) Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri

Rasional : untuk menentukan pola perawatan diri dari

klien

l) Fasilitasi pasien untuk mandi sendiri dengan tepat

62
Rasional : untuk memberikan perawatan pada klien

setelah klien pulang

m) Fasilitas pasien untuk untuk cuci rambut sendiri

Rasional : agar klien mampu melakukan perawatan

cuci rambut

n) Fasilitasi pasien untuk menggosok gigi

Rasional :menambah pemahaman

o) Pantau kebersihan kuku sesuai dengan kemampuan

merawat diri pasien

Rasional : untuk melihat cara perawatan kuku dari

klien

d. Ansietas

1) Tujuan : untuk mengurangi kecemasan pada klien

2) Intervensi :

a) Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional : untuk mengetahui tingkat kekhawatiran

b) Gunakan pendekatan yang tenang pada klien

Rasional : untuk menciptakan saling percaya dengan

klien

c) Berikan aktifitas pengganti yang bertujuan untuk

mengurangi tekanan

Rasional : untuk mengurangi rasa khawatir yang

berlebihan

63
d) Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

Rasional : agar klien tidak tergantung pada obat

e) Berikan dukungan emosional

Rasional : member ketenangan dan kepercayaan

sebelum mengambil keputusan

f) Kontrol stimulus untuk kebutuhan klien yang dapat

memicu kecemasan

Rasional : untuk memberikan kesibukan yang bisa

bermanfaat bagi klien

g) Atur penggunaan obat - obatan untuk mengurangi

rasa cemas

Rasional : untuk memberi motivasi pada klien

h) Beri dukungan untuk cepat sembuh

Rasional : untuk selalu memantau keadaan stimulus

dari klien

i) Pertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil

keputusan

Rasional : memotifasi klien agar lebih bersemangat

j) Minta klien untuk rileks dan santai

Rasional : untuk mengurangi kecemasan klien

k) Berikan aktivitas untuk mengurangi tekanan

Rasional : mengalihkan perhatian dari klien

64
l) Berikan waktu sejenak bagi klien untuk menurunkan

rasa khawatirnya

Rasional : memberikan kesempatan bagi klien untuk

sendiri

m) Anjurkan keluarga selalu berada disampingnya

Rasional : agar klien merasa tidak kesepian

n) Berikan HE tentang penyakitnya

Rasional : menambah wawasan klien tentang

penyakitnya

o) Pertimbangkan keinginan klien untuk menceritakan

semua isi fikirannya

Rasional : membuat klien merasa lega dalam

menceritakannya

e. Risiko Kekurangan Volume Cairan

1) Tujuan : setelah dioakukan tindakan keperawatan risiko

kekurangan volume cairan tidak terjadi

2) Intervensi :

a) Monitor tanda-tanda vital

Rasional :untuk mengrtahui keadaan umum klien

b) Monitor kehilangan cairan seperti muntah

Rasional : untuk menentukan intervensi selanjutnya

c) Monitor makanan / cairan yang dikomsumsi

65
Rasional : agar dapat mengetahui asupan cairan atau

makanan yang dikomsumsi

d) Monitor status gizi

Rasional : mengetahui perubahan gizi pasien

e) Berikan cairan dengan tepat

Rasional : meningkatkan asupan oral pasien

f) Tingkatkan asupan oral

Rasional : meningkatkan asupan cairan oral pasien

g) Anjurkan keluarga memberikan makanan ringan

seperti buah-buahan / bus juah

Rasional : memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral

h) Pantau asupan cairan selama 24 jam

Rasional : mengetahui keseimbangan cairan

i) Berikan cairan IV sesuai suhu kamar

Rasional : mengurangi penguapan

j) Timbang berat badan harian

Rasional : mengetahui perkembangan dari kondisi

klien

k) Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan saluran

cerna

Rasional : untuk menghindari resiko dehidrasi pada

klien

l) Tingkatkan citra tubuh dan harga diri

66
Rasional : untuk menanbah respon percaya diri klien

m) Jaga pencatatan input dan output

Rasional : mengetahui asupan yang masuk dan

keluar

n) Konsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda

dan gejala cairan memburuk

Rasional : agar tidak terjadi kekurangan cairan

o) Penatalaksanaan untuk memberikan resep yang

sesuai

Rasional : untuk memberikan pengobatan yang tidak

menimbulkan efek samping dari klie

f. Intoleransi Aktivitas

1) Tujuan : Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADL)

secara mandiri

2) Intervensi:

a) Kaji kekuatan otot

Rasional : Untuk mengetahui kekuatan otot dari klien

b) Anjurkan klien bergerak sesuai dengan kebutuhan

Rasional : Agar klien tidak merasa kaku dala

bergerak

c) Anjurkan keluarga untuk membantu sebagian

Rasional : Untuk membantu klien apabila ada

aktivitas yang tidak bisa dikerjakan oleh klien

67
d) Dekatkan alat-alat yang di butuhkan klien

Rasional : Untuk mempermudah klien

e) Bantu klien utuk memilih aktivitas dan kemampuan

fisik yang akan di lakukan

Rasional : Untuk memantau aktivitas yang bias

dilakukan oleh klien

f) Bantu klien utuk tetap fokus pada kekuatan otot yang

di sarankan

Rasional : Agar pandangan dan perhatian klien tetap

focus pada satu tujuan

g) Bantu klien untuk melakukan aktivitas secara teratur

Rasional : Untuk mempercepat proses penyembuhan

h) Bantu klien dan keluarga untuk beradaptasi dengan

lingkungan

Rasional : Agar klien merasa nyaman dengan

lingkungan yang ditempatinya

i) Dorong aktivitas yang bisa di lakukan klien

Rasional : Untuk memberikan motifasi

j) Tingkatkan istirahat yang cukup

Rasional : Agar klien tidak terlalu kelelahan

k) Monitor kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

68
Rasional : untuk menganalisa kemampuan aktivitas

klien

l) Anjurkan klien untuk aktivitas ringan

Rasional : agar tidak terjadi kekakuan pada otot

m) Berikan teknik rom aktif dan pasif bila diperlukan

Rasional : untuk melatih kemampuan otot klien

n) Anjurkan keluarga untuk tetap mendampingi klien

dalam beraktivitas

Rasional : agar klien merasa di perhatikan oleh

keluarga

o) Evaluasi kegiatan aktivitas klien yang telah di

lakukan

Rasional : untuk mengetahui perkembangan aktivitas

g. Ketidakefektifan Koping

1) Tujuan : mampu meningkatkan koping dalam

menyelesaikan masalah

2) Intervensi:

a) Gunakan pendekatan yang tenang

Rasional : Untuk membina hubungan saling

percaya melalui pendekatan yang baik

b) Dukung hubungan pasien dengan orang yang

memiliki ketertarikan dan tujuan yang sama.

Rasional : Dapat meningkatkan motivasi klien

69
c) Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan

cara konstruktif.

Rasional : Membantu klien membangun koping diri

secara bertahap

d) Dukung kesabaran dalam mengembangkan suatu

hubungan

Rasional : Hubungan dapat terjalin dengan waktu

yang tidak sebentar

e) Bantu pasien dalam mengidentifikasi respon positif

dari orang lain

Rasional : Membantu pasien dalam menjalin

hubungan interaksi yang baik dengan orang lain

f) Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien

terhadap proses penyakit

Rasional : Pemahaman yang tepat dapat mengurangi

kecemasan dan beban fikiran pasien

g) Dukung verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut

Rasional : Mengungkapkan rasa takut secara verbal

dapat mengurangi beban fikiran pasien

h) Dukung pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kemampuan diri.

70
Rasional : Mengetahui kemampuan diri pasien dapat

membantu memfokuskan pasien pada kemampuan

yang dimiliki

i) Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat

Rasional : Dukungan keluarga dapat meningkatkan

kepercayaan diri pasien

j) Cari jalan untuk memahami perspektif pasien

terhadap situasi yang penuh stress

Rasional : Mengetahui koping pasien terhadap stress

k) Berikan penilaian terkait dengan kebutuhan /

keinginan pasien terkait dengan dukungan sosial.

Rasiuonal : Membantu pasien memperoleh dukungan

dari orang sekitar terhadap apa yang di alami

l) Turunkan stimulus yang dapat diartikan sebagai

suatu ancaman dalam suatu lingkungan tertentu.

Rasional : Stimulus yang menjadi ancaman dapat

membuat pasien merasa tertekan

m) Instruksikan pasien dalam menggunakan teknik

relaksasi sesuai dengan kebutuhan.

Rasional : Teknik relaksasi yang tepat dapat memberi

perasaan nyaman pada pasien

n) Bantu pasien untuk mengklarifikasi kesalah pahaman

71
Rasional : Bantu pasien menyelesaikan masalah

yang di hadapi

o) Dukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya

sendiri

Rasional : Membantu pasien mengubah tingkah laku

yang negative

h. Gangguan Proses Keluarga

1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan

gangguan proses keluarga telah teratasi

2) Intervensi :

a) Gunakan pendekatan yang tenang

Rasional : Membangun hubungan terapiutik yang baik

b) Identifikasi efek perubahan peran terhadap proses

keluarga

Rasional : Meminimalkan dampak gangguan proses

keluarga

c) Berikan kesempatan berkunjung dalam memenuhi

kebutuhan anggota keluarga dan pasien

Rasional : Membantu orang tua memahami dan

membantu memenuhi kebutuhan pasien

d) Berikan kesempatan kepada orangtua tetap merawat

anaknya yang masuk rumah sakit

72
Rasional : Membantu orang tua memahami dan

membantu anak mereka

e) Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan

perawatan terbaik

Rasional : Meningkatkan nilai minat dan tujuan

keluarga

f) Dukung harapan yang realistis

Rasional : Meningkatkan terhadap keakraban dan

keutuhan keluarga

g) Dengarkan kekhawatiran, perasaan dan pertanyaan

dari keluarga

Rasional : Menyediakan wadah untuk keluarga

mengungkapkan ke khawatirannya

h) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan

keluarga

Rasional : Meningkatkan terhadap keakraban dan

keutuhan keluarga

i) Berikan informasi bagi keluarga terkait

perkembangan pasien dengan sering, sesuai

kehendak pasien

Rasional : Menyediakan pelayanan informasi

bagaimana menjadi orang tua, bantuan, koordinasi

yang komprehensif bagi keluarga

73
j) Beritahu keluarga mengenai rencana medis dan

keperawatan

Rasional : Meminimalkan dampak gangguan proses

keluarga

k) Berikan pengetahuan yang dibutuhkan bagi keluarga

untuk membantu mereka membuat keputusan terkait

pasien

Rasional : untuk membantu dalam mengambil

keputusan

l) Libatkan anggota keluarga dan pasien dalam

membuat keputusan terkait perawatan

Rasional : untuk membantu mengurangi tingkat

kecemasan keluarga

m) Dukung pengambilan keputusan keluarga dalam

merencanakan perawatan pasien

Rasional : agar perawatan yang dilakukan tetap

dalam standar operasional pasien

n) Akui pemahaman pasien terhadap keputusan terkait

perawatan setelah pulang dari rumah sakit

Rasional : untuk memberikan informasi yang dapaat

di pahami keluarga

o) Rencanakan perawatan lanjutan

74
Rasional : agar bisa dilakukan tindakan keperawatan

yang akan dilakukan

i. Risiko Ketidakmampuan Menjadi Orangtua

1) Tujuan : mampu untuk menjadi orang tua yang ideal

2) Intervensi :

a) Diskusikan reaksi pasien terhadap kehamilan

Rasional : untuk mengetahui respon klien tentang

fase kehamilan

b) Diskusikan pengalaman pasien mengenai melihat

gambaran janin

Rasional : untuk melihat kemampuan pasien dalam

persiapan menjadi orang tua

c) Diskusikan pengalaman pasien mengenai pergerakan

janin

Rasional : untuk mengetahui tingkat persiapan

menjadi orang tua

d) Dukung pasien untuk menghadiri klas prenatal

Rasional : agar klien mampu mengetahui tentang

prenatal care

e) Monitor hubungan keluarga saat ini

Rasional: untuk mengetahui hubungan keluarga saat

ini

75
f) Jadilah pendengar yang baik bagi anggota keluarga

Rational : untuk menambah pengetahuan klien

g) Fasilitasi suasana kebersamaan diantara anggota

keluarga

Rasiona : untuk membina hubungan keluarga yang

baik

h) Jangan timbulkan situasi emosi yang kuat

Rasional : menciptakan suasana yang aman dan

tenang

i) Luangkan waktu bersama pasien

Rasional : agar pasien merasa nyaman

j) Bantu pasien atau keluarga mengidentifikasi factor

apa yang meningkatkan rasa keamanan

Rasional : menjalin hubungan kedekatan kepada

keluarga

k) Hargai privasi dari setiap individu anggota keluarga

Rasional : untuk menjalin hubungan saling percaya

l) Fasilitasi lingkungan dan aktifitas-aktifitas yang akan

meningkatkan harga diri

Rasional : berikan lingkungan yang nyaman dan

aktifitas ringan

m) Dukung pasien untuk mengevaluasi perilakunya

sendiri

76
Rasional : untuk mengetahui perilaku tentang pasien

n) Gunakan pendekatan yang tenang

Rasional : untuk menjalin hubungan yang baik

o) Dukung pasien untuk mengidentifikasikan terhadap

adanya perubahan peran

Rasional : untuk meningkatkan peran klien terhadap

keluarga

j. Harga Diri Rendah (Kronik, Situasional)

1) Tujuan : untuk meningkatkan harga diri pasien

2) Intervensi :

a) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri

Rasional : agar klien merasa mempunyai tanggung

jawab pada dirinya sendiri

b) Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal penilaian

diri

Rasional:agar pasien menilai dirinya sendiri secara

positif

c) Bantu pasien untuk menemukan penerimaan diri

Rasional : agar pasien mampu menerima dengan

keadaannya sendiri

d) Dukung melakukan kontak mata pada saat

berkomunikasidengan orang lain

Rasional : untuk menghargai orang lain

77
e) Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif

dari orang lain

Rasional : untuk meningkatkan rasa percaya pada

orang lain

f) Sampaikan/ungkapan percaya diri pasien dalam

menagatasi situasi

Rasional : agar pasien mampu meningkatkan rasa

percaya dirinya

g) Bantu pasien untuk menerima ketergantungan

terhadap orang laindengan tepat

Rasional : agar pasien mampu berinteraksi dengan

orang lain

h) Bantu pasien untuk memeriksa persepsi negatif

terhadap diri

Rasional : agar klien mampu berfikir positif tentang

dirinya

i) Dukung tanggung jawab pada diri sendiri dengan

tepat

Rasional : agar klien merasa punya tanggung jawab

pada diri sendiri

j) Eksplorasi alasan-alasan untuk mengkritik diri atau

rasa bersalah

78
Rasional : agar klien merasa punya rasa percaya diri

yang besar

k) Dukung pasien untuk mengevaluasi dirinya sendiri

Rasional : untuk meningkatkan rasa percaya diri

pasien

l) Dukung pasien untuk menerima tantangan baru

Rasional : agar pasien punya rasa keingingan tahuan

m) Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang akan

meningkatkan harga diri

Rasional : agar pasien merasa nyaman dalam

lingkungan

n) Monitor tingkat harga diri dari waktu kewaktu dengan

tepat

Rasional : untuk mengukur tingkat harga diri klien

o) Buat pernyataan positif mengenai pasien

Rasional : mengetahui tingkat perasaan klien

79
4. Penyimpangan KDM

Gambar : Penyimpangan KDM

Kehamilan ganda

HCG dan estrogen


menurun

Merangsang muntah

Hiperemesis gravidarum

Intake menurun output meningkat

Absorbs menurun HCL meningkat Dehidrasi

KH menurun iritasi saluran cerna hipokalemia penurunan cairan


ekstrasel dan plasma

energi menurun nyeri uluh hati Gangguan ketidakseimbangan


elektrolit

kelemahan mobilisasi lemak Gangguan rasa nyaman


protein di jaringan Risiko
kekurangan
BB menurun gangguan pola ekurangan
Ansietas
tidur volume cairan

Ketidakmampuan
Intoleransi
Hemokonsen Insomnia menjadi orangtua
aktivitas Suplain O2, nutrisi
Ketidakseimba-
Transplasenta
ngan Nutrisi Ketidakefektifan
Defisit pera- Kurang Dari performa peran
watan diri Kebutuhan Tubuh

Ketidakefektifan Harga diri rendah


koping

80
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Tanggal Masuk : 29 Mei 2016 Jam : 12.00 Wita

Tanggal Pengkajian : 30 Mei 2016 Jam : 08.00 Wita

Ruang/Kamar : Cempaka Kelas : I.A

No. Register : 321959

Diagnosa Medis : Hiperemesis Gravidarum

1. Idenstitas

a. Identitas Pasien

Nama : Ny M

Usia / Tanggal Lahir : 25 tahun

Pendidikan : Sarjana Ekonomi

Pekerjaan : IRT

Suku / Bangsa : Bugis

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gunung Lokon Lr.59 No.18

Status Perkawinan : Kawin

Lama Perkawinan : 3 bulan

Kawin :1x

b. Identitas Suami

Nama : Tn R

Umur : 25 tahun

81
Pendidikan : Sarjana Teknik

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku / Bangsa : Bugis

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gunung Lokon Lr.59 No.18

Status Perkawinan : Menikah

Lama Perkawinan : 3 bulan

2. Riwayat Keperawatan

a. Keluhan Utama : Mual dan muntah

Riwayat Keluhan Utama :

Mual dan muntah disertai pusing dirasakan sejak 3 hari yang

lalu pada tanggal 27 Mei 2016 sebanyak 10 kali setiap habis

makan dan minum. Muntah cair berampas, keluhan yang

menyertai susah tidur dan semua aktivitas dilakukan ditempat

tidur.

b. Riwayat Menstruasi

Menarche (Umur) : 14 Tahun

Tgl haid terakhir : 28 Maret 2016

Siklus haid : Teratur

Lamanya : 7 Hari

Jumlah : 3 kali

Keluhan lain : Nyeri

82
c. Riwayat Obstetri

G:1 P:1 A:0

Tabel 3.1 Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak


Anak
Umur Kehamil Pendaraha Keadaan
Ke Jenis Penolong Penyulit Laserasi Infeksi Jenis BB PB
Kehamilan an n Sekarang

1. Sementara hamil 8 minggu

d. Riwayat Ginekologi Dan Penyakt Pembedahan Sebelumnya

1) Pemeriksaan Papsmear : tidak dilakukan pemeriksaan papsmear

2) Masalah ginekologi / infertilitas : tidak ada

3) Operasi yang pernah dialami : tidak ada

4) Penyakit berat lain : tidak ada

5) Keluhan : muntah

69
e. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Keluarga

G1

G2 ? ? ? ? ? 79 ? 70

51 68
?

39 33 33 31 28 27

G3 25 25

Keterangan :
: Laki-laki : Klien

: Perempuan : Garis Keturuan

: Garis Serumah : Garis Kawin

G1: Kakek dan Nenek Klien dari Ayah dan Ibu sudah

meninggal karena faktor usia

G2 : Ayah Klien anak ke-3 dari 5 bersaudara dan Ibu

Klien anak ke-5 dari 5 bersaudara

G3 : Klien anak ke-5 dari 5 bersaudara dan Suami Klien

anak ke-3 dari 3 bersaudara

f. Riwayat Psikososial / Spiritual

1) Orang yang terdekat dengan Klien : suami

2) Ineraksi dengan keluarga : baik

3) Presepsi Pasien terhadap penyakitnya :


a) Hal yang dipikirkan saat ini

(1) Semoga tidak mual dan muntah

(2) Semoga janin yang dikandung sehat

(3) Semoga pada kehamilan kedua tidak terulang

lagi

(4) Nafsu makan seperti biasa

(5) Tidak pusing lagi

(6) Keluarga klien mengatakan semoga penyakit

yang diderita klien tidak parah

b) Harapan setelah menjalani perawatan/ pengobatan

(1) Semoga mual muntah berhenti

(2) Nafsu makan seperti biasa

(3) Dapat beraktivitas seperti biasa

c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh asakit

(1) Klien mengatakan tidak bisa beraktivitas seperti

biasa

(2) Aktivitas terganggu

d) Tugas perkembangan menurut usia dini: bekerja

e) Konsep diri : klien menerima perannya sebagai

seorang istri dan calon ibu

f) Mekanisme koping : klien mengungkapkan keluh

kesahnya kepada Suami

g) Aktivitas agama yang dilakukan: sholat 5 waktu


g. Pola Kebiasaan Sehari-hari

Tabel 3.2 Riwayat Kebutuhan Sehari-hari

No Jenis Sebelum Sakit Selama Sakit


1 Pada Nutris / Cairan
a. Frekuensi Makan
1) Jenis makan Nasi, sayur, lauk Bubur, tempe
2) Nafsu makan Baik porsi tidak habis
3) Pantangan Udang Udang
4) Makanan Alergi Udang Udang
5) Makananyang Udang Udang
tidak disukai
6) BB 53 Kg 50 Kg
7) Keluhan/ Mual dan muntah Mual dan muntah
Masalah
b. Cairan
1) Jumlah cairan 2500 cc 2 gelas (300 cc)
yang diminum
2) Minuman yang Air putih Susu
disukai Air putih Air putih
3) Minuman yang
tidak disukai Air putih Air putih
4) Keluhan/
Masalah Mual dan munta
2 Eliminasi
a. BAB
1) Frekuensi 1 x sehari 1 x sehari
2) Konsistensi Padat Padat
3) Warna Kuning Kuning
4) Penggunaan Tidak ada Tidak ada
laxative
b. BAK 5-6 x / hari 5-6 x / hari
1) Frekuensi Kuning Kuning
2) Warna Amoniak Amoniak
3) Bau Tidak ada Tidak ada
4) Keluhan
3 Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi 2 x / hari Belum mandi
2) Cara mandi Mandi sendiri Tida pernah
3) Oral Hygiene 2 x / hari Tidak pernah
4) Frekuensi Sendiri Tidak pernah
5) Keluhan Bau badan klien
tidak sedap
b. Genetalia
1) Kebersihan Bersih Bersih
2) Pemakaian Tidak ada Tidak ada
Hygiene /
3) Solution Tidak ada Tidak ada
4) Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Istirahat Dan Tidur
a. Lama tidur 8 jam 6 jam
b. Tidur siang 2 jam (13.00 1 jam (13.00 -
15.00) 14.00)
c. Tidur malam 6 jam (23.00 - 5 jam (23.00-
05.00) 04.00)
d. Kebiasaan Nonton TV Tidak ada
pengantar tidur
e. Keluhan lain Tidak ada Susah tidur dan
sering terbangun
merasa mual
5. Aktivitas dan Latihan
a. Kegiatan dalam Mengurus rumah Tidak ada
pekerjaan tangga
b. Waktu bekerja Pagi, siang, Tidak ada
malam
c. Olahraga Tidak ada Tidak ada
d. Kegiatan lain Tidak ada Tidak ada
e. Keluhan dalam Pusing & lemah
beraktivitas
6 Kebiasaan
a. Merokok Tidak pernah Tidak pernah
b. Minum Alkohol Tidak pernah Tidak pernah
c. Ketergantungan Tidak pernah Tidak pernah
Obat
7 Pola Seksualitas
Masalah seksualitas Tidak ada Tidak ada

3. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Fisik Umum

1) Keadaan umum : Lemah

2) Kesadaran : Composmentis

3) Berat badan : 50 Kg Sebelum sakit : 53 Kg

4) Tinggi Badan : 158 cm

5) IMT : 16

6) Tekanan Darah : 110 / 60 mmHg

7) Nadi : 60 x / i

8) Frekuaensi nafas : 20 x / i

9) Suhu Badan : 36 C

b. Daerah Kepala

1) Kepala

a) Inspkesi : bentuk mesochepal

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan


2) Rambut

a) Inspkesi : warna hitam, dandruf, kotor, dan berbau

b) Palpasi : berminyak, ada perlengketan

3) Kulit Kepala

a) Inspkesi : ada dandruf, tidak ada lesi

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

4) Wajah

a) Inspkesi : kelihatan sedih, murung, tampak pucat

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

5) Mata

a) Inspkesi : kelopak mata tampak kehitaman

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

6) Telinga

a) Inspkesi : simetris kiri dan kanan, telinga tampak bersih

b) Palpasi : tidak ada nyeri pada aurikula

7) Hidung

a) Inspkesi : tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak ada

massa

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus frontalis dan

maksilaris

8) Mulut

a) Inspeksi

(1) Bibir : tampak kering


(2) Gigi : gigi lengkap, tidak ada berlubang, memakai

kawat gigi

(3) Gusi : warna merah muda, tidak ada sariawan

(4) Mukosa : mukosa pucat

(5) Lidah : tampak bercak-bercak putih, penurunan

sensasi rasa (Pahit saat mengecap)

(6) Palatum : tidak ada palatozkysis

(7) Tonsil : warna kemerahan, tidaka ada pembesaran

(8) Uvula : letak ditengah palatum

(9) Tengorokan : refleks menekan kurang baik

(10) Suara : suara normal

9) Leher

a) Inspkesi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

peningkatan vena jugularis, rentang gerak baik

b) Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

peningkatan vena jugularis

c. Daerah Dada (Thoraks)

1) Paru-paru

a) Inspeksi : pola pernafasan teratur, tidak ada pergerakan

otot tambahan pernafasan

b) Perkusi : bunyi lapang paru (Resonance)

c) Palpasi : tidak ada pengmbangan dada

d) Auskultasi : bunyi nafas vaskuler


2) Jantung

a) Inspeksi dan palpasi : ada nyeri dada

b) Perkusi : lapang jantung (dulness)

c) Auskultasi

(1) Bunyi jantung Dub di ICS 1 dan 4

(2) Bunyi janrung Lub di ICS 4 dan 5

3) Mammae

a) Inspeksi

(1) Kulit : warna sawo matang

(2) Payudara : membesar sesuai umur kehamilan

(3) Aerola : warna kecoklatan

(4) Putting susu : menonjol

b) Palpasi

(1) Kulit : suhu normal 36C

(2) Payudara : membesar dan lembek sesuai umur

kehamilan

(3) Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

d. Abdomen

1) Inspeksi : belum tampak pembesaran abdomen, warna kulit

sawo matang

2) Auskultasi : peristaltik usus 6 x / menit

3) Perkusi : kembung
4) Palpasi : tinggi fundus uteri belum teraba, Abdomen teraba

tegang saat muntah

e. Ekstremitas

1) Ekstremitas Atas

a) Inspeksi : pergelangan lengan tampak baik, kuku tampak

lonjong, keadaan bersih, tidak ada oedema pada tangan

Terpasang infuse pada tangan kanan:

(1) Infus Cairan Putrolit : Dexa 5 % 2 : 1 28 tts/m

(2) Drips Neurobion I amp / 24 jam

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

2) Ekstremitas Bawah

a) Inspeksi : bentuk kuku lonjong, keadaan bersih, tonus

otot 5 (persendian ROM baik, tidak kaku)

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

3) Kulit

Inspeksi : warna kulit sawo matang, kulit tampak kusam

Palpasi : kulit teraba lengket, turgor kulit jelek

4) Daerah Genetalia

a) Inspeksi

(1) Vagina : tampak bersih

(2) Uretra : tidak ada pemasangan kateter

5) Anus

Inspeki : tidak ada hemoroid


Palpasi : tidak ada nyeri tekan

4. Status Neurologis

a. Gcs : E= 4 M= 6 V= 5

b. Kesadaran : composmentis

c. Refleks patologis : Kerning sign (+/ ) Laseq sign (+/ )

Babinsky (+/ ) Brusinsky (+/ )

d. Nervus I (Olfaktorius) : fungsi penghidu baik

e. Nervus II (Optikus) : fungsi penglihatan baik

f. Nervus III, IV, VI : normal

(Okulomotorius, Troklearis, Abdusen)

g. Nervus V (Trigeminus) : sensasi wajah normal

h. Nervus VII (Vasialis) : normal

i. Nervus VIII (Akusitikus) : fungsi pendengaran baik

j. Nervus IX (Glosavaringeus) : normal

k. Nervus X (Vagus) : normal

l. Nervus XII (Aksesorius) : normal

m. Nervus XII (Hifoglosus) : normal


5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Laboratotium

Tabel 3.3 Pemeriksaan Laboratorium

No Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan


1. 29-05-16 Urin Lengkap
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Urobilin >=8.0 0,2
Axotein Positif 3 Negatif
Ph 6,5 5,0
Blood Negatif Negatif
Sg >=1.030 1,000
Keton Positif 3 Negatif
Bilirubin Positif 2 Negatif
Glokose Negatif Negatif
Ascorbat Negatif Negatif
Sedimen
Leukosit 0-1 0-1
Eritrosit 1-2 0-1
Epitel 2-4 0-1
Kristal Negatif 0-1
Bakteri Negatif 0-1
As. Urat Negatif 0-1
Ca Oksalat Negatif 0-1
Lain-Lain
b. Terapi Obat
Tabel 3.4 Terapi Obat
No Tanggal Nama obat Dosis Frekuensi Rute Keterangan
Injeksi Menetralisir
1. 30-5-16 1 amp 8 jam IV
Ranitidine asam lambung
Untuk mence-
IV
2. 30-5-16 Ondansetron 1 amp 8 jam gah mual dan
muntah
Menetralisir
3. 30-5-16 Antasida 8 jam Oral
asam lambung
Membantu
mencukupi
Drips
4. 30-5 -16 1 amp 24 jam IV asupan
Neurobion
vitamin

Infuse cairan Untuk peme-


500
5. 30-5-16 putrolit dan IV IV nuhan cairan
ml
Dexa 5 % tubuh
B. Klasifikasi Data
Tabel 3.5 Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan mual muntah 1. porsi makan dihabiskam
sebanyak 7 kali dari waktu pagi s/d 2. Muntah sebanyak 7 kali
malam 3. Muntah cair berampas
2. Klien mengatakan muntah setiap 4. Pasien mengeluarkan bau tak sedap
habis makan dan minum 5. Pusing
3. Klien mengatakan kurang nafsu 6. Rambut tampak ada dandruf, kotor
makan dan berbau
4. Klien mengatakan hanya makan 4 7. Rambut teraba berminyak, dan ada
sendok perlengketan
5. Klien mengatakan sudah 2 hari 8. Wajah kelihatan sedih
tidak mandi 9. Tampak murung
6. Klien mengatakan selama dirawat 10. Keadaan umum lemah
dirumah sakit tidak pernah keramas 11. Bibir tampak kering
7. Klien mengatakan tidak biasa mandi 12. Mukosa pucat
sendiri 13. Tampak bercak-bercak putih
8. Klien mengatakan semoga janin 14. Penurunan sensasi rasa (pahit saat
dalam kandungan sehat mengecap)
9. Keluarga klien mengatakan semoga 15. Peristaltikusus 6 x / menit
penyakit yang diderita klien tidak 16. Kembung
parah 17. Abdomen teraba tegang saat
10. Klien mengatakan hanya minum 2 muntah
gelas (300 cc) 18. Abdomen teraba tegang saat
11. Klien mengatakan pahit saat muntah
mengecap. 19. Klien tampak minum hanya minum 2
gelas (300 cc)
20. Terpasang infuse pada tangan
kanan
Infuse Rl: Dexa 5 % 2:1 28 tts/m
Drips Neurobion 1 amp / 24 jam
21. Kulit tampak kusam
22. Kulit teraba lengket
23. Turgor kulit jelek
24. Imt : 16
25. BB : 50 Kg
TB : 158 Cm
26. Ttv: TD : 110/60 mmHg
N : 60 x / m
S : 36 C
P : 20 x / m
C. Analisa Data
Tabel 3.6 Analisa Data
No. Diagnosa Keperawatan Etiologi Masalah
1 DS: Hiperemesis gravidarum Ketidakseimbangan
a. Klien mengatakan mual nutrisi kurang dari
muntah sebanyak 7 x Intake menurun kebutuhan tubuh
sejak dari waktu pagi s/d
malam Energi menurun
b. Klien mengatakan
muntah setiap habis Mobilisasi lemak protein
makan dan minum di jaringan
c. Klien mengatakan
kurang nafsu makan BB menurun
d. Klien mengatakan hanya
makan 4 sendok. Ketidakseimbangan
DO: nutrisi kurang dari
a. Muntah sebanyak 7 kali kebutuhan tubuh
b. Muntah cair berempas
c. porsi makan tidak
dihabiskan
d. Bibir tampak kering
e. Mukosa pucat
f. Kembung
g. Abdomen, teraba tegang
saat muntah
h. Abdomen tampak mem-
besar sesuai umur
kehamilan
i. IMT : 16
j. TB: 158 Cm
k. BB: 50 Kg
2 DS: Hiperemesis gravidarum Ansietas
a. Klien mengatakan semo-
ga janin dalam kandu- Perubahan status
ngan sehat kesehatan
b. Keluarga klien mengata-
kan semoga penyakit Kurang pengetahuan
yang diderita klien tidak
parah Ansietas
DO:
a. Wajah kelihatan sedih
b. Tampak murung
3 DS: Mual dan muntah Defisit perawatan
a. Klien mengatakan sudah diri
2 hari tidak mandi Hiperemesis gravidarum
b. Klien mengatakan sela-
ma dirawat dirumah sa- Intake menurun
kit tidak pernah keramas
c. Klien mengatakan tidak Iritasi saluran cerna
bisa mandi sendiri
DO : Nyeri uluh hati
a. Pasien mengeluarkan
bau tak sedap Kurang perawatan diri
b. Rambut tampak ada
dandruff, kotor dan Defisit perawatan diri
berbau
c. Rambut teraba bermi-
nyak, dan ada perleng-
ketan
d. Kulit teraba lengket
4 DS: Hiperemesis gravidarum Risiko kekurangan
a. Klien mengatakan hanya volume cairan dan
minum 2gelas (300 cc) Output meningkat elektrolit
b. Klien mengatakan pahit
saat mengecap Dehidrasi
DO:
a. Keadaan umum lemah Hipokalemi
b. Tampak bercak-bercak
putih pada lidah Gangguan
c. Penurunan sensasi rasa keseimbangan elektrolit
(pahit saat mengecap)
d. Terpasang infuse pada Resiko kekurangan
tangan kanan : volume cairan
1) Infuse Cairan Putrolit:
Dexa 5% 2:1 28 tpm.
2) Drips neurobion 1
amp / 24 jam
e. Kulit tampak kusam
f. Klien tampak minum 2
gelas (300 cc)
g. Turgor kulit jelek
h. Kulit teraba lengket
D. Diagnosa Keperawatan
Tabel 3.7 Diagnosa Keperawatan
No. Masalah/ Diagnosa Tgl Ditemukan Tanggal Teratasi
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang 30-05-2016 Tidak teratasi
dari kebutuhan tubuh b/d mual
dan muntah
2 Ansietas b/d kurang pengetahuan 30-05-2016 Tidak teratasi
3 Defisit perawatan diri b/d 30-05-2016 Tidak teratasi
kelemahan
4 Risiko kekurangan volume cairan 30-05-2016 Tidak teratasi
b/d kehilangan volume cairan aktif
E. Rencana Keperawatan
Tabel 3.8 Rencana Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Ketidakseimba- Ketidakseimba- 1. Kaji pola ma- 1. Untuk menge-
ngan nutrisi kurang ngan nutrisi ku- kan klien tahui pola
dari kebutuhan rang dari kebutu- makan klien
tubuh b/d mual dan han tubuh teratasi 2. Anjurkan klien 2. Agar klien
muntah dengan kriteria makan sedikit mendapatkan
DS: hasil: tapi sering energy
a. Klien mengata- 1. Klien mengata- 3. Berikan ma- 3. Agar klien ber-
kan mual mun- kan tidak mual kanan dalam gairah untuk
tah sebanyak 7 dan muntah porsi hangat makan
x sejak dari 2. Klien mengata- 4. Berikan air 4. Dilakukan
waktu pagi s/d kan tidak minum pada apabila klien
malam muntah sehabis saat makan tesedak maka
b. Klien mengata- makan dan segera diberi-
kan muntah minum kan air minum
setiap habis 3. Porsi makan 5. Berikan maka- 5. Untuk meman-
makan dan dihabiskan nan kesukaan cing gairah
minum 4. Bibir lembab klien klien atas ma-
c. Klien mengata- 5. Mukosa tidak kanan
kan kurang pucat 6. Ciptakan ling- 6. Agar menam-
nafsu makan 6. Imt : 18 - 24 x / kungan yg me- bah nafsu ma-
d. Klien mengata- menit nyenangkan kan dari klien
kan hanya ma- saat makan
kan 4 sendok. 7. Identifikasi 7. Untuk melihat
DO : adanya reflex reflek menelan
a. Muntah menelan yang klien
sebanyak 7 x normal
b. Muntah cair 8. Atur makanan 8. Memberikan
berampas sesuai dengan fariasi untuk
c. porsi makan kesukaan klien menambah
tidak dihabiskan nafsu makan
d. Bibir tampak 9. Tunda pembe- 9. Memberikan
kering rian makanan jangka waktu
e. Mukosa pucat apabila klien untuk klien
f. Kembung lelah untuk menelan
g. Abdomen, menelan
teraba tegang 10. Kolaborasi de- 10. Untuk mema-
saat muntah ngan ahli gizi ntau makanan
h. Abdomen 1. yang bisa di
tampak berikan pada
membesar klien
sesuai umur
kehamilan
i. IMT : 16
j. TB: 158 Cm
k. BB: 50 Kg
2 Ansietas b/d ku- Ansietas teratasi p) Kaji tingkat 1. Untuk me-
rang pengetahuan dengan kriteria kecemasan ngetahui ting-
DS : hasil: klien kat kekhawa-
a. Klien 1. Klien tidak tiran klien
mengatakan khawatir ter- q) Gunakan pen- 2. Untuk men-
semoga janin hadap janin dekatan yang ciptakan
dalam kan- yang ada dalam tenang pada saling percaya
dungan sehat kandunganny klien dengan klien
b. Keluarga klien 2. Wajah tampak r) Berikan aktifi- 3. Untuk
mengatakan tenang tas pengganti mengurangi
semoga yang bertuju- rasa kahawatir
penyakit yang an untuk me- yang
diderita klien ngurangi teka- berlebihan
tidak parah nan
DO: s) Ajarkan teknik 4. Agar klien
a. Wajah kelihatan relaksasi tidak tergan-
sedih napas dalam tung pada
b. Tampak obat
murung t) Berikan 5. Memberikan
dukungan ketenangan
emosional dan keperca-
yaan sebelum
mengambil
keputusan
u) Kontrol stimu-
6. Untuk mem-
lus untuk ke-
berikan kesi-
butuhan klien
bukan yang
yang dapat
bisa berman-
memicu ke-
faat bagi klien
cemasan
v) Atur penggu
7. Untuk mem-
naan obat-
berikan moti-
obatan untuk
vasi pada klen
mengu- rangi
rasa cemas
w) Beri duku-
8. Untuk selalu
ngan untuk
memantau
cepat sembuh
keadaan
stimulus dari
klien
x) Pertimbang-
9. Memotifasi
kan kemam-
klien agar
puan klien da-
lebih ber-
lam mengam-
semangat
bil keptusan
y) Berikan HE
10.Menambah
tentang
wawasan klien
penyakitnya
tentang
penyakitnya
3 Defisit perawatan Defisit perawatan p) Monitor ke- 1. Untuk menge-
diri b/d kelemahan diri teratasi dengan mampuan tahui hamba-
DS: kriteria hasil perawatan diri tan yang di-
a. Klien mengata- 1. Klien menga- secara mandiri hadapi
kan sudah 2 takan sudah q) Monitor 2. Utuk meman-
hari tidak mandi mandi kondisi kulit tau kebersihan
b. Klien mengata- 2. Klien mengata- klien
kan selama di- kan sudah r) Monitor kon- 3. Untuk menge-
rawat dirumah keramas disi rambut tahui keber-
sakit tidak per- 3. Klien mengata- dan kulit sihan rambut
nah keramas kan bisa mandi kepala ter- klien
c. Klien sendiri masuk kelain-
mengatakan 4. Bau tak sedap nya (kasar,
tidak bisa pada klien ber- kering, kotor,
mandi sendiri kurang berbau dan
DO: 5. Rambut tampak ada dandruf).
a. Pasien bersih s) Bantu me- 4. Mempermu-
mengeluarkan 6. Tidak teraba lakukan pe- dah klien da-
bau tak sedap berminyak rawatan diri lam melaku-
b. Rambut tampak 7. Kulit teraba sesuai ke- kan perawatan
ada dandruf, tidak lengket butuhan diri
kotor dan ber- t) Siapkan per- 5. Membantu
bau lengkapan klien untuk
c. Rambut teraba untuk mem- melengkapi
berminyak, dan bersihkan perlengkapan
ada perleng- rambut (mis: dan membe-
ketan shampo, em- rikan perawa-
d. Kulit teraba ber, handuk tan pada klien
lengket dan lain-lain)
u) Bantu pasien 6. Untuk me-
berada pada nambah rasa
posisi yang nyaman pada
nyaman saat klien
cuci rambut
v) Berikan ban- 7. Agar klien
tuan sampai mampu me-
pasien benar- lakukan pe-
benar mampu rawatan se-
merawat diri cara mandiri
sendiri secara
mandiri
w) Fasilitasi 8. Untuk mem-
pasien untuk berikan pe-
mandi sendiri rawatan pada
dengan tepat klien setelah
klien pulang
x) Fasilitais 9. Agar klien
pasien untuk mampu me-
cuci rambut lakukan pe-
sendiri rawatan cuci
rambut
y) Fasilitasi 10. Menambah
pasien untuk pemahaman
menggosok
gigi
4. Risiko kekurangan Resiko kekurangan 1. Monitor tanda- 1. Untuk menge-
volume cairan b/d volume cairan tera- tanda vital tahui keadaan
kehilangan volume tasi dengan kriteria pasien umum klien
cairan aktif hasil: 2. Monitor 2. Untuk menen-
DS: 1. Klien minum air kehilangan tukan interven-
a. Klien menga- putih 3000 ml / cairan seperti si selanjutnya
takan hanya hari muntah
minum 2gelas 2.Tidak pahit saat 3. Monitor ma- 3. Agar dapat
(300 cc) mengecap kanan/cairan mengetahui
b. Klien menga- 3.Keadaan umum yang dikom- asupan cairan
takan pahit saat 4.Tidak tampak sumsi atau makanan
mengecap bercak-bercak yg dikomsumsi
DO: putih pada lidah 4. Monitor 4. Mengetahui
a. Keadaan umum 5.Tidak terpasang status gizi perubahan gizi
lemah infuse pasien
b. Tampak bercak 6.Kulit elastic 5. Berikan 5. Memenuhi
-bercak putih cairan kebutuhan
pada lidah dengan tepat cairan pasien
c. Penurunan sen- 6. Tingkatkan 6. Meningkatkan
sasi rasa (pahit asupan oral asupan cairan
saat mengecap) oral pasien
d. Terpasang 7. Anjurkan ke- 7. Memenuhi
infuse pada luarga mem- kebutuhan
tangan kanan : berikan ma- vitamin dan
1. 1Infuse Cai- kanan ringan mineral
ran Putrolit: seperti buah-
Dexa 5% buahan / jus
2 : 1 28 tpm. buah
2. Drips neuro- 8. Pantau asup- 8. Mengetahui
bion 1 amp / an cairan se- keseimbangan
24 jam lama 24 jam cairan
e. Kulit tampak 9. Berikan cair- 9. Mengurangi
kusam an IV sesuai penguapan.
f. Klien tampak suhu kamar
minum 2 gelas 10. Konsultasi- 10.Agar tidak ter-
(300 cc) kan dengan jadi kekura-
g. Turgor kulit dokter jika ngan cairan
jelek ada tanda-
h. Kulit teraba tanda dan
lengket gejala cairan
memburuk
F. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 3.9 Catatan dan Perkembangan Hari I
Tgl No. Jam Implementasi Evaluasi
30 1. 10.00 1. Mengkaji pola makan Jam 11.00 Wita
mei klien
2016 Hasil : S:
Klien mengatakan kurang 1. Klien mengatakan mual
nafsu makan, klien me- dan muntah sebanyak 10
ngatakan hanya makan 4 kali sejak 3 hari yang lalu
sendok. dari waktu pagi s/d malam
10.15 2. Menganjurkan klien 2. Klien mengatakan muntah
makan sedikit tapi sering setiap habis makan dan
Hasil : minum
Klien mengatakan kurang 3. Klien mengatakan kurang
nafsu makan nafsu makan
10.20 3. Memberikan makanan 4. Klien mengatakan hanya
dalam porsi hangat 4 sendok
Hasil : O:
Keluarga sudah member- 1. Muntah sebanyak 10 kali
kan makanan dalam ke- 2. Muntah cair berampas
adaan hangat tapi klien 3. porsi makan tidak
hanya makan 4 sendok dihabiskan
10.25 4. Memberikan air minum 4. Bibir tampak kering
pada saat makan 5. Mukosa pucat
Hasil : 6. Kembung
Keluarga selalu menye- 7. Abdomen teraba tegang
diakan air minum saat saat muntah
makan 8. Abdomen tampak
10.30 5. Memberikan makanan membesar sesuai umur
kesukaan klien kehamilan
Hasil : 9. Imt : 16
Klien mengatakan tidak A : Masalah belum teratasi
ada makanan yg disukai P : Lanjutkan intrvensi
10.45 6. Menciptakan lingkungan 1. Mengkaji pola makan klien
yang menyenangkan saat 2. Menganjurkan klien
makan makan tapi sering
Hasil : 3. Memberikan makanan
Suasana kamar nyaman dalam porsi hangat
dan tenang 4. Menberikan air minum
10.50 7. Mengkolaborasikan pada saat makan
dengan ahli gizi 5. Memberikan makanan
Hasil : kesukaan klien
Klien diberi bubur dan 6. Menciptakan lingkungan
tempe yang menyenang kan saat
makan
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
2. 11.10 1. Mengkaji tingkat kecema- Jam 11.45 Wita
san klien
Hasil : S:
Klien mengatakan kha- 1. Klien mengatakan
watir tehadap janin yang semoga janin dalam
dikandungnya kandungan sehat
11.15 2. Menggunakan pendeka- 2. Keluarga klien
tan yang tenang pada mengatakan semoga
klien penyakit yang diderita
Hasil : klien tidak parah
Klien bertanya tentang O :
kehamilannya 1. Wajah kelihatan sedih
11.20 3. Mengajarkan teknik 2. Tampak murung
relaksasi napas dalam A : Masalah belum teratasi
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
Klien paham dan akan 1. Mengkaji tingkat
melakukannya kecemasan klien
11.25 4. Memberikan dukungan 2. Menggunakan
emosional pendekatan yang tenang
Hasil : pada klien
Klien tampak lebih tenang 3. Mengajarkan teknik
11.30 5. Mengontrol stimulus relaksasi napas dalam
untuk kebutuhan klien 4. Memberikan dukungan
yang dapat memicu emosional
kecemasan 5. Mengontrol stimulus
Hasil : untuk kebutuhan klien yg
Klien menjaga nutrisi memicu kecemasan
agar janinnya tidak 6. Memberikan HE tentang
terganggu penyakitnya
11.35 6. Memberikan HE tentang
penyakitnya
Hasil :
Klien paham dengan
informasi yang diberikan
perawat
3. 12.05 1. Monitor kemampuan Jam 12.30 Wita
perawatan diri secara
mandiri S:
Hasil : 1. Klien mengatakan sudah
Klien mengatakan tidak 2 hari tidak mandi
bisa melakukan perawa- 2. Klien mengatakan selama
tan diri secara mandiri dirawat dirumah sakit
12.10 2. Monitor kondisi kulit tidak pernah keramas
Hasil : 3. Klien mengatakan tidak
Kulit teraba lengket bisa mandi sendiri
12.15 3. Monitor kondisi rambut O:
dan kulit kepala 1. Pasien mengeluarkan bau
termasuk kelain-kelainan taktak sedap
nya (kasar, kering, kotor, 2. Rambut tampak ada
berbau dan ada dandruf) dandruff, kotor dan
Hasil : berbau
Rambut tampak ada 3. Rambut teraba berminyak
dandruf, kotor, berbau dan ada perlengketan
dan teraba berminyak 4. Kulit teraba lengket
12.20 4. Membantu melakukan A : Masalah belum teratasi
perawatan diri sesuai P : Lanjutkan intervensi
kebutuhan 1. Monitor kemampuan
Hasil : perawatan diri secara
Klien mengatakan besok mandiri
ingin melakukan perawa- 2. Monitor kondisi kulit
tan cuci rambut 3. Monitor kondisi rambut
dan kulit kepala termasuk
kelain-kelainan nya
(kasar, kering, kotor,
berbaudan ada dandruff
4. Membantu melakukan
perawatan diri sesuai
kebutuhan
4 12.40 1. Monitor tanda- tanda vital Jam 13.15 Wita
pasien
Hasil : S:
TTT:TD:110/60 mmHg 1. Klien mengatakan hanya
N : 60X/m minum 2 gelas (300 cc/)
S : 36 C 2. Klien mengatakan pahit
P : 20 x /m saat mengecap
12.45 2. Monitor kehilangan cairan O:
seperti muntah 1. Keadaan umum lemah
Hasil : 2. Tampak bercak-bercak
Muntah cair berampas putih pada lidah
sebanyak 2 kali 3. Penurunan sensasi rasa
12.50 3. Monitor makanan / cairan (pahit saat mengecap)
yang dikomsumsi 4. Terpasang infuse pada
Hasil : tangan kanan
Klien makan bubur,sayur Infuse Rl: Dexa 5 % - 2:1
dan tempe. Cairan Rl dan 28 tts/m
air putih2 gelas ( 300 cc) Drips neurobion 1 amp
12.55 4. Monitor status gizi /24 jam
Hasil : 5. Kulit tampak kering
Klien diberikan bubur, 6. Kulit teraba kering dan
sayur dan tempe kasar
13.00 5. Meningkatkan asupan A : Masalah belum teratasi
oral P : Lanjutkan intervensi
Hasil : 1. Monitor tanda- tanda vital
Klien mengatakan minum pasien
2 gelas ( 300 cc ) 2. Monitor kehilangan cairan
13.05 6. Menganjurkan keluarga seperti muntah
memberikan makanan 3. Monitor makanan / cairan
ringan seperti buah- yang dikomsumsi
buahan / jus buah 4. Monitor status gizi
Hasil : 5. Meningkatkan asupan oral
Klien nampak makan 6. Menganjurkan keluarga
buah-buahan memberikan makanan
13.10 7. Menkonsultasikan ringan seperti buah-
dengan dokter jika ada buahan / jus buah
tanda-tanda dan gejala 7. Menkonsultasikan dengan
cairan memburuk dokter jika ada tanda-
Hasil : tanda dan gejala cairan
Agar keadaan klien tidak memburuk
bertambah buruk
G. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 3.10 Catatan Perkembangan Hari 2

Tgl No. Jam Implementasi Evaluasi

31 1. 07.30 1. Mengkaji pola makan Jam 08.05 Wita


mei klien
2016 Hasil : S:
Klien mengatakan kurang 1. Klien mengatakan mual
nafsu makan, klien dan muntah sebanyak 2
mengatakan hanya kali
makan 5 sendok . 2. Klien mengatakan kurang
07.35 2. Menganjurkan klien nafsu makan
makan sedikit tapi sering 3. Klien mengatakan hanya
Hasil : makan 5 sendok
Klien mengatakan kurang O :
nafsu makan 1. Muntah sebanyak 2 kali
07.40 3. Memberikan makanan 2. porsi makan tidak
dalam porsi hangat dihabiskan
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Keluarga sudah memberi- P: Lanjutkan intrvensi
kan makanan dalam 1. Kaji pola makan klien
keadaan hangat tapi klien 2. Anjurkan klien makan tapi
hanya makan 5 sendok sering
07.45 4. Memberikan air minum 3. Berikan makanan dalam
pada saat makan porsi hangat
Hasil : 4. Berikan air minum pada
Keluarga selalu menye- saat makan
diakan air minum saat 5. Kolaborasi dengan ahli
makan gizi
07.50 5. Memberikan makanan
kesukaan klien
Hasil :
Klien tampak memakan
buah-buahan
07.55 6. Menciptakan lingkungan
yang menyenangkan saat
makan
Hasil :
Suasana kamar nyaman
dan tenang
08.00 7. Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi
Hasil :
Klien diberi bubur, sayur
dan tempe
2. 08.15 1. Mengkaji tingkat kece- Jam 08.50 Wta
masan klien
Hasil : S:
Klien mengatakan kha- 1. Klien mengatakan semo-
watir tehadap janin yang ga janin dalam kan-
dikandungnya dungan sehat
08.20 2. Menggunakan pendeka- 2. Keluarga klien menga-
tan yang tenang pada takan semoga penyakit
klien yang diderita klien tidak
Hasil : parah
Klien berbicara tentang O : Tampak murung
kehamilannya A : Masalah belum teratasi
08.25 3. Mengajarkan teknik relak- P : Lanjutkan intervensi
sasi napas dalam 1. Mengkaji tingkat kecema-
Hasil : san klien
Klien paham dan akan 2. Mengontrol stimulus untuk
melakukannya kebutuhan klien yang
08.30 4. Memberikan dukungan dapat memicu kecemasan
emosional 3. Memberikan HE tentang
Hasil : penyakitnya
Klien tampak lebih tenang
08.35 5. Mengontrol stimulus
untuk kebutuhan klien
yang dapat memicu
kecemasan
Hasil :
Klien akan menjaga
nutrisinya agar janinnya
tidak terganggu
08.40 6. Memberikan HE tentang
penyakitnya
Hasil :
Klien paham dengan
informasi yang diberikan
perawat

3. 09.00 1. Monitor kemampuan Jam 09.35 Wita


perawatan diri secara
mandiri S:
Hasil : 1. Klien mengatakan sudah
Klien mengatakan tidak 2 hari tidak mandi
bisa melakukan perawa- 2. Klien mengatakan tidak
tan diri secara mandiri bisa mandi sendiri
09.05 2. Monitor kondisi kulit O : Kulit teraba lengket
Hasil : A : Masalah belum teratasi
Kulit teraba lengket P : Lanjutkan intervensi
09.10 3. Monitor kondisi rambut 1. Monitor kemampuan
dan kulit kepala ter- perawatan diri secara
masuk kelain-kelainan mandirii
nya (kasar, kering, kotor, 2. Monitor kondisi rambut
berbau dan ada dandruf dan kulit kepala termasuk
Hasil : kelain-kelainan nya (kasar,
Rambut tampak ada kering, kotor, berbaudan
dandruf, kotor, berbau ada dandruf
dan teraba berminyak 3. Berikan bantuan sampai
09.15 4. Membantu melakukan pasien benar-benar
perawatan diri sesuai mampu merawat diri
kebutuhan sendiri secara mandiri
Hasil :
Klien ingin melakukan
perawatan cuci rambut
0920 5. Bantu pasien berada
pada posisi yang nyaman
saat cuci rambut
Hasil :
Klien dengan posisi
baring sesuai dengan
prosedur
09.25 6. Siapkan perlengkapan
untuk membersihkan
rambut (mis: shampo,
ember, handuk dll)
Hasil :
Perawat sudah menyiap-
kan perlengkapan
09.30 7. Berikan bantuan sampai
pasien benar-benar
mampu merawat diri
sendiri secara mandiri
Hasil :
Perawat membantu mela-
kukan perawatan cuci
rambut
4. 10.45 1. Monitor tanda- tanda vital Jam 11.20 Wita
pasien
Hasil : S:
Ttv : TD :110/70 mmHg 1. Klien mengatakan hanya
N : 60 x /m minum 2 gelas (300 cc/)
S : 36 C 2. Klien mengatakan pahit
P : 22 x /m saat mengecap
10.50 2. Monitor kehilangan cairan O:
seperti muntah 1. Keadaan umum lemah
Hasil : 2. Tampak bercak-bercak
Muntah cair berampas putih pada lidah
sebanyak 2 kali 3. Penurunan sensasi rasa
10.55 3. Monitor makanan / cairan (pahit saat mengecap)
yang dikomsumsi 4. Terpasang infuse pada
Hasil : tangan kanan
Klien makan bubur,sayur a. Infuse Rl: Dexa 5 % -
dan tempe. Cairan Rl dan 2:1 28 tpm
air putih 3 gelas ( 450 cc) b. Drips neurobion 1
11.00 4. Monitor status gizi amp/24 jam
Hasil : 5. Kulit tampak kering
Klien diberi bubur, sayur 6. Kulit teraba kering dan
11.05 5. Meningkatkan asupan kasar
oral A : Masalah belum teratasi
Hasil : P : Lanjutkan intervensi
Klien mengatakan minum 1. Monitor tanda- tanda vital
3 gelas ( 450 cc ) pasien
11.10 6. Menganjurkan keluarga 2. Monitor kehilangan cairan
memberikan makanan seperti muntah
ringan seperti buah- 3. Monitor makanan / cairan
buahan / jus buah yang dikomsumsi
Hasil : 4. Meningkatkan asupan
Klien nampak makan oral
buah-buahan 5. Menkonsultasikan
11.15 7. Menkonsultasikan dengan dokter jika ada
dengan dokter jika ada tanda-tanda dan gejala
tanda-tanda dan gejala cairan memburuk
cairan memburuk
Hasil :
Agar keadaan klien
tidak bertambah buruk
H. Implementasi Dan Evaluasi

Tabel 3.11 Catatan Perkembangan Hari ke 3

Tgl No Jam Implementasi Evaluasi


01 1. 07.30 1. Mengkaji pola makan Jam 07.55 Wita
juni klien S:
2016 Hasil : 1. Klien mengatakan masih
porsi makan tidak mual
07.35 dihabiskan 2. Klien mengatakan nafsu
2. Menganjurkan klien ma- masih kurang
kan sedikit tapi sering O:
Hasil : 1. porsi makan tidak
Klien mengatakan paham dihabiskan
07.40 dan akan melakukannya A : Masalah belum teratasi
3. Memberikan makanan P : Lanjutkan intervensi
dalam porsi hangat
Hasil :
Keluarga sudah membe-
rikan makanan dalam
07.45 keadaan hangat
4. Memberikan air minum
pada saat makan
Hasil :
Keluarga selalu menye-
diakan air minum saat
07.50 makan
5. Mengkolaborasikan
dengan ahli gizi
Hasil :
Klien diberi nasi, sayur
dan telur
2. 08.10 1. Mengkaji tingkat kecema- Jam 08.30 Wita
san klien
Hasil : S:
Klien mengatakan masih 1. Klien mengatakan masih
khawatir terhadap kan- khawatir terhadap kan-
dungannya dungannya
08.15 2. Mengontrol stimulus O : Tampak murung
untuk kebutuhan klien A : Masalah belum teratasi
yang dapat memicu P : Lanjutkankan intervensi
kecemasan
Hasil :
Klien akan menjaga
08.20 nutrisinya agar janinnya
tidak terganggu
3. Memberikan HE tentang
penyakitnya
Hasil :
Klien paham dengan
informasi yang diberikan
perawat
3. 08.40 1. Monitor kemampuan Jam 08.50 Wita
perawatan diri secara
mandiri S : Klien mengatakan belum
Hasil : bisa melakukan perawa-
Klien mengatakan belum tan diri secara mandiri
bisa melakukan perawa- O : Perawatan diri masih
tan diri secara mandiri dibantu oleh keluarga
08.45 2. Monitor kondisi rambut A : Masalah belum teratasi
dan kulit kepala termasuk P : Lanjutkan intervensi
kelain-kelainan nya
(kasar, kering, kotor,
berbaudan ada dandruf)
Hasil :
Rambut tampak bersih
dan tidak teraba rambut
yang berminyak
4. 09.00 1. Monitor tanda- tanda vital Jam 09.30 Wita
pasien
Hasil : S : Klien mengatakan minum
TTV: TD :110/70 mmHg air putih 4 gelas ( 600 cc)
N : 70 x / m O: Keadaan umum lemah
S : 36 C A : Masalah belum teratasi
P : 22 x / m P : Lanjutkan intervensi
09.05 2. Monitor kehilangan cairan
seperti muntah
Hasil :
Klien mengatakan masih
mual
09.10 3. Monitor makanan / cairan
yang dikomsumsi
Hasil :
Klien makan nasi, sayur
dan telur. Cairan air putih
4 gelas ( 600 cc)
09.15 4. Meningkatkan asupan
oral
Hasil :
Klien mengatakan minum
4 gelas ( 600 cc )
09.20 5. Menkonsultasikan
dengan dokter jika ada
tanda-tanda dan gejala
cairan memburuk
Hasil :
Agar keadaan klien
tidak bertambah buruk
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori

dan tinjauan kasus selama pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien

Ny M dengan Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang

Perawatan Cempaka RS.TK II Pelamonia Makassar.

Dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan terhadap klien Hiperemesis

Gravidarum, pendekatan yang di gunakan yaitu pendekatan secara

sistematis melalui pemikiran yang matang dengan menerapkan teori dari

beberapa disiplin ilmu pengetahuan di hubungkan dengan kebutuhan

manusia melalui tahap proses keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian didalam praktek telah penulis laksanakan

berdasarkan format pengkajian yang telah di sesuaikan dengan

kebutuhan yaitu mulai dari biodata, data biologis / fisiologis, data

social dan spiritual. Di samping itu penulis telah mendapat data dari

berbagai sumber yaitu : klien sendiri, keluarga klien, bidan, perawat

dan dokter. Kemudian penulis melaksanakan analisa data lalu di buat

diagnosa keperawatan dalam pengkajian pada klien Ny M yang di

lakukan pada tanggal 30 Mei 2016, data yang di temukan yaitu : Mual

dan muntah disertai pusing dirasakan sejak 3 hari yang lalu pada

tanggal 27 Mei 2016 sebanyak 10 kali setiap habis makan dan


minum. Muntah cair berampas, keluhan yang menyertai susah tidur

dan semua aktivitas dilakukan ditempat tidur.

B. Diagnosa Keperawatan

Dari data pada temuan dalam studi kasus kemudian diinter-

pretasikan dan penulis menegakkan sepuluh diagnosa yang dapat di

jadiakan acuan dalam pemberian asuhan keperawatan.

Sedangkan menurut teori yang terdapat dalam buku rencana

keperawatan menurut Nanda ada 10 diagnosa keperawatan tentang

Hiperemisis yaitu :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah

2. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

5. Risiko kekurangan volume cairan

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang

bergerak

7. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam

pola penilaian terhadap ancaman

8. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran

peran keluarga

9. Risiko ketidakefektifan menjadi orang tua berhubungan dengan


10. Harga diri rendah (kronik situasional) berhubungan dengan

gangguan psikologis

Adapun diagnosa keperawatan yang di temukan dalam kasus

ada 4 yaitu sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

4. Risiko kekurangan volume cairan

Kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus adalah dari 10

diagnosa keperawatan yang ada pada teori hanya ada 4 diagnosa

keperawatan yang sama di temukan pada kasus yaitu :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

4. Risiko kekurangan volume cairan

Sedangkan ada 6 diagnosa keperawatan yang ada pada teori

tetapi tidak ditemukan pada kasus yaitu :

1. Insomnia berhubungan dengan ketidaknyamanan fisik : karena

data yang didapatkan pada kasus tidak mendukung sehingga

diagnosa tersebut tidak dapat diangkat. Data yang didapatkan

yaitu klien tidak sering terbangun, klien tidak sulit tidur dan
kebutuhan tidur klien cukup, sehingga diagnosa itu tidak dapat

ditegakkan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup kurang

bergerak, karena data yang didapatkan pada kasus tidak

mendukung sehingga diagnosa tersebut tidak diangkat. Data yang

didapatkan yaitu ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktivitas,

melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal, tekanan

darah tidak abnormal sebagai respon terhadap aktivitas.

3. Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam

pola penilaian terhadap ancaman, karena data yang didapatkan

pada kasus tidak mendukung sehingga diagnosa tersebut tidak

diangkat. Data yang didapatkan yaitu perubahan pola komunikasi

yang biasanya, kelelahan, ketidakmampuan untuk memenuhi

harapan peran, ketidakadekuatan menyelesaikan masalah.

4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran

peran keluarga, karena data yang didapatkan pada kasus tidak

mendukung sehingga diagnosa tersebut tidak diangkat. Data yang

didapatkan yaitu perubahan fungsi peran dan gangguan peran

keluarga, sistem komunikasi tertutup, masalah ekonomi.

5. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua berhubungan dengan

keterampilan penyelesaian masalah yang buruk, karena data yang

didapatkan pada kasus tidak mendukung sehingga diagnosa

tersebut tidak diangkat. Data yang didapatkan yaitu pernyataan


tentang ketidakmampuan memenuhi kebutuhan anak,

ketidakadekuatan peran, gagal tumbuh dan berkembang,

pemeliharaan kesehatan anak yang tidak adekuat.

6. Harga diri rendah (kronik situasional) berhubungan dengan

gangguan psikologis, karena data yang didapatkan pada kasus

tidak mendukung sehingga diagnosa tersebut tidak diangkat. Data

yang didapatkan yaitu mengungkapkan rasa malu atau bersalah,

melebih-lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri,

bergantung pada pendapat orang lain, ragu-ragu untuk mencoba

hal atau situasi yang baru.

C. Rencana Keperawatan

Dalam rencana tindakan keperawatan penulis menyusun rencana

sesuai dengan teori dan permasalahan yang di hadapi. Demikian juga

dalam menentukan pencapaian tujuan yang di harapkan di sesuaikan

dengan keadaan klien.

Adapun perencanaannya adalah sebagai berikut :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah.

Tindakan keperawatan yang di rencanakan adalah :

a. Mengkaji pola makan klien

b. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

c. Memberikan makanan dalam porsi hangat

d. Memberikan air minum pada saat makan


e. Memberikan makanan kesukaan klien

f. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan

g. Mengidentifikasi adanya reflex menelan yang normal

h. Mengatur makanan sesuai dengan kesukaan klien

i. Menunda pemberian makanan apabila klien lelah untuk

menelan

j. Menganjurkan keluarga untuk mendampingi klien saat makan

k. Meningkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk

memfasilitasi pengurangan mual dan muntah

l. Memberikan makanan yang menyuplai kebutuhan nutrisi

m. Menimbang berat badan secara teratur

n. Menyarankan membawa kantong plastik untuk menampung

muntah

o. Mengkolaborasi dengan ahli gizi

Namun penulis hanyalah memilih 10 intervensi disesuaikan

dengan kondisi klien, intervensi pada bagian (j, k, l, m, n) tidak

dipilih karena menyesuaikan dengan kondisi klien.

1) Intervensi pada bagian (j) tentang menganjurkan keluarga

untuk mendampingi klien saat makan tidak dipilih karena

klien selalu didampingi oleh keluarga pada saat makan.

2) Intervensi pada bagian (k) tentang meningkatkan istirahat dan

tidur yang cukup untuk memfasilitasi pengurangan mual dan


muntah tidak dipilih karena kebutuhan tidur klien cukup

dimana klien tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 5 jam.

3) Intervensi pada bagian (l) tentang memberikan makanan yang

menyuplai kebutuhan nutrisi tidak dipilih karena klien telah

diberi makanan oleh ahli gizi setelah berkolaborasi dengan

perawat.

4) Intervensi pada bagian (m) tentang menimbang berat badan

secara teratur tidak dipilih karena klien tidak menunjukkan

peningkatan nafsu makan dimana klien hanya menghabiskan

porsi makan.

5) Intervensi pada bagian (n) tentang menyarankan membawa

kantong plastik untuk menampung muntah tidak dipilih karena

keluarga klien sudah menyiapkan kantong plastik dari rumah.

2. Ansietas berhubungan dengan gangguan pola tidur normal.

Tindakan keperawatan yang di rencanakan adalah :

a. Mengkaji tingkat kecemasan klien

b. Menggunakan pendekatan yang tenang pada klien

c. Memberikan aktifitas pengganti yang bertujuan untuk mengu-

rangi tekanan

d. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

e. Memberikan dukungan emosional

f. Mengontrol stimulus untuk kebutuhan klien yang dapat

memicu kecemasan
g. Mengatur penggunaan obat - obatan untuk mengurangi rasa

cemas

h. Memberi dukungan untuk cepat sembuh

i. Mempertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil

keputusan

j. Meminta klien untuk rileks dan santai

k. Memberikan aktifitas untuk mengurangi tekanan

l. Memberikan waktu sejenak bagi klien untuk menurunkan rasa

khawatirnya

m. Menganjurkan keluarga selalu berada disampingnya

n. Memberikan HE tentang penyakitnya

o. Mempertimbangkan keinginan klien untuk menceritakan

semua isi fikirannya

Namun penulis hanyalah memilih 10 intervensi disesuaikan

dengan kondisi klien, intervensi pada bagian (j, k, l, m, o) tidak

dipilih karena menyesuaikan dengan kondisi klien.

1) Intervensi pada bagian (j) tentang meminta klien untuk rileks

dan santai tidak dipilih karena keluarga telah memberikan

semangat sehingga rasa khawatirnya berkurang.

2) Intervensi pada bagian (k) tentang memberikan aktifitas untuk

mengurangi tekanan tidak dipilih karena klien mengurangi

kecemasan dengan membaca majalah.


3) Intervensi pada bagian (l) tentang memberikan waktu sejenak

bagi klien untuk menurunkan rasa khawatirnya tidak dipilih

karena rasa cemas klien berkurang setelah melakukan tekhnik

nafas dalam.

4) Intervensi pada bagian (m) tentang menganjurkan keluarga

selalu berada disampingnya tidak dipilih karena keluarga

selalu berada diruangan untuk menemani klien.

5) Intervensi pada bagian (o) tentang mempertimbangkan

keinginan klien untuk menceritakan semua isi fikirannya tidak

dipilih karena sebelumnya telah dilaksanakan hubungan saling

percaya dengan klien untuk mendapatkan keluhan klien.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

Tindakan keperawatan yang di rencanakan adalah :

a. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri

b. Monitor kondisi kulit

c. Monitor kondisi rambut dan kulit kepala termasuk kelain-

kelainan nya (kasar, kering, kotor, berbau dan ada dandruf.

d. Membantu melakukan perawatan diri sesuai kebutuhan

e. Menyiapkan perlengkapan untuk membersihkan rambut (mis:

shampo, ember, handuk dan lain-lain)

f. Membantu pasien berada pada posisi yang nyaman saat cuci

rambut
g. Memberikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu

merawat diri sendiri secara mandiri

h. Ajarkan keluarga cara memandikan pasien dengan waslap

i. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dengan selalu

mengganti pakaian

j. Ajarkan klien cara menggosok gigi yang tepat

k. Ciptakan rutinitas aktivitas perawatan diri

l. Memfasilitasi pasien untuk mandi sendiri dengan tepat

m. Memfasilitasi pasien untuk untuk cuci rambut sendiri

n. Memfasilitasi pasien untuk menggosok gigi

o. Pantau kebersihan kuku sesuai dengan kemampuan merawat

diri pasien

Namun penulis hanyalah memilih 10 intervensi disesuaikan

dengan kondisi klien,, intervensi pada bagian (h, i, j, k, o) tidak

dipilih karena menyesuaikan dengan kondisi klien.

1) Intervensi pada bagian (h) tentang ajarkan keluarga cara

memandikan pasien dengan waslap tidak dipilih karena untuk

memenuhi kebutuhan personal hygiene klien sudah dilakukan

oleh perawat.

2) Intervensi pada bagian (i) tentang anjurkan klien untuk

menjaga kebersihan dengan selalu mengganti pakaian tidak

dipilih karena tanpa dianjurkan klien searing mengganti

pakaian tanpa dianjurkan.


3) Intervensi pada bagian (j) tentang ajarkan klien cara

menggosok gigi yang tepat tidak dipilih karena klien sering

menggosok gigi 2 kali sehari.

4) Intervensi pada bagian (k) tentang ciptakan rutinitas aktivitas

perawatan diri tidak dipilih karena klien rutin melakukan

perawatan diri dibantu oleh perawat tiap pagi.

5) Intervensi pada bagian (o) tentang pantau kebersihan kuku

sesuai dengan kemampuan merawat diri pasien tidak dipilih

karena kuku klien bersih dank lien mengatakan rutin

memotong kukunya tiap minggu.

4. Risiko kekurangan volume cairan

Tindakan keperawatan yang di rencanakan adalah :

a. Monitor tanda-tanda vital

b. Monitor kehilangan cairan seperti muntah

c. Monitor makanan / cairan yang dikomsumsi

d. Monitor status gizi

e. Memberikan cairan dengan tepat

f. Meningkatkan asupan oral

g. Menganjurkan keluarga memberikan makanan ringan seperti

buah-buahan / bus juah

h. Memantau asupan cairan selama 24 jam

i. Memberikan cairan IV sesuai suhu kamar

j. Timbang berat badan harian


k. Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan saluran cerna

l. Tingkatkan citra tubuh dan harga diri

m. Jaga pencatatan input dan output

n. Mengkonsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda dan

gejala cairan memburuk

o. Penatalaksanaan untuk memberikan resep yang sesuai

Namun penulis hanyalah memilih 10 intervensi disesuaikan

dengan kondisi klien, intervensi pada bagian (j, k, l, m, o) tidak

dipilih karena menyesuaikan dengan kondisi klien.

1) Intervensi pada bagian (j) tentang timbang berat badan harian

tidak dipilih karena klien tidak menunjukkan peningkatan nafsu

makan dimana klien hanya menghabiskan porsi makan.

2) Intervensi pada bagian (k) tentang lakukan tindakan untuk

mengistirahatkan saluran cerna tidak dipilih karena pada saat

pengkajian peristaltik klien dalam rentang normal.

3) Intervensi pada bagian (l) tentang tingkatkan citra tubuh dan

harga diri tidak dipilih karena klien merasa percaya diri dengan

dirinya dan tidak mengalami citra tubuh.

4) Intervensi pada bagian (m) tentang jaga pencatatan input dan

output tidak dipilih karena frekuensi muntah klien sudah

berkurang.

5) Intervensi pada bagian (o) tentang penatalaksanaan untuk

memberikan resep yang sesuai tidak dipilih karena kolaborasi


pemberian obat sudah dilakukan oleh perawat, sehingga yang

dilakukan hanya penatalaksaan pemberian obat.

D. Implementasi Keperawatan

Dari ke 5 diagnosa keperawatan di atas telah di lakukan implementasi

sesuai dengan teori :

1. Diagnosa 1

a. Mengkaji pola makan klien

b. Menganjurkan klien makan sedikit tapi sering

c. Memberikan makanan dalam porsi hangat

d. Memberikan air minum pada saat makan

e. Memberikan makanan kesukaan klien

f. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan saat makan

g. Mengidentifikasi adanya reflex menelan yang normal

h. Mengatur makanan sesuai dengan kesukaan klien

i. Menunda pemberian makanan apabila klien lelah untuk

menelan

j. Mengkolaborasi dengan ahli gizi

2. Diagnosa 2

a. Mengkaji tingkat kecemasan klien

b. Menggunakan pendekatan yang tenang pada klien

c. Memberikan aktifitas pengganti yang bertujuan untuk mengu-

rangi tekanan

d. Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam


e. Memberikan dukungan emosional

f. Mengontrol stimulus untuk kebutuhan klien yang dapat memicu

kecemasan

g. Mengatur penggu naan obat- obatan untuk mengu- rangi rasa

cemas

h. Memberi dukungan untuk cepat sembuh

i. Mempertimbangkan kemampuan klien dalam mengambil

keputusan

j. Memberikan HE tentang penyakitnya

k. Diagnosa 3

a. Monitor kemampuan perawatan diri secara mandiri

b. Monitor kondisi kulit

c. Monitor kondisi rambut dan kulit kepala termasuk kelain-

kelainan nya (kasar, kering, kotor, berbau dan ada dandruf.

d. Membantu melakukan perawatan diri sesuai kebutuhan

e. Menyiapkan perlengkapan untuk membersihkan rambut (mis:

shampo, ember, handuk dan lain-lain)

f. Membantu pasien berada pada posisi yang nyaman saat cuci

rambut

g. Memberikan bantuan sampai pasien benar-benar mampu

merawat diri sendiri secara mandiri

h. Memfasilitasi pasien untuk mandi sendiri dengan tepat

i. Memfasilitas pasien untuk untuk cuci rambut sendiri


j. Memfasilitasi pasien untuk menggosok gigi

l. Diagnosa 4

a. Monitor tanda-tanda vital

b. Monitor kehilangan cairan seperti muntah

c. Monitor makanan / cairan yang dikomsumsi

d. Monitor status gizi

e. Memberikan cairan dengan tepat

f. Meningkatkan asupan oral

g. Menganjurkan keluarga memberikan makanan ringan seperti

jus buah.

h. Memantau asupan cairan selama 24 jam

i. Memberikan cairan IV sesuai suhu kamar

j. Menkonsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda dan

gejala cairan memburuk

E. Evaluasi

Untuk mengevaluasi setiap masalah penulis melakukan observasi

langsung terhadap data subjektif dan objektif, penulis mendapatkan

langsung dari klien dan keluarga, serta catatan perkembangan untuk

diagnosa :

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual dan muntah belum teratasi karena

pada saat evaluasi klien mengatakan masih mual muntah, klien


mengatakan kurang nafsu makan, porsi makan tidak

dihabiskan.

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan belum

teratasi karena pada saat evaluasi klien mengatakan khawatir

terhadap janin dalam kandungan, wajah kelihatan sedih.

3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan belum

teratasi karena pada saat evaluasi klien mengatakan belum bisa

mandi sendiri

4. Risiko kekurangan volume cairan belum teratasi karena pada saat

evaluasi klien mengatakan hanya minum 4 gelas (600 cc).


BAB V
PENUTUP

Dari hasil pembahasan yang telah diuraikan mengenai kasus pada

klien Ny M dengan Diagnosa Medis Hiperemesis Gravidarum di Ruang

Perawatan Cempaka RS. Tk II Pelamonia Makassar pada tanggal 30 Mei

- 01 Juni 2016 maka dapat diambil kesimpulan dan saran-saran sebagai

berikut :

A. Kesimpulan

1. Ny M mengalami gangguan Hiperemesis Gravidarum dengan

mengatakan Mual dan muntah disertai pusing dirasakan sejak 3

hari yang lalu pada tanggal 27 Mei 2016 sebanyak 10 kali setiap

habis makan dan minum. Muntah cair berampas, keluhan yang

menyertai susah tidur dan semua aktivitas dilakukan ditempat

tidur.

2. Dalam menerapkan proses keperawatan pada ibu Hiperemesis

Gravidarum pengkajian harus dilakukan secara cermat untuk

mendapatkan hasil yang akurat dan harus melakukan pendekatan

yang baik agar ibu tidak merasa tersinggung dan malu untuk

mengungkapkan keluhannya, karena banyak ibu-ibu yang

menganggap masalah ini takut untuk dibicarakan.

3. Masalah yang muncul dalam teori adalah Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Insomnia, Defisit perwatan

diri, Ansietas, Risiko kekurangan volume cairan, Intoleransi


aktivitas, Koping ketidakefektifan, Proses keluarga gangguan,

Menjadi orang tua risiko ketidakmampuan, Harga diri rendah

(kronik situasional), Sedangkan masalah yang muncul pada kasus

yaitu : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Insomnia, Ansietas,

Defisit perawatan diri, dan Risiko kekurangan volume cairan.

4. Pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada Ny M mulai dari

pengkajian sampai tahap akhir tidak di temukan adanya hambatan

karena adanya kerja sama antara klien dan petugas kesehatan

sehingga semua tindakan dapat terlaksana dengan baik.

5. Dalam evaluasi keperawatan masalah yang ada pada ibu

Hiperemesis Gravidarum, mulai dapat teratasi dalam waktu 3 hari

implementasi. Ini dibuktikan pada kasus Ny M dimana dari ke

lima diagnosa yang teratasi ada 5 diagnosa yaitu : Nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh, Insomnia, Ansietas, Defisit perawatan diri,

dan Risiko kekurangan volume cairan.

B. Saran

1. Untuk melakukan pengkajian keperawatan pada klien, ada

baiknya melakukan pendekatan interpersonal terlebih dahulu, agar

proses pengkajian dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengkajian data juga harus di lakukan lebih dalam dimana

petugas kesehatan melakukan pendekatan kepada ibu dan

keluarga agar di temukan data yang akurat, baik itu data subjektif
maupun objektif, karena dalam menentukan diagnosa sangatlah

penting untuk menentukan tindakan selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E. Marylin. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman


untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.
Jakarta EGC.
Martaadisoebrata.D, Wirakusumah.D.F, Effendi.S.J.(2015). Obstetri
Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi edisi 3. EGC : Jakarta
Mochtar Rustam. (2013). Sinopsis Obstetri. EGC : Jakarta.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika :
Jakarta

Tiran, Denise. (2008). Mual & Muntah Kehamilan (Nausea and Vomiting in
Pregnancy : An Integrated Approach to Care). EGC : Jakarta

Hutahaean, Serri. (2013). Perawatan Antenatal. Salemba Medika : Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka :


Jakarta

Wilkinson, Judith M. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 9.


Jakarta. EGC
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik Penyuluhan : Gizi ibu hamil dengan hiperemesis

Durasi : 30 menit

Sasaran : Pasien dan Keluarga

Tempat Penyuluhan : Ruang Cempaka

Hari/tanggal : Rabu, 01 mei 2016

Penyuluh : Suparti Ningsih

Pukul : 09.00 WITA selesai

TUJUAN TUJUAN MATERI KEGIATAN METODE


UMUM KHUSUS PENYULUHAN
1 2 3 4 5
Setelah Setelah 1. Pengertian Pra Interaksi (5 menit) Ceramah
mengikuti diberikan hiperemesis - Mempersiapkan dan
kegiatan penyuluhan 2. Gejaka poster Tanya
penyuluhan kesehatan hiperemesis - Mempersiapkan jawab
kesehatan selama 30 3. Tujuan diet materi penyuluhan
selama 30 menit pada ibu hamil
menit, klien, klien dengan Fase Interaksi (5
diharapkan mampu : hiperemesis menit)
pasien dan 1. Menjelask 4. Manfaat - Member salam
keluarga an buah dan - Memperkenalkan
dapat pengertia sayur bagi diri
mengerti n ibu hamil - Menyampaikan
dan hipereme 5. Manfaat tujuan penyuluhan
memahami sis telurbagi ibu
tentang 2. Mengetah hamil. Fase kerja (15 menit)
pengertian ui gejala - Menjelaskan
hiperemesis hipereme pengertian
, gejala sis hiperemesis
hiperemesis 3. Mengetah - Menjelaskan
, tujuan diet ui tujuan gejala
ibu hamil diet ibu - Menjelaskan tanda
dengan hamil dan gejala
hiperemesis dengan hiperemesis
, manfaat hipereme - Menjelasakan
buah dan sis tujuan diet ibu
sayur bagi 4. Mengetah hamil dengan
ibu hamil, ui hiperemesis
manfaat manfaat - Menjelaskan
telur bagi sayur dan manfaat buah dan
ibu hamil. buah bagi sayur bagi ibu
ibu hamil hamil
5. Mengetah - Menjelaskan
ui manfaat telur bagi
manfaat ibu hamil
telur bagi Fase Evaluasi (5
ibu hamil menit)
- Melakukan post
tes (memberikan
pertanyaan secara
lisan
- Mengucapkan
maaf dan terima
kasih
- Member salam
MATERI GIZI IBU HAMIL DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1. Pengertian

Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan sehingga pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan

umum ibu menjadi buruk (Mitayani,2009)

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur

kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan

dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum

dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun dan dehidrasi.

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil

yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat)

dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu

kedua belas (Tiran,2008).

Dari beberapa pengertian di atas kami menyimpulkan bahwa

Hiperemesis Gravidarum merupakan komplikasi dari kehamilan yang

menyebabkan mual dan muntah yang terjadi secara terus menerus

sehingga menganggu kehidupan sehari-hari serta menimbulkan

kekurangan cairan.

2. Gejala hiperemesis

Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi

menjadi 3 tingkatan yaitu :

a. Tingkat I (Ringan)

1) Muntah terus menerus


2) Tidak nafsu makan

3) Berat badan turun

4) Rasa nyeri di epigastrium

5) Kecepatan nadi meningkat sekitar 100x/menit

6) Tekanan darah turun

7) Turgor kulit kurang

8) Lidah kering

9) Mata cekung.

b. Tingkat II (Sedang)

1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis.

2) Turgor kulit lebih berkurang

3) Lidah mengering dan nampak kotor.

4) Nadi kecil dan cepat.

5) Suhu kadang-kadang naik.

6) Mata sedikit ikterus dan menjadi cekung.

7) Berat badan turun.

8) Hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi

9) Tensi rendah.

c. Tingkat III (Berat)

1) Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti.

2) Kesadaran menurun dan somnolen sampai koma.

3) Nadi kecil dan cepat.

4) Suhu badan meningkat dan tensi menurun.


5) Komplikasi fatal pada susunan saraf ensefalopati Wemicke

dengan gejala : nistagtnus dan diplopia (Prawirohardjo,

Sarwono,2010).

3. Diet hiperemesis

Ciri khas diet hiperemesis adalah penekanan pemberian

karbohidart kompleks terutama pada pagi hari, serta menghindari

makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan

rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian

makan dan minum.

a. Tujuan Diet :

1) Mengganti persedian glikogen tubuh untuk mengontrol

asidosis.

2) Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat

gizi yang cukup.

b. Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk :

Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis

secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi

yang cukup

Macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :

a) Diet Hiperemesis I

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan

hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari

roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus,
dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan

tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang

terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam

waktu lama.

b) Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah

berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai

dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi

tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan

makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap

ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan

energi.

c) Diet Hiperemesis III

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis

gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan

pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan.

Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan

semua zat gizi

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III

adalah :

(1) Roti panggang, biskuit, crackers

(2) Buah segar dan sari buah


Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak

berlemak, teh dan kopi encer (Tiran,2008).

4. Manfaat Buah-buahan dan sayuran Beraneka Warna untuk Ibu

Hamil

Mengkonsumsi beragam buah dan sayur beraneka warna akan

memberikan nutrisi yang cukup untuk janin anda. Setiap kelompok

warna yang berbeda akan memberikan manfaat vitamin, mineral,

dan antioksidan yang berbeda juga untuk janin anda. Pada usia

Kehamilan usia Trimester, seluruh spektrum buah dan sayuran

yang anda konsumsi juga dapan dirasakan oleh bayi, melalui cairan

ketuban. Sehingga konsumsilah buah dan sayur yang terasa enak

bagi anda, sehingga bayi anda juga merasakan enak pada air

ketuban yang melindunginya. (Tiran,2008).

5. Manfaat Telur untuk Ibu Hamil

Telur mengandung 12 vitamin, mineral dan protein berkualitas,

yang sangat penting untuk Ibu dan Janin di dalam kandungan.

Protein di dari telur berfungsi untuk pertumbuhan sel-sel bayi. Telur

juga mengandung kolin, yang berfungsi untuk memaksimalkan

pertumbuhan, kesehatan otak dan mencegah cacat tabung saraf

pada bayi. Beberapa jenis telur juga mengandung omega-3 yang

penting untuk kecerdasan otak dan pengembangan penglihatan

pada bayi anda. (Tiran,2008).


DAFTAR PUSTAKA

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika :


Jakarta

Tiran, Denise. (2008). Mual & Muntah Kehamilan (Nausea and Vomiting in
Pregnancy : An Integrated Approach to Care). EGC : Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka :


Jakarta

Anda mungkin juga menyukai