Anda di halaman 1dari 17

PERSPEKTIF, TREND

DAN ISU KOMUNIKASI


DALAM PELAYANAN
KESEHATAN DAN
PENGAMATAN
PERAWAT DI RUMAH
SAKIT
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 6
O Rio Irvanda Yuris (2011110480)
O Sheila Reihani Permata Rezky (2011113231)
O Shindi Rahmedani Putri (2011113256)
O Sulistyawati (2011114361)
O Serla Suryadina ( 2011110904)
O Siti Rohmah Nurul Asyam (2011113247)
O Sri Agustina (2011113516)
Definisi Perspektif, Trend dan Issue
Trend adalah hal yang sangat mendasar
dalam berbagai pendekatan analisa, tren
juga dapat di definisikan salah satu
gambaran ataupun informasi yang terjadi
pada saat ini yang biasanya sedang
popular di kalangan masyarakat. Trend
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan
oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
Trend dan Issue Keperawatan adalah sesuatu yang
sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek /
mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
ataupun tidak, trend dan issu keperawatan tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatan. Saat ini trend dan issue keperawatan
yang sedang banynak dibicarakan orang adalah
Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia,
tentunya semua issu tersebut menyangkut keterkaitan
dengan aspek legal dan etis dalam keperawatan.
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadian
yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak
terjadi pada masa mendatang, yang
menyangkut ekonomi, moneter, sosial,
politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis. Issue adalah
sesuatu yang sedang di bicarakan oleh
banyak namun belum jelas faktanya atau
buktinya
Prespektif, Trend, dan Issue Komunikasi dalam
Pelayanan Keperawatan di Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia (RI)


Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit menyatakan bahwa rumah sakit
adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.
Ada beberapa trend dan issue Komunikasi
dalam Pelayanan Kesehatan yang terjadi
di Indonesia sehingga menimbulkan
perubahan perspektif masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang ada.
1. Kepuasan pasien terhadap komunikasi
perawat yang efektif.
2. Ketidakpuasan pasien terhadap
komunikasi perawat yang kurang
teraupetik.
Komunikasi Teraupetik dalam Pelayanan
Keperawatan
O Kata komunikasi berasal daru bahasa latin
coomunicare yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan Menurut Liliweri (2008),
komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan
suatu pesan dari satu sumber kepada penerima
agar dapat dipahami.
O Menurut Yubiliana (2017), komunikasi terapeutik
adalah komunikasi yang terjalin dengan baik,
komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan
atau setidaknya dapat melegakan serta dapat
membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya
mendapatkan kepuasan.
Adapun fungsi komunikasi teraupetik dalam Keperawatan
itu yakni :
1. Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau
menyebarluaskan informasi kepada orang lain. Artinya,
dari penyebarluasan informasi ini diharapkan penerima
informasi akan mengetahui apa yang ingin diketahui.
2. Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau
menyebarluaskan informasi yang bersifat mendidik orang
lain. Artinya, dari penyebarluasan informasi ini diharapkan
penerima informasi akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang ingin diketahui.
3. Untuk memberikan instruksi kepada penerima pesan.
4. Untuk mempengaruhi dan mengubah sikap penerima
pesan.
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Teraupetik

Faktor yang mempengaruhi komunikasi menurut Potter


& Perry (2005) menjelaskan bahwa persepsi, nilai, latar
belakang budaya, pengetahuan, peran dan lokasi
interaksi memberikan pengaruh terhadap isi pesan dan
bagaimana pesan tersebut disampaikan.
1. Persepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang
sedang terjadi
2. Nilai merupakan standar yang mempengaruhi
tingkah laku
3. Latar Belakang Budaya, budaya merupakan
jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan
merasakan.
4. Pengetahuan, komunikasi akan lebih sulit ketika
seseorang berinteraksi dengan orang lain yang
memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda.
5. Peran, individu berkomunikasi sesuai tatanan yang
tepat menurut hubungan dan peran mereka saat itu.
6. Lokasi Interaksi/ lingkungan, orang akan
cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi
atau lingkungan mereka nyaman.
Hambatan dalam Komunikasi Teraupetik
Menurut Fajar (2009), terdapat beberapa hambatan
dalam komunikasi teraupetik, yaitu:
1. Hambatan dari pengirim pesan
2. Hambatan dalam penyandian/simbol
3. Hambatan media
4. Hambatan dalam bahasa sandi
5. Hambatan dari penerima pesan.
HASIL PENGAMATAN

Tempat, Waktu, Objek Pengamatan

Tempat Pengamatan : Rumah Sakit Syafira, Jl. Jend.Sudirman No 134,


Tangkerang Tengah, Kec. Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau

Waktu Pengamatan : Senin, 1 Maret 2021, Pukul 11:38.


Objek yang diamati : Perawat

Pengamat : 1. Sheila Reihani Permata Rezky


2. Shindi Rahmedani Putri
3. Sulistyawati
4. Siti Rohmah Nurul Asyam
5. Sri Agustina
6. Rio Irvanda Yuris
Metode Pengamatan
Pengamat melakukan pengamatan dengan menggunakan metode observasi
lapangan dan pengamatan secara langsung di lokasi pengamatan yaitu Rumah
Sakit Syafira, Pekanbaru.

Hasil Pengamatan :
Data hasil pengamatan komunikasi dalam pelayanan kesehatan oleh
kelompok 6 yang dilakukan di Rumah Sakit Syafira, didapatkan dengan
mengamati seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit tersebut, banyak
terjadi komunikasi antara perawat dan pasien saat perawat hendak melakukan
pengkajian data dari berbagai pasien. Seperti dengan menanyakan keluhan
yang dialami pasien dan data diri pasien. Setelah perawat melakukan
pengkajian data, kemudian perawat melanjutkan dengan mengkomunikasikan
perencanaan tindakan pemeriksaan tensi, pengukuran berat badan dan lingkar
lengan atas terhadap pasien. Setelah mendapatkan 10 persetujuan pasien ,
perawat langsung melakukan tindakan pemeriksaan tensi. Selanjutnya
perawat meminta pasien menunggu sejenak hingga bidan datang.
Menurut pengamatan kami komunikasi yang dilakukan oleh
perawat tersebut terhadap pasien lebih cendrung
menggunakan komunikasi jenis verbal dibandingkan
dengan komunikasi non verbal. Hal ini dibuktikan dengan
sikap perawat yang tidak ramah dan kurangnya ekspresi
wajah saat berkomunikasi , seperti pada saat pasien datang,
perawat tidak langsung merespon dengan memberikan
sikap 3S (Senyum, Salam, Sapa), intonasi perawat yang
datar dan tidak memberikan senyuman saat berinteraksi
dengan pasien sehingga menunjukan sikap perawat yang
tidak ramah. Sikap perawat yang diamati tersebut
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi antara pasien dan perawat menjadi tidak
efektif. Berikut beberapa poin kesimpulan yang didapatkan
pada saat pengamatan.
Data Pengamatan Lapangan
a. Sifat perawat yg ramah mendorong kursi roda pasien dengan nada
bertanya yg lembut
b. Sifat perawat yang tegas dan jelas menyampaikan informasi kepada
pasien
c. Sifat perawat yang cermat ketika melakukan pemeriksaan ttv kepada
pasien
d. Perawat yang cekatan memberikan pelayanan sesuai sop yang berlaku

Dari data diatas kita dapat melihat komunikasi terapeutik yang diberikan
perawat kepada pasien. Komunikasi Terapeutik yang diterapkan oleh
perawat dalqm berhubungan denganpasien meningkatkan dan membina
hubungan yang saling percaya antara pasien dan perawat. komunikasi
ini dapat digunakan sebagai terapeutik menurunkan kecemasan pasien
agar pengobatan yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dengan
hubungan yang saling percaya tersebut.
SEKIAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai