Disusun Oleh:
Tingkat 3/Semester 5
Ways Al Qorny
P27905119040
2021
Kasus:
Seorang perempuan umur 28 tahun dirawat di ruang psikiatri rumah sakit
jiwa. Klien tampak sering menyendiri dan selalu mengatakan saya orang yang
tidak berharga suster, karena saya orang terbodoh sedunia, tidak memiliki
kemampuan apapun. Saya malu suster keluarga saya sukses semua kakak saya
semua sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi pemerintah, sementara saya
hanya pengangguran. Makanya saya lebih senang sendiri, saya seperti orang yang
paling menderita di dunia dan saya adalah orang yang gagal suster. Pada saat
pengkajian klien berbicara dengan suara lirih dan hampir tidak terdengar, kontak
mata minimal klien lebih banyak menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan
terkadang mengigit kukunya.
Berdasarkan kasus di atas kerjakan dan demostrasikan bersama teman anda
sesuai langkah-langkah praktikum. Bermainlah peran untuk dapat mempraktekkan
kasus tersebut.
1. Buatlah laporan pendahuluan kasus diatas
2. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus diatas
3. Lakukanlah pengkajian untuk masalah psikososial sesuai format yang ada
4. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan
5. Buatlah pohon masalah
6. Tetapkanlah rencana tindakan keperawatan
7. Lakukan latihan tindakan keperawatan
8. Lakukanlah evaluasi keperawatan
9. Lakukanlah dokumentasi keperawatan
10. Peragakan asuhan keperawatan pada pasien isolasi social
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Faktor Presipitasi
Biasanya ditemukan riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis,atau
kelaianan struktur otak,kekerasan dalam keluarga,kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, atau adanya tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan klien,konflik antar masyarakat. Faktor pencetus pada
umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress seperti
kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas. Faktor pencetus dapat
dikelompokkan dalam kategori :
a. Faktor Sosio Kultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga, dan
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena
dirawat dirumah sakit.
b. Faktor Psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan
ansietas tinggi (Stuart, 2006).
3. Rentang Respon
4. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan
berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme
tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik
(gall,W Stuart 2006). Koping yang berhubungan dengan gangguan
kepribadian antisosial antara lain proyeksi, spliting dan merendahkan
orang lain, koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian
ambang spliting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain,
merendahkan orang lain dan identifikasi proyektif.
Menurut Gall W. Stuart (2006), sumber koping yaang berhubungan
dengan respon sosial maladaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan
keluarga yang luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan
penggunaan kreatifitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
misalnya kesenian, musik atau tulisan.
5. Sumber Koping
Contoh sumber koping yang berhungan dengan respon maladaptif
menurut Stuart, (2006) meliputi :
a. Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
b. Hubungan dengan hewan peliharaan.
c. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikan stres interpersonal
(misalkan: kesenian, musik atau tulisan).
6. Tanda-Tanda
Menurut Pusdiklatnakes (2012) tanda dan gejala isolasi sosial dapat
dinilai dari ungkapan klien yang menunjukkan penilaian negatif tentang
hubungan sosial dan didukung dengan data observasi :
a. Data subjektif Pasien mengungkapkan tentang :
Perasaan sepi
Perasaan tidak aman
Perasaan bosan dan waktu terasa lambat
Ketidakmampuan berkonsentrasi
Perasan ditolak
b. Data objektif
Banyak diam
Tidak mau bicara
Menyendiri
Tidak mau berinteraksi
Tampak sedih
Kontak mata kurang
Muka datar
Gangguan sensorik
Akibat
persepsi halusinasi
Objektif :
Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap denan orang lain
Mematung
Mondar-mandir tanpa arah
Tidak berinisiatif berhubnungan dengan orang
lain
D. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
SP III p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada berkenalan dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien isolasi
sosial
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat (dischargeplanning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
F. Sumber
Abidin, Yusuf Zainal. 2015. Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan
Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Dinas Kesehatan Kota Padang. 2013. Profil Kesehatan. Padang: Dinas.
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah
Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.
Keliat, et al. 2016. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic
Course). Jakarta: EGC.
Muhith A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Riyadi S dan Purwanto T. 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
GRAHA.
Yosep, Iyus., Sutini, Titin. 2014. Buku Ajar Keperawatan Jiwa (dan Advance
mental healyh nursing). Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
ISOLASI SOSIAL
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tampak sering menyendiri dan selalu mengatakan saya orang
yang tidak berharga suster, karena saya orang terbodoh sedunia, tidak
memiliki kemampuan apapun. Saya malu suster keluarga saya sukses
semua kakak saya semua sarjana dan bekerja di perusahaan dan instansi
pemerintah, sementara saya hanya pengangguran. Makanya saya lebih
senang sendiri, saya seperti orang yang paling menderita di dunia dan saya
adalah orang yang gagal suster. Pada saat pengkajian klien berbicara
dengan suara lirih dan hampir tidak terdengar, kontak mata minimal klien
lebih banyak menunduk sambil memainkan jari-jarinya dan terkadang
mengigit kukunya.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial
c. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan
kerugian menarik diri dengan orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan
orang lain
f. Klien dapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial klien
c. Berdiskusi dengan klien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain
d. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian menarik diri dengan orang
lain
e. Mengajarkan klien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan klien memasukan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
3. Terminasi
a. Evaluasi
Evaluasi Klien (subjektif)
“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang penyebab
menarik diri?”
Evaluasi Perawat (objektif dan reinforcement)
“Nah sekarang coba ibu langi dan peragakan kembali cara
berkenalan dengan ornag lain.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Coba selama saya tidak ada ibu dapat memperaktikan cara berkenalan,
agar ibu dapat terbiasan berintraksi dengan orang lain”.
“Baik ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Bagus, dua kali ya bu, baiklah jam berapa ibu akan
latihan?”
c. Kontrak yang akan datang:
Topik
“Baiklah bu bagaimana jika besok kita bercakap-cakap dan latihan
perkenalan dengan teman-teman?”
Waktu
“Bagaimana kalau besok pagi kita lakukan latihan jam 8 pagi
setelah sarapan?.”
Tempat
“Oh iya bu, berhubungan waktu kita telah habis, untuk pertemuan
kita hari ini sampai disini dulu ya, besok kita akan bertemu lagi
ditempat ini. Baik bu, saya permisi dulu ya, jika ibu membutuhkan
saya, silahkan hubungi sayang diruang perawat, selamat pagi.”
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA
A. Pengkajian Psikososial
1. Identitas
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 28 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Pekawinan : Belum Kawin
e. Orang yang berarti : Orang Tua (Ayah dan Ibu)
f. Pekerjaan : Belum Bekerja
g. Pendidikan : SMA
h. Tanggal Masuk : 01 September 2021
i. Tanggal Pengkajian : 01 September 2021
j. Diagnosa medis :-
k. Penampilan : Sedang
5. Riwayat Keluarga
a. Genoram
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
6. Pengkajian Fisik
a. Riwayat Penyakit : pasien tidak memiliki riwayat sakit fisik dan
sebalumnya belum pernah mengalamu ganguan jiwa
b. Kebiasaan yang Berhubungan dengan Status Kesehatan : pasien
sebelumnnya rutin berolahraga dirumah
c. Merokok : tidak
d. Istirahat dan Tidur
Tidur siang, lama : 1-2 jam
Tidur malam, lama : 7-8 jam
Aktivitas sebelum / sesudah tidur : Menyikat gigi sebelum tidur
e. Nutrisi : Makan 2x sehari, setengah porsi
f. Eliminasi : 1x/hari
g. Orientasi : Pasien sadar penuh dan tidak mengalami gangguan
disorientasi waktu, tempat maupun orang
h. Tingkat Aktifitas : Pasien memerlukan motivasi dari orang lain untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
i. Tingkat energi : Pasif, selain karena kondisi isolasi sosial yang
rendah, secara fisik juga intake pasien kurang
7. Analisis Data
No Data Masalah
1 Subjektif : Isolasi sosial
Mengatakan malas berintraksi
Mengatakan orang lain tidak menerima
dirinya
Merasa prang lain tidak selevel
Curiga dengan orang lain
Mendengar suara -2/ melihat bayangan
Merasa tidak berguna
Selektif
Objektif :
Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap denan orang
lain
Mematung
Mondar-mandir tanpa arah
Tidak berinisiatif berhubungan dengan
orang lain
B. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
Isolasi sosial TUM : a. Setelah 2 x SP I p
Pasien pertemuan pasien 1. Mengidentifikasi penyebab isolasi
dapat mampu sosialpasien
berinteraksi menjelaskan 2. Berdiskusi dengan pasien tentang
dengan penyebab isolasi keuntungan berinteraksi dengan orang
orang lain sosial lain
b. Setelah 2 x 3. Berdiskusi dengan pasien tentang
pertemuan pasien kerugian tidak berinteraksi dengan orang
mampu lain
menyebutkan 4. Mengajarkan pasien cara berkenalan
keuntungan dengan satu orang
berhubungan 5. Menganjurkan pasien memasukkan
sosial (banyak kegiatan latihan berbincang-bincang
teman, tidak dengan orang lain dalam kegiatan harian
kesepian, bisa
diskusi, saling SP II p
menolong) dan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
kerugian dari pasien
isolasi sosial 2. Memberikan kesempatankepada pasien
( kesepian, tidak mempraktekkan cara berkenalan dengan
bisa diskusi, dan satu orang
sendiri) 3. Membantu pasien memasukkan kegiatan
c. Setelah 2 berbincang-bincang dengan orang lain
xpertemuan pasien sebagai salah satu kegiatan harian
mampu melakukan
hubungan sosial SP III p
secarabertahap 1. Mengevaluasi jadwal kegiatanharian
dengan pasien
Perawat 2. Memberikan kesempatan kepada
Perawat lain berkenalan dengan dua orangatau lebih
Pasien lain 3. Menganjurkan pasien memasukkan
Keluarga dalam jadwal kegiatan harian
Kelompok
TUM : a. Setelah 3 SP I k
Keluarga xpertemuan 4. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
mampu keluarga mampu keluarga dalammerawat pasien
merawat menjelaskan 5. Menjelaskan pengertian, tandadan gejala
pasien pengertian, tanda isolasi sosial yang dialami pasien beserta
gejala isolasi prosesterjadinya
di rumah
sosial 6. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
b. Setelah 3 isolasisosial
xpertemuan
keluarga mampu SP II k
menjelaskan cara- 3. Melatih keluarga mempraktekkancara
cara merawat merawat pasien dengan isolasi sosial
pasien isolasi 4. Melatih keluarga melakukan cara
sosial merawat langsung kepada pasien isolasi
c. Setelah 3 x sosial
pertemuan
keluarga mampu SP III k
memperagakan 3. Membantu keluarga membuatjadual
cara merawat aktivitas di rumah termasuk minum obat
langsung pasien (dischargeplanning)
dengan isolasi 4. Menjelaskan follow up pasien setelah
sosial pulang
D. Tindakan dan Evaluasi Keperawatan
Hari / Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Tanggal Keperawatan
Rabu, 01 Isolasi sosial SP I p S:
September 1. Mengidentifikasi Mengatakan malas berintraksi
2021 penyebab isolasi Mengatakan orang lain tidak
sosial pasien menerima dirinya
2. Berdiskusi dengan Merasa orang lain tidak selevel
pasien tentang Curiga dengan orang lain
keuntungan Mendengar suara -2/ melihat
berinteraksi dengan bayangan
orang lain Merasa tidak berguna
3. Berdiskusi dengan Selektif
pasien tentang
kerugian tidak O :
berinteraksi dengan Menyendiri
orang lain
Mengurung diri
4. Mengajarkan pasien
Pasien mampu mengungkapkan
cara berkenalan
penyebab isolasi sosial, mampu
dengan satu orang
berdiskusi menengani
5. Menganjurkan pasien
keuntungan berintraksi sosial
memasukkan kegiatan dan mengungkapkan kerugian
latihan berbincang- tidak berintraksi dengan orang
bincang dengan orang lain
lain dalam kegiatan
harian A : Isolasi sosial SP 1 teratasi
P : Lanjutkan intervensi SP 2
isolasi sosial
Kamis, 02 Isolasi sosial SP II p S:
September 1. Mengevaluasi jadwal Pasien mengatakan merasa
2021 kegiatan harian pasien takut untuk memulai
2. Memberikan perkenalan
kesempatan kepada Pasien mengatakan senang
pasien belajar berkenalan dengan
mempraktekkan cara perawat
berkenalan dengan
satu orang O:
3. Membantu pasien Pasien mampu mengungkapkan
memasukkan kegiatan jawal hariannya
berbincang-bincang Pasien berantusias untuk belajar
dengan orang lain perkenalan diri tetapi pasien
sebagai salah satu masih merasa takut
kegiatan harian Pasien mampu
memperkenalkan diirnya
kepada perawat
P : Lanjutkan intervensi SP 3
isolasi sosial