WASPADA: Center for Disease Control and Prevention (CDC) melarang penggunaan kuku palsu saat
merawat pasien. Rujuk protokol rumah saldt.
Imunisasi
Cacar air
Konjungtivitis
Gangguan diare
Virus hepatitis A
Herpes zoster/cacar ular
Impetigo
Influenza
Gondong
Pedikulosis/kutu
Pertusis/batuk rejan
Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Rubela
Skabies
Streptokokus grup A/ strep tenggorok
Tuberkulosis (aktif)
Status pekerjaan yang melibatkan pasien banyak berhubungan dengan peraturan institusi yang
ditentukan oleh Departemen Kesehatan dan mungkin memerlukan izin dari dokter.
Sarung tangan harus dipakai setiap saat ketika mengumpulkan, mengolah, atau memeriksa
spesimen dan harus diganti setiap berganti pasien.
Memakai APD
Langkah 1. kenakan pakaian dan ikatkan pada ikatkan pada leher dan pinggang
Langkah 2. Pakai masker, tetap menutupi hidung dan mulut, lalu kencangkan
Langkah 3. pakai kacamata
Langkah 4. Kenakan sarung tangan lalu masukkan ujung lengan pakaian ke dalam sarung tangan
Melepaskan APD
Dengan menggunakan salah satu tangan yang ber sarung tangan lepaskan sarung tangan
pertama (dari pergelangan tangan ke arah bawah) hingga sarung tangan pertama dengan bagian
dalamnya dipegang oleh tangan yang masih bersarung tangan.
Sisipkan jari yang sudah tidak bersarung tangan ke dalam sarung tangan di tangan yang lain.
Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh bagian luarnya (lihat gambar di atas).
Taruh kedua sarung tangan pada tempatnya.
Langkah 2. Buka ikatan pakaian dan lepaskan pakaian hanya dengan menyentuh bagian dalamnya. Taruh
pakaian tersebut pada tempatnya.
Langkah 3. Lepaskan masker hanya dengan menyentuh tali atau pita. Buang masker.
Sebelum Prosedur
Periksa tanda kewaspadaan APD yang dipasang di pintu pasien untuk menentukan APD yang
diperlukan untuk masuk ke ruangan itu.
Hanya bawa peralatan yang diperlukan, termasuk tabung tambahan dan persediaan untuk
melakukan pungsi vena kedua, jika perlu.
Buka-lipat kantong plastik atau kantong dan tempatkan di dekat atau tepat di luar pintu.
Setelah Prosedur
Lepaskan semua APD di ruangan dan tinggalkan di ruangan itu.
Tinggalkan semua peralatan flebotomi di ruangan.
Bersihkan tabung sampel dari darah yang ada di luar, kemudian taruh di kantong plastik yang
terletak di dekat atau tepat di luar pintu.
WASPADA: Jangan sentuh bagian luar kantong dengan sarung tangan atau tabung pengumpul.
Pasien yang mengalami gangguan sistem imun harus dilindungi dari organisme yang rutin ditemui dan
dibawa oleh pengambil darah.
WASPADA: Ketahuilah bahwa kewaspadaan perlindungan sering diperlukan di ruang rawat anak.
Desinfektan yang paling sering digunakan untuk membersihkan darah dan tumpahan cairan tubuh di
laboratorium adalah natrium hipoklorit 1:10 (pemutih).
WASPADA: Ingatlah, wadah benda tajam hanya boleh diisi alat yang dirancang khusus dan JANGAN
mengisi secara berlebihan.
Protokol Pascapajanan
WASPADA: Segera laporkan semua kemungkinan pajanan patogen yang ditularkan melalui darah ke
supervisor atau pegawai departemen kesehatan.
1. Ambil sampel darah dasar dan periksa terhadap HBV, hepatitis virus C (HCV), dan human
immunodeficiency virus (HIV).
2. Jika mungkin, identifikasi pasien, kumpulkan sampel darah, dan periksa adanya HBV, HCV, dan
HIV. (Pasien harus memberi persetujuan untuk pemeriksaan ini, dan hasil pemeriksaan tidak
menjadi bagian dari catatan medis pasien. Di beberapa negara bagian, permintaan dokter atau
permintaan pengadilan dapat mengganti persetujuan pasien karena sebatang jarum
dipertimbangkan sebagai suatu pajanan yang signifikan.)
WASPADA: Selesaikan pemeriksaan dalam 24 jam untuk manfaat maksimum dari profilaksis
pascapajanan (postexposure prophylaxis, PEP).
Profilaksis Pascapajanan
1. Pegawai dianjurkan mendapatkan PEP dengan zidovudin dan satu atau dua tambahan
pengobatan anti-HIV.
2. Pengobatan dimulai dalam 24 jam.
3. Pegawai diperiksa kembali dengan interval 6 minggu, 12 minggu, dan 6 bulan. 4. Evaluasi dan
konseling tambahan diperlukan jika pasien tidak diidentifikasi atau tidak diperiksa.
WASPADA: Meskipun hasil pemeriksaan negatif, pegawai yang terpajan harus diberi tahu agar
melaporkan setiap gejala yang berhubungan dengan infeksi virus yang terjadi dalam 12 minggu
pemajanan.
Jarum
Ukuran jarum bervariasi berdasarkan panjang dan nomor yang ditunjukkan dengan penutup berkode
warna. Nomor (gauge) jarum adalah diameter jarum; semakin rendah nomor, semakin besar jarumnya.
Ukuran Standar
Alat pengumpul jarum: Membuat jarum menumpul sebelum dilepas dari vena
WASPADA : menurut peraturan OSHA, jika jarum tidak punya alat keamanan, pegangan tabung atau
spuit harus memiliki alat keamanan untuk mencegah tusukan jarum yang tidak disengaja.
Pegangan
Pemasangan
Buang jarum, Lancet, dan benda tajam lainnya yang sudah digunakan dalam wadah limbah benda tajam.
wadah harus :
Lansia sudut
WASPADA : Perhatikan kebijakan institusi terkait penggunaan rutin saat pengambilan darah "bersayap"
Peralatan Tambahan
Torniket
Sarung tangan
Antiseptik
Alkohol isopropil 70% (untuk pengambilan darah
rutin)
Klorheksidin glukonat atau iodin (untuk
prosedur yang memerlukan sterilitas tambahan, seperti kultur darah dan pungsi erteri)
Kain kassa 5 x 5 cm
Perban
Pulpen
Slide
Kantong pemindah biohazard
Pembersih tangan (hand sanitizer)
ldentifikasi Pasien
WASPADA: Dua jenis identifikasi direkomendasikan untuk identifikasi seluruh pasien.
1. Secara verbal identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama lengkapnya.
2. Periksa bahwa informasi pada gelang identitas pasien sesuai dengan informasi yang tertera pada
lembar permintaan, yaitu:
Nama pasien.
Nomor identifikasi rumah sakit.
Tanggal lahir.
Dokter.
Identifikasi secara verbal pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama lengkapnya,
alamat, tanggal lahir, atau nomor identifikasi khusus.
Bandingkan respons pasien dengan lembar permintaan.
Periksa identifikasi foto pasien, jika perlu.
Periksa gelang identitas pasien atau kartu identitas pasien, jika ada.
WASPADA: Verifikasi setiap ketidaksesuaian antam identitas pasien dan lembar permintaan sebelum
melakukan pungsi vena.
Posisi Pasien
Minta pasien untuk duduk atau berbaring. WASPADA: Jangan mengambil darah dari pasien yang
posisinya
WASPADA : Selalu periksa terhadap kemungkinan adanya alergi lateks sebelum menggunakan torniquet
lateks.
WASPADA : Jika menggunakan manset tekanan darah sebagai torniquet pompakan manset hingga 40
mmHg.
Pertimbangan Umum
Sampel hanya dapat diambil dari kateter vena sentral (central venous catheter, CVC) dan alat
akses vena sentral (central venous access device, CVAD) oleh staf yang mendapat pelatihan
khusus tentang prosedur tersebut.
Banyak jenis CVC dan CVAD yang beredar, dan prosedur khusus harus diikuti untuk mengalirkan
kateter dengan menggunakan larutan salin dan mungkin heparin untuk mencegah trombosis,
saat pengambilan darah lengkap.
Teknik steril harus dilakukan dengan tepat saat memasukkan IV line, karena organisme infeksius
dapat masuk ke dalam aliran darah paslen.
Saat cairan IV diberikan melalui CVC, alirannya harus dihentiknn selama 5 menit sebelum
pengumpulan sampel darah.
Spuit yang lebih dari 20 mL tidak boleh digunakan karena tekanan negatif tinggi yang dihasilkan
dapat membuat kolaps dinding kateter.
Disetiap waktu, 5 mL darah pertama (atau dua kali volume ruang rugi pada kateter) harus
dibuang atau diawetkan dan spuit baru harus digunakan untuk mengambil sampel.
Pengambilan untuk pemeriksaan koagulasi dari kateter vena tidak dianjurkan, namun jika
diperlukan, hanya boleh dilakukan sctelah 20 mL (atau lima hingga enam kali volume ruang rugi
kateter) darah dibuang atau digunaknn untuk pemeriksaan lain.
Re-infus darah (bukan membuang darah) dari CVAD untuk pengambilan laboratorium adalah
prosedur alternatif bagi pasien yang dirawat di rumah sakit berdasarkan Blood Conservation
Program Prosedur ini menggunakan alat stopcock (stopper) tiga arah (three-way) dengan spuit
uteril dilekatkan untuk menginfuskan darah dan salin kembali ke pasien.
Peralatan
Lembar permintaan
Sarung tangan
Apusan alkohol atau spons klorheksidin glukonat
Dua spuit 10 mL berisi larutan salin normal (untuk membilas)
Dua Spuit 5 mL
Stopcock tiga arah
Tabung penampung darah
Spuit pengambilan darah
Alat pemindah darah
Prosedur
7. Hentikan pemberian semua infus ke dalam CVAD (seluruh lumen) sebelum melakukan
pengambilan sampel darah.Jika lumen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
memiliki infus, tutup tabung dengan penutupnya yang sesuai ketika dilepaskan.
8. Ketika mengambil sampel dari kateter multi lumen perhatikan bahwa lumen proksimal adalah
lumen yang lebih umum dipakai untuk mengambil sampel. Gunakan klem pada lumen untuk
mengontrol aliran darah dan membantu mengurangi kebingungan terhadap stopcock
9. Letakkan split salin yang sebelumnya sudah berisi 10 mL pada stopcock tiga arah.
10. Persiapkan stopcock dengan larutan salin
11. Desinfeksi tutup injeksi dengan asupan alkohol dan menggosoknya dengan kuat pada bagian
atas dan bagian lubang selama 15 detik. Jika pengambilan sampel laboratorium ini untuk kultur
darah gosok sumbat injeksi dengan asupan alkohol selama 30 detik
12. Letakkan stopcock yang berpusat pada sumbat injeksi.
13. Lepaskan klem dari lumen dan bilaslah dengan sisa larutan salin. Jika satu-satunya lumen yang
tersedia untuk mengambil darah sudah memiliki infus nutrisi parenteral total (total parenteral
nutrition, TPN) bilaslah dengan larutan salin 18-19 mL.
Waspada bila CVC untuk memastikan dan mempertahankan kepatenan kateter dan mencegah
bercampurnya obat dan larutan yang tidak kompatibel. Ikuti petunjuk pabrik tentang penggunaan yang
tepat dan kebijakan institusi dan prosedur pembilasan. Pembilasan yang tidak saksama pada bagian
penampungan sampel dapat menyebabkan kontaminasi atau pencairan sampel sehingga menghasilkan
kesalahan hasil pemeriksaan
14. Klem lumen atau balikan stopkock posisi off pada bagian spuit
15. Lepaskan spuit
16. Pasang swit baru yang kosong pada bagian stopcock yang sama. (Bagian dalam kulit pertama
saat ini terkontaminasi dengan pengisap yang baru saja anda sentuh dan harus diubah untuk
menjaga agar udara tetap bersih untuk dimasukkan kembali.)
17. Matikan stopcock pada bagian yang tidak dapat diakses
18. Lepas klem pada lumen
19. Aspirasi 5 ml darah ke dalam spuit yang kosong biarkan spuit melekat pada stopcock. Darah ini
dapat di infus kan kembali sampai prosedur selesai dilakukan
20. Letakkan beat kosong lainnya ke bagian stopkock kedua
21. Pastikan bahwa stopkock pada spuit yang berisi darah dalam posisi mati
22. Ambil sampel darah ke dalam spuit kosong kedua
23. Infusan darah Kembali dari spuit pertama yang berisi darah
WASPADA Jika Anda ragu tentang integritas darah yang harus di infus kan kembali (misal terkontaminasi
atau membeku), buang saja darah tersebut
WASPADA: jangan tinggalkan darah yang tertampung dari CVAD dalam spuit saat Anda membilas CVAD
WASPADA: ketahuilah bahwa kesalahan pemeriksaan dapat terjadi karena darah yang diambil dari CVAD
mengalami hemolisis yang disebabkan oleh kebocoran udara saat menggunakan komponen pengambil
darah yang tidak cocok
WASPADA: ketahuilah bahwa pembilasan bagian penampungan darah yang tidak adekuat dapat
mengkontaminasi atau melarutkan sampel sehingga menyebabkan hasil tes menjadi keliru atau salah.
Pengumpulan Urine
Peralatan
Lembar permintaan
Wadah urin steril dilengkapi label
Tisu antiseptik steril
lnstruksi tertulis untuk pembersihan dan berkemih
Instruksi Pasien
1. Cuci tangan.
2. Lepaskan penutup dari wadah tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau penutup.
3. Regangkan lipatan kulit (labia).
4. Bersihkan dari depan ke belakang pada salah satu bagian lubang kencing dengan menggunakan
tisu antiseptik, menggunakan tisu untuk setiap sisinya.
5. Pegang dan regangkan lipatan kulit, mulai berkemih di toilet.
6. Arahkan wadah urin ke arah aliran urin dan tampung dalam jumlah yang cukup.
WASPADA: Jangan sentuh bagian dalam wadah atau biarkan wadah menyentuh area genital.
Peralatan
Lembar permintaan
Wardah urine steril yang dilengkapi dengan label
Tisu antiseptik steril
Instruksi tertulis untuk pembersihan dan berkemih
Instruksi pasien
1. Cuci tangan
2. Lepaskan penutup wadah steril tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau penutup
3. Bersihkan ujung penis dengan tisu antiseptik dan biarkan mengering. Retraksikan kulit Kulup jika
tidak disunat
4. Berkemihlah di toilet tanpa kulit kulup jika perlu
5. Arahkan wadah urine steril ke arah urine dan tampung jumlah yang cukup
WASPADA jangan menyentuh bagian dalam wadah atau biarkan wadah menyentuh area genital
Peralatan
Lembar permintaan
Wadah sampel urine 24 jam dengan penutup
Label
Wadah dengan es, Jika perlu
Pengawet, Jika perlu
Prosedur
1. Jelaskan prosedur pengambilan sampel dan beri instruksi tertulis pada pasien
2. Berikan wadah penampung dan bahan pengawet yang tepat
3. Hari ke-1 pasien berkemih dan membuang spesimen yang pertama kali pada pagi hari
4. Pasien menuliskan waktu yang pasti pada label sampel dan menempelkan label tersebut pada
wadah
5. Pasien menampung seluruh urine selama 24 jam selanjutnya
WASPADA pasien harus menampung setiap sampel urine sebelum defekasi untuk menghindari
kontaminasi feses
WASPADA pasien harus menyimpan sampel di kulkas setelah setiap menambahkan pengumpulan urine
6. Pasien harus meminum cairan dalam jumlah yang normal selama waktu pengumpulan sampel
urine
7. Hari kedua pasien berkemih dan menambahkan urin pagi pertama ke dalam urine yang
dikumpulkan sebelumnya
8. Pasien mengirimkan sampel ke laboratorium dalam kantong yang diisolasi atau dalam pendingin
portable
9. Sampel yang diambil selama 24 jam di campur secara saksama di laboratorium dan volume
secara akurat diukur dan dicatat
10. Aliquot ikut yang memadai disimpan untuk pemeriksaan dan kemungkinan pemeriksaan
tambahan
11. Urine yang tersisa dibuang