Anda di halaman 1dari 21

Pengendalian

Infeksi Higiene Tangan

Pedoman Mencuci Tangan Menurut CDC

 Basahi tangan dengan air hangat.


 Ambil sabun.
 Gosokkan kedua tangan untuk membentuk busa, membuat gesekan, dan melepas debris.
 Cuci tangan secara menyeluruh selama minimal 20 detik, pastikan bersihkan sela-sela jari, di
bawah kuku, di bawah cincin, dan di sekitar ibu jari dan pergelangan tangan.
 Bilas tangan ke arah bawah untuk mencegah kontaminasi ulang.
 Ambil handuk kertas dari tempat persediaan.
 Keringkan tangan dengan handuk kertas yang tersedia.
 Matikan lcran dengan tisu bersih untuk mencegah kontaminasi ulang.

WASPADA: Center for Disease Control and Prevention (CDC) melarang penggunaan kuku palsu saat
merawat pasien. Rujuk protokol rumah saldt.

Penggunaan Pembersih Berbahan-Alkohol

Pembersih berbahan-alkohol dapat digunakan saat tangan terlihat tidak terkontaminasi.

 Taruh pembersih pada telapak salah satu tangan.


 Gosok kedua tangan dan bersihkan seluruh area yang ingin dibersihkan, termasuk sela-sela jari
dan ibu jari.
 Terus gosok hingga alkohol mengering.

WASPADA: Pembersih berbahan-alkohol tidak direkomendasikan setelah kontak dengan bakteri


pembentuk spora, termasuk spesies Clostridium difficile dan Bacillus.

Imunisasi

Rekomendasi Imunisasi Menurut CDC untuk Flebotomis

 Virus Hepatitis B (Hepatitis B,HBV)


 Penyelesaian protokol imumsasi tiga-suntikan
 Titer antibodi positif
 Campak, gondongan, dan rubela (measle, mump, dan rubella, MMR) .
 Titer antibodi positif terkini 
 Varisela(cacar air)
 Titer antibodi positif terkini
 Tetanus
 Imunisasi dalam 10 tahun terakhir
 Pemeriksaan kulit tuberkulosis tahunan (PPD)
 Hasil pemeriksaan negatif pada PPD 
 Radiografi dada setelah hasil pemeriksaan positif

PENYAKIT YANG MEMBATASI KONTAK PASIEN

 Cacar air
 Konjungtivitis
 Gangguan diare
 Virus hepatitis A
 Herpes zoster/cacar ular
 Impetigo
 Influenza
 Gondong
 Pedikulosis/kutu
 Pertusis/batuk rejan
 Respiratory Syncytial Virus (RSV)
 Rubela
 Skabies
 Streptokokus grup A/ strep tenggorok
 Tuberkulosis (aktif)

Status pekerjaan yang melibatkan pasien banyak berhubungan dengan peraturan institusi yang
ditentukan oleh Departemen Kesehatan dan mungkin memerlukan izin dari dokter.

Alat Pelindung Diri (APD)

 Sarung tangan harus dipakai setiap saat ketika mengumpulkan, mengolah, atau memeriksa
spesimen dan harus diganti setiap berganti pasien.

WASPADA: Laporkan setiap gejala alergi lateks ke supervisor Anda.

WASPADA: Periksa tanda peringatan alergi lateks di ruang pasien.


Gunakan sarung tangan dan torniket yang tidak menggunakan lateks saat merawat pasien dengan tanda
peringatan.

 Pakaian (gown) harus melindungi seluruh tubuh.


 Masker melindungi diri dari inhalasi droplet dan pajanan membran mukosa dari droplet.
 Kacamata (goggle) melindungi membran mukosa mata
 Respirator N95 melindungi dari organisme penularan melalui udara seperti Mycobacterium
tuberculosis. Alat ini harus disesuaikan berdasarkan individu yang memakai.

Memakai APD

Langkah 1. kenakan pakaian dan ikatkan pada ikatkan pada leher dan pinggang

Langkah 2. Pakai masker, tetap menutupi hidung dan mulut, lalu kencangkan
Langkah 3. pakai kacamata

Langkah 4. Kenakan sarung tangan lalu masukkan ujung lengan pakaian ke dalam sarung tangan

Melepaskan APD

Lepaskan APD mulai dari yang paling terkontaminasi hingga ke yang


paling sedikit terkontaminasi.

Langkah 1 lepaskan dan buang sarung tangan

 Dengan menggunakan salah satu tangan yang ber sarung tangan lepaskan sarung tangan
pertama (dari pergelangan tangan ke arah bawah) hingga sarung tangan pertama dengan bagian
dalamnya dipegang oleh tangan yang masih bersarung tangan.

 Sisipkan jari yang sudah tidak bersarung tangan ke dalam sarung tangan di tangan yang lain.
 Lepaskan sarung tangan tanpa menyentuh bagian luarnya (lihat gambar di atas).
 Taruh kedua sarung tangan pada tempatnya.

Langkah 2. Buka ikatan pakaian dan lepaskan pakaian hanya dengan menyentuh bagian dalamnya. Taruh
pakaian tersebut pada tempatnya.

Langkah 3. Lepaskan masker hanya dengan menyentuh tali atau pita. Buang masker.

Kewaspadaan Berdasarkan Penularan (isolasi)

Klasifikasi Kewaspadaan Berdasarkan-Penularan

Jenis Kemungkinan penyakit Kewaspadaan yang diperlukan


dan APD

penularan melalui udara  Tuberkulosis  Kewaspadaan


 Campak  Standar masker atau
 Cacar air respirator
 Herpes zoster/cacar ular
 Gondong adenovirus

Klasifikasi Kewaspadaan Berdasarkan-Penularan

Droplet  Infeksi neisseria meningitidis


 Spesies Haemophilus
 Pertusis/batuk rejan
 Streptokokus grup A
 Influenza
 Rinovirus
 Demam skarlatina
 Parvovirus B19
 Respiratory syncytial virus (RSV)
 Difteri

Kontak  C. difficile  Kewaspadaan standar


 Rotavirus  Pakai
 Luka dengan drain  Sarung tangan
 Infeksi resisten antibiotik
 Scabies
 Impetigo
 Virus herpes simplex
 RSV
 Herpes zoster/cacar ular

Melakukan Prosedur Flebotomi dalam Isolasi

Sebelum Prosedur

 Periksa tanda kewaspadaan APD yang dipasang di pintu pasien untuk menentukan APD yang
diperlukan untuk masuk ke ruangan itu.
 Hanya bawa peralatan yang diperlukan, termasuk tabung tambahan dan persediaan untuk
melakukan pungsi vena kedua, jika perlu.

WASPADA: Jangan bawa baki Hebotomi ke dalam mangan.

 Buka-lipat kantong plastik atau kantong dan tempatkan di dekat atau tepat di luar pintu.

Setelah Prosedur
 Lepaskan semua APD di ruangan dan tinggalkan di ruangan itu.
 Tinggalkan semua peralatan flebotomi di ruangan.
 Bersihkan tabung sampel dari darah yang ada di luar, kemudian taruh di kantong plastik yang
terletak di dekat atau tepat di luar pintu.

WASPADA: Jangan sentuh bagian luar kantong dengan sarung tangan atau tabung pengumpul.

Prosedur Isolasi Perlindungan

Pasien yang mengalami gangguan sistem imun harus dilindungi dari organisme yang rutin ditemui dan
dibawa oleh pengambil darah.

Perhatikan kewaspadaan isolasi berikut:

 Gunakan APD yang steril.


 Hanya masukkan alat yang diperlukan ke dalam mangan.
 Singkirkan semua peralatan yang anda bawa masuk dari ruangan.
 Lepaskan APD di luar ruangan. 

WASPADA: Ketahuilah bahwa kewaspadaan perlindungan sering diperlukan di ruang rawat anak.

Pembersihan Cairan Tubuh dan Darah

Desinfektan yang paling sering digunakan untuk membersihkan darah dan tumpahan cairan tubuh di
laboratorium adalah natrium hipoklorit 1:10 (pemutih).

 Selalu kenakan sarung tangan.


 Serap tumpahan darah dengan handuk kertas dan buang di wadah biohazard.
 Tuangkan desinfektan ke area tumpahan darah dan biarkan mengering.
 Kit tumpahan darah dapat digunakan jika tersedia.
Kewaspadaan Benda Tajam

Menghindari Kecelakaan Pungsi Jarum

 Jangan memasang tutup jarum lagi.


 Aktifkan pelindung keamanan segera setelah menarik jarum.
 Buang jarum dengan pemegangnya melekat. Jangan melepaskan jarum dari pemegangnya.
 Harus terampil menguasai alat keamanan baru sebelum menggunakannya untuk mengambil
darah dari pasien.
 Jangan memasukkan tangan ke dalam wadah benda tajam.

WASPADA: Ingatlah, wadah benda tajam hanya boleh diisi alat yang dirancang khusus dan JANGAN
mengisi secara berlebihan.

evaluasi pejanan darah dan cairan tubuh

Protokol Pascapajanan

WASPADA: Segera laporkan semua kemungkinan pajanan patogen yang ditularkan melalui darah ke
supervisor atau pegawai departemen kesehatan.

1. Ambil sampel darah dasar dan periksa terhadap HBV, hepatitis virus C (HCV), dan human
immunodeficiency virus (HIV).

2. Jika mungkin, identifikasi pasien, kumpulkan sampel darah, dan periksa adanya HBV, HCV, dan
HIV. (Pasien harus memberi persetujuan untuk pemeriksaan ini, dan hasil pemeriksaan tidak
menjadi bagian dari catatan medis pasien. Di beberapa negara bagian, permintaan dokter atau
permintaan pengadilan dapat mengganti persetujuan pasien karena sebatang jarum
dipertimbangkan sebagai suatu pajanan yang signifikan.)

WASPADA: Selesaikan pemeriksaan dalam 24 jam untuk manfaat maksimum dari profilaksis
pascapajanan (postexposure prophylaxis, PEP).

Profilaksis Pascapajanan

Pemeriksaan pasien positif terhadap HBV


1. Pegawai yang tidak divaksinasi dapat diberi imunoglobulin hepatitis B dan vaksin HBV.
2. Pegawai yang divaksinasi diperiksa imunitasnya dan mendapatkan PEP jika perlu.

Pemeriksaan pasien positif terhadap HCV

1. Tidak ada PEP yang tersedia.


2. Pegawai dipantau untuk deteksi dini infeksi HCV dan diobati dengan tepat.

Pemeriksaan pasien positif terhadap HIV

1. Pegawai dianjurkan mendapatkan PEP dengan zidovudin dan satu atau dua tambahan
pengobatan anti-HIV.
2. Pengobatan dimulai dalam 24 jam.
3. Pegawai diperiksa kembali dengan interval 6 minggu, 12 minggu, dan 6 bulan. 4. Evaluasi dan
konseling tambahan diperlukan jika pasien tidak diidentifikasi atau tidak diperiksa.

WASPADA: Meskipun hasil pemeriksaan negatif, pegawai yang terpajan harus diberi tahu agar
melaporkan setiap gejala yang berhubungan dengan infeksi virus yang terjadi dalam 12 minggu
pemajanan.

RANGKUMAN PEDOMAN PENCEGAHAN PENULARAN UNTUK FLEBOTOMIS

 Kenakan APD yang tepat.


 Ganti sarung tangan setiap berganti pasien.
 Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.
 Buang material biohazard dalam wadah khusus.
 Aktifkan alat keamanan jarum sebelum membuang benda tajam di wadah benda tajam
 Buang benda tajam dalam wadah tahan tusukan.
 Jangan menutup kembali jarum.
 Jangan aktifkan alat keamanan jarum dengan kedua tangan.
 Ikuti protokol institusi yang berwenang selama penyakit khusus.
 Pertahankan imunisasi pribadi.
 Lakukan dekontaminasi area bekerja dan peralatan yang digunakan.
 Jangan lakukan pemusingan tabung yang tidak memiliki sumbat.
 Jangan makan, minum, merokok, atau menggunakan kosmetik di area bekerja.

Sistem Tabung Penampung


Sistem tabung penampung (evacuated tube system, ETS) terdiri dari:

 Jarum multisampel berujung ganda


 Satu ujung untuk pungsi stopper tabung penampung
 Satu ujung untuk pungsi pada vena pasien
 Alat keamanan jarum
 Pegangan untuk jarum dan tabung penampung
 Tabung penampung yang berkode wama

Jarum

Ukuran jarum bervariasi berdasarkan panjang dan nomor yang ditunjukkan dengan penutup berkode
warna. Nomor (gauge) jarum adalah diameter jarum; semakin rendah nomor, semakin besar jarumnya.

Ukuran Standar

 Pungsi vena rutin: 21 atau 22 gauge dengan panjang 2,5 atau 4 cm


 Anak-anak dan pasien yang memiliki vena kecil: 22 atau 23 gauge dengan panjang 2 cm

WASPADA: Penggunaan jarum 25 gauge


tidak direkomendasikan karena jarum harus
menetap di dalam vena lebih lama yang akan
meningkatkan kemungkinan hemolisis dan
pembekuan darah.

WASPADA: Penggunaan jarum 20 gauge


dapat menyebabkan perdarahan pasca-pungsi dan hematoma bagi pasien yang darahnya lebih encer.

Fitur Keamanan Jarum

 Membungkus jarum setelah digunakan.


 Diaktifkan dengan satu tangan.
WASPADA: Tangan petugas pengambil darah harus  tetap berada di belakang jarum.

Jenis Alat Keamanan

 Shield keamanan: Mengunci bagian atas jarum

 Alat pengumpul jarum: Membuat jarum menumpul sebelum dilepas dari vena

 Alat retraksi di dalam vena: Secara otomatis mereduksi


jarum saat masih berada dalam vena pasien.

WASPADA : menurut peraturan OSHA, jika jarum tidak punya alat keamanan, pegangan tabung atau
spuit harus memiliki alat keamanan untuk mencegah tusukan jarum yang tidak disengaja.

Pegangan

Pegangan (holder) tersedia dengan dan tanpa fitur


keamanan.

Pemasangan

 Putar ujung pungsi-penghenti (stopper) dari jarum ETS ke dalam pegangan.


 Majukan tabung penampung darah ke dalam jarum pungsi-penghenti (stopper) hingga tanda
yang terdapat di tabung.
 Pasang seluruh tabung hingga ujung pegangan ketika jarum masih di dalam vena.
WASPADA : Mendorong jarum melebihi tanda yang
diberikan pada pegangan sebelum memasukkan
jarum kedalam vena. Jika melakukan ini
menghilangkan vakum tabung sehingga tabung tidak
dapat digunakan.

WABAH LIMBAH JARUM DAN BENDA TAJAM

Buang jarum, Lancet, dan benda tajam lainnya yang sudah digunakan dalam wadah limbah benda tajam.
wadah harus :

 Diberi label "Biohazard"


 Kaku, tahan tusuk, dan tahan bocor
 Dilengkapi dengan kunci penutup

Tutup wadah saat volume "terisi" tepat sudah tercapai.

WASPADA : Jangan mengisi wadah benda tajam secara berlebihan.

WASPADA : Jangan menutup kembali jarum dalam keadaan apapun.

Lansia sudut

Sudut pemasangan jarum lebih kecil

WASPADA : Perhatikan kebijakan institusi terkait penggunaan rutin saat pengambilan darah "bersayap"
Peralatan Tambahan

  Torniket 
 Sarung tangan
 Antiseptik
 Alkohol isopropil 70% (untuk pengambilan darah
rutin)
 Klorheksidin glukonat atau iodin (untuk
prosedur yang memerlukan sterilitas tambahan, seperti kultur darah dan pungsi erteri)
 Kain kassa 5 x 5 cm
 Perban
 Pulpen
 Slide
 Kantong pemindah biohazard
 Pembersih tangan (hand sanitizer)

Uji Mutu Peralatan

 Perhatikan dengan cermat setiap jarum terhadap:


 Segel kemasan steril
 Jarum yang tidak punya ujung atau jarum yang punya kait 
 Periksa tanggal kedaluwarsa tabung karena penggunaan tabung yang kedaluwarsa dapat
menyebabkan:
 Tabung tidak terisi penuh, yang mengakibatkan:
 Pelarutan spesimen oleh antikoagulan cair
 Distorsi struktur sel oleh peningkatan konsentrasi zat kimia
 Spesimen berantikoagulan membeku Spesimen diawetkan dengan cara tidak tepat
 Barier jel tidak aman

ldentifikasi Pasien
WASPADA: Dua jenis identifikasi direkomendasikan untuk identifikasi seluruh pasien.

Untuk Pasien Rawat Inap

1. Secara verbal identifikasi pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama lengkapnya.

2. Periksa bahwa informasi pada gelang identitas pasien sesuai dengan informasi yang tertera pada
lembar permintaan, yaitu:
 Nama pasien.
 Nomor identifikasi rumah sakit.
 Tanggal lahir.
 Dokter.

WASPADA: Verifikasi setiap ketidaksesuaian antara gelang identitas


pasien dan lembar daftar permintaan sebelum melakukan pungsi vena.

Untuk Pasien Rawat Jalan

 Identifikasi secara verbal pasien dengan meminta pasien menyebutkan nama lengkapnya,
alamat, tanggal lahir, atau nomor identifikasi khusus.
 Bandingkan respons pasien dengan lembar permintaan.
 Periksa identifikasi foto pasien, jika perlu.
 Periksa gelang identitas pasien atau kartu identitas pasien, jika ada.

WASPADA: Verifikasi setiap ketidaksesuaian antam identitas pasien dan lembar permintaan sebelum
melakukan pungsi vena.

Posisi Pasien

 Minta pasien untuk duduk atau berbaring. WASPADA: Jangan mengambil darah dari pasien yang
posisinya

Jika Menggunakan Vena di Lengan


 Berikan posisi lengan pasien yang nyaman sehingga ditopang dengan kuat dan sedikit menekuk
pada posisi ke bawah. Posisi ini memungkinkan tabung untuk mengisi dari bawah hingga atas,
mencegah refluks, dan endapan aditif di antara tabung. WASPADA: Pastikan bahwa pasien tidak
hiperekstensikan lengannya.

MENYOKONG LENGAN DENGAN GENGGAMAN TANGAN

MENYOKONG LENGAN DENGAN BALOK

Jika Menggunakan Vena di Tangan

 Sokong tangan di atas tempat tidur atau


gunakan kursi yang memiliki sanggahan tangan
 Minta pasien untuk menggenggam

 Tourniquet trip lateks atau vinil

WASPADA : Selalu periksa terhadap kemungkinan adanya alergi lateks sebelum menggunakan torniquet
lateks.
WASPADA : Jika menggunakan manset tekanan darah sebagai torniquet pompakan manset hingga 40
mmHg.

Pengumpulan Darah dari Kateter Vena Sentral dan Alat Akses

Pertimbangan Umum

 Sampel hanya dapat diambil dari kateter vena sentral (central venous catheter, CVC) dan alat
akses vena sentral (central venous access device, CVAD) oleh staf yang mendapat pelatihan
khusus tentang prosedur tersebut.
 Banyak jenis CVC dan CVAD yang beredar, dan prosedur khusus harus diikuti untuk mengalirkan
kateter dengan menggunakan larutan salin dan mungkin heparin untuk mencegah trombosis,
saat pengambilan darah lengkap.
 Teknik steril harus dilakukan dengan tepat saat memasukkan IV line, karena organisme infeksius
dapat masuk ke dalam aliran darah paslen.
 Saat cairan IV diberikan melalui CVC, alirannya harus dihentiknn selama 5 menit sebelum
pengumpulan sampel darah.
 Spuit yang lebih dari 20 mL tidak boleh digunakan karena tekanan negatif tinggi yang dihasilkan
dapat membuat kolaps dinding kateter.
 Disetiap waktu, 5 mL darah pertama (atau dua kali volume ruang rugi pada kateter) harus
dibuang atau diawetkan dan spuit baru harus digunakan untuk mengambil sampel.
 Pengambilan untuk pemeriksaan koagulasi dari kateter vena tidak dianjurkan, namun jika
diperlukan, hanya boleh dilakukan sctelah 20 mL (atau lima hingga enam kali volume ruang rugi
kateter) darah dibuang atau digunaknn untuk pemeriksaan lain.
 Re-infus darah (bukan membuang darah) dari CVAD untuk pengambilan laboratorium adalah
prosedur alternatif bagi pasien yang dirawat di rumah sakit berdasarkan Blood Conservation
Program Prosedur ini menggunakan alat stopcock (stopper) tiga arah (three-way) dengan spuit
uteril dilekatkan untuk menginfuskan darah dan salin kembali ke pasien.

Urutan Pengisian Ketika Kultur Darah Diprogramkan

1. Spuit pertama: 5 mL dibuang atau diawetkan


2. Spuit kedua: Kultur darah
3. Spuit ketiga:
a. Sampel antikoagulasi
b. Sampel yang dibekukan

Ketika Kultur Darah Tidak Diprogramkan

1. Spuit pertama: 5 mL dibuang atau diawetkan


2. Spuit kedua: Semua sampel kecuali sampel koagulasi
3. Spuit ketiga: Sampel koagulasi

PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH MENGGUNAKAN CVC

Peralatan

 Lembar permintaan
 Sarung tangan
 Apusan alkohol atau spons klorheksidin glukonat
 Dua spuit 10 mL berisi larutan salin normal (untuk membilas)
 Dua Spuit 5 mL
 Stopcock tiga arah
 Tabung penampung darah
 Spuit pengambilan darah
 Alat pemindah darah

Prosedur

1. Ambil dan periksa lembar permintaan


2. Verifikasi identitas pasien dengan melibatkan dua orang pengidentifikasi
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Tempatkan pasien pada posisi telentang
5. Pasang peralatan
6. Bersihkan tangan dan pasang sarung tangan steril

WASPADA: Ikuti teknik aseptik pada semua prosedur pengambilan darah.

7. Hentikan pemberian semua infus ke dalam CVAD (seluruh lumen) sebelum melakukan
pengambilan sampel darah.Jika lumen yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium
memiliki infus, tutup tabung dengan penutupnya yang sesuai ketika dilepaskan.
8. Ketika mengambil sampel dari kateter multi lumen perhatikan bahwa lumen proksimal adalah
lumen yang lebih umum dipakai untuk mengambil sampel. Gunakan klem pada lumen untuk
mengontrol aliran darah dan membantu mengurangi kebingungan terhadap stopcock
9. Letakkan split salin yang sebelumnya sudah berisi 10 mL pada stopcock tiga arah.
10. Persiapkan stopcock dengan larutan salin
11. Desinfeksi tutup injeksi dengan asupan alkohol dan menggosoknya dengan kuat pada bagian
atas dan bagian lubang selama 15 detik. Jika pengambilan sampel laboratorium ini untuk kultur
darah gosok sumbat injeksi dengan asupan alkohol selama 30 detik
12. Letakkan stopcock yang berpusat pada sumbat injeksi.
13. Lepaskan klem dari lumen dan bilaslah dengan sisa larutan salin. Jika satu-satunya lumen yang
tersedia untuk mengambil darah sudah memiliki infus nutrisi parenteral total (total parenteral
nutrition, TPN) bilaslah dengan larutan salin 18-19 mL.

Waspada bila CVC untuk memastikan dan mempertahankan kepatenan kateter dan mencegah
bercampurnya obat dan larutan yang tidak kompatibel. Ikuti petunjuk pabrik tentang penggunaan yang
tepat dan kebijakan institusi dan prosedur pembilasan. Pembilasan yang tidak saksama pada bagian
penampungan sampel dapat menyebabkan kontaminasi atau pencairan sampel sehingga menghasilkan
kesalahan hasil pemeriksaan

14. Klem lumen atau balikan stopkock posisi off pada bagian spuit
15. Lepaskan spuit
16. Pasang swit baru yang kosong pada bagian stopcock yang sama. (Bagian dalam kulit pertama
saat ini terkontaminasi dengan pengisap yang baru saja anda sentuh dan harus diubah untuk
menjaga agar udara tetap bersih untuk dimasukkan kembali.)
17. Matikan stopcock pada bagian yang tidak dapat diakses
18. Lepas klem pada lumen
19. Aspirasi 5 ml darah ke dalam spuit yang kosong biarkan spuit melekat pada stopcock. Darah ini
dapat di infus kan kembali sampai prosedur selesai dilakukan
20. Letakkan beat kosong lainnya ke bagian stopkock kedua
21. Pastikan bahwa stopkock pada spuit yang berisi darah dalam posisi mati
22. Ambil sampel darah ke dalam spuit kosong kedua
23. Infusan darah Kembali dari spuit pertama yang berisi darah

WASPADA Jika Anda ragu tentang integritas darah yang harus di infus kan kembali (misal terkontaminasi
atau membeku), buang saja darah tersebut

24. Lepaskan klem pada lumen


25. Lepaskan stopcock pada spuit
26. Bersihkan penutup injeksi dengan alkohol pad
27. Letakkan spuit salin yang sudah diisi sebelumnya dan bilas tabung yang berisi larutan salin 18-19
mL
28. Jika anda menghentikan infus IV, lepaskan tutup pelindung dari tabung dan hubungkan kembali
ke tabung infus
29. Mulai lagi semua infus pada seluruh lumen

WASPADA: jangan tinggalkan darah yang tertampung dari CVAD dalam spuit saat Anda membilas CVAD

30. Sambungkan alat pemindah darah ke spuit penampung


31. Masukkan tabung ke dalam alat pemindah darah. Biarkan setiap tabung terisi penuh dan
urutkan berdasarkan urutan pengisian
32. Beri label setiap tabung dengan tepat dan konfirmasikan dengan identitas pasien
33. Persiapkan sampel dan lembar permintaan untuk dikirimkan ke laboratorium
34. Buang alat yang sudah digunakan
35. Lepaskan sarung tangan
36. Bersihkan tangan
37. Terima kasih kepada pasien

WASPADA: ketahuilah bahwa kesalahan pemeriksaan dapat terjadi karena darah yang diambil dari CVAD
mengalami hemolisis yang disebabkan oleh kebocoran udara saat menggunakan komponen pengambil
darah yang tidak cocok

WASPADA: ketahuilah bahwa pembilasan bagian penampungan darah yang tidak adekuat dapat
mengkontaminasi atau melarutkan sampel sehingga menyebabkan hasil tes menjadi keliru atau salah.

Pengumpulan Urine

jenis Sampel Urine

 Sampel acak dikumpulkan setiap kali melakukan urinalisis rutin


 Sampel pagi pertama kali dikumpulkan secara segera setelah pasien bangun dan digunakan
untuk menegaskan urinalisis yang rutin, pemeriksaan kehamilan, dan proteinuria ortostatik.
 Sampel urin bersih aliran tengah dikumpulkan untuk kultur urin.
 Sampel kateter dikumpulkan dari kandung kemih dengan kondisi steril untuk dilakukan kultur.
 Aspirasi suprapubik mengumpulkan urin dari kandung kemih di luar tubuh (secara eksternal)
untuk dilakukan kultur dan pemeriksaan sitologis.

Pengumpulan Urin Bersih Aliran Tengah untuk Wanita

Peralatan

 Lembar permintaan
 Wadah urin steril dilengkapi label
 Tisu antiseptik steril
 lnstruksi tertulis untuk pembersihan dan berkemih

Instruksi Pasien

1. Cuci tangan.
2. Lepaskan penutup dari wadah tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau penutup.
3. Regangkan lipatan kulit (labia).
4. Bersihkan dari depan ke belakang pada salah satu bagian lubang kencing dengan menggunakan
tisu antiseptik, menggunakan tisu untuk setiap sisinya.
5. Pegang dan regangkan lipatan kulit, mulai berkemih di toilet. 
6. Arahkan wadah urin ke arah aliran urin dan tampung dalam jumlah yang cukup.

WASPADA: Jangan sentuh bagian dalam wadah atau biarkan wadah menyentuh area genital.

7. Selesaikan berkemih di toilet.


8. Tutup wadah sampel, hanya sentuh bagian luar penutup dan wadah.
9. Beri label pada wadah dengan menuliskan nama Anda dan waktu pengumpulan dan tempatkan
pada area khusus atau disemhkan pada spesialis flebotomi untuk diberi label.

Pengumpulan Urine Bersih Aliran Tengah untuk Pria

Peralatan

 Lembar permintaan
 Wardah urine steril yang dilengkapi dengan label
 Tisu antiseptik steril
 Instruksi tertulis untuk pembersihan dan berkemih

Instruksi pasien

1. Cuci tangan
2. Lepaskan penutup wadah steril tanpa menyentuh bagian dalam wadah atau penutup
3. Bersihkan ujung penis dengan tisu antiseptik dan biarkan mengering. Retraksikan kulit Kulup jika
tidak disunat
4. Berkemihlah di toilet tanpa kulit kulup jika perlu
5. Arahkan wadah urine steril ke arah urine dan tampung jumlah yang cukup

WASPADA jangan menyentuh bagian dalam wadah atau biarkan wadah menyentuh area genital

6. Selesaikan berkemih di toilet


7. Tutup wadah sampel hanya sentuh bagian luar penutup dan wadah
8. Beri label pada wadah dengan menuliskan nama anda dan waktu pengumpulan dan tempatkan
pada area khusus atau diserahkan pada spesialis flebotomi untuk diberi label

Pengumpulan Sampel Urin 24 jam (menurut waktu)

 Digunakan untuk pengukuran kuantitatif konstituen urine


 Untuk mendapatkan sampel sesuai waktu secara akurat pasien harus memulai dan mengakhiri
periode pengumpulan sampel dengan mengosongkan kandung kemih

Peralatan

 Lembar permintaan
 Wadah sampel urine 24 jam dengan penutup
 Label
 Wadah dengan es, Jika perlu
 Pengawet, Jika perlu

Prosedur

1. Jelaskan prosedur pengambilan sampel dan beri instruksi tertulis pada pasien
2. Berikan wadah penampung dan bahan pengawet yang tepat
3. Hari ke-1 pasien berkemih dan membuang spesimen yang pertama kali pada pagi hari
4. Pasien menuliskan waktu yang pasti pada label sampel dan menempelkan label tersebut pada
wadah
5. Pasien menampung seluruh urine selama 24 jam selanjutnya

WASPADA pasien harus menampung setiap sampel urine sebelum defekasi untuk menghindari
kontaminasi feses

WASPADA pasien harus menyimpan sampel di kulkas setelah setiap menambahkan pengumpulan urine

6. Pasien harus meminum cairan dalam jumlah yang normal selama waktu pengumpulan sampel
urine
7. Hari kedua pasien berkemih dan menambahkan urin pagi pertama ke dalam urine yang
dikumpulkan sebelumnya
8. Pasien mengirimkan sampel ke laboratorium dalam kantong yang diisolasi atau dalam pendingin
portable
9. Sampel yang diambil selama 24 jam di campur secara saksama di laboratorium dan volume
secara akurat diukur dan dicatat
10. Aliquot ikut yang memadai disimpan untuk pemeriksaan dan kemungkinan pemeriksaan
tambahan
11. Urine yang tersisa dibuang

Anda mungkin juga menyukai