Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

PELAYANAN GIZI TERINTEGRASI

RUMAH SAKIT MITRA HUSADA


2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat ALLAH SWT, kami mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya


yang telah memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dalam menyelesaikan
Panduan Asesmen ulang gizi rawat inap untuk Unit Gizi Rumah Sakit Umum Mitra
Husada, sehingga dapat dipergunakan sebagai panduan pelayanan gizi yang berkualitas
bagi pengelola pelayanan gizi dirumah sakit maupun di masyarakat.

Banyak Faktor yang mempengaruhi masalah gizi di rumah sakit diantaranya


adalah perkiraan kebutuhan gizi pasien yang tidak akurat, koordinasi yang kurang antar
tim kesehatan, seperti monitoring dan pencatatanberat badan dan tinggi badan yang tidak
dilaksankan, asupan makanan yang kurang, tingkat beratnya penyakit dan status gizi awal
masuk rumah sakit merupakan penyebab menurunnya keadaan gizi.

Status gizi akan menjadi optimal bila tubuh memperoleh cukup gizi dan
digunakan secara efisien. Asupan zat gizi yang baik bagi pasien yang dirawat inap
dirumah sakit sangat diperlukan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan
pasien, memperpendek lama hari rawat, mencegah timbulnya komplikasi, menurunkan
mortalitas dan morbiditas, yang pada akhirnya dapat menghemat biaya pengobatan.
Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan yang memiliki peranan sangat penting
dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit. Bersama dengan pelayanan yang lain,
pelayanan gizi yang baik menjadi salah satu penunjang sebuah rumah sakit dalam
penilaian standar akreditasi yang mengacu pada Joint Commission International (JCI),
oleh karena itu diharapkan dengan semakin baiknya pelayanan gizi yang diberikan oleh
sebuah Rumah Sakit, maka semakin baik pula standar akreditasi rumah sakit tersebut.

Panduan Terapi gizi terintegrasi di rawat inap rumah sakit disusun sebagai upaya
untuk meningkatkan pelayanan gizi di rumah sakit dan menjalankan Undang-Undang
nomor 38 tahun 2009 tentang kesehatan yang mengamanatkan upaya perbaikan gizi
masyarakat yang ditujukan untuk peningkatan mutu gizi perorangan dan masyarakat.

Panduan Terapi gizi terintegrasi di rawat inap adalah sebagai bahan acuan dan
tolok ukur kita dalam melaksanakan pelayanan gizi secara optimal dan berdaya guna.
Dengan mengacu pada Panduan Terapi gizi terintegrasi di rawat inap, para teman sejawat

i
dan para medis dapat memahami tugas serta tata laksana di bagian masing-masing di
lingkungan Unit Gizi.
Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan ini.

Ditetapkan di : Ciawigebang
Tanggal : 05 Agustus 2019
DIREKTUR RS MITRA HUSADA
,

dr. ASEP GUMBIRA

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii
BAB I DEFINISI............................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................................. 2
BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................. 6
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................... 8

iii
BAB I
DEFINISI

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah merupakan bagian dari pelayanan medic
di rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien baik rawat inap maupun rawat
jalan. Pelayanan ini diselenggarakan oleh ahli gizi yang yang mempunyai kompetensi
di bidangnya. Dalam pelaksanaannya pelayanan ini didukung oleh tenaga lain seperti
perawat dan bidang lainnya yang terkait untuk memberikan pelayanan terapi gizi bagi
pasien rawat jalan dan rawat inap. Terapi gizi terhadap pasien dilakukan melalui
pelayanan individual.

A. Tujuan

Memberikan pelayanan gizi kepada pasien rawat inap agar memperoleh


asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya dalam upaya mempercepat
proses penyembuhan, mempertahankan dan meningkatkan status gizi.

B. Sasaran
1. Pasien
2. Keluarga

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pelayanan gizi klinik di rumah sakit meliputi seluruh upaya
kesehatan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan status gizi pasien rawat
inap maupun rawat jalan. Dalam pelayanan gizi rumah sakit juga pelayanan kesehatan
lainnya melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Upaya promotif dengan cara melakukan penyuluhan, informasi dan edukasi
tentang pola makan dan makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan serta
mencegah terjadinya gangguan gizi dan penyakit akibat gangguan gizi.
2. Upaya preventif dengan cara memberikan edukasi dan penanganan yang tepat
pada keadaan sakit untuk mencegah dan meminimalkan gangguan gizi dan
penyakitnya lebih lanjut.
3. Upaya kuratif dengan cara penatalaksanaan gizi melalui panduan intervensi klinis
dan upaya rehabilitatif untuk mengatasi penyakit atau kondisi sakit, atau
mempertahankan status gizi
4. Upaya rehabilitatif dengan carapenatalaksanaan gizi melalui panduan intervensi
klinis dan upaya rehabilitatif lainnya untuk mengatasi penyakit/kondisi sakit,
mengembalikan dan atau mempertahankan status gizi.
Kegiatan Pelayanan Gizi Klinik di Rumah Sakit Mitra Husada ini meliputi:
1. Skrining Gizi
Kegiatan pelayanan rawat inap diawali dengan skrining pasien. Srining
merupakan tindakan preventif menggunakan prosedur pemeriksaan yang
terstandar yang digunakan untuk mengidentifikasi pasien yang
membutuhkan intervensi khusus. Pasien yang dalam perawatan akut atau
perawatan dalam jangka waktu yang panjang berisiko tinggi untuk
mengalami defisiensi zat gizi atau komplikasi terkait gizi. Skrining gizi
pada pasien rawat jalan juga sangat penting dilakukan karena defisiensi
atau kelebihan zat gizi sering terjadi sebelum masuk rumah sakit dan
mungkin hal tersebut tidak terlihat. Pasien yang masuk rumah sakit
seharusnya segera dilakukan skrining gizi dalam waktu 24 jam. Skrining
gizi dapat dilakukan oleh semua tenaga kesehatan, tidak harus ahli gizi.
Tujuan dilakukannya skrining gizi adalah untuk memprediksi
kemungkinan outcome/dampak yang lebih baik atau lebih buruk yang
2
3

disebabkan oleh faktor gizi dan untuk mengetahui pengaruh dari intervensi
gizi. Outcome tersebut dapat dinilai melalui berbagai cara yaitu:
a. Peningkatan atau pencegahan penurunan fungsi mental dan fisik
b. Mengurangi komplikasi baik karena penyakit maupun pengobatan
c. Mempercepat penyembuhan penyakit dan mempersingkat masa
pemulihan
d. Menurunkan konsumsi sumber daya misalnya lama rawat dan tindakan
pengobatan.
Alat skrining didesain untuk mendeteksi kurang energi dan protein dan
atau untuk memprediksi apakah pasien akan mengalami kurang gizi atau
keadaanya akan bertambah buruk. Alat skrining yang baik meliputi criteria
sederhana, efisien, reliable, murah dan bisa dilakukan dengan cepat serta
mempunyai tingkat sensitifitas, spesifisitas dan dan positive and negative
predictive values yang dapat diterima.
2. Asuhan Gizi
Kegiatan asuhan gizi merupakan suatu metode pemecahan masalah
yang digunakan oleh seorang ahli gizi profesional untuk menyelesaikan
problem gizi dengan cara yang aman dan berkualitas.
Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan secara
sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik dalam tiap
langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologi yang seragam untuk
mendokumentasikan dan berkomunikasi di setiap langkah PAGT yang
berlandaskan ilmu gizi yang mutakhir, sehingga tercapai asuhan gizi yang
berkualitas tinggi. Kualitas menunjukkan besarnya kemungkinan tingkat
keberhasilan asuhan gizi dapat tercapai. Ukuran kualitas tergambar dari
evaluasi keberhasilan asuhan gizi dan kepatuhan tenaga gizi melaksanakan
PAGT pada setiap pasien yang mempunyai masalah gizi
Di Rumah Sakit Mitra Husada ini proses asuhan gizi dilakukan
mengacu pada Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) dengan tahapan
yang jelas, terdiri dari:
a. Assesment Pasien
Tahapan assessment ini merupakan tahapan pengkajian data dasar
pasien yang nantinya akan digunakan sebagai dasar menegakkan
diagnose gizi dan intervensi gizi. Data yang diperlukan dalam
proses pengkajian ada tidaknya masalah gizi terdiri dari
4

- Antropometri  merupakan hasil pengukuran dimensi tubuh.


Data ini meliputi tinggi badan, berat badan, lebar, ketebalan
dan massa lemak. Dengan data antropometri ini akan dapat
diketahui status gizi pasien.
- Biokimia  merupakan kumpulan data hasil pemeriksaan
laboratorium pasien/klien yang dapat menunjukkan ada
tidaknya permasalahan gizi pasien terkait perubahan data
laboratorium.
- Clinic (data klinik dan fisik pasien)  merupakan gambaran
kondisi fisik klinis pasien baik yang merupakan hasil laporan
keluhan pasien ataupun hasil pemeriksaan fisik klinis oleh
tenaga medis.
- Dietary (data riwayat gizi pasien)  merupakan gambaran data
riwayat gizi pasien terkait dengan pola makan pasien, data
asupan rata-rata perhari yang dapat mendukung ada tidaknya
permasalahan gizi terkait asupan makan pasien.
b. Diagnosa Gizi
Diagnosa gizi merupakan tahapan pemberian nama problem
terkait gizi yang akan mendukung seorang ahli gizi melakukan
intervensi secara mandiri. Komponen diagnosa gizi merupakan
susunan kalimat yang menggambarkan problem, etiologi dan sign
symtom (tanda gejala). Diagnosa gizi harus berupa kalimat yang
terdiri dari PES.
c. Intervensi Gizi
Tahapan ini dilakukan setelah proses pengkajian data dan
identifikasi diagnosa gizi. Intervensi gizi mempunyai tujuan untuk
menyediakan makanan yang mengandung zat gizi sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi pasien, mengubah perilaku klien menjadi
perilaku yang positif terkait gizi dan melakukan koordinasi dengan
tenaga kesehatan lain sesuai dengan tujuan dan sasaran intervensi
yang diberikan. Dalam tahap intervensi gizi mencakup aspek
perencanaan dan implementasi gizi.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Pada tahapan ini diukur perubahan dan capaian terapi yang
telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan diagnosis gizi
5

yang telah ditegakkan. Pada tahap monev ini untuk mengukur


respon dari intervensi yang kita berikan.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrining Gizi
Di Rumah Sakit Mitra HUsada ini menggunakan Simple Nutrition Screening
Tool (SNT) yang merupakan metode skrining gizi yang sederhana, cepat, valid, dan
reliabel untuk mengidentifikasi pasien yang mempunyai resiko kurang gizi.

NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apakah pasien terlihat kurus? Ya = 1
Tidak = 0
2. Apakah pakaian anda terasa lebih longar? Ya = 1
Tidak = 0
3. Apakah akhir-akhir ini anda kehilangan Berat badan secara Ya = 1
tidak sengaja (6 bulan terakhir)? Tidak = 0
4. Apakah saudara mengalami penurunan asupan makan dalam 1 Ya = 1
minggu terakhir? Tidak = 0
5. Apakah anda menderita suatu penyakit yang menyebabkan Ya = 1
adanya perubahan jenis dan jumlah makanan yang anda Tidak = 0
makan?
Total Skor
KESIMPULAN :
Skor 0-2 : tidak beresiko malnutrisi
Skor >= 3 : beresiko malnutrisi

Skrining ini masuk dalam pengkajian keperawatan 1x24 jam yang harus diisi oleh
perawat dan akan diverifikasi oleh ahli gizi dalam waktu 2x24 jam. Apabila hasil
skrining menunjukkan skor 2 atau lebih, maka pasien tersebut wajib untuk
mendapatkan asuhan gizi. Apabila skor 0 atau 1 maka akan diberikan makanan
seperti biasa.
B. Asuhan Gizi
Pasien gizi yang telah dilakukan skrining dan mendapat skor 2 atau lebih dan atau
yang merupakan kondisi khusus wajib harus mendapatkan asuhan gizi yang
dilakukan oleh ahli gizi untuk mendapatkan terapi gizi yang sesuai. Pada proses ini

6
7

pasien dilakukan pengkajian gizi dan mendapatkan diagnosis gizi untuk menentukan
intervensi gizi yang sesuai dengan kondisinya. Pada proses ini juga biasanya pasien
mendapat edukasi dan konseling terkait pembatasan makanan yang terkait dengan
kondisinya.
C. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini masih termasuk dalam proses asuhan gizi namun dilakukan berulang
sesuai dengan kebutuhan. Apabila pasien dengan malnutrisi berat maka kegiatan ini
harus dilakukan setiap hari, namun jika pasien tergolong malnutrisi ringan makan
dapat dilakukan monev setiap 3 hari sekali. Rencana monev dan target waktu
disesuaikan pula dengan kondisi pasien dan pada tahap perencanaan intervensi gizi.
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Skrining Gizi
Pendokumentasian hasil skrining gizi dilakukan dalam formulir pengkajian awal
keperawatan dengan bukti verifikasi cap dan paraf ahli gizi
2. Asuhan Gizi
Pendokumentasian asuhan gizi dilakukan dalam formulir catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT)
3. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Pendokumentasian hasil monev gizi dilakukan dalam formulir Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan menggunakan format ADIME (Assesment Gizi,
Diagnosa Gizi, Intervensi Gizi, Monitoring dan Evaluasi Gizi)
4. Edukasi dan Konseling Gizi
Pendokumentasian edukasi dan konseling gizi dilakukan dalam formulir Catatan
Edukasi Terintegrasi

Ditetapkan di : Ciawigebang
Tanggal : 05 Agustus 2019
DIREKTUR RS MITRA HUSADA
,

dr. ASEP GUMBIRA

Anda mungkin juga menyukai