Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

MODEL INTEGRASI NILAI-NILAI SPIRITUAL ISLAM DALAM PENDIDIKAN


MATEMATIKA
Kusno
Staff Pengajar FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto
kusnoump@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari kajian ini adalah mendiskripsikan model integrasi nilai-nilai spiritual Islam dalam
pendidikan matematika di sekolah berbasis Islam. Kajian ini merupakan kajian pendahuluan
sebagai hasil telaah literatur yang dikembangkan sendiri untuk menemukan pola integrasi yang
sesuai dengan tuntutan sekolah berbasis Islam yaitu pendidikan yang holistik-integratif. Kajian ini
mengungkap pola-pola integrasi nilai-nilai spiritual Islam dalam tataran materi, metode, dan
evaluasi matematika yang memadukan nilai-nilai rasional dan obyektif, kejujuran dan integritas,
dengan nila-nilai transendental yang merefleksikan kesadaran sebagai hamba untuk tunduk dan
patuh terhadap Allah swt. Model ini dikembangkan dari model integrasi-interkoneksi Amin Abdullah
yang dimodifikasi dalam beberapa aspek sesuai dengan substansi nilai matematis dan spiritual
Islam.
Kata kunci: Nilai matematis, nilai spiritual, integrasi, sekolah berbasis Islam

Abstract
The purpose of this study is to describe the model of integration of Islamic spiritual values in
mathematics education in Islamic schools. This study is a preliminary study as a result of self-
developed literature review to find a pattern of integration in accordance with the demands of an
Islamic-based school of holistic-integrative education. This study reveals the patterns of integration
of Islamic spiritual values in terms of mathematical material, methods, and evaluation that
combine rational and objective values, honesty and integrity, with transcendental values reflecting
consciousness as a servant to obey and obey God Swt. This model was developed from Amin
Abdullah's modified interconnect-interconnect model in several aspects according to the substance
of Islamic spiritual and mathematical values.

Keywords: Mathematical value, spiritual value, integration, Islamic school based

A. PENDAHULUAN terdiri dari akal pikiran namun juga hati nurani


yang menyuarakan kebenaran ilahi. Sebagai
Dalam era globalisasi pesatnya
akibatnya pengetahuan modern menjadi
perkembangan sains dan teknologi tidak lepas
kering dan kehilangan nilai-nilai spiritual
dari peran cendikiawan Barat yang banyak
transendental yang sangat berguna bagi
dirujuk oleh berbagai kalangan termasuk umat
pembentukan pribadi muslim yang bertauhid.
Islam. Padahal ilmu yang berkembang dari
Barat dibentuk dari acuan pemikiran falsafah Di sisi lain, ada kecenderungan bahwa
Barat yang bersifat skular, materialis, dan keilmuan Islam yang bersentuhan dengan nilai-
humanis serta jauh dari nila-nilai nilai teologis dan fiqih, terlalu berorientasi pada
transendental. Hollingdel (1968: 535). nilai religiusitas dan spiritualitas tanpa
mempedulikan pentingnya ilmu-ilmu umum
Sains Barat bercorak positivistik,
yang dianggap sekular dan sering dianggap
tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan
rendah status keilmuannya (Kartanegara,
agama (Al-Attas 1989:5) yang bersifat
2005: 20). Demi menjaga identitas
metafisik, namun semata-mata dibangun dari
keislamannya, ada juga kecenderungan umat
pengalaman fisik dan pemikiran rasional.
Islam yang bersikap defensif dan eksklusif
Positivistik dianggap melanggar norma-norma
seperti yang banyak terjadi di pesantren
kemanusiaan, karena manusia tidak hanya
tradisional. Hilangnya nilai-nilai spiritual-

113
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

transendental dari konsep ilmu umum serta (Kuntowijoyo, 2005: 8). Dalam ilmuisasi, yang
sikap keilmuan beberapa kalangan muslim diperlukan adalah objektivikasi Islam.
yang cenderung defensif menyebabkan Objektivikasi bermula dari internalisasi nilai,
terjadinya stagnasi yang berbahaya bagi tidak dari subjektivikasi kondisi objektif. Di sini
perkembangan keilmuan Islam. Akhirnya objektivikasi menerjemahkan nilai-nilai internal
muncullah sebuah gagasan untuk ke dalam kategori-kategori objektif
mempertemukan kelebihan-kelebihan di antara
Beberapa intelektual muslim yang intens
keduanya melalui apa yang disebut dengan
gagasan-gagasannya tentang Islamisasi Ilmu
integrasi, baik melalui metode islamisasi ilmu,
Pengetahuan adalah Hossein Nasr, Naquib al-
ilmuisasi Islam maupun integrasi-interkoneksi.
Attas, dan Ismail Raji Al-Faruqi. Secara singkat
Dalam kajian ini akan dibahas bagaimana
gagasan-gagasan beliau tentang Islamisasi
perwujudan integrasi nilai-nilai spiritual islam
Ilmu Pengetahuan dapat dideskripsikan
dalam pendidikan matematika, khususnya
sebagai berikut: Hossein Nasr. Beliau
untuk sekolah-sekolah yang berbasis Islam.
menolak dikotomi keilmuan karena
B. METODE sesungguhnya antara Islam dan sains saling
berhubungan. Bahkan kandungan ajaran Islam
Kajian ini merupakan kajian
memerintahakan umatnya untuk
pendahuluan dengan menggunakan metode
mengembangkan ilmu pengetahuan
kajian literatur yang dikembangkan oleh
sebagaimana pernyataannya sebagai berikut:
penulis berdasarkan pengalaman pada
Nama kitab suci umat Islam berhubungan
pembelajaran terintegrasi pada matakuliah
dengan ilmu pengetahuan. Al Qur’an (bacalah),
matematika sekolah
Al Furqan (ketajaman) dan Ummul Kitab (induk
C. HASIL DAN PEMBAHASAN kitab). Al Qur’an sendiri menagcu secara
praktis dalam setiap babnya untuk
Islamisasi ilmu merupakan aktifitas
mementingkan inteleksi dan ilmu pengetahuan
keilmuan seperti eliminasi, perubahan,
dan ayat pertama kali diturunkan dengan
penafsiran kembali dan penyesuaian
bacaan (iqra’), mengimplikasikan pengetahuan
terhadap komponen-komponennya sebagai
dan sains (ilm menjadi ta’lim (mengajar) dan
world view Islam (pandangan dunia Islam)
allama (memahami).(Nasr: 1997 hal 12).
dan menetapkan nilai-nilainya. Al-Faruqi
(1998 : 6). Dengan demikian, islamisasi Hossein Nasr mengungkapkan bahwa
ilmu pengetahuan berarti mengislamkan perkembangan sains dan agama pada masa
ilmu pengetahuan modern dengan cara kejayaan Islam dapat berjalan secara
menyusun dan membangun ulang sains harmonis. Saat itu para ulama
dengan memberikan nilai-nilai dasar dan mengembangkan sains dengan spirit
tujuan-tujuan yang konsisten dengan Islam. keagamaan sehingga tujuan dari
Dengan Islamisasi ilmu pengetahuan, umat pengembangan keilmuan tersebut sejalan
Islam akan terbebaskan dari belenggu hal-hal dengan tujuan agama yaitu menuju Allah swt.
yang bertentangan dengan Islam, sehingga Dalam perumpamaan itu ia menyatakan bahwa
timbul keharmonian dan kedamaian dalam sains yang dipelajari oleh para ulama seperti
dirinya, sesuai dengan fitrahnya. ranting dalam sebuah pohon yang memiliki
satu kesatuan dengan batangnya.
Sedangkan ilmuisasi Islam yang digagas
oleh Kuntowijoyo pada dasarnya adalah upaya Mohammad Naquib al-Attas. Format
membangun universalitas ilmu yang (sudah) pendidikan yang ditawarkan oleh al-Attas,
ada dalam teks ajaran Islam secara ilmiah. Jika adalah sistem pendidikan terpadu. Tujuan
Islamisasi ilmu bergerak dari konteks ke pendidikan yang dirumuskannya adalah
teks, maka ilmuisasi Islam ini sebaliknya, dari mewujudkan manusia yang universal (Al-
teks ke konteks. Al-Qur’an dan Sunnah yang Insan Al-Kamil). Insan kamil yang dimaksud
bersifat universal dan kaffah ini adalah profil manusia yang memiliki sosok dua
mengisyaratkan adanya bangunan teori-teori keseimbangan atau keterpaduan. Pertama
yang dibutuhkan umat manusia. Bangunan keterpaduan dua dimensi kepribadian yaitu
teori atau grand theory ini nantinya bisa dimensi isoterik-vertikal dengan ciri tunduk
dikembangkan menjadi sebuah ilmu yang dan patuh kepada Allah dan dimensi
relevan dengan realitas yang ada. eksoterik, dialektikal, horisontal dengan ciri
Bangunan yang erat antara Islam dan membawa misi keselamatan bagi lingkungan
pemikiran, metodologi, serta objektivitas sosial alamnya. Kedua keterpaduan dalam
disiplin ilmu haruslah ditentukan. kualitas pikir, zikir dan amalnya. (Achmadi,

114
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

1992: 130. Orientasi pendidikan al-Attas (1) Dualitas, yaitu realitas dari dua unsur
adalah mengarah pada pendidikan yang yang berbeda, yaitu Tuhan dan bukan
bercorak moral religius yang tetap menjaga Tuhan atau Khalik dan makhluk. Khalik
prinsip keseimbangan dan keterpaduan adalah pencipta, penyebab adanya makhluk,
sistem. Dalam wacana ilmiah, setidaknya yang berkuasa kekal, dan bersifat
dapat dikemukakakan beberapa alasan transendental. Makhluk adalah realitas yang
mendasar tentang pentingnya pendidikan telah diciptakan berupa tatanan ruang
terpadu. Pertama, Islam sebagai wahyu Allah waktu, pengalaman, dan penciptaan. Di sini
yang merupakan pedoman hidup manusia tercakup semua makhluk, dunia benda-
untuk mencapai kesejahteraan di dunia dan benda, tanaman dan hewan, manusia, jin,
akherat baru bisa dipahami, diyakini, dan malaikat dan sebagainya. Kedua jenis
dihayati dan diamalkan setelah melalui realitas tersebut yaitu khaliq dan makhluk
pendidikan. Di samping itu secara sama sekali dan mutlak berbeda sepanjang
fungsional Nabi Muhammad, sendiri diutus dalam wujud dan ontologinya, maupun
oleh Allah sebagai pendidik bagi utama dalam eksistensi dan karir mereka,
manusia. Kedua, Ilmu pendidikan sebagai selamanya sangat mustahil keduanya menjadi
ilmu humaniora juga termasuk ilmu satu atau pun lebur. (2) Ideasionalitas. yaitu
normatif, sebab ia terikat dengan norma- hubungan antara dua tatanan realitas yang
norma tertentu. Di sini nilai-nilai Islam sangat bersumber pada kekuatan tauhid. Tauhid
memadai untuk dijadikan sentral norma dalam digunakan untuk menggali dan memahami
ilmu pendidikan itu. Ketiga, Nilai-nilai ideal kehendak Tuhan melalui pengamatan dan
Islam lebih sesuai untuk menganalisa atas dasar penciptaan sang penguasa
secara kritis fenomena kependidikan. Bahwa yang harus diaktualisasikan dalam ruang
dasar hujjah bagi selamatnya perjalanan dan waktu, berpartisipasi dalam aktivitas
kehidupan tidak hanya ayat qauliyah (nash dunia serta menciptakan perubahan yang
Qur’an dan hadis), tetapi juga ayat dikehendaki. Sebagai prinsip pengetahuan,
kauniyah (realitas). tauhid adalah pengakuan bahwa Allah itu
ada dan Esa. Pengakuan bahwa kebenaran
Ismail Raji Al-Faruqi. Ide tentang
itu bisa diketahui dan manusia mampu
Islamisasi ilmu pengetahuan Al-Faruqi
mencapainya, (3)Teleologi. Teleologi
berkaitan erat dengan idenya tentang
menyiratkan pemahaman bahwa dunia tidak
tauhid. Tauhid menurut Al-Faruqi adalah
diciptakan secara kebetulan, dunia
keyakinan dan kesaksian bahwa tidak ada
diciptakan dalam kondisi sempurna. Dunia
Tuhan selain Allah. Bagi Al-Faruqi (terjemah
merupakan kosmos ciptaan yang teratur yang
Rahmani Astuti. 1982:109), esensi peradaban
dalamnya kehendak pencipta selalu terjadi.
Islam adalah Islam itu sendiri dan esensi
Allah adalah tujuan terakhir alam semesta,
Islam adalah Tauhid atau peng-Esaan
berarti bahwa manusia mempunyai
terhadap Tuhan. Secara sederhana, tauhid
kesanggupan untuk berbuat, bahwa alam
adalah keyakinan dan kesaksian bahwa “tak
semesta dapat ditundukkan atau dapat
ada Tuhan kecuali Allah”, penafian ini
menerima manusia. Pada manusia terdapat
mengandung makna yang sangat kaya dan
fungsi fisik dan spiritual. Fungsi fisik
agung, karena semua keanekaragaman,
bersatu dengan alam, sehingga mereka
kekayaan dan sejarah, kebudayaan dan
mematuhi hukum-hukum yang mengikat
pengetahuan, kearifan dan peradaban Islam
mereka dengan keharusan yang sama seperti
ada dalam kalimat la ilaha illallah.
makhluk lainnya. Fungsi spiritual berkaitan
Tauhid juga dipahami sebagai dengan pemahaman dan berada di luar bidang
pandangan umum tentang realitas, alam yang sudah ditentukan, (4) Kemampuan
kebenaran, dunia, ruang dan waktu, sejarah Manusia dan Pengolahan Alam Manusia harus
manusia.(AI-Faruqi, Rahmani Astuti. mampu mengubah dirinya, masyarakatnya,
1982:110). Tauhid memberikan identitas dan alam sekitarnya, mengaktualisasikan
peradaban Islam yang mengikat semua perintah ilahiyah dalam dirinya maupun umat.
unsur-unsurnya bersama-bersama dan Manusia mempunyai kesanggupan untuk
menjadikan unsur-unsur tesebut suatu berbuat dan mempunyai kemerdekaan
kesatuan yang integral dan organis yang untuk tidak berbuat. Kemerdekaan ini
disebut peradaban. Adapun tauhid memberi manusia sebuah tanggungjawab
mengandung 5 prinsip dasar, ( al-Faruqi, terhadap segala tindakannya,(5) Tanggung
terjemah Rahmani Astuti. 1982: 10-13) yaitu: Jawab dan Penilaian.Jika seluruh objek dapat

115
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

dibentuk dan dapat menerima tindakannya terbuka terhadap bukti baru dan
serta mewujudkan maksudnya, maka dia atau/berlawanan.
bertanggung jawab. Sedangkan penilaian atau
Integrasi-interkoneksi. Dalam
pelaksaan tanggung jawab merupakan syarat
kaitannya dengan konsep integrasi Amin
mutlak kewajiban moral. Perhitungan dapat
Abdullah (2010: vii-viii) mengemukakan
saja terjadi sepanjang ruang dan waktu
pandangannya tentang integrasi interkoneksi
atau pada akhir zaman yang pasti terjadi.
sebagai usaha memahami kompleksitas
Mentaati Tuhan adalah mewujudkan
fenomena kehidupan yang dihadapi dan
perintah-Nya dan pola-Nya untuk mencapai
dijalani manusia, setiap bangunan keilmuan
kejayaan sedangkan tidak mentaatinya,
apapun baik keilmuan agama, sosial,
berarti mendatangkan hukuman,
humaniora, maupun kealaman tidak dapat
penderitaan, kesengsaraan, dan kegagalan.
berdiri sendiri tanpa kerjasama saling tegur
Bagi Al-Faruqi Islamisasi ilmu sapa, saling membutuhkan, saling koreksi, dan
pengetahuan merupakan suatu keharusan saling berhubungan antar disiplin ilmu.
yang tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh Menurut Amin model integrasi interkoneksi
para ilmuan muslim, karena apa yang telah keilmuan satu sama lain bersifat informatif,
berkembang di dunia Barat dan merasuki konfirmatif dan korektif.
dunia Islam saat ini tidak cocok untuk
Informatif. Suatu disiplin ilmu perlu
umat Islam. Al-Faruqi meletakkan prinsip
diperkaya dengan informasi yang dimiliki oleh
tauhid sebagai kerangka pemikiran, metodologi
disiplin ilmu lain sehingga wawasan akivitas
dan cara hidup Islam. Prinsip-prinsip tauhid itu
akademik semakin luas. Contoh: Ilmu Islam
terdiri dari lima macam kesatuan, ( Al Faruqi,
(Al-Qur’an) memberikan informasi kepada ilmu
1984: 55) yaitu (a) Keesaan (kesatuan)
sains dan teknologi bahwa matahari
Tuhan yaitu bahwa sebuah pengetahuan
memancarkan cahaya sedangkan bulan
bukan hanya untuk menerangkan dan
memantulkan cahaya (Q.S. Yunus: 5).
memahami realitas, namun lebih dari itu
Konfirmatif yaitu disiplin ilmu tertentu untuk
sebagai bagian yang integral dari eksistensi
dapat membangun teori yang kokoh perlu
Tuhan. Karena itu, islamisasi ilmu
memperoleh penegasan dari disiplin ilmu yang
mengarahkan pengetahuan pada kondisi
lain. Contoh: Informasi tentang tempat-tempat
analisa dan sintesa tentang hubungan
(manaazil) bulan dalam Q.S. Yunus: 5,
realitas yang dikaji dengan hukum Tuhan,
dipertegas oleilmu sains dan teknologi (orbit
(b) Kesatuan ciptaan yaitu bahwa semesta ini
bulan mengelilingi matahari berbentuk elips).
baik yang material psikis spasial (ruang),
Korektif, yaitu suatu teori ikmu tertentu perlu
biologis maupun etnis adalah kesatuan yang
dikonfrontir dengan ilmu agama atau
integral. Dalam kaitannya dengan islamisasi
sebaliknya, sehingga yang satu dapat
ilmu, maka setiap penelitian dan usaha
mengoreksi yang lain. Contoh: Teori Darwin
pengembangan keilmuan harus diarahkan
yang mengatakan bahwa manusia dan kera
sebagai refleksi dari keimanan dan realisasi
berasal dari satu induk, dikoreksi oleh Al-
ibadah kepadanya, (c) Kesatuan kebenaran
qur’an.
dan pengetahuan, yaitu bahwa kebenaran
bersumber pada realitas, dan realitas Disamping model tersebut ada juga
bersumber dari satu yaitu Tuhan. Maka, model alternatif yang dikemukakan Amin yaitu
apa yang disampaikan lewat wahyu tidak paralelisasi (menyamakan konotasi dari ilmu-
bertentangan dengan realitas yang ada, ilmu yang berbeda), similarisasi (menyamakan
karena keduanya diciptakan oleh Tuhan, (d) teori-teori dari ilmu-ilmu), komplementasi
kesatuan hidup yang meliputi amanah, (saling mengisi dan saling memperkuat),
khilafah, dan kaffah (komprehensif), (e) komparasi (membandingkan konsep teori
Kesatuan manusia yang universal mencakup diantara ilmu-ilmu ), induktifikasi (mendukung
seluruh umat manusia tanpa terkecuali. teori ilmu dengan instrumen dari ilmu lain),
Pengembangan sains harus berdasar pada dan verifikasi (menunjang dengan penelitian
kemaslahatan manusia secara universal. Lebih ilmiah ilmu satu dengan ilmu yang lain), yang
lanjut, sebagai prinsip metodologi, tauhid semuanya bersendikan paradigma integrasi.
terdiri dari tiga prinsip kebenaran, yaitu:
Paradigma integrasi diilhami oleh Firman
pertama menolak semua yang tidak
Allah swt, pada Quran surat Fushilat ayat 53
berkaitan dengan realitas, kedua menafikan
sebagai berikut:
semua hal-hal yang bertentangan, ketiga

116
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

“ Kami akan memperlihatkan kepada mereka Penjelasan Al-Quran di atas bisa


tanda-tanda Kami disegala wilayah bumi dimengerti akan adanya proses rasional
dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas transcendental di mana (1) mengingat (zikir
bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah pada kekuasaan Allah) mendahului (2) berpikir
benar. Tidaklah cukup bahwa sesungguhnya untuk memahami dan mendalami semua
Tuhanmu menjadi saksi atas segala ciptaanNya di langit dan di bumi, (3) dan
sesuatu? ” ( QS. Fushilat :53 ) mencapai proses transendensi dengan (4)
kesadaran tidak akan menyia-nyiakan semua
Pada ayat tersebut tersirat secara tegas
ciptaanNya dan aktualitas perbuatan yang
bahwa eksistensi Al-Quran telah dikuatkan oleh
terhindar dari siksaan neraka. Ini menjadi
ayat-ayat Allah swt yang terbentang di alam
metoda berpikir integratif dan interkonektif
termasuk pada diri manusia ( yang selanjutnya
yang berada dalam jalan hidup seseorang
disebut sebagai ayat kauniah) sebagai saksi
untuk selalu mensyukuri dan menghindari
atas kebenaran Al-Quran. Ayat-ayat kauniah
siksaan neraka. Filsafat Islam sebagai metoda
memiliki bentuk, pola atau keteraturan yang
berpikir menjadi dasar bagi peradigma
unik dan memberikan makna tersendiri bagi
integratif, yang secara sistemik menyatukan
kehidupan manusia. Ayat-ayat kauniah
antara aql dan qalb, atau wahyu dan realitas
memberikan pesan akan keagungan Ilahi yang
menjadi suatu metodologi berpikir yang
dibentangkan ke alam semesta berupa fakta
bersifat rasional transcendental, dan selalu
simbolik, konsep naturalistik, prinsip atau
berdimensi majemuk. Karena itu, filsafat Islam
hukum matematik yang menguatkan
sebagai metode berpikir akan menjadi dasar
kebenaran Al-Quran. Ayat tersebut
dalam merumuskan filsafat dalam studi-studi
merekomendasikan kepada kita bahwa sains
integrasi, misalnya integrasi agama-sain.
matematika merupakan wujud ayat-ayat
kauniah yang terbentang di alam semesta Integrasi nilai-nilai spiritual Islam dalam
sebagai wujud karunia Ilahi yang harus digali, pendidikan matematika hakekatnya merupakan
dikembangkan dan dimanfaatkan untuk sebuah perwujudan pendidikan matematika
sebesar-besar kemakmuran manusia dalam yang berketuhanan, sebagai wujud axiologi
rangka mensyukuri nikmatNya. Setelah pendidikan matematika dan spiritualisasi
manusia menemukan manfaat dari kajian human beeing. Integrasi dimaksudkan untuk
terhadap ciptaan Allah swt, maka Allah mencerdaskan, mengimankan, mencerahkan
mengingatkan kepada hambanya dengan dan menggerakkan sehingga menjadi motivasi
firmanNya pada Qur’an Surat Ali-Imran ayat moral spiritual dalam rangka membentuk
191 yaitu:” Ya Tuhan kami tidaklah engkau generasi yang cerdas secara intelektual, moral
menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci dan spiritual. Spiritual di dalam Islam adalah
Engkau, maka peliharalah kami dari siksa realisasi dari tauhid dan berbasis pada
neraka”. Dengan demikian paradigma integrasi kesadaran kepada Alloh swt.
dapat dipandang sebagai bentuk penyatuan aql
Integrasi nilai-nilai spiritual Islam
dan qalb sebagai suatu metoda berpikir untuk
dalam Materi Ajar Matematika . Menurut
memahami realitas.
Rusman (2009: 436) pengembangan materi
Dalam pandangan Amin Abdullah ajar hendaknya disajikan secara kreatif
(2014:3) paradigma integrasi adalah sedemikian sehingga mampu: (1) mendorong
pendekatan ulul’albab yang secara jelas peserta didik mewujudkan gagasan-gagasan
digambarkan Al-Quran 3: 190-191 yang baru yang inovatif, (2) menanamkan sikap
artinya sebagai berikut : “Sesungguhnya dalam kejujuran dan keadilan, (3) menuntut peserta
penciptaan langit dan bumi, dan silih didik melakukan karya dan penyaluran bakat
bergantinya malam dan siang adalah tanda- akademisnya , (4) memanfaatkan lingkungan
tanda bagi ulul albab, yaitu mereka yang secara bertanggungjawab, (5) membangun
mengingat (zikir/qalb) tentang Allah dalam komunikasi, sinergi secara efektif dan santun
keadaan berdiri, duduk, berbaring dan yang mencerminkan harkat dan martabatnya
memikirkan (aql, rasio) tentang penciptaan sebagai mahluk Tuhan, (6)
langit dan bumi ; ya Tuhan kami, tidaklah menumbuhkembangkan sikap ilmiah dalam
Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia ; mensikapi perbedaan menurut cara pandang
Mahasuci Engkau, maka hindarkanlah kami dari tertentu.
siksaan neraka.
Reimer (1979) dalam bukunya Promoting
Moral Growth merekomendasikan metode

117
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

integrasi nilai dalam kurikulum yaitu sebagai ditunjukkan bagaimana sosok panutan tersebut
berikut: (1) Mengembangkan dasar pemikiran, mampu menyelesaikan delima moral dengan
(2) Mengidentifikasi masalah moral dalam cerdas melalui pemecahan matematis,
kurikulum, (3) Kaitkan isu moral untuk sehingga peserta didik akan mengagumi tokoh
kehidupan siswa, (4) Gunakan bahan yang yang cerdas dan baik tersebut. Modelling
mempromosikan pengambilan peran, (5) merupakan bentuk matematika model yang
Paparan siswa untuk lebih mencukupi struktur tidak hanya memodelkan matematika ke dalam
penalaran, (6) Dorong siswa untuk menjadi bentuk persamaan atau pertidaksamaan
pengembang kurikulum, (7) Bekerja dengan namun juga memodelkan performansi
rekan lain, (8) Lakukan uji coba bahan, (9) seseorang atas kebaikan nilai-nilai spiritual
Periksa materi di luar data pada teksbook, Islam yang dianutnya. Sebagai contoh
(10) Kembangkan pengalaman siswa dapat pendekatan modelling dengan tokoh panutan
bertindak untuk alasan mereka. Abu Bakar As-Siddiq untuk menanamkan nilai
menjauhi larangan Allah swt pada materi
Pengembangan materi ajar harus
pembagian bilangan pecahan sebagai berikut:
memperhatikan objek-objek matematika baik
objek langsung maupun tak langsung. Objek 1
yang langsung meliputi konsep, fakta,
prinsip, dan keterampilan. Sedangkan objek Abu Bakar pernah minum 2 liter susu
tak langsung meliputi pembuktian teorema, pemberian seorang yang tidak dikenal. Setelah
pemecahan masalah, belajar bagaimana beliau tahu bahwa ternyata susu yang diminum
belajar, pengembangan intelektual, bekerja adalah hasil perdukunan maka beliau gelisah
secara individu, bekerja dalam kelompok, dan dan bertekad ingin memuntahkannya. Karena
sikap positif terhadap matematika. Kedua kesulitan dalam mengeluarkannya maka beliau
objek tersebut hendaknya dapat berjalan minum lagi satu liter air kemudian dengan
selaras, serasi dan seimbang. Jika sasaran bantuan jari tangan keluarlah seluruh susu
belajar matematika hanya pada objek langsung dan air yang diminumnya.
saja maka matematika akan berubah menjadi (1) Mengapa Abubakar bertekad untuk
kering dari konteks, kurang bermakna memuntahkan susu yang telah
(meaningless) dan sulit tersimpan dalam long- diminumnya? Bagaimana pendapat
term memory peserta didik (Matlin, 2003). kalian tentang sikap Abu Bakar?
Demikian sebaliknya bahwa objek tak langsung
matematika juga tidak boleh diabaikan karena (2) Jika Abubakar menampung susu dan air
hal itu akan menghilangkan ruh yang 1
terkandung dalam matematika.
tadi dalam gelas yang berukuran 4 liter
Materi matematika sekolah berapakah gelas minimal yang
dikembangkan sebagai sumber pijakan dalam diperlukan ?
membangun nilai-nilai spiritual peserta didik
melalui modeling, analogi, ilustrasi, ataupun
dasar filosofis. (Kusno, 2013). Modeling adalah Analogi adalah teknik pembentukan nilai
teknik pembentukan karakter melalui sosok spiritual melalui pengambilan kesamaan
panutan yang tergambar dalam steam cerita. substansi.
Cerita merupakan alat yang ampuh untuk
Petunjuk: Buatlah dua titik yang berbeda
menghipnotis minat baca peserta didik untuk
masing-masing titik A dan titik B pada kertas
membawa alam pikir siswa sesuai dengan
beprpetak. Buat sebanyak mungkin garis atau
peran yang tergambar di dalamnya. Konten
lintasan yang berbeda yang menghubungkan
cerita tentu harus disesuaikan dengan
antara titi A dan titik B. Berapa garis lurus
kebutuhan psikologis peserta didik, dapat
yang dapat dibuat dari titik A ke titik B?.
menyentuh emosional, membangun kebesaran
jiwa, syarat dengan nilai-nilai spiritual dalam Hal ini dapat dijadikan analogi dalam
serangkaian aktivitas yang melibatkan pembentukan nilai-nilai spiritual. Dengan
problematika matematis. Dalam pendekatan menganalogikan bahwa A adalah suatu tempat
modeling kita perlu memilih tokoh-tokoh dalam dan B adalah tempat yang lain maka melalui
sejarah, kisah-kisah para nabi, kisah-kisah kedua tempat tersebut hanya ada satu jalan
para sahabat, dan kisah-kisah teladan lainnya yang lurus. Demikian juga bahwa untuk
sebagai freem work dalam menggagas nilai- mencapai keselamatan dunia dan akhirat
nilai spiritual. Dalam modeling dapat juga hanya ada satu cara yaitu sirotol mustaqiem

118
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

dengan cara mengikuti cara hidup yang Aku selalu meninggalkan kesia-siaan
ditetapkan oleh Allah swt dan rosulNya.
Dalam belahan jiwaku hanya ada satu selain
Ilustrasi adalah teknik pembentukan nilai dirik, Siapakah aku?
spiritual melalui penggambaran yang bersifat
konkrit, dapat dilihat, diamati, disimulasikan
bahkan diperankan. Dalam ilustrasi ada Pemaknaan kalimat:
petunjuk-petunjuk atau fenomena yang
 Aku selalu membela kebenaran, berarti
mengarahkan pada peserta didik untuk
aku bilangan positif
menemukan sesuatu melalui pola-pola yang
dipilih, misalnya sebagai berikut:  Aku selalu menjauhkan kebatilan, berarti
aku tidak pernah negatif
Petunjuk: Sediakan sebuah botol, sebuah
pensil, dan 3 utas tali. Tiga orang siswa  Aku selalu meninggalkan kesia-siaan,
diminta maju untuk memasukkan pensil ke berarti aku tidak pernah nol
dalam botol yang diikat dengan tiga tali yang
 Dalam belahan jiwaku hanya ada satu
berbeda. Caranya adalah ketiga benang tadi
selain diriku, aku tidak punya faktor
digigit dan ditarik oleh tiga siswa dengan arah
komposit
yang berbeda beda secara serentak
Jadi aku adalah bilangan prima.
Pelajaran apa yang bisa kita peroleh?
Misalnya permainan memasukkan pensil
ke dalam botol dengan cara pensil diikat Contoh lain misalnya akan dibangun
dengan tiga tali lalu ditarik oleh tiga orang, karakter jujur dan amanah melalui materi
maka dapat mengintegrasikan nilai-nilai dengan indikator mendefinisikan bilangan
kerjasama dan mengilustrasikan materi pecahan yang menuntut kemampuan
tentang vektor. Kekuatan tarikan merupakan pemecahan masalah, maka permasalahannya
gaya dan arah tarikan merupakan arah vektor. dapat didesain sebagai berikut:
Kegiatan ini mengilustrasikan konsep tentang
Lukman anak yang jujur. Suatu saat ia
vektor sekaligus nilai-nilai spiritual Islam,
pernah mendapatkan amanah dari ibu guru
khususnya tentang usaha secara ikhlas. Usaha
untuk membagikan tabanas Rp 250.000,
menunjukkan adanya energi fisik yang disebut
kepada teman-temannya yang datang ke
dengan syariat berupa gerakan, sedangkan
sekolah sebelum jam 06.00 wib. Sesampainya
arah (dalam terminologi agama semata-mata
di sekolah ia menanyakan kepada temannya
diarahkan untuk keridloanNya) menunjukkan
apakah ada yang datang ke sekolah sebelum
energi dalam yang berupa niat ikhlas.
jam 06.00 wib? Ternyata tak ada satupun yang
Filosofis merupakan teknik pembentukan datang sebelum jam 06.00 wib. (1) Apakah
nilai spiritual dengan menggunakan pijakan uang yang diamanahkan kepada Lukman dapat
yang penuh makna baik yang tersimpan dalam dibagikan kepada teman-temannya? (2)
bentuk simbolis, maupun bahasa dalam Mengapa?
rangkaian ceritera. Misalnya akan
Pemecahan Maasalah:
mengintegrasikan nilai-nilai ketaqwaan dengan
menggunakan konsep bilangan prima sebagai (1) Memahami masalah:
berikut:
Misalkan
Petunjuk : Gunakanlah kode-kode berikut
a = uang tabanas yang akan dibagikan
untuk dapat menjawab cangkriman dibawah
ini. b = banyaknya siswa yang datang ke sekolah
sebelum jam 06.00
Bilangan positif (+) = kebaikan/kebenaran
Diketahui:
Bilangan negatif (-) = keburukan/kebatilan
Bilangan nol (0) = sia-sia
a
Belahan jiwa = faktor a = Rp 250.000,- Ditanyakan: p = b ?

Aku selalu membela kebenaran (2) Menentukan strategi pemecahan masalah

Aku selalu menjauhkan kebatilan

119
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

a Karena apel Ibrahim 1 = 2 maka jumlah apel


Ibrahim dan Budi adalah 2 atau 4
Gunakan operasi pembagian dengan p = b
a. Apakah saudara setuju terhadap
(3) Melaksanakan pemecahan masalah jawaban siswa tersebut?
Karena tidak ada siswa yang datang ke b. Jika tidak setuju jelaskan letak
sekolah sebelum jam 06.00 wib, maka tidak kesalahannya?
ada yang berhak menerima sehingga Lukman
tidak dapat membagikan uang tersebut kepada c. Mengapa terjadi jawaban 1 = 2
siapapun dan akhirnya mengembalikan uang apakah ada langkah yang salah
tersebut kepada ibu guru. Tidak dapat yang dilakukan oleh siswa
dilakukan operasi pembagian dengan kata lain tersebut? Jelaskan dimana letak
a 250.000 kesalahan siswa?

tidak terdefinisi atau p = b 0 =
tidak terdefinisi. Permasalahan diatas Integrasi nilai-nilai Spiritual Islam
menunjukkan bahwa proses pembagian dalam Metode Pembelajaran Matematika.
mensyaratkan adanya unsur yang dibagi Integrasi nilai-nilai spiritual Islam dalam
(pembilang) dan yang membagi (penyebut) metode pembelajaran matematika lebih
dengan syarat penyebutnya ada. Hal ini secara merupakan metode bernalar, berkomunikasi
a dalam pemecahan masalah matematika pada
konteks kehidupan manusia yang dijiwai
matematis ditulis p = b , a,b  R, dan b ≠ 0. dengan nilai-nilai spiritual Islam. Dalam
 Bilangan pecahan adalah bilangan yang mengembangkan keterampilan memecahkan
a masalah, peserta didik didorong untuk
berkolaborasi, kerjasama dan sharing antar
dapat dinyatakan dalam bentuk b , a,b  R,
sesama peserta didik dalam suatu kelompok
dan b ≠ 0. Apa yang terjadi jika Lukman tidak
belajar. Setiap kelompok belajar mendapatkan
amanah sehingga ia membagikan kepada yang
Lembar Kerja pada suatu subtopik yang
tidak berhak? Selanjutnya bisa kembangkan
spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.
dengan pertanyaan bagaimana jika b = 0?
Adapun tugas guru adalah (1) memonitor dan
Dalam pemecahan masalah siswa jangan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok
langsung ditunjukkan jawabannya namun untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok
dipancing dengan permasalahan yang selama pembelajaran dengan menjunjung
menantang dan diberikan pertanyaan- nilai-nilai spiritual Islam, (2) mengupayakan
pertanyaan menggali yang mampu agar semua peserta didik aktif terlibat dalam
menimbulkan kreativitas. Coba perhatikan sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil
permasalahan berikut: penyelidikan ini dapat menghasilkan
penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.
Jumlah apel Ibrahim sama dengan jumlah
apel Budi. Berapakah jumlah apel Ibrahim Pada tahap ini dikembangkan
dan Budi? pengalaman belajar dengan strategi VCT yang
diperkenalkan oleh Douglas Superka (1976).
Lalu siswa mengerjakan sebagai berikut: Misal
Berikut ini adalah beberapa pilihan strategi VCT
jumlah apel Ibrahim = a dan apel Budi = b
yang bisa dikembangkan dalam tahap ini: (1)
maka:
pendekatan evokasi yaitu peserta didik
(1) a= b …diketahui didorong untuk menyatakan ide-idenya,
tanggapannya, perasaannya, secara terbuka
(2) a.b = b.b … dikalikan bilangan yang sama
dan penuh kebebasan, (2) pendekatan sugesti
(3) a.b-a2 = b2-a2 tambah bilangan yang sama terarah yaitu siswa secara pelan-pelan digiring
untuk mengarah pada suatu kesimpulan dan
(4) a(b-a) = (b-a)(b+a) … hukum distributif
menerima nilai tertentu, (3) pendekatan
(5) a = b+a … dibagi bilangan b-a kesadaran (awareness) yaitu melalui suatu
kegiatan peserta didik diberi kesempatan untuk
(6) a = a + a substitusi b= a
mengamati dan dituntun untuk mengklarifikasi
(7) a = 2a karena a+a = 2a dirinya sendiri, (4) pendekatan kejelasan moral
( moral reasoning) yaitu guru mengungkapkan
(8) 1 = 2 kedua ruas dibagi dengan a

120
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

dilema kepada siswa dan memint terlibat akan meninggikan beberapa derajat. (Q.S: Al-
dalam dilema itu melalui dialog. Mujadalah:11). Termasuk aspek iman
misalnya belajar dengan jujur, tanpa pamrih,
Lebih jauh Iyer (2013) mengemukakan
penuh harap, bersyukur, sabar, dan tawakal;
pendekatan yang dapat dipilih sebagai
(2) aspek ibadah misalnya kegiatan belajar
alternatif dalam pembelajaran nilai
diniatkan untuk ibadah, berdoa sebelum dan
sebagaimana dilangsir oleh UNESCO dalam
sesudah belajar, shalat dluha saat istirahat,
pengembangan pendidikan karakter sebagai
dan shalat dluhur berjamaah; (3) Muamalah
berikut, yaitu: (1) Telling (proses
muasyaroh misalnya melalui diskusi, cara
pengembangan nilai dimana siswa
berpakaian sopan, kooperatif, dan menghargai.
mendapatkan gambaran nilai yang jelas dari
suatu situasi yang dinarasikan, (2) Inkulkasi Kurikulum yang dijadikan pedoman
(pendekatan kearah menanamkan norma- kegiatan belajar mengajar dibangun dari
norma sistem nilai pribadi), (3) Persuading beberapa komponen, yaitu : 1) Tujuan
(proses meyakinkan siswa untuk memenerima kurikulum harus mengacu pada pencapaian
nilai tertentu dan berperilaku sesuai dengan tujuan pendidikan nasional; 2) Materi
nilai yang diterimanya), (4) Modeling (seorang kurikulum: Materi kurikulum berupa bahan
individu berperan sebagai pelaku dari nilai- pembelajaran yang terdiri dari bahabn kajian
nilai yang diterimanaya), (5) Role playing atau topik-topik pelajaran; 3) Metode
(bermain peran), (6) Simulasi (pebelajar mengajar: Metode mengajar merupakan cara
berpura-pura berada pada situasi tertentu yang digunakan untuk menyampaikan mata
untuk meniru nilai-nilai tertentu), (7) Problem pelajaran dalam mencapai tujuan kurikulum;
solving (pendekatan dilematika yang 4) Organisasi mengajar; dan 5) Evaluasi
ditampilkan agar siswa bertanya kepada pengajaran.
mereka bagaimana keputusan yang diambil),
D. PENUTUP
(8) Diskusi sistuasi, cerita, gambar ( teknik ini
menuntut siswa menjelaskan dengan Dikotomi sains dan agama yang banyak
sengaja/dengan bebas secara detail dalam berkembang dari dunia Barat tidak cocok
pelajaran), (9) Mengkaji biografi tokoh besar diterapkan di Indonesia khususnya pada
(pendekatan ini menggunakan kehidupan sekolah berbasis Islam. Sekurangnya ada 3
orang besar sebagai subjek materi untuk solusi yang telah banyak ditawarkan oleh ahli
mencoba menimbulkan/mendatangkan untuk menyatukan antara sain dan agama
kebutuhan baik dan pemikiran yang berharga yaitu melalui islamisasi ilmu pengetahuan,
sebagai ajang perlombaan), (10) Moralizing ilmuisasi Islam dan integrasi-interkoneksi.
(aktivitas restrukturisasi pengalaman sosial Nilai-nilai Spiritual Islam perlu diintegrasikan
seseorang melalui analisis rasional), (11) dengan sains dan matematika sehingga ada
Klarifikasi nilai (pebelajar merilis kekayaan keseimbangan berpikir dan berdzikir. Konsep
kecakapan siswa sebagai proses keyakinannya integrasi perlu dikembangkan sebagai upaya
berperilaku sesuai dengan apa yang untuk membangun sosok kepribadian muslim
diyakininya). yang lengkap.
Integrasi nilai-nilai spiritual Islam
dalam Evalusi Pembelajaran Matematika.
E. DAFTAR PUSTAKA
Integrasi nilai-nilai spiritual Islam dalam
evaluasi pembelajaran matematika mencakup Abdullah, Amin (2010). Islamic Studies di
pengukuran proses dan hasil belajar secara Perguruan Tinggi. Pendekatan Integratif
holistik. Artinya tidak hanya sekedar mengukur Interkonektif. Yogyakarta. Pustaka
kemampuan matematika yang meliputi Pelajar, hal vii-viii
kemampuan pemahaman, penalaran,
Al-Attas, Muhammad Naquib (1989). Islam and
komunikasi dan pemecahan masalah, namun
The Philosophy of Science, Kuala Lumpur:
juga mengukur aspek-aspek spiritual yang
ISTAC, 1989, hal 5
melekat dengan karakter peserta didik selama
pembelajaran di sekolah. Adapun aspek-aspek Al-Faruqi, Ismail Raji, (1989), Islamization
yang dimaksud adalah meliputi (1) aspek iman, of Knowledge (Virginia: International
yaitu kegiatan belajar diniatkan untuk mencari Institute of Islamic , Thought, hal 6
keridloan Allah.swt, menunaikan perintahNya
dan meraih janjiNya. Kepada orang beriman
yang menuntut ilmu maka Allah swt berjanji

121
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA (2 nd SENATIK)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FPMIPATI-UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
Semarang, 12 Agustus 2017

Abdullah, Amin, (2014). Praksis Paradigma Salafudin ,(2013). Islamisasi Ilmu


Integrasi Interkoneksi Ilmu dan Pengetahuan. Jurnal Forum Tarbiyah. Vol
Transformasi Islamic Studies. Makalah 11, No 2, Desember 2013, hal 2013
diseminarkan di Program Pascasarjana
Superka, D.P., Ahrens, C., Hedstrom, J.E.,
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 22-23
Ford, L.J. & Johnson, P.L. 1976.
Oktober 2014, hal 3
Values education sourcebook. Colorado: Social
Achmadi, (1992), Islam Paradigma Ilmu
Science Education Consortium, Inc.
Pendidikan, Aditya Media, cet. I,
Yogyakarta, hlm. 130
Al-Faruqi, Ismail Raji,( 1982 ). Tauhid.
Penerjemah Rahmani Astuti. Bandung:
Penetrbit Pustaka.
Al Faruqi, Isma’il Raji. 1984. Islamisasi
Pengetahuan. Penerjemah Anas
Mahyidin. Bandung: Penerbit Pustaka.
Departemen Agama RI. 2006. Al-Quranul
Karim Terjemahan Bahasa Indonesia.
Menara Kudus. Kudus
Hollingdel (1968) Twilight of Idol and The Anti
Christ. Pinguin Books. New York, 535 hal
535
Iyer, Ranjani . B. 2013. Value Based
Education: Proffesional Divelopment Vital
towars effective integration. IQSR Journal
of Research & Method in Education
(IOSR-JRME) e-ISSN:2320-7388, p-
ISSN:2320-737X Aplied Volume 1, Issue
1 (Jan-Feb 2013), PP 17-20
Kartanegara, Mulyadhi. 2005. Integrasi Ilmu
Sebuah Rekonstruksi Holistik. Bandung:
Arasy Mizan.
Kuntowijoyo. (2005). Islam Sebagai Ilmu.
Jakarta. Teraju, hal 8
Kusno. 2013. The Implementation Of KIRI
(Collaborative, Inovative, Reflective, And
Innovative) Learning Model For The
Character Education In The Mathematics
Department. (Proceeding 1nd AeCon 2013
Matlin, Margaret W. (2003). Cognition. Fifth
Edition. Hoboken, New Jersy: John Wiley
& Son, Inc.
Nasr, Hossein. Pengetahuan dan Kesucian
Translated by Suharsono. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1997, hal 12
Reimer, Joseph (1979). Promoting Moral
Growth : From Piaget to Kohlberg,
Longman: New York
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta

122

Anda mungkin juga menyukai