Anda di halaman 1dari 22

PENULISAN

REFERENSI
KARYA ILMIAH 1
Figiati Indra Dewi, M.Pd
HAKIKAT PENGACUAN
REFERENSI
 Pengacuan pendapat, ide, gagasan, konsep, dan temuan orang lain yang
digunakan dalam karangan ilmiah dilakukan untuk:
1. Memperkuat gagasan/pemikiran penulis yang diuraikan sesuai dengan topik
tulisan,
2. Menjadikan landasan tolak untuk mengemukakan gagasan/pemikiran yang
akan disajikan dalam tulisan.
Maka, pengacuan referensi dilakukan untuk menjelaskan landasan berpikir dan
untuk pembuktian argumen.
SUMBER ACUAN DALAM
TULISAN
Sumber acuan yang disarankan untuk digunakan dalam karangan ilmiah adalah sumber acuan ilmiah ragam
tulis. Berikut adalah patokan dalam memilih sumber acuan:
 Gunakan sumber acuan ilmiah tulis berupa buku, makalah seminar, laporan penelitian, dan jurnal ilmiah,
 Gunakan sumber acuan yang relatif baru sesuai dengan penelitian,
 Utamakan atau perbanyak sumber acuan dari jurnal ilmiah dibandingkan dengan buku teks,
 Utamakan penggunaan sumber acuan pertama,
 Hindari penggunaan sumber dari sumber lisan,
 Jika acuan dari sumber lisan tetap diperlukan dari narasumber, kutipannya ditulis seperti tuturan aslinya
dengan menyebut sumber dan tanggal wawancara.
CARA
PENGACUAN/PENGUTIPAN
REFERENSI; CATATAN TUBUH
(BODYNOTE)
 Tuliskan nama pengarangnya dalam tanda kurung.
 Dalam tanda kurung tersebut ditulis: (nama akhir pengarang, tahun terbit: dan nomor halaman.)
 Boleh juga nama pengarang ditulis di luar tanda kurung, namun tahun terbit dan nomor halaman harus ditulis
dalam tanda kurung.
 Contoh:
 Nama akhir pengarang sumber diletakan di awal kalimat sebagai keterangan:

Menurut Moeliono (2010: 15), “Ragam bahasa dibedakan atas …”


 Nama akhir pengarang diletakan di awal sebagai subjek kalimat:

Moeliono (2010: 15) menyatakan bahwa ragam bahasa dibedakan atas …”


 Nama akhir pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman diletakkan dalam tanda kurung di akhir kalimat:

… merupakan ragam bahasa percampuran (Moeliono, 2000: 15).


 Pengarang sumber rujukan yang terdiri dari satu orang, penulisannya
mencantumkan nama akhir pengarang tersebut.
 Jika pengarang sumber terdiri atas dua orang, penulisannya mencantumkan
nama terakhir kedua pengarang tersebut. Contoh: … (Chaer dan Moeliono,
2009: 12).
 Jika pengarang lebih dari dua orang, penulisannya mencantumkan nama
terakhir pengarang pertama lalu diikuti dengan singkatan dkk atau et.al.
Contoh: … (Chaer, dkk., 2008: 45).
 Pengutipan dalam karangan ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Mengutip pendapat ahli secara langsung sesuai bahasa aslinya,
2. Mengutip pendapat ahli dengan secara tidak langsung atau hanya mengutip
pendapat ahli dan dikemukakan dengan bahasa sendiri.
MENGUTIP SECARA
LANGSUNG
A. Kutipan Langsung Pendek
Penulisan kutipan langsung pendek ditulis dengan memakai tanda petik (“…”) dalam teks. Jumlah baris
tidak lebih dari tiga baris aslinya.
Contoh: … tersebut. Menurut Ibnu (2002: 19), “Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan
hanya yang benar-benar dirujuk dalam tubuh artikel dan sebaliknya, semua rujukan yang telah
disebutkan dalam artikel harus tercatat di dalam daftar rujukan.”
B. Kutipan Langsung Panjang
Penulisan kutipan langsung panjang ditulis tanpa memakai tanda petik, ditulis terpisah dari kalimat,
ditulis dengan 1 spasi, dan kiri-kanan menjorok ke dalam teks. Jumlah baris lebih dari tiga baris
aslinya.
Contoh:
Contoh:

Variasi bahasa dapat ditinjau dari sudut pemakai bahasa. Sehubungan dengan itu,
Kridalaksana (1996: 2) mengatakan
Variasi bahasa berdasarkan pemakai bahasa dibedakan atas empat jenis
berikut ini. Pertama, dialek regional yaitu variasi bahasa berdasarkan da-
erah. Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai di satu tempat
dengan yang dipakai di tempat lain. Kedua, dialek sosial yaitu dialek yang
dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menandai stratum sosial
tertentu. Ketiga, dialek temporal yaitu dialek yang dipakai pada kurun
waktu tertentu. Keempat, idiolek yaitu keseluruhan ciri-ciri bahasa se-
seorang. Sekalipun kita semua berbahasa Indonesia, namun kita masing-
masing mempunyai ciri-ciri khas pribasi dalam lafal, tata bahasa atau pi-
lihan kata.
Dari penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa variasi bahasa memiliki empat jenis yaitu dialek
regional, dialek sosial, dialek temporal, dan idiolek.
MENGUTIP SECARA TIDAK
LANGSUNG
 Pengutipan secara tidak langsung berarti mengutip ide pakar yang dikemukakan dengan
bahasa penulis. Penulisan kutipan secara tidak langsung ditulis tanpa menggunakan tanda
petik dan berada di dalam paragraf penulis.
 Contoh:
… ahli tersebut. Perujukan pendapat ahli tersebut dalam tulisan dapat dilakukan dengan
dua cara utama, yakni (1) mengutip pendapat ahli secara langsung yang berarti mengutip
pendapat ahli sesuai bahasa aslinya dan (2) mengutip pendapat ahli secara tidak langsung
yang berarti hanya mengutip ide atau pendapat ahli dan dikemukakan dengan bahasa
sendiri (Mukhadis, 2001: 47—48).
PENULISAN
CATATAN KAKI
(FOOTNOTE)
Dari segi isinya, catatan kaki (footnote) dibedakan menjadi:
1. Catatan kaki berisi referensi
2. Catatan kaki berisi keterangan tambahan
FUNGSI CATATAN KAKI
 Catatan kaki diberi penomoran dalam tubuh karangan ilmiah, dan sumber rujukan
dituliskan di kaki halaman sesuai dengan aturan penulisan catatan kaki.
 Fungsi catatan kaki berupa referensi adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan akan sumber informasi.
2. Pemberian dukungan argumentasi atau pembuktian
3. Pembuktian kutipan naskah
4. Penunjukan kejujuran intelektual.
 Fungsi catatan kaki berupa keterangan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan penjelasan tambahan
2. Memberikan penjelasan konsep, istilah, definisi, dan sebagainya.
CARA PENULISAN CATATAN
KAKI
 Catatan kaki ditulis di bagian bawah halaman tempat materi kutipan/pernyataan.
 Catatan kaki ditulis satu spasi dengan ukuran huruf 10.
 Catatan kaki diberi nomor secara berurutan dalam setiap bab.
 Urutan sumber referensi yang berbentuk catatan kaki adalah: nama pengarang tanpa
dibalik, koma, judul sumber dicetak miring, koma, kurung buka, kota penerbit, titik
dua, nama penerbit, koma, tahun terbit, kurung tutup, koma, nomor halaman yang
dikutip, titik.
Contoh: 1 Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2008), hlm. 5.
Rumus susunan penulisan footnote: Na – Ju – Ko – Pe – Ta – Ha.
Rumus susunan penulisan daftar pustaka: Na – Ta – Ju – Ko – Pe.
CARA INSERT FOOTNOTE
DALAM MS WORD
 Di akhir teori yang Anda kutip, berikan tanda titik
 Lalu pada menu bar klik References.
 Pilih Insert Footnote.
 Nanti akan muncul penomoran footnote secara otomatis.
 Lakukan untuk penulisan footnote selanjutnya.
 Jika kutipan itu sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, cukup ditulis Ibid (sumber dan
halamannya sama), atau Ibid. hlm … (untuk sumber sama dan halaman berbeda).
Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ibid.
3
Ibid., hlm. 20

 Jika kutipan itu sumber dan halamannya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah diselingi oleh
satu kutipan dari sumber lain, cukup ditulis Loc. Cit.
Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas, (Padang: UNP Press, 2008), hlm. 8.
3
Loc. Cit.
 Jika kutipan itu sumber dan halamannya sama dengan kutipan sebelumnya, tetapi sudah
diselingi oleh beberapa kutipan dari sumber lain, ditulis: Nama, Loc. Cit.
Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas, (Padang: UNP Press, 2008), hlm. 8.
3
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 46.
4
Abdul Chaer, Loc. Cit.
 Jika sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, tapi halaman berbeda, dan sudah diselingi oleh
satu kutipan dari sumber lain, cukup ditulis Op.Cit., hlm …
Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas, (Padang: UNP Press, 2008), hlm. 8.
3
Op. Cit., hlm. 16.

 Jika sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, tapi halaman berbeda, dan sudah diselingi oleh
beberapa kutipan dari sumber lain, cukup ditulis nama pengarang yang diikuti tanda koma dan Op. Cit
hlm …
Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas, (Padang: UNP Press, 2008), hlm. 8.
3
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 46.
4
Abdul Chaer, Op. Cit., hlm. 16.
 Jika kutipan itu judul sumbernya sama dengan kutipan sebelumnya, tapi sudah diseling oleh
beberapa kutipan dari judul lain dengan pengarang yang sama, maka ditulis: nama pengarang diikuti
tanda koma, judul buku diiringi tanda koma, dan Op. Cit. hlm …

Contoh:
1
Abdul Chaer, Morfologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 5.
2
Ermanto, Keterampilan Membaca Cerdas, (Padang: UNP Press, 2008), hlm. 8.
3
Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 24.
4
Mansoer Pateda, Semantik Leksikal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 46.
5
Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), hlm. 53.
6
Abdul Chaer, Morfologi, Op. Cit., hlm. 47.
PENULISAN DAFTAR
PUSTAKA
Dalam menulis daftar pustaka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk membuat daftar
pustaka yang baik dan benar yaitu mulai dari :
 Nama penulis
 Tahun terbit
 Judul sumber pustaka
 Kota tempat terbit
 Penerbit.

Rumus: Na-Ta-Ju-Ko-Pe
 Buku Dengan Satu Penulis

Cara menulisnya: Nama belakang/keluarga, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun
terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit.
Contoh: Nawawi, Hadani. 1995. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
Press.

 Buku Dengan Dua Penulis

Cara penulisan: Nama Penulis Pertama dibalik, Nama penulis kedua (sebagaimana aslinya,
tanpa dibalik), Tahun terbit, Judul Buku (dicetak miring), Nama Kota: Nama Penerbit.
Contoh: Mahfud, Ahmad Sahal & Mustofa Bisr. 2003. Persepakatan Ulama dalam Hukum
Islam Eksiklopedi Ijma. Jakarta: Pustaka Firdaus.
 Buku Terjemahan

Cara penulisan: Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), tahun terbit, Judul
Buku (dicetak miring), kata “diterjemahkan oleh” Nama penerjemah, dari Judul dalam Bahasa
Aslinya (dicetak miring), nama kota: Nama Penerbit.
Contoh: Mernisi, Fatima. 1991. Wanita di dalam Islam. Diterjemahkan oleh Yaziar Radianti
dari Women and Islam: An Historical and Theological Enquiry. Bandung: Satu Nusa.

 Cara Menulis Daftar Pustaka dari Jurnal Cetak

Cara penulisannya: Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada), Tahun terbit,
Judul artikel (dicetak tegak, diapit dua tanda petik “….”), Nama jurnal (semua kata diawali
dengan huruf besar, dicetak miring), nomor edisi (nomor volume/bulan, bila ada), halaman
dimana artikel berada.
Contoh: Woodward, Mark R. 2005. “Religion, Culture, and Regime Change: Reformation in
Yogyakarta”. International Journal Ihya ‘Ulumal-Din. 86 (4). 1675-1710
 Buku Dengan Lembaga Sebagai Penulis

Cara penulisan: Nama lembaga, tahun terbit, judul buku (dicetak miring), Nama kota: Nama Penerbit.
Contoh: Fakultas Hukum UNIKU. 2015. Pedoman Penulisan Skripsi. Kuningan: UNIKU Press.

 Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Peraturan Perundang-Undangan

Cara penulisan: Nama peraturan dan nomor, tahun, tentang dan Nama peraturan (dicetak miring, semua kata diawali
dengan huruf besar).
Contoh: Undang-Undang Nomor 1. Tahun 1974. tentang Perkawinan.

 Contoh Penulisan Daftar Pustaka Karya Lengkap dari Internet

Cara Penulisan: Nama belakang, Nama depan (dan nama tengah, bila ada). tahun diunggah. Judul Karya (dicetak
tegak diapit dua petik “…..”). kata “dalam” nama website atau situs. kata “diunduh pada” atau “diakses pada”.
tanggal mengunduh atau mengakses.
Contoh: Elhasany, Zain. 2016. “Cara Menulis Daftar Pustaka Lengkap dengan Contohnya”. dalam
http://www.penaindigo.com/2016/08/cara-menulis-daftar-pustaka-lengkap.html. diakses tanggal 23 Agustus 2016.
 Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Artikel Jurnal Online (Internet)

Cara penulisan: Nama Belakang, Nama depan, Tahun terbit, judul artikel (dicetak tegak diapit
dua tanda petik[“….”]), Nama jurnal (dicetak miring), nomor edisi (nomor volume,
nomor/bulan), kata “dalam”, alamat website, kata “diunduh pada” atau “diakses pada”, tanggal
mengunduh/mengakses.

Contoh: William, Gateway. 2001. “Advancing Quality Throughs Additional Attentions to


Result”. Chronicles. Vol. 11 number 23, January 2001. Dalam
http://www.chea.org/chronicle/vol.1/no.11/index.html (Lebih baik jika ada DOI-nya). Diakses
18 Mei 2002.
SEKIAN,
SEMOGA
BERMANFAAT
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai