Anda di halaman 1dari 6

2.

Catatan Kaki

a) Definisi

Merupakan daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau
akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasanya digunakan untuk memberikan keterangan
dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar
bacaan/bibliografi.

b) Jenis
 Catatan kaki untuk buku
Dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal
capital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid, dan nomor cetakan (kalau
ada), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).
 Catatan kaki untuk artikel dan majalah
dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada,
tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada
catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan
catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi
sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari
majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari
loco citato).
c) Fungsi

Catatan kaki berfungsi sebagai keterangan khusus yang menyebutkan sumber dan info
tambahan.

d) Cara Penulisan
1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas
karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
3. Diberi nomor.
4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai
seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan
yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih
baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama
dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan
catatan kaki.
10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih
[x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
e) Contoh catatan kaki

1. Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2. Kompas, 25 Mei 1981
3. Ratna Wilis Dahar, teori-teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal.18
4. Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal 25
5. Ibid.,hal.15
6. Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17
***catatan kaki diatas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber
nomor 3, dan sumber nomor 5 sama dengan sumber nomor 2.

f) Istilah-istilah dalam catatan kaki

Kita sering melihat istilah istilah asing dalam catatan kaki seperti Ibid, Op. Cit, Loc.Cit.
- Istilah Ibid merupakan singkatan dari Ibidem yang artinya tempat yang sama. Ibid
adalah istilah yang digunakan pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan
bahwa sumber yang digunakan tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki
sebelumnya. Hal seperti ini sama artinya juga degan idem (Id.) yang berarti telah
disebutkan sebelumnya atau sama, yang pada umumnya digunakan pada kutipan legal,
dan dituliskan tulisan miring atau italic atau bisa juga dengan garis bawah dalam
pengetikan manual.
Contoh penggunaan Ibid :
[1] Mainingrum, Penulisan Catatan Kaki, Yogi Press, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. At 28.
Referensi dari catatan kaki no.2 adalah sama dengan no.1, sedangkan referensi no. 3
menunjukkan seumber sama tetapi halaman yang berbeda.

- Istilah Op. Cit merupakan singkatan dari opera citato yang artinya kutipan sebelumnya
telah diselangi oleh kutipan sumber lain. Op. Cit juga ditulis miring dan diberi spasi
(Op. Cit , bukan Op.Cit). Op. Cit merujuk kepada sumber yang sama yang telah disebut
terdahulu, tetapi diantarai oleh sumber lain yang tidak sama halamannya. Istilah ini
digunakan sesudah menyebutkan nama pengarang. Jika halaman yang dikutip sama,
maka digunakan istilah Loc. Cit yang merupakan singkatan dari Locere citato yang
berarti kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya.
Contoh penggunaan Op. cit :
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976),
111.
2daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussines, terj. Basyarah Nasution,
(Bandung: Kaifa, 2000), 53-87.
4Rahardjo, Op. Cit., 125
Sedangkan contoh penggunaan Loc. Cit :
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningakatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia
Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII,
(Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003),
1-15.
2Suwandi, Loc. Cit

B.          Catatan Kaki

1.     Pengertian catatan kaki


Catatan kaki adalah catatan pada  bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber
suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan mengenai suatu hal yang diuraikan dalam
teks. Catatan kaki biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna
menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok.

2.     Fungsi catatan kaki


a)     Memberikan keterangan dan komentar

b)     Menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan

c)     Sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku

d)     Sebagai penghargaan terhadap karya orang lain

3.     Jenis dan cara penulisan catatan kaki


Catatan kaki terdiri dari 2 jenis yaitu footnote dan bodynote ditempatkan pada bagian
bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan sejalur dengan tulisan atau bacaan pada teks
yang ditulis di dalam kurung.

Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya sama,
yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma, kurung buka, tempat penerbit,
koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor cetakan, koma, jilid dan nomor halaman.

a.       Cara penulisan catatan kaki

1.       Sumber yang dirujuk berupa buku :


a)     Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo Soemardjan …….

b)     Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata yang bukan kata
depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan huruf kapital contoh : [ii]……….., Sosiologi
Pendidikan, ……….

c)     Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan (sesudah tanda
koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..

d)     Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim Muhammad, Dialog
antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M. Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2002), hal 1-4.

e)     Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak ada, diganti dengan
ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan,
(Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.

f)      Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama penerbit). Contoh :
[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.

g)     Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa spasi. Jika tidak ada
tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun). Contoh : [vii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.

h)     Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak ada nomor jilid,
diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.

2.       Penulis lebih dari satu orang

Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu ditulis dengan
kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama penyusun pertama saja yang ditulis
dan nama-nama lain ditulis dengan dkk. Contoh : [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I
(Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal. 9.

3.       Penyusun adalah Editor

Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama penyusun yang
sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) . Contoh : [x] Sanusi (ed.), Metode Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.

4.       Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim

Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka dalam
catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun, lembaga, panitia atau tim
itu. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70
Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989), hal.89.

5.       Tanpa nama penyusun

Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatan kaki langsung
ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU   DY,1999), hal. 22.

6.       Buku Terjemahan

Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan pengarang
asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan, disebutkan judul  asli dan
apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul asli bersama judul terjemahan dapat
dilakukan seperti contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.

7.       Buku Saduran

Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang asli, disebutkan nama penyadur
yang diikuti oleh singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV
Remaja, 1987), hal.4.

8.       Himpunan Artikel

Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan kakinya sebagai
berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar”, dalam Jauhar Hatta
(ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.

9.       Ensiklopedi dan Kamus

Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya catatan kakinya
yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978),
hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.

10.    Majalah, Jurnal, Surat Kabar

a.      Terdapat nama pengarang

Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala lainnya maka
penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No. 11, Tahun XLI (24
Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.

b.     Tidak terdapat pengarang


Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama penerbitan yang
bersangkutan. Contoh : [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan
Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010), hal. 9.

11.    Internet

Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai


berikut : [xviii] Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel
1109/accessed 24 Oktober 2009.

4.     Contoh catatan kaki (Footnote dan bodynote)


a)     Anif Sirsaeba el-Shirazi, Fenomena Ayat-ayat Cinta (Jakarta: Republika,2006), hlm.350. (Footnote)

b)     Dorongan untuk mengafirkan orang lain yang berbedsa justru merupakan salah satu akibat kegagan
mengendalikan hawa nafsu lho. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa
menuduh saudaranya yang muslim sebagai kafir maka salah satu dari keduanya sangat berhak untuk
mendapatkan sifat itu.” Maunya sih, menyampaikan pendapat hukum islam yang dianggap benar,
tapi gara-gara jatuh kedalam takfir, jadi hawa nafsu, malah jatuh jadi kafir sendiri, iiiih, serem.
(K.H.S.S.Djam’an : 17). (Bodynote).

Anda mungkin juga menyukai