Anda di halaman 1dari 14

Dalam praktik tulis-menulis sering Anda jumpai pula penulisan catatan kaki

singkat. Tulisan itu dapat berupa: Ibid, op.cit. dan loc.cit.

1. Ibid
Ibid adalah singkatan dari Ibidium, artinya sama dengan di atas. Ibid hanya
ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya. Itu berarti Ibid tidak
dipakai apabila ada catatan kaki dari sumber lain yang menyelinginya. Ibid
ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak mring, dan diakhiri
dengan titik. Apabila referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman
lain, urutan penulisa: Ibid, jilid, halaman.
Contoh:
2. Op.Cit.
Op.Cit. adalah singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang telah
dikutip, yaitu catatan kaki singkat yang digunakan untuk catatan kaki dari
sumber yang pernah dikutip, tetapi sudah disisipi catatan kaki lain dari
sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf capital pada awal suku kata,
dicetak miring, dan setiap suku diikuti titik (.). Urutannya penulisan Op.Cit.
adalah: nama pengarang, Op.Cit., halaman.
Contoh:

3. Loc.Cit.
Loc.Cit. adalah singkatan dari loco citato, artinya pada tempat yang sama.
Loc.Cit. merujuk sumber data pustaka yang sama yang berupa kumpulan
esai, jurnla, ensiklopedia, atau majalah; dan telah diselangi sumber lain.
Kutipan bersumber pada halaman yang sama, Loc.Cit. tidak diikuti oleh
nomor halaman.
Contoh:

Contoh Catatan Kaki Dengan 1 Sampai 3 Pengarang


Catatan kaki dalam penulisan refrensi pada buku yang ditulis oleh satu
hingga tiga pengarang, maka dalam penulisan yang benar sebagai berikut:
 Chairil Anwar, Deru Campur Debu, (Jakarta: PT GRAMEDIA
PUSTAKA UTAMA, 1992), hlm9.
 Abdul Khalik, Rapi Armad, Bagus Kuncoro, Belajar Bahasa
Indonesia, (Surabaya: Dwikarya, 2009), hlm 25.

Contoh Catatan Kaki 4 atau Lebih Pengarang


Contoh penulisan catatan kaki jika refrensinya yang ditulis melalui sebuah
buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih, bisa ditulis sebagai
berikut:
 Mahmud Efendi, dkk. Bahasa dan Sastra Indonesia, (Solo: Citra Aji
Pratama, 2008), hlm, 47.

Contoh Catatan Kaki dari Internet


 Dwi Fajar, “Menjadi Seorang Bersahaja Selalu", diakses dari
http://infoana.com/contoh-catatan-kaki/, pada tanggal 18 April 2017
pukul 10.27.

Contoh Catatan Kaki dari Buku


 Budi Sumarno, Penyusutan Arsip Nasional dalam manajemen
kearsipan (Bandung: Pustaka Sinar Terang, 1997), hlm. 15

Contoh Catatan Kaki dari Terbitan Pemerintah


 Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyusutan
Arsip, pasal 9.

Contoh Catatan Kaki dari Terbitan Organisasi


 Developing and Oprating a Records retention Programmer, ARMA,
1999, hlm. 72.

Contoh Catatan Kaki Melalui Lisan


 Wwancara dengan Budi Utomo, tanggal 12 April 2008 di Kantor

Contoh Catatan Kaki dari Artikel Terbitan Berkala (Majalah Ilmiah,


Jurnal)
 Gemar Berkarya Hatta, “Rekam Kesehatan dan Medis (Medical
Records) dalam Kedudukannya sebagai Penunjang Kesehatan
Nasional", dalam Berita Arsip Nasional, No. 28, Juni 1988 (Surabaya:
ANRI, 1988), hlm. 7.

Contoh Catatan Kaki untuk Karya Ilmiah Tidak Diterbitkan (LTA,


Skripsi, Tesis, Disertasi, dll.)
 Jaki Handayani dkk., “Perubahan Pengelolaan Arsip Aktif dari
Sentralisasi ke desentralisasi di P.T. Seni Barokah", LTA D-III
Kearsipan Fakultas Ilmu Kesenian, UGM, 2000, hlm. 31.

1. Buku sebagai Sumber Acuan


Jika buku menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut.

Nama penulis dalam daftar pustaka dituliskan secara terbalik. Artinya,


nama belakang ditulis di awal, baru diikuti nama depannya dengan
dipisahkan menggunakan tanda koma (,). Nama ditulis lengkap tanpa
menyebutkan gelar. Ketentuan ini berlaku secara internasional.
Contoh:
 Masri Singarimbun menjadi Singarimbun, Masri
 Gorys Keraf menjadi Keraf, Gorys
 J.S. Badudu menjadi Badudu, J.S.

Jika dalam buku yang diacu itu tercantum nama editor, penulisannya
dilakukan dengan menambahkan singkatan (Ed.).
Contoh:
 Mahaso, Ode (Ed.). 1997.

Jika pengarang terdiri dari dua atau tiga orang, nama pengarang dituliskan
semuanya dengan ketentuan nama orang pertama dibalik sedangkan
nama orang kedua dan ketiga tetap. Di antara kedua nama pengarang itu
digunakan kata penghubung “dan”.
Contoh:
 Sumardjan, Selo dan Marta Susilo.
 Kusmadi, Ismail. Dini A., dan Eva R.
Jika lebih dari tiga orang, ditulis nama pengarang pertama yang dibalik lalu
ditambahkan singkatan “dkk” (dan kawan-kawan) atau et all.
Contoh:
 Kartika, Salma dkk.
 Susan, Alberta et. all.

Jika beberapa buku ditulis oleh seorang pengarang, nama pengarang


cukup ditulis sekali pada buku yang disebut pertama. Selanjutnya cukup
dibuat garis sepanjang 10 ketukan dan diakhiri dengan tanda titik. Setelah
nama penga-rang, cantumkan tahun terbit dengan dibubuhkan tanda titik.
Jika tahunnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan
urutan berdasarkan yang paling lama ke yang paling baru.
Contoh:
 Keraf, Gorys. 1979.
 _________ . 1982.
 _________ . 1984.

Jika diterbitkan pada tahun yang sama, penempatan urutannya


berdasarkan pola abjad judul buku. Kriteria pembedaannya adalah setelah
tahun terbit dibubuhkan huruf, misalnya a, b, c tanpa jarak.
Contoh:
 Bakri, Oemar. 1987a.
 __________ . 1987b.
Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun
terbitnya, dalam penyusunan daftar pustaka disebutkan “Tanpa Tahun”.
Kedua kata itu diawali dengan huruf kapital.
Contoh:
 Johan, Untung. Tanpa Tahun.

Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dengan dicetak miring atau
diberi garis bawah. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang
bukan kata tugas.
Contoh:
 Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97, atau
 Keraf, Gorys. 1979. Lebih Lanjut dengan Microsoft Word 97

Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum


diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dalam tanda petik.
Contoh:
 Noprisal, Hendra. 1984. “Pembangunan Ekonomi Nasional”.

Unsur-unsur keterangan seperti jilid, edisi, ditempatkan sesudah judul.


Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata dan diakhiri
dengan tanda titik. Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur-unsur
keterangan diindonesiakan, seperti “edition” menjadi edisi, “volume”
menjadi jilid.
Contoh:
 Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua.
 Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Product. Edisi
Kedua.
Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya
ditempatkan setelah judul atau keterangan judul (misalnya jilid, edisi,
nomor majalah). Sesudah tempat terbit dituliskan nama penerbit dengan
dipisahkan tanda titik dua, kemudian diikuti dengan tanda titik. Jika
lembaga penerbit dijadikan nama pengarang (ditempatkan pada lajur
pertama), maka tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi.

Ingat, Daftar Pustaka tidak diberi penomoran. Pengurutannya berdasarkan


alfabetis nama pengarang. Berikut adalah contoh daftar pustaka
(bibiliografi):
 Ananta Toer, Pramoedya. 2001. Perawan Remaja dalam
Cengkeraman Militer. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
 Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia.
Jakarta.
 Koentjaraningrat (Ed.). 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: Gramedia.
 Marsudi, Demas. dkk. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia.
Surakarta: CV HaKa MJ.

2. Majalah sebagai Acuan


Jika majalah menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-
unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka
sebagai berikut:
 nama pengarang,
 tahun terbit,
 judul artikel,
 judul majalah,
 bulan terbit (kalau ada),
 tahun terbitan yang keberapa (kalau ada),
 tempat terbit.
Contoh:
 Nasution, Anwar. 1975. “Sistem Moneter Internasional”. Dalam
Prisma, Desember, IV. Jakarta.
 Paranggi, Umbu Landu. 2006. “Puisi: Bagian Terpenting dari Darah
Hidupku” dalam Horison Majalah Sastra. Jakarta: PT Metro Pos.

3. Surat Kabar sebagai Acuan

Jika surat kabar menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-
unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka
sebagai berikut:

 nama pengarang,
 tahun terbit,
 judul artikel,
 judul surat kabar,
 tanggal terbit, dan
 tempat terbit.

Contoh:
 Tabah, Anton. 1984. “Polwan semakin efektif dalam Penegakan
Hukum”. Dalam Sinar Harapan, 1 September 1984. Jakarta.

4. Antologi sebagai Sumber Acuan

Jika antologi menjadi sumber acuan, kita harus memperhatikan unsur-


unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan dalam daftar pustaka
sebagai berikut:

 nama pengarang,
 tahun terbit karangan,
 judul karangan,
 nama penghimpun (Ed.),
 tahun terbit antologi,
 judul antologi,
 tempat terbit, dan
 nama penerbit.

Contoh:
 Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Dokumen”. Dalam
Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-metode Penelitian Masyarakat.
Jakarta: Gramedia.

Soal Nomor 1
Judul buku : Manajemen Personalia;
Penulis : Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan;
Penerbit : BPFE Yogyakarta;
Tahun terbit : 1989.

Penulisan daftar pustaka dari data buku tersebut di atas ialah ...

a. Heidjrachman Ranupandoyo dan Saud Husnan. 1989. Manajemen


Personalia. Yogyakarta: BPFE.
b. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Husnan, Suad. 1989. Manajemen
Personalia. Yogyakarta : BPFE.
c. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan. 1989. Manajemen
Personalia. Yogyakarta: BPFE.
d. Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan, Manajemen Personalia,
(Yogyakarta: BPFE), 1989.
e. Heidjrachman Ranupandoyo dan Suad Husnan, Manajemen Personalia
(Yogyakarta: BPFE), 1989.

Jawaban : B

Soal Nomor 2
Penulisan daftar pustaka yang tepat untuk buku berjudul Komposisi,
karangan Gorys Keraf, diterbitkan oleh Nusa Indah, di Ende, Flores, tahun
1985 ialah ...

a. Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. Ende, Flores : Nusa Indah.


b. Keraf, Gorys. 1985. Komposisi. (Ende, Flores : Nusa Indah)
c. Gorys Keraf. 1985. Komposisi. Ende, Flores : Nusa Indah.
d. Gorys Keraf. 1985. Komposisi. (Ende, Flores : Nusa Indah)
e. Keraf, Gorys, Komposisi, (Ende, Flores : Nusa Indah), 1985.

Jawaban : A

Soal Nomor 3
Judul : Membina Remaja
Pengarang : J.S. Badudu
Penerbit : Pustaka Prima
Tahun terbit : 2000
Kota terbit : Bandung

Penulisan daftar pustaka yang benar adalah….


A. Badudu, J.S. 2000. Membina Remaja. Bandung : Pustaka Prima
B. J.S.Badudu. 2000. Membina Remaja. Bandung: Pustaka Prima
C. J.S.Badudu. 2000. Membina Remaja. Bandung: Pustaka Prima
D. Badudu, J.S. 2000. Membina Remaja. Pustaka Prima: Bandung
E. Badudu, J.S. 2000. Membina Remaja. Bandung : Pustaka Prima

Jawaban : A

Soal Nomor 4
Judul : Sayuran Hidroponik di Halaman Rumah
Pengarang : Fransisca Wungu Prasasti
Penerbit : Gramedia
Tahun terbit : 2008
Kota terbit : Jakarta

Bila Lina hendak mencantumkan identitas buku tempat ia mengutip pada


daftar pustaka, penulisan daftar pustaka yang benar adalah…

a. Fransisca Wungu Prasasti. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman


Rumah. Jakarta: Gramedia.
b. Fransisca Wungu Prasasti. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman
Rumah. Jakarta: Gramedia.
c. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman
Rumah. Jakarta: Gramedia.
d. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. Sayuran Hidroponik di Halaman
Rumah. Jakarta : Gramedia.
e. Prasasti, Fransisca Wungu. 2008. “Sayuran Hidroponik di Halaman
Rumah.” Jakarta: Gramedia.

Jawaban : C

Soal Nomor 5
Judul : Agar Duit Berkembang Biak
Penulis : Willam Tanuwijaya
Penerbit : Media Presindo, Yogyakarta 2006\

Penulisan daftar pustaka untuk buku diatas ialah....


a. Tanuwijaya Willam, 2006, Agar Duit Berkembang Biak, Yokyakarta,
Media Presindo.
b. Tanuwijaya, William. 2006. Agar Duit Berkembang Biak. Yokyakarta:
Media Presindo.
c. Willam Tanuwijaya, 2006, Agar Duit Berkembang Biak, Yokyakarta:
Media Presindo.
d. Tanuwijaya, William. Agar Duit Berkembang biak. Yokyakarta: Media
Presindo.2006.

e. William Tanuwijaya. Agar Duit Berkembang biak. Yokyakarta. Media


Presindo. 2006.

Jawaban : B

Anda mungkin juga menyukai