Anda di halaman 1dari 24

KUTIPAN

Prabawa (2000:185) menyatakan bahwa kutipan adalah pinjaman


kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan orang terkenal
yang terdapat dalam buku, majalah, jurnal, surat kabar, antologi, hasil
penelitian dan penerbit-penerbit lain.
Kutipan dibedakan antara kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung adalah kutipan yang langsung mengambli dari
sumber asli tanpa mengubah bahasanya. Sementara itu, kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang hanya mengambil inti sarinya saja,
bahasa yang dituangkan dalam kutipan menggunakan bahasa penulis
karya ilmiah
Kutipan Langsung
A. Penulisan kutipan langsung pendek (kurang dari atau sama dengan 4 baris):
• Kutipan ditulis serangkai dengan teks.
• Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks(Biasanya 1.5 spasi spasi pada
makalah dan proposal, sedangkan 2 spasi pada skripsi atau tesis)
• Memakai tanda petik dua diawal dan akhir kutipan.
• Menuliskan nama belakang pengarang , tahun penerbit, dan halaman tempat
pengutip; penulisan nama pengarang dapat diawal kutipan atau dibelakang
kutipan.
Contoh :
……..(teks)….. King(2007:xvi) berpendapat bahwa “berbicara merupakan bentuk
komunikasi manusia yang paling mendasar, yang membedakan kita sebagai
suatu spesies”. ……..(teks)…..
B. Penulisan kutipan langsung Panjang(lebih dari 4 baris) :
• Dipisahkan dari teks
• Spasi dalam kutipan adalah 1 spasi
• Dapat mengunakan tanda petik dua atau tidak(opsional)(Sofyan, dkk., 2007:83)
• Menuliskan nama belakang pengarang , tahun terbit, dan halaman tempat mengutip;
penulisan nama pengarang dapat diawal kutipan atau dibelakang kutipan.
Contoh:
…(teks)… lebih luas dari itu, Tarigan dan Suhender (1986:23) menyatakan sebagai berikut:
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Berbicara lebih dari sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata. Berbicara untuk
mengomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pendengar.
…..(teks)…..
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli tidak
secara utuh. Penulis mengambil intinya atau topiknya saja, lalu
dikembangkan dengan pendapat penulis ( tak terdapat perbedaan). Teknik
penulisan kutipan tidak langsung:
• Kutipan disatukan dengan teks.
• Spasi kutipan menyesuaikan dengan teks.
• Tanpa adanya tanda kutip dua.
• Mencantumkan nama (belakang) pengarang, tahun, dan halaman.
Contoh :
…..(teks)… berbicara adalah suatu keterampilan menyampaikan pesan secara
lisan(Wendra, 2006:4) ….. (teks)….
Kutipan Tidak Langsung Bila Kutipan Bersumber
Dari Kutipan Lain
Seorang penulis kadang kala mengutip pendapat ahli dari buku ataupun
teks lain karena tidak menemukan sumber asli dari pendapat ahli
tersebut. Jika demikian, penulis haruslah mengemukakan tempat
dimana ia memperoleh kutipan tersebut.
Contoh :
…(teks)…. Thompson (dalam Mudini dan Purba, 2009:18) menyatakan
bahwa komunikasi merupakan fitur mendasar dari kehidupan social
dan bahsa merupakan komponen utamanya…(teks)…
Catatan Kaki / Footnote
Catatan kaki atau footnote dalam halaman karya tulis, bertujuan untuk
menyatakan sumber dari kutipan tersebut, yang berisi pendapat, buah
pikiran, fakta-fakta atau statemen yang bersumber dari tulisan orang
lain. Bisa juga catatan kaki itu berisi komentar tentang suatu hal asalkan
komentar tersebut dikemukakan oleh teks.
Teknik Penulisan Catatan Kaki
1. Catatan kaki diberi nomor. Bila dalam satu halaman serdapat lebih dari 1
footnote, penulisannya diberi jarak 1 spasi.
2. Catatan kaki ditempatkan pada halaman yang sama dengan kutipan
tersebut dan ditulis dengan jarak 6 karakter dari garis tepi kiri.
3. Jarak catatan kaki dengan kalimat pada teks terakhir pada halaman naskah,
adalah 4 spasi dan diberi garis pemisah kurang dari 3 cm, dari tepi kiri naskah
ke tengah-tengah antara teks dengan footnote.
4. Catatan kaki dapat diambil dari sumber-sumber seperti: buku, majalah,
surat kabar, dan karangan yang tidak diterbitkan, seperti tesis, disertasi atau
ensiklopedi.
5. Nomor catatan kaki dapat diangkat sedikit ke atas dari baris footnote, tetapi
jangan sampai mencapai 1 spasi. Nomor tersebut jaraknya 6 karakter ketikan
dari garis tepi sebelah kiri. Jika footnote lebih dari satu baris, maka baris kedua
diketik pada garis tepi dari teks dengan jarak 1 spasi. Contoh:
a.Imawan, Riswandha, Metodelogi Penelitian, Program Pasca Sarjana
Universitas 17 Agustus 1945, Surabaya, 1997.
b.Mc Quail, Dennis, Mass Communications Theories an Introduction, London
Sage Publication, 1994.
6. Dalam footnote atau catatan kaki, penulisan nama pengarang dilakukan
menurut urutan nama yang sewajarnya, sesuai dengan yang tertulis pada buku
yang diacu. Pangkat atau gelar seperti Prof. Dr. Mr. dan sebagainya tidak
disebutkan.
7. Jika catatan kaki mengambil dari buku-buku terjemahan, maka disebutkan
nama penulisan buku, bukan yang menerjemahkannya. Misalnya, Douglas A
Boyd, Critical Studies in Mass Communication, terjemahan Sumarsono, BP3U
Surabaya, 2000.
8. Keterangan atau penjelasan tentang penerbit, harus disusun secara urut
seperti nama, tempat, tahun penerbitan, nomor halaman dan sebagainya.
9. Bilamana buku tersebut dicetak berulang kali, maka harus ditunjukkan
“Cetakan ke…” dibelakang judul buku yang dirujuk, dengan diberi garis bawah.
Antara judul dengan keterangan tentang cetakan dapat diberi pemisah dengan
tanda koma. Contoh:
Littlejohn, Stephen W, Theories of Human Communication, Fifth edition,
Wardaworth Publishing Company, USA, 1996.
10. Jika yang dijadikan footnote adalah majalah, penulisannya sebagai berikut:
Gunawan Muhammad, Pembreidelan itu, Buku Putih Tempo, Jakarta, 1996.
11. Apabila catatan kaki berasal dari buku-buku yang berjilid, keterangan
tentang jilid itu harus diletakkan sebelum nama penerbit. Contoh:
Astrid. S Susanto, Teori Komunikasi dan Praktek Jilid I, Bina Cipta, Bandung,
1977.
12. Jika buku yang dirujuk sebagai catatan kaki tersebut tidak diketahui
pengarangnya, misalnya dari suatu artikel dalam majalah, maka nama penulis bisa
ditiadakan, sehingga catatan kaki bisa dimulai dari judul karangan. Misalnya:
“Kendala Eksport Non Migas”, majalah SWA, September 1996.
13. Apabila yang dirujuk untuk catatan kaki tersebut berasal dari tulisan surat
kabar, maka cara penulisannya sebagai berikut:
“Surabaya Post”, 24 Mei, 1997.
14. Jika buku yang dijadikan rujukan untuk catatan kaki tersebut pengarangnya
lebih dari satu, nama pengarang harus dicantumkan semuanya. Contoh: Belinzi,
Joseph A and Laura Milner, Juni-Juli, 1991.
15. Apabila pengarang dari buku yang dijadikan catatan kaki tersebut terdiri dari
tiga orang atau lebih, maka yang disebut adalah pengarang pertamanya saja.
Tetapi dibelakangnya ditambah dengan kata-kata “et-al” yang diletakkkan dalam
tanda kurung. Kata-kata et-al disini berarti dengan kawan-kawan.
16. Menulis catatan kaki tidak perlu ditulis selengkap-lengkapnya. Jika suatu
sumber sudah pernah dituliskan sebelumnya dengan lengkap, maka catatan
kaki tersebut dapat dipersingkat dengan menggunakan singkatan. Misalnya
ibid, op. cit., atau loc. cit.
a. Ibid, adalah kependekan dari ibidem artinya, pada tempat yang sama.
Ibid dipakai jika suatu kutipan diambil dari sumber yang sama dengan yang
dituliskan pada lembar sebelumnya. Misal : Ibid. Hal 29 (berarti sama
dengan buku yang disebut sebelumnya).
b. Op.cit. merupakan kependekan dari Opere Citato artinya, dalam
karangan yang pernah disebut sebelumnya. Op.cit. digunakan untuk
merujuk pada karangan atau buku yang dituliskan sebelumnya dengan
lengkap pada halaman lain, serta sudah diselingi dengan sumber-sumber
lain. Jadi yang dituliskan: nama penulis, op.cit. (diberi garis bawah) serta
nomor halaman. Jika dari seorang pengarang yang menyebut dua buku atau
lebih, maka perlu ditambah dengan nama buku tersebut.
c. Loc. cit., adalah kependekan dari Loco Citato, yang berarti pada tempat yang
disebutkan. Kegunaan loc. cit. adalah untuk menunjuk pada halam yang sama
dari sumber yang sudah dituliskan sebelumnya. Yang dituliskan adalah nama
akhir pengarang, loc. cit. (digaris bawahi), nomor halaman tidak usah ditulis
kembali karena dengan sendirinya sama dengan halaman buku yang telah
dituliskan sebelumnya. Contoh pemakaian ibid, op.cit . dan loc.cit. :
• Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Remaja Karya, Bandung, 1984, hal:
197.
• Ibid. Hal 29 (berarti sama dengan buku yang disebut sebelumnya).
• Tilaar, Martha, Wanita dalam Iklan, Kumpulan Makalah Seminar Wanita dalam
Media Massa, hal.97, SCTV, Jakarta, 1992.
• Laksono Karlina, loc. cit., hal.23.
Apabila Catatan Kaki Terdiri Dari Kumpulan
Tulisan yang Berasal Dari Suatu Buku

Siregar, Ashadi, Analisis atas perspektif genderisme atas majalah wanita


di Indonesia, Lembaga Penelitian UGM, Jogyakarta, 1992. Bejana
Wanita, Panitia Dialaog Perempuan dalam Iklan Kalyamitra, Jakarta,
1996. Laksono, Karlina, Bahasa untuk Perempuan: Dunia Tersempitkan,
Jurnal Perempuan No. 6 Februari-April, Jakarta, 1998.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar atau senarai yang ada dalam karya ilmiah(misalnya
makalah atau skripsi) yang berisikan identitas buku dan pengarang yang disusun
secara alfabetis. Daftar pustaka memiliki sejumlah fungsi, seperti:
1. Menunjukkan bahwa tulisan itu ilmiah (bersifat ilmu pengetahuan)
2. Menginformasikan bahwa karya ilmiah itu (Penelitian) memiliki referensi dan
akumulasi dari karya ilmiah terdahulu
3. Merupakan alat kontrol pada landasan teoretis atau tinjauan pustaka.
Daftar pustaka berisi data seperti berikut:
• Nama pengarang, dengan nama akhir diletakan bagian depan, dipisahkan
tanda koma. Gelar akademik tidak ditulis;
• Tahun terbit;
• Judul;
• Tempat tebit; dan
• Nama Penerbit.
Penulis satu orang
Badudu, J.S. 1989. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III. Jakarta:
PT.Gramedia. keterangan:
• Nama penulis dibalik, dipisahkan oleh tanda koma.
Penulisan dua orang
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar .
Jakarta: Rineka Cipta. Keterangan :
• Nama penulis kedua ditulis biasa, tanpa ada pembalika nama.
Penulisan tiga orang atau lebih
Isjoni, H., dkk. 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia –
Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Keterangan:
• Hanya nama penulis pertama yang dicantumkan. Nama-nama penulis
lainnya diganti dengan et.al atau dkk(dan kawan-kawan)
Sumber Berupa Buku
Teknik penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku
menggunakan teknik yang telah dipaparkan sebelumnya. Jika
pengarangnya memiliki dua buku yang diterbitkan dalam tahun yang
sama dengan judul buku yang berbeda, maka teknik yang digunakan
adalah dengan menambahkan huruf(a,b).
Contoh :
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002a. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002b. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Sumber Buku Terjemahan
Sumber berupa buku terjemahan memiliki Teknik penulisan yang berbeda.
Dalam hal ini, nama pengarang yang disebutkan adalah nama pengarang
asli, tahun terbitnya adalah tahun terbit naskah terjemahan, ditambahkan
kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan tahun
terbitnya, terakhir adalah kota penerbit dan penerbit terjemahan.
Contoh :
Gagne, Robert M. 1990. Kondisi Belajar dan Teori Pembelajaran.
Terjemahan Munandir, disunting oleh Handy Kartawirata. The
Conditions of Learning and Theory of Instruction (fourth edition).
1977. Jakarta: Antara universitas/IUC (Bank Dunia xvii).
Sumber Berupa Artikel
Sebuah artikel bisa terdapat dalam buku kumpulan karangan atau bisa juga dalam
jurnal,makalah, bulletin, dan koran. Dalam hal ini, judul artikel ditempatkan
diantara tanda petik rangkap (“…”), hurufnya dicetak biasa.
Contoh :
Dantes ,Nyoman. 2007. “Pengembangan Materi dan Model Pendidikan
Multikultur dalam Pembelajaran IPS SMP”(halaman 21-26). Jurnal
Pendidikan dan Humaniora. Singaraja:Lembaga penelitian undiksya.
Bentuk sumber yang ditulis mirip dengan artikel ialah makalah. Dalam hal ini, yang
perlu ditambahkan pada daftar pustaka makalah adalah nama temu ilmiah dimana
makalah itu disajikan dan tanggal penyelenggaraanya.
Contoh :
Dantes, Nyoman. 2009. “Penelitian Kuantitatif”(makalah). Disajikan pada
Workshop Penelitian Bagi dosen UNHI Bali, tanggal 23-24 Oktober 2009.
Sumber Dari Internet
Untuk sumber dari internet maka penulisannya dapat dilakukan dengan
mengacu pada contoh berikut:
Estherlydia. 2011. “Hubungan Guru dan Murid”. Dalam http://hal022-
049FaktorfaktorKesulitanBelajarAkuntansiSiswaIPSSMAKBPKPEN
ABURSuka bumi. Diunduh 4 Januari 2012.
Sumber -Sumber Lain
Sumber lain dokumen resmi, seperti undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden, awig-awig desa adat,dan lainnya. Dalam hal ini kadang kadang
penerbitnya tidak disebutkan atau ada Lembaga yang bertanggung jawab
menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu , cara penulisannya
dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut:
Undang-Undang Republik Indonesia no. 14 tahun 2009 tentang Tatacara Pengelolaan
Keuangan Negara. 2009. Jakarta: Kementrian Keuangan RI
Untuk materi atau sumber yang diambil dari skripsi, tesis, dan atau disertasi, maka
penulisannya dapat dilakukan dengan mengacu peada contoh berikut:
Atmadja,I Nengah Bawa. 1998. Memudarnya Demokrasi Desa. Disertasi.(tidak
diterbitkan). Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia.
Daftar Pustaka
Dibia, Ketut. dan I Putu Mas Dewantara, S.Pd., M.pd. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. 2017. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Djuroto, Toto. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. 2005. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Sesi Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai