Pengantar
Dalam kegiatan menulis, terlebih menulis karya ilmiah, seorang penulis kerap menemukan kendala-kendala
dalam pelaksanaannya. Pengetahuan yang minim mengenai hakikat karya ilmiah merupakan salah satu faktor
penyebabnya. Selain itu, kendala lain muncul dari ketidakpahaman mengenai masalah teknis penulisan, seperti
masalah penulisan kutipan dan daftar pustaka.
Dalam membuat sebuah karya ilmiah, penulis karya ilmiah tentunya akan meramu pendapat dari berbagai
ahli untuk menunjang, memperkuat, atau membandingkan pendapat-pendapat yang ada. Proses pemindahan
pendapat dari sebuah buku, jurnal, atau karya lain yang diajukan oleh seseorang ke dalam sebuah tulisan inilah yang
dinamakan pengutipan. Pengutipan bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk mengetahui dan
sebagai pertanggungjawaban atas pengutipan yang dilakukan, seorang penulis membuat sebuah daftar identitas di
mana kutipan tersebut diperoleh. Daftar itu setidaknya memuat nama penulis kutipan, tahun, judul, dan identitas
penerbitan. Daftar identitas inilah yang disebut dengan daftar pustaka.
a) Kutipan langsung
Kutipan langsung dapat diartikan meminjam pendapat para ahli secara utuh atau lengkap baik itu berupa frase
atau kalimat. Kutipan langsung dapat dibedakan pula atas :
(1) Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan empat baris (kutipan langsung pendek);
(2) Kutipan langsung yang lebih dari empat baris (kutipan langsung panjang).
Teknik penulisan kutipan langsung pendek:
(1) kutipan ditulis serangkai dengan teks;
(2) spasi kutipan menyesuaikan dengan teks (biasanya 1,5 spasi pada makalah dan proposal, sedangkan 2 spasi
pada skripsi ataupun tesis);
(3) memakai tanda petik dua di awal dan akhir kutipan;
(4) menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman tempat mengutip; penulisan nama
pengarang dapat di awal kutipan atau di belakang kutipan.
Contoh:
Atau:
Keterangan:
- Nama penulis dibalik, dipisahkan oleh tanda koma.
Keterangan:
- Hanya nama penulis pertama yang dicantumkan. Nama-nama penulis lainnya diganti dengan et.al atau dkk.
(dan kawan-kawan).
Terdapat beberapa cara penulisan daftar pustaka sesuai dengan jenis karangannya (buku, artikel, dokumen
resmi, dsb). Berikut akan dijelaskan satu per satu teknik-teknik penulisan daftar pustaka tersebut.
Sumber berupa buku
Teknik penulisan daftar pustaka yang bersumber dari buku menggunakan teknik sebagaimana yang telah
dipaparkan pada bagian sebelumnya, baik buku yang ditulis oleh satu orang pengarang, dua orang pengarang,
maupun tiga orang pengarang atau lebih. Jika pengarangnya memiliki dua buku yang diterbitkan dalam tahun yang
sama dengan judul buku yang berbeda, maka teknik yang digunakan adalah dengan menambahkan huruf (a,b) di
belakang tahun terbit buku tersebut (Undiksha, 2011:37).
Contoh:
Sumber berupa buku terjemahan memiliki teknik penulisan yang berbeda. Dalam hal ini, nama pengarang
yang disebutkan adalah nama pengarang asli, tahun terbitnya adalah tahun terbit naskah terjemahan, ditambahkan
kata terjemahan diikuti nama penerjemah serta judul naskah asli dan tahun terbitnya, terakhir adalah kota penerbit
dan penerbit terjemahan.
Contoh:
Bentuk sumber yang ditulis mirib dengan artikel ialah makalah. Dalam hal ini, yang perlu ditambahkan pada
daftar pustaka makalah adalah nama temu ilmiah di mana makalah itu disajikan dan tanggal penyelenggaraannya.
Contoh:
Sumber-sumber lain
Sumber lain yang dimaksud bisa berupa dokumen resmi, seperi undang-undang, peraturan pemerintah,
keputusan presiden, awig-awig desa adat, dan lain-lain. Dalam hal ini kadang-kadang penerbitnya tidak disebutkan
atau ada lembaga yang bertanggung jawab menerbitkan, tetapi pasti bukan penulis perorangan. Untuk itu, cara
penulisannya dapat dilakukan sebagaimana contoh berikut.
Untuk materi atau sumber yang diambil dari skripsi, tesis, dan atau disertasi, maka penulisannya dapat dilakukan
dengan mengacu pada contoh berikut.