Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang berisikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan IPTEK dan ditulis
sesuai dengan kaidah-kaidah kepenulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala
(Hakim,2012). Sedangkan, menurut wikipedia jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis
jurnal akademik di mana penulis (umumnya peneliti) mempublikasikan artikel ilmiah
yang biasanya memberikan kontribusi terhadap teori atau penerarapan ilmu.
Tujuan dari jurnal yaitu untuk menyediakan hasil informasi terbaru, yang
didukung dengan data yang kuat dan komperhensif untuk membuktikan bahwa penelitian
tersebut reliable (Marusik,2019). Manfaat yang kita dapat setelah membaca atau menulis
jurnal yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan serta dapat meningkatkan cara
berpikir yang kritis.
Pada saat membuat jurnal perlu di perhatikan ragam bahasa yang digunakan.
Ragam bahasa ilmiah adalah bahasa yang mematuhi kaidah-kaidah ejaan yang berlaku.
Ragam bahasa ilmiah lebih menekankan pada segi kelugasan, ketepatan, dan kebakuan.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah digunakan untuk melaporkan atau mengkomunikasikan
hasil kegiatan ilmiah yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah. Hal penting dalam
menggunakan ragam bahasa adalah agar pembaca dapat memahami isi jurnal dengan baik
dan juga dapat meningkatkan bobot pada jurnal tersebut. Oleh sebab itu kita sangat perlu
untuk memperhatikan ragam bahasa saat membuat jurnal.

2. Rumusan Masalah
Untuk lebih sistematis, maka kami akan merumuskan masalah-masalah pokok
yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya adalah:
2.1. Apa persamaan dan perbedaan penulisan artikel dari berbagai jurnal?
2.2. Apa saja ciri-ciri bahasa ragam ilmu berdasarkan temuan di jurnal ilmiah?

3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka kami akan memberikan beberapa
tujuan dari penulisan makalah ini, diantaranya adalah:
3.1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan penulisan artikel dari berbagai
jurnal.
3.2. Untuk mengetahui ciri-ciri bahasa ragam ilmu berdasarkan temuan di jurnal
ilmiah.
BAB II

CARA MENGANALISIS
1. Cara-cara mengutip (kutipan ilmiah)
1.1. Kutipan Tidak Langsung
Merupakan salinan yang persis sama dengan sumbernya tanpa penambahan
(Widjono, 2005: 63). Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
- Menggunakan redaksi dari penulis sendiri (parafrasa).
- Mencamtumkan sumber (nama penulis, tahun, dan halaman). Contoh:
Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan kerajaan
Pajajaran kepada Kerajaan Sumedang larang berlangsung melalui penyerahan
mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kep[da Prabu Geusan Ulun.
Penyerahan mahkota secarasibolisbereti bahwa Sumedanglarang menjadi penerus
Kerajaan Sunda (Suryaningrat, 1983: 20—21 dan 30).
1.2. Kutipan Langsung.
Mengambil ide dari suatu sumber dan menuliskannya sendiri dengan kalimat atau
bahasa sendiri (Widjono, 2005: 64). Cara menggunakannya adalah sebagai berikut:
- Dikutip apa adanya.
- Diintegrasikan ke dalam teks paparan penulis.
- Jarak baris kutipan dua spasi (sesuai dengan jarak spasi paparan).
- Dibubuhi tanda kutip (“….”).
- Sertakan sumber kutipan di awal atau di akhir kutipan, yakni nama penulis, tahun
terbit, dan halaman sumber (PTH atau Author, Date, Page (ADP), misalnya
(Penulis, 2012:100).
- Jika berbahasa lain (asing atau daerah), kutipan ditulis dimiringkan (kursif).
- Jika ada kesalahan tik pada kutipan, tambahkan kata sic dalam kurung (sic) di
kanan kata yang salah tadi.
- Jika ada bagian kalimat yang dihilangkan, ganti bagian itu dengan tanda titik
sebanyak tiga biah jika yang dihilangakan itu ada di awal atau di tengah kutipan,
dan empat titik jika di bagian akhir kalimat.
- Jika ada penambahan komentar, tulis komentar tersebut di antara tandakurung,
nislnya, (penggaris bawahan oleh penulis). Contoh:
Ada beberapa pendapat mengenai hal itu. Suryaningrat (1983: 20—21 dan 30)
mengatakan, “Menurut salah satu historiografi tradisional, penyerahan kekuasaan
kerajaan Pajajaran kepada Kerajaan Sumedanglarang berlangsung melalui
penyerahan mahkota emas raja Kerajaan Sunda Pajajaran kepada Prabu Geusan
Ulun. Penyerahan mahkota secara simbolis berarti bahwa Sumedanglarang
menjadi penerus Kerajaan Sunda.”
2. Cara penulisan daftar pustaka
2.1. Berdasarkan Metode Harvard
- Nama penulis yang terdiri atas dua kata ditulis terbalik. Diantara dua kata
tersebut ditambahkan tanda koma (,). Misalnya: Dita Syafitri  Syafitri, Dita.
- Buku yang ditulis oleh dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama saja yang
penulisan namanya dibalik, sedangkan penulis selanjutnya tidak.
Misalnya: Syafitri, D. dan Yuna.
- Tahun terbit buku ditulis sesudah nama penulis. Di antara nama penulis dan
tahun terbit ditambah dengan tanda titik (.). Misalnya: Syafitri, Dita. 2017.
- Judul buku ditulis setelah tahun terbit. Di antara tahun terbit dan judul buku
ditambahkan pula tanda titi terlebih dahulu (.). Misalnya: Syafitri, Dita. 2017.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka.
- Nama kota penerbit dan nama penerbit ditulis terakhir. Dan di antara nama kota
dan nama penerbit juga tidak lupa ditambahkan tanda titik dua (:).
Misalnya: Syafitri, Dita. 2017. Teknik Penulisan Daftar Pustaka. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
- Dan jika buku telah diterbitkan dalam beberapa edisi, maka keterangan edisi
tersebut ditambahkan sebelum nama kota atau setelah judul buku.
Misalnya: Syafitri, Dita. 2017. Teknik Penulisan Daftar Pustaka Edisi
Kedua. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
2.2. Daftar Pustaka Untuk Textbooks
- Penulis perorangan
Urutannya adalah: Nama penulis (jika dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul
buku (dicetak miring atau digaris bawahi). Tempat penerbit (kota terbit). Nama
penerbit. Contohnya Syafitri, Dita. 2017. Teknik Penulisan Daftar Pustaka.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
- Buku yang ditulis oleh lembaga
Urutan penulisannya adalah: Nama lembaga. Tahun terbit. Judul buku (dicetak
miring atau digaris bawahi). Kota/ tempat terbit. Nama penerbit. Contohnya:
Dinkes Aceh. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2015. Banda Aceh:
Dinkes Aceh.
- Buku terjemahan
Urutan penulisannya adalah: Nama penulis (jika dua kata maka dibalik). Tahun
terbit. Judul buku (dicetak miring atau digaris bawahi). Penerjemah. Kota terbit.
Nama penerbit. Contohnya Bryan, M. 1993. Up & Running with PageMaker
4 (Bekerja dengan PageMaker 4). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
2.3. Daftar Pustaka Untuk Jurnal
- Jika sumber yang dijadikan rujukan berasal dari jurnal maka urutan penulisan
yang harus diketahui ialah Nama penulis (jika lebih dari dua kata maka dibalik).
Tahun terbit. Judul artikel/jurnal. Nama jurnal (dicetak miring atau digaris
bawahi). Edisi (jika ada). Volume atau nomor terbit. Nomor halaman. Contohnya
Bennet, D.C. 2000. English Preposition: a Stratificational Approach. Journal
of Linguistics. 4(1): 153-172.
- Dan jika ada sumber yang berasal dari jurnal/makalah yang disajikan dalam
seminar/ konferensi/ symposium maka, urutan penulisannya adalah Nama penulis
(jika lebih dari dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul makalah (ditulis dalam
tanda petik). Diikuti dengan pernyataan “Makalah disajikan dalam….” Nama
Pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal serta bulan penyelenggaraan.
Contohnya Amin, Abdullah. 2006. “Panduan Penulisan Proposal Penelitian
Kualitatif”. Makalah disajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah
bagi Guru-guru se-Provinsi NAD, Depdiknas Provinsi NAD, Banda Aceh, 12
s.d. 20 Juli.
2.4. Daftar Pustaka Untuk makalah/ informasi dari internet
- Jika sumber yang dijadikan sebagai rujukan maka urutan yang perlu diketahui
ialah Nama penulis. Tahun terbit. Judul karya tulis (dicetak miring jika dari
jurnal) dan diberi keterangan dalam kurung (Online) dan ditambahkan tanpa petik
dua (“ ”) jika bukan dari jurnal. Volume dan nomor (jika dari jurnal online).
Alamat website/ URLL. Dan tanggal, bulan dan tahun mengakses. Contohnya:
Jusmadi. 2008. Pengembangan Bakat dan Minat. Jurnal Bakat dan
Minat, (Online), Vol. 5, No. 4, (http://www.jusmadi-bakat-
minat.blogspot.com, diakses 17 Februari 2017).
Diandra. 2011. “Gejala Depresi Saat Belajar pada Anak”, (Online),
(http://diandra-gejala-depresi-saat-belajar-pada-anak.blogspot.co.id/,
diakses pada 9 Desember 2016).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jurnal 1 : Komposisi Gizi Abon Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) dari Proses Pengawetan
yang Berbeda

Jurnal 2 : Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media Lingkungan Alam Sekitar
terhadap Hasil Belajar IPA

Jurnal 3 : Penurunan Tingkat Kecemasan Anak Akibat Hospitalisasi dengan Penerapan Terapi
Bermain

Jurnal 4 : Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia (Pengetahuan, dan Keterbukaan Masyarakat


terhadap Gangguan Kesehatan Mental)

Jurnal 5 : Perilaku Pengguna Media Sosial beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif
Psikologi Sosial Terapan

Jurnal 6 : Peranan Psikologi Olahraga dalam Meningkatkan Prestasi Atlet

1. Persamaan cara mengutip (kutipan ilmiah)


Menggunakan kutipan tidak langsung, yaitu mengutip ide pakar lain yang dikemukakan
dengan bahasa penulis (pengutip) sendiri. Dibuat tanpa tanda kutip dan terpadu dalam
paragraf. Contoh:
Jurnal 1  … adalah ikan. Ikan cakalang bersifat mudah busuk karena kurang lebih 80%
terdiri dari air (perishable), memiliki daging berwarna gelap atau merah dan memiliki
kandungan lemak yang tinggi (Litaay dan Santoso,2011). Selain mudah busuk …
Jurnal 2  … Samatowa (2011:4). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu penemuan (sapriati dkk,2014:8.22).
Jurnal 3  Bemain dapat digunakan sebagai edia psiko terapi atau pengobatan terhadap
anak yang dikenal dengan sebutan terapi bermain (Tedjasaputra, 2007).
Jurnal 4  Menurut perhitungan utilisasi layanan kesehatan jiwa di tingkat primer,
sekunder, dan tersier kesenjangan pengobatan diperkirakan >90% (Diatri,2011).
Jurnal 5  “Media” diartikan sebagai alat komunikasi (Laughey,2007;McQuail,2003).
Jurnal 6  Weinberg, R.S. & Gould, D. (1995) mengemukakan bahwa “Sport and
exercise psychology is the scientific study of people and their behaviour in sport and
exercise context”.
2. Perbedaan cara mengutip (kutipan ilmiah)
Jurnal 1  Tidak ada keterangan halaman. Contoh : …. Memiliki kandungan lemak yang
tinggi (Litaay dan Santoso,2011). Selain mudah busuk ….
Jurnal 2  Diberi keterangan halaman. Contoh : …. Merupakan suatu penemuan
(Sapriati dkk,2014:8.22)
3. Persamaan cara penulisan daftar pustaka
Jurnal 1  Menggunakan daftar pustaka dari jurnal. Contoh : Damonggilala, L.J. 2009.
Kadar Air Dan Total Bakteri Ikan Roa (Hemirhumpus sp) Asap Dengan Metode
Pencucian Bahan Baku Berbeda. Jurnal Ilmiah Sains,9(2):190-198.
Menggunakan makalah/informasi dari internet. Contoh : Achanta & Okos. 2010.
Pengeringan.repository.ipb.ac.id/bilieam/handle/123456789/55932/BAB
%2011%20Tinjauan%20Ristaka.paf?sequence=3. Akses tanggal 29 Maret 2017. Kendari
Adawyan, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Edisi Pertama. PT. Bumi Aksara,
Jakarta.
Jurnal 2  Menggunakan daftar pustaka dari jurnal. Contoh: Rahmasari, R (2016).
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Kelas IV SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 36 Tahun ke 5
2016, 3456-3465
Menggunakan makalah/informasi dari internet. Contoh: Fitri, Mariza dan Derlima. 2015.
Pengaruh Model Pembelajarn Problem Based Learning Untuk MEningkatkan Aktivitas
Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pelaran IPA (Studi Pada Siswa Kelas V SDN
Pengambangan 6 Banjarmasin). Jurnal Paradigma Volume II Nomor 2 Juli 2016, 41-44.
Jurnal 3  Menggunakan cara penulisan daftar pustaka dari buku. Contoh : Andriana, D.
(2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta:Salemba Medika.
Menggunakan penulisan daftar pustaka dari jurnal online. Contoh: Saputro, Heri. (2016).
Kinerja Perawat dalam Pelaksanaan Pencegahan Risiko Jatuh di Ruang Rawat Inap.
STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5(2), 27-32.
Jurnal 4  Menggunakan cara penulisan daftar pustaka dari buku. Contoh : Dewi,
Kartika Sari. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. UPT UNDIP Press:Semarang.
Menggunakan penulisan daftar pustaka dari jurnal online. Contoh: Arifia, Mukhamad.
(2012). “Rancangan Instrumen Deteksi Dini Gangguan Jiwa Untuk Kader dan
Masyarakat di Kabupaten Pekalongan.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol V No. 2 September
2006.
4. Perbedaan cara penulisan daftar pustaka
Jurnal 1  Menggunakan metode Harvard. Contoh: Afrianto, E, Liviawaty E. 1989.
Pengawetan dan Pengolahan Ikan Kanisius. Yogyakarta.
Jurnal 2  Menggunakan daftar pustaka dari buku. Contoh : Agung, A. A. Gede. 2014.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Aditya Media Publishing.
Jurnal 3  Tidak ada penulisan daftar pustaka dari internet.
Jurnal 4  Terdapat penulisan daftar pustaka dari internet. Contoh:
http://www.Merdeka.com
Jurnal 5  Mengutip dari buku dan terdapat keterangan halaman. Contoh : Irmawati, D.
(2011). Pemanfaatan e-commerce dalam dunia disnis. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis,2,12-15.
Jurnal 6  Mengutip dari buku dan tidak terdapat keterangan halaman. Contoh :
Weinberg, R.S. & Gould,D.(1995). Foubdations of Sport and Exercise Psychology.
Champain IL:Human Kinetics.
5. Ciri-ciri bahasa ragam ilmu berdasarkan temuan di jurnal ilmiah
5.1. Baku
Ragam bahasa ilmu harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu dalam ragam
tulisan menggunakan ejaan yang baku yakni EYD, dan dalam ragam lisan
menggunakan ucapan yang baku, menggunakan kata-kata, struktur frasa, dan kalimat
yang baku atau sudah di bakukan.
5.2. Denotatif
Kata-kata dan istilah yang digunakan haruslah bermakna lugas, bukan konotatif dan
tidak bermakna ganda.
5.3. Berkomunikasi dengan pikiran daripada perasaan
Ragam bahasa ilmu lebih bersifat tenang, jelas, tidak berlebih-lebihan atau hemat, dan
tidak emosional.
5.4. Kohesif
Agar tercipta hubungan gramatik antara unsur-unsur, baik dalam kalimat maupun
dalam alinea, dan juga hubungan antara alinea yang satu dengan alinea yang lainnya
bersifat padu maka digunakan alat-alat penghubung, seperti kata-kata penunjuk, dan
kata-kata penghubung.
5.5. Koheren
Semua unsur pembentuk kalimat atau alinea mendukung satu makna atau ide pokok.
5.6. Mengutamakan Kalimat Pasif
5.7. Konsisten
Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah, singkatan, tanda-
tanda, dan juga penggunaan kata ganti diri.
5.8. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal.
5.9. Efektif
Ide yang diungkapkan sesuai dengan ide yang dimaksudkan baik oleh penutur atau
oleh penulis, maupun oleh penyimak atau pembaca.
5.10.Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang berisikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan IPTEK dan
ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah kepenulisan ilmiah serta diterbitkan secara
berkala (Hakim,2012). Dengan kita menganalisis jurnal, kita akan mendapatkan ilmu
pengetahuan yang lebih dari berbagai jurnal. Selain itu, kita jadi memperoleh
informasi-informasi tentang persamaan dan perbedaan penulisan artikel dari berbagai
jurnal.
Pada saat membuat jurnal perlu di perhatikan ragam bahasa yang digunakan.
Ragam bahasa ilmiah adalah bahasa yang mematuhi kaidah-kaidah ejaan yang
berlaku. Ragam bahasa ilmiah lebih menekankan pada segi kelugasan, ketepatan, dan
kebakuan. Manfaat dari menganalisis ragam bahasa ilmiah adalah kita menjadi tahu
bagaimana cara membuat jurnal yang sesuai dengan kaidah ejaan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Ahablogweb. 2017. Daftar Pustaka : Pengertian, Penulisan, Unsur, Jenis, Contoh.


https://www.ilmudasar.com/2017/09/Pengertian-Fungsi-Syarat-Jenis-dan-Contoh-Daftar-
Pustaka-adalah.html (15,09,2019)

Kiki. 2018. Cara Menulis Kutipan dalam Sebuah Karya Ilmiah.


https://blog.typoonline.com/cara- menulis-kutipan-dalam-sebuah-karya-ilmiah/ (15,09,2019)

Anda mungkin juga menyukai