Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daftar Pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah
yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit dan tahun
terbit sebagai sumber atau rujukan seorang penulis. Daftar Pustaka ada pada
semua jenis karya tulis ilmiah seperti buku, skripsi, makalah, artikel, karya ilmiah
dan sebagainya.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan


hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah
tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.

Di perguruan tinggi, khususnya jenjang Sarjana, mahasiswa dilatih untuk


menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas
akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi
dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa
berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar
dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum
ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian daftar pustaka?


2. Apa fungsi daftar pustaka?
3. Apa unsur-unsur daftar pustaka?
4. Bagaimana menyusun daftar pustaka yang baik dan benar?
5. Apa pengertian dan fungsi karya ilmiah?
6. Bagaiamana menyusun karya ilmiah yang baik dan benar?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian dan fungsi dafar pustaka.


2. Mengetahui unsur-unsur daftar pustaka.
3. Mengetahui bagaimana menyusun daftar pustaka yang baik dan benar.
4. Mengetahui pengertian dan fungsi karya ilmiah.
5. Mengetahui bagaiamana menyusun karya ilmiah yang baik dan benar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Daftar Pustaka

Daftar Pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah
yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit dan tahun
terbit sebagai sumber atau rujukan seorang penulis. Daftar Pustaka ada pada
semua jenis karya tulis ilmiah seperti buku, skripsi, makalah, artikel dan
sebagainya. Daftar Pustaka pun sering dikenal dengan sumber pustaka, rujukan,
referensi, kutipan, catatan kaki, pranala, dan lain-lain.

2.2 Fungsi Daftar Pustaka

Fungsi daftar pustaka adalah :

1. Untuk memberitahu kepada pembaca bahwa apa yang telah ditulis bukan
hanya didapat dari pemikiran sendiri namun juga mengambil dari
pemikiran orang lain yang telah ditulis dalam buku yang tercantum dalam
daftar pustaka
2. Bagi pembaca yang ingin menelaah lebih jauh tentang pernyataan yang
telah ditulis dalam karya tulis yang dibuat maka bisa secara langsung
mencarinya dari daftar buku,jurnal,artikel atau karya tulis lainnya yang
tealah penulis telah ditambahkan di daftar pustakanya.
3. Untuk memberikan penghargaan kepada penulis buku,jurnal,artikel,atau
karya tulis lainnya yang tercantum sehingga dari pemikirannya penulis
dapat menyelesaikan sebuah karya tulis.
4. Penulis akan dipandang lebih profesional ketika mencatumkan daftar
pustaka.

3
2.3 Unsur-Unsur Daftar Pustaka

Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam menulis daftar pustaka adalah


nama pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit.
Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya:
nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut tak
selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.

2.4 Cara Pembuatan Daftar Pustaka

2.4.1 Cara Penulisan Nama Pengarang

Pada daftar pustaka, nama pengarang ditulis terbalik yaitu nama belakang
terlebih dahulu diikuti tanda koma(,) baru nama depannya. Berikut ini tata cara
penulisan nama pengarang dalam daftar pustaka:

1. Nama belakang ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan
merupakan nama keluarga. Misalnya: Dewi Rieka  Rieka, Dewi.
2. Nama belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di
bagian depan pembalikan.
Misalnya: Triani Retno A  Retno A, Triani dan bukan A, Triani
Retno.
3. Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di
depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.
Misalnya: Rahman Sutan Radjo  Radjo, Rahman Sutan.
4. Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di
depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah
kata bin atau binti tersebut. Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam 
Rustam, Siti Nurhaliza binti
5. Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-
Clinton  Rodham-Clinton, Hillary dan bukan Clinton, Hillary
Rodham.

4
6. Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang
Cina, maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar
pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu  Wong, Kam Fu Kecuali jika
mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku.
Misalnya: Michelle Yeoh  Yeoh, Michelle .
7. Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan,
kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam
penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama
keluarganya didahului dengan awalan, maka kata utama ada pada awalan
tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio  Di Caprio, Leonardo.
Akan tetapi, nama-nama Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de,
de’, degli, dei, dan de li, maka kata utama ada nama setelah awalan itu.
Misalnya: Lorenzo d’Montana  Montana, Lorenzo d’.

8. Buku yang ditulis oleh dua penulis atau lebih, hanya penulis pertama saja
yang penulisan namanya dibalik, sedangkan penulis selanjutnya tidak.
Misalnya: Syafitri, Dita dan Yuna.
9. Penulisan nama dengan banyak pengarang, maka hanya nama pertama
yang dicantumkan dengan susunan terbalik dan nama pengarang lainnya
dituliskan dengan singkatan dkk. Misalnya : Karso,dkk.
10. Gelar akademis, gelar keagamaan, dan gelar kebangsawanan tidak
dicantumkan. Misalnya : Drs. Zaenuddin Kabai, M.Pd  Kabai,
Zaenuddin

2.4.2 Cara Penulisan Tahun Terbit


Tahun terbit buku ditulis sesudah nama penulis. Di antara nama penulis
dan tahun terbit ditambah dengan tanda titik (.).
Misalnya: Pasaribu, Aprilianda. 2018.

5
2.4.3 Cara Penulisan Judul Buku
Judul buku ditulis setelah tahun terbit. Di antara tahun terbit dan judul
buku ditambahkan pula tanda titik terlebih dahulu (.). Dan penulisan judul
dibuat tulisan miring.
Misalnya: Pasaribu, Aprilianda. 2018. Belajar WEB itu Asyik.

2.4.4 Cara Penulisan Nama Kota dan Penerbit


Nama kota penerbit dan nama penerbit ditulis terakhir. Dan di antara nama
kota dan nama penerbit juga tidak lupa ditambahkan tanda titik dua (:).
Misalnya: Pasaribu, Aprilianda. 2017. Belajar WEB itu Asyik.
Pangkalan Brandan: Kaputama Creabook Press.

2.4.5 Cara Penulisan Daftar Pustaka untuk Edisi Lanjutan


Dan jika buku telah diterbitkan dalam beberapa edisi, maka keterangan
edisi tersebut ditambahkan sebelum nama kota atau setelah judul buku.
Misalnya: Syafitri, Dita. 2017. Teknik Penulisan Daftar Pustaka Edisi
Kedua. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

2.5 Klasifikasi Daftar Pustaka

2.5.1 Penulisan Perorangan


Urutannya adalah:
Nama penulis (jika dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul buku
(dicetak miring atau digaris bawahi). Tempat penerbit (kota terbit). Nama
penerbit. Contohnya:
Syafitri, Dita. 2017. Teknik Penulisan Daftar Pustaka. Banda Aceh:
Syiah Kuala University Press.

6
2.5.2 Buku yang Ditulis oleh Lembaga
Urutan penulisannya adalah:
Nama lembaga. Tahun terbit. Judul buku (dicetak miring atau digaris
bawahi). Kota/ tempat terbit. Nama penerbit. Contohnya:
Dinkes Aceh. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Aceh 2015. Banda Aceh:
Dinkes Aceh.

2.5.3 Buku Terjemahan


Urutan penulisannya adalah:
Nama penulis (jika dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul buku
(dicetak miring atau digaris bawahi). Penerjemah. Kota terbit. Nama
penerbit. Contohnya:
Bryan, M. 1993. Up & Running with PageMaker 4 (Bekerja dengan
PageMaker 4). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

2.5.4 Daftar Pustaka Untuk Jurnal


Jika sumber yang dijadikan rujukan berasal dari jurnal maka urutan penulisan
yang harus diketahui ialah:
Nama penulis (jika lebih dari dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul
artikel/jurnal. Nama jurnal (dicetak miring atau digaris bawahi). Edisi (jika
ada). Volume atau nomor terbit. Nomor halaman. Contohnya:
Bennet, D.C. 2000. English Preposition: a Stratificational
Approach. Journal of Linguistics. 4(1): 153-172.

Dan jika ada sumber yang berasal dari jurnal/makalah yang disajikan dalam
seminar/ konferensi/ symposium maka, urutan penulisannya adalah sebagai
berikut:

7
Nama penulis (jika lebih dari dua kata maka dibalik). Tahun terbit. Judul
makalah (ditulis dalam tanda petik). Diikuti dengan pernyataan “Makalah
disajikan dalam….” Nama Pertemuan, lembaga penyelenggara, dan tanggal
serta bulan penyelenggaraan. Contohnya:
Amin, Abdullah. 2006. “Panduan Penulisan Proposal Penelitian
Kualitatif”. Makalahdisajikan dalam Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah
bagi Guru-guru se-Provinsi NAD, Depdiknas Provinsi NAD, Banda
Aceh, 12 s.d. 20 Juli.
2.5.5 Daftar Pustaka untuk Makalah / Bersumber dari Internet
Jika sumber yang dijadikan sebagai rujukan maka urutan yang perlu
diketahui ialah:
Nama penulis. Tahun terbit. Judul karya tulis (dicetak miring jika dari
jurnal) dan diberi keterangan dalam kurung (Online) dan ditambahkan
tanpa petik dua (“ ”) jika bukan dari jurnal. Volume dan nomor (jika dari
jurnal online). Alamat website/ URL. Dan tanggal, bulan, tahun dan jam
mengakses. Contohnya:
 Jurnal online
Jusmadi. 2008. Pengembangan Bakat dan Minat. Jurnal Bakat dan
Minat, (Online), Vol. 5, No. 4, (http://www.jusmadi-bakat-
minat.blogspot.com, diakses 17 Februari 2017 pukul 10.27).
 Website online
Diandra. 2011. “Gejala Depresi Saat Belajar pada Anak”,
(Online), (http://diandra-gejala-depresi-saat-belajar-pada-
anak.blogspot.co.id/, diakses pada 9 Desember 2016 pukul 11.30).

8
2.6 Contoh Daftar Pustaka
Judul : Family Medical Care Volume 4
Penulis : Dr.John F.Knight
Penerbit : Indonesia Publishing House
Kota Penerbit : Bandung
Tahun Terbit : 2001
Cara Penulisan :
Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung :
Indonesia Publishing House

2.7 Pengertian Karya Ilmiah


Menurut Dwiloka dan Riana, Karya ilmiah atau artikel ilmiah adalah karya
seorang ilmuwan (dalam bentuk pembangunan) yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh melalui literatur, koleksi
pengalaman, penelitian. Sedangkan menurut Eko Susilo, M., Karya tulis ilmiah
merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya.

2.8 Tujuan Karya Ilmiah

1. Memberi penjelasan
2. Memberi komentar atau penilaian
3. Memberi saran
4. Menyampaikan sanggahan
5. Membuktikan hipotesa

9
2.9 Ciri Karya Ilmiah

2.9.1 Objektif
Keobjektifan ini menampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan
berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap
pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang
bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat
mengecek (memverifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

2.9.2 Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas
dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun
kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat
mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

2.9.3 Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demikian, pembaca akan bisa
mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.
2.9.4 Logis
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar
induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau
data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan
suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.
2.9.5 Fakta
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual,
yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang
emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih
seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan
hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya
dihindarkan.

10
2.9.6 Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-
katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
2.9.7 Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

2.10 Tahapan Penulisan Karya Ilmiah


2.10.1 Tahap Persiapan
Pemilihan tema.
Tema diartikan sebagai pokok pikiran. Tema yang baik adalah yang paling
dikuasai penulisnya. Tema juga harus menarik perhatian penulis sendiri
dan jika mungkin untu pembacanya , selain itu tema juga haruslah sesuatu
yang baru dan bermanfaat.
2.10.2 Pembatasan Tema.
Dibuat untuk membatasi batasan materi yang akan digarap oleh penulis
sehingga penulis hanya menggarap atau memfokuskan kajiannya terhadap
persoalan yang akan ditulisnya.
2.10.3 Menentukan maksud dan tujuan penulisan
Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan menyeluruh yang
memungkinkan penulis bergerak bebas dengan batasan tema tersebut.
Tujuan penulisan biasanya berkaitan erat dengan jenis karya ilmiah yang
akan ditulis, misalnya menjelaskan kepada pembaca sehingga pembaca
mengetahuinya, meyakinkan pembaca sehingga paham dan meyakininya,
mempengaruhi pembaca dalam pendirian dan pendapatnya.
2.10.4 Menyusun outline
Outline karya-karya tulis ilmiah adalah suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karya tulis ilmiah yang akan digarap.
2.10.5 Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan meliputi penyusunan
instrumen , uji coba instrumen, pengumpulan data. Tahap ini harus mampu
menghasilkan alat pengumpul data yang valid dan reliabel serta
pengumpulan data yang benar-benar representatif dan proposional.

11
2.10.6 Tahap Analisis Data
Teknik analisis data dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitaif.
Teknik kualitatif dapat dilakukan dengan cara identifikasi data, klasifikasi
data, analisis data, interpretasi data dan pembuatan simpulan. Untuk teknik
kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik.
2.10.7 Tahap penyusunan draft laporan
Kerangka tulisan yang dibuat dikembangkan dengan cara menyajikan hasil
studi pustaka, hasil pengumpulan data, hasil analisis data dan simpulan
yang diperoleh.
2.10.8 Tahap Revising dan Editing
Draft karya tulis ilmiah yang telah dibuat sebaiknya dilakukan revisi
kembali untuk mengetahui kesalahan yang terdapat dalam isi.
2.10.9 Tahap Pelaporan
Pada tahap ini karya tulis yang telah disusunnya harus mampu dilaporkan
sekaligus dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2.11 Sistematika Penulisan


2.11.1 Bagian Pembuka
 Sampul / Cover
 Halaman Judul
 Abstraksi
 Kata Pengantar
 Daftar Isi
 Ringkasan Isi
2.11.2 Halaman Isi
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan Masalah

12
1.6 Definisi Istilah (Boleh disertakan dan boleh tidak)
1.7 Hipotesis
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA atau LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teoritis
2.2 Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
3. BAB III METODE PENELETIAN
3.1 Waktu dan Tempat Peneletian
3.2 Metode dan Rancangan Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.4 Instrumen Penelitian
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.6 Analisis Data
4. BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN PENELETIAN
4.1 Jabaran Variabel Peneltian
4.2 Hasil Penelitian
4.3 Pengajuan Hipotesis
4.4 Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis
tentang hasil yang didapatnya.
5. BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
2.11.3 Bagian Akhir
 Daftar Pustaka
 Lampiran-Lampiran
 Biodata Penulis

13
2.12 Cara Penulisan Karya Ilmiah
Cara penulisan karya ilmiah adalah :

2.12.1 Topik dan Judul


Kegiatan yang pertama kali dilakukan sebelum menulis adalah menentukan
topik. Hal ini berarti bahwa harus ditentukan terlebih dahulu apa yang akan
dibahas dalam tulisan. Dalam memilih topik perlu dipertimbangkan beberapa hal,
yaitu :

1. topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas,


2. topik itu cukup menarik terutama bagi penulis,
3. topik itu dikenal dengan baik,
4. bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, dan
5. topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Contoh: “Usaha kecil dan menengah” (terlalu luas)

“Pengembangan usaha kecil dan menengah” (terbatas)

Setelah diperoleh topik, dalam pelaksanaannya topik yang dipilih itu harus
dinyatakan dalam suatu judul. Topik ialah pokok pembicaraan dalam
keseluruahan karangan yang akan digarap, sedangkan judul adalah nama, titel,
atau semacam label untuk suatu karangan. Pernyataan topik mungkin sama
dengan judul, tetapi mungkin juga tidak, misalnya dalan karya sastra. Namun,
dalam karya ilmiah judul harus tepat menunjukkan topiknya. Penentuan judul
harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
1. judul harus sesuai dengan topik atau isi karangan,
2. judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa, bukan kalimat,
Contoh: Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta ( baik)
Usaha Kecil dan Menengah di Yogyakarta Perlu Dikembangkan (tidak
baik)
3. judul diusahakan singkat,
4. judul harus dinyatakan secara jelas.

14
2.12.2 Abstrak
Abstrak berisi intisari menyeluruh tentang isi tulisan, mulai dari judul, tujuan,
metode, dan rumusan hasil/temuan. Abstrak ditulis dengan spasi tunggal. Untuk
makalah, abstrak cukup satu paragraf, sedangkan untuk laporan penelitian terdiri
atas tiga paragraf yang masing-masing memuat hal-hal di atas.

2.12.3 Kata Pengantar

Kata pengantar berisi puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,
ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang secara langsung atau tidak langsung
berperan dalam kegiatan penulisan tersebut, dan permintaan kritik dari pembaca
demi perbaikan.

2.12.4 Pendahuluan

Pendahuluan berfungsi menyadarkan pembaca akan pentingnya topik yang


dibahas sehingga pembaca merasa perlu mengetahui topik itu lebih jauh dan
pembahasannya. Oleh karena itu, dalam pendahuluan perlu dikemukakan latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.

2.12.5 Kajian Pustaka dan Kerangka Teoritik

Pengertian kajian pustaka dan kerangka teoretik itu berbeda. Kajian pustaka
berisi pembahasan tentang kajian-kajian terdahulu yang relevan dengan topik
penelitian, sedangkan kerangka teoretik adalah seperangkat teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian. Oleh karena itu, pemecahan masalah penelitian harus
berlandaskan pada teori dan kajian terhadap hasil-hasil penelitian sebelumnya
yang terkait dengan permasalahan yang dibahas. Dari kajian itu didapatkan
jawaban sementara atas permasalahan yang telah dirumuskan. Jawaban sementara
tersebut biasa disebut hipotesis.

15
2.12.6 Metode Penelitian

Setelah kajian teoretik dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merumuskan


metode yang dipakai dalam penelitian. Metode penelitian tersebut meliputi apa
atau siapa yang diteliti, bagaimana memilih sampel dari populasinya, data apa saja
yang harus dikumpulkan dan dengan metode apa data itu dikumpulkan, teknik
analisis data yang manakah yang digunakan.

2.12.7 Pembahasan

Bagian ini berisi analisis, pembahasan, dan pemaknaan data yang yang telah
dikumpulkan. Kelengkapan data yang diperoleh sangat mendukung kesahihan
hasil analisis. Dan, kecermatan analisis dan pemaknaan data sangat menentukan
kualitas hasil kajian.

2.12.8 Simpulan

Simpulan merupakan hasil yang diperoleh dari pembahasan masalah sesuai


dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, simpulan harus menjawab
permasalahan dan harus sesuai dengan tujuan.

2.13 Jenis Karya Ilmiah


Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah dapat dibedakan atas lima
macam, yaitu (1) makalah, (2) laporan penelitian, (3) skripsi, (4) tesis, dan (5)
disertasi. Makalah adalah karya tulis yang memerlukan studi, baik secara
langsung maupun tidak langsung; dapat berupa kajian pustaka/buku, kajian suatu
masalah, atau analisis fakta hasil observasi. Laporan penelitian merupakan sebuah
tulisan yang dibuat setelah seseorang melakukan penelitian, pengamatan,
wawancara, pembacaan buku, percobaan, dan lain-lain. Adapun skripsi
merupakan jenis karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata satu (S1) untuk
memperoleh gelar sarjana; tesis ditulis oleh mahasiswa strata dua (S2) untuk
memperoleh gelar magister; dan disertasi ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3)

16
untuk memperoleh gelar doktor. Namun, untuk keperluan diklat ini, pembicaraan
selanjutnya akan difokuskan pada penulisan laporan penelitian.

2.14 Teknik Penulisan Karya Ilmiah


Ketentuan-ketantuan yang harus diperhatikan dalam penulisan karya
ilmiah meliputi (1) penggunaan kertas, (2) teknik pengetikan, (3) penomoran, (4)
penulisan sumber rujukan atau referensi, dan (5) penulisan daftar pustaka.

2.14.1 Penggunaan Kertas


Kertas yang dipakai adalah kertas A4, berwarna putih, berat 80 gram, dan
berukuran kuato (21x 29,7 cm). Naskah ditulis pada satu sisi.

2.14.2 Teknik Pengetikan

2.14.2.1 Penggunaan Huruf


Naskah karya ilmiah diketik dengan huruf standar (Times New Roman
12) dan dengan pita atau tinta berwarna hitam.

2.14.2.2 Jarak Spasi


Jarak antarbaris adalah satu setengah spasi, kecuali abstrak, terusan
nama bab, terusan nama judul tabel, terusan nama judul grafik/gambar,
dan kutipan langsung yang lebih dari empat baris harus diketik dengan
jarak satu spasi. Penulisan antarbaris pada setiap sumber pustaka diketik
dengan jarak satu spasi, sedangkan penulisan antarsumber dalam daftar
pustaka deketik dengan jarak dua spasi.

2.14.2.3 Batas Tepi Pengetikan


1. Tepi atas : 4 cm
2. Tepi bawah : 3 cm
3. Tepi kiri : 4 cm
4. Tepi kanan : 3 cm

17
2.14.2.4 Penulisan Judul, Bab dan Subbab
Penulisan judul, bab, subbab, dan anak subbab mengikuti ketentuan
berikut ini :
1. Judul dan bab ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri tanda
baca apa pun, dan ditulis pada posisi tengah. Nomor bab ditulis dengan
angka romawi.
2. Penulisan subjudul, subbab, dan anak subbab menggunakaan huruf
kapital pada setiap awal kata kecuali kata tugas; dan dimulai dari batas
tepi kiri dan tidak menggunakan garis bawah serta tidak diakhiri tanda
baca apa pun.

2.14.2.5 Penulisan Paragraf Baru


Penulisan paragraf baru dimulai setelah ketukan kelima dari tepi kiri
atau dengan sistem lurus, tetapi harus diberi jarak spasi dua kali lipat.

2.14.2.6 Penulisan Nama


Penulisan nama pengarang, baik yang diacu dalam tubuh karangan
maupun yang dicantumkan pada daftar pustaka mengikuti ketentuan
berikut ini.
1. Nama pengarang yang diacu dalam tubuh tulisan hanya ditulis nama
pokoknya. Misalnya : “Ahmad Sudargo”, yang ditulis hanya
“Sudargo”.
2. Pada daftar pustaka, nama yang terdiri atas dua penggal nama atau
lebih ditulis nama pokok (belakang), kemudian tanda koma dan diikuti
nama depanya. Misalnya, “Ahmad Sudargo” penulisannya menjadi
“Sudargo, Ahmad”.
3. Pengarang buku yang terdiri atas dua orang ditulis secara lengkap.
4. Pengarang buku yang lebih dari tiga orang ditulis nama pengarang
pertama dan diikuti singkatan “dkk.”
5. Gelar kesarjanaan atau jabatan akademis tidak dicantumkan.

18
2.14.2.7 Penulisan Tabel dan Grafik
Penulisan tabel dan grafik mengikuti ketentuan berikut.
1. Penulisan tabel diupayakan jangan ganti halaman.
2. Nomor dan judul tabel ditempatkan simetris di atas tabel.
3. Nomor dan judul grafik ditempatkan simetris di bawah grafik.
4. Penulisan judul tabel dan grafik tidak diakhiri tanda baca apa pun.
5. Penulisan nomor urut tabel menggunakan angka Arab, sedangkan
penulisan nomor urut grafik menggunakan angka Romawi.

2.14.3 Sistematika Penomoran


Sistematika penomoran mengikuti ketentuan berikut.
1. Penomoran bab, subbab, dan anak subbab dapat dilakukan dengan dua
cara.
a. Cara Pertama
Sistem campuran, yakni dimulai dari angka romawi besar (untuk
bab), huruf kapital (untuk subbab), angka arab (untuk anak
subbab), huruf kecil (untuk anak-anak subbab), angka arab diikuti
satu kurung, dan seterusnya.
Contoh:
BAB III
A.
B.
1.
2.
a.
b.
1)
2)
a)
b)
C. dst.

19
b. Cara kedua
Sistem angka penuh, yaitu dimulai dari angka romawi besar (untuk
bab), kemudian menggunakan angka arab semua, dan seterusnya.
Contoh:
BAB III
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.2
3.2.1
3.2.2
3.2.2.1
3.2.2.2
3.2.2.3
3.3 dst.
2. Penomoran halaman pada naskah utama menggunakan angka arab.
3. Penomoran halaman pelengkap, seperti halaman judul, halaman
pengantar, dan halaman daftar isi menggunakan angka romawi kecil (
i, ii, iii, iv, v, vi, dst.) dan diletakkan pada bagian bawah tengah.
4. Penulisan daftar pustaka tidak diperbolehkan menggunakan nomor.
5. Penomoran bab, subbab dan seterusnya dalam daftar isi dituliskan di
tepi sebelah kanan sesuai dengan penulisan bab atau subbab yang
bersangkutan.

2.14.4 Penulisan Sumber/Referensi


Penulisan sumber atau referensi bacaan yang dikutip dalam naskah karya
ilmiah mengikuti ketentuan berikut.
1. Sumber bacaan yang ditulis di antara tanda kurung pada akhir kutipan
terdiri atas nama pokok pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman.

20
Tanda koma digunakan di antara nama pokok dan tahun penerbitan,
sedangkan tanda titik dua di antara tahun penerbitan dan nomor halaman.
Contoh: Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau
informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak yang lain
(Bratawidjaja, 1995:5).
2. Apabila nama pengarang sudah disebutkan lebih dahulu, sumber yang
ditulis di antara tanda kurung hanyalah tahun penerbitan dan nomor
halaman yang diacu. Contoh: Menurut Bratawidjaya (1995:5) surat adalah
satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis
dari pihak yang satu kepada pihak yang lain.

2.14.5 Penulisan Daftar Pustaka


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun daftar pustaka:
1. daftar pustaka tidak diberi nomor urut,
2. daftar pustaka disusun secara alfabetis (menurut abjad),
3. gelar penulis tidak dicantumkan.

Daftar pustaka dapat berupa penulisan buku, penulisan artikel, dan


penulisan publikasi lain.
1. Buku
Penulisan buku dalam daftar pustaka disusun mengikuti urutan: (1) nama
pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul buku, (4) tempat penerbitan, dan
(5) nama penerbit. Di antara satuan itu dipergunakan tanda “titik”, kecuali di
antara tempat penerbitan dan nama penerbit digunakan tanda “titik dua”. Judul
buku dicetak miring dan setiap awal kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali
kata depan.
Contoh penulisan buku dengan seorang pengarang :
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa.
Ende: Nusa Indah.

21
Contoh penulisan buku dengan dua atau tiga pengarang :
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1992.
Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Contoh penulisan buku lebih dari tiga orang


Alwi, Hasan dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

2. Artikel
Penulisan artikel dalam daftar pustaka menggunakan urutan (1) nama
pengarang, (2) tahun penerbitan, (3) judul artikel, (4) nama majalah, (5)
volume atau halaman dimuatnya artikel, (6) tempat penerbitan, dan (7) nama
penerbit. Judul artikel ditulis di antara tanda “petik dua”; nama majalah
dicetak miring; di antara satuan digunakan tanda “titik”, kecuali di antara
nama editor dan nama majalah, di antara nama majalah dan volume atau
halaman digunakan tanda “koma”; di antara tempat penerbitan dan nama
penerbit digunakan tanda “titik dua”.
Contoh penulisan artikel dalam majalah
Madya, Suwarsih. 1994. “Penelitian Tindakan dalam Pendidikan”. dalam
Diksi, No.4, Tahun II, halaman 67-82. Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.

3. Penerbitan Pemerintah, Lembaga-Lembaga Ilmiah, dan Organisasi


Lainnya
Penulisan daftar pustaka untuk penerbitan pemerintah, Lembaga-lembaga
ilmiah, dan organisasi lainnya menggunakan urutan: (1) lembaga yang
bertanggung jawab atas penulisan dokumen, (2) tahun penerbitan, (3) judul
tulisan, (4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit.
Contoh:
Depdikbud. 1975. Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

22
2.15 Ragam Bahasa Ilmiah

Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah bahasa Indonesia yang digunakan


oleh para cendekiawan untuk mengomonikasikan ilmu pengetahuan.
Ragam bahasa ilmiah tersebut memiliki sifat-sifat berikut.
1. Ragam bahasa ilmiah termasuk ragam bahasa baku. Oleh karena itu,
penulisan karangan ilmiah mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku, yaitu
dalam ragam tulis menggunakan ejaan yang baku (EYD), menggunakan
kata-kata, struktur frasa, dan kalimat yang baku atau sudah dibakukan.
2. Dalam ragam bahasa ilmiah banyak digunakan kata-kata istilah. Kata-kata
tersebut digunakan dalam arti denotatif, bukan dalam arti konotatif.
3. Dalam ragam bahasa ilmiah digunakan kalimat yang efektif, yaitu kalimat
yang secara tepat dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis, dan
dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar
atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
4. Ragam bahasa ilmiah lebih berkomunikasi dengan pikiran daripada
dengan perasaan; bersifat tenang, jelas, hemat, dan tidak emosional.
5. Hubungan gramatik antara unsur-unsurnya, baik dalam kalimat maupun
dalam paragraf, dan hubungan antara paragraf satu dan paragraf yang lain
bersifat padu. Untuk menyatakan hubungan digunakan alat-alat
penghubung, seperti kata-kata penunjuk, kata-kata penghubung,
pengulangan kata atau frasa, penggantian, dll.
6. Hubungan semantis antara unsur-unsurnya bersifat logis. Penggunaan
kalimat yang bermakna ganda atau ambiguous harus dihindari.
7. Penggunaan kalimat pasif lebih diutamakan karena dalam kalimat pasif
peristiwa lebih dikemukakan daripada pelaku perbuatan.
8. Konsisten dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan istilah,
singkatan, tanda-tanda, dan kata ganti diri.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Daftar Pustaka adalah tulisan yang tersusun di akhir sebuah karya ilmiah
yang berisi nama penulis, judul tulisan, penerbit, identitas penerbit dan tahun
terbit sebagai sumber atau rujukan seorang penulis. Daftar Pustaka ada pada
semua jenis karya tulis ilmiah seperti buku, skripsi, makalah, artikel, karya ilmiah
dan sebagainya. Pokok yang paling penting yang harus dimasukkan dalam sebuah
Daftar Pustaka adalah:(1) Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.(2) Judul
Buku, termasuk judul tambahannya.(3) Data publikasi: penerbit, tempat terbit,
tahun terbit, cetakan ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku
tersebut.(4) Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan,
nama majalah, jilid. nomor dan tahun.

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan


hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah
tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan. Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada
dasarnya kesemuanya itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan. Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.

3.2 Saran

Sebagai penutup dari makalah ini, kami memberikan saran – saran yang
kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca yaitu :

1. Agar kita lebih memahami konsep dari maksud daftar pustaka itu sendiri
yang nanti akhirnya bermanfaat bagi kita sendiri dan orang lain.

24
2. Daftar pustaka mempermudah kita untuk mengetahui judul buku,
pengarang, tahun pembuatan, dan sebagainya yang menyangkut tentang
daftar pustaka.
3. Daftar pustaka ini juga sangat bermanfaat untuk semua orang. Khususnya
bagi mahasiswa agar mahasiswa bisa memahami fungsi dan manfaat dari
daftar pustaka itu sendiri sehingga hasil karya ilmiah atau makalah
menjadi baik, benar, dan dapat dimengerti semua pihak.
4. Karya ilmiah adalah hasil penelitian dari seorang pendidik agar ilmunya
bermanfaat bagi orang lain.

25

Anda mungkin juga menyukai