Anda di halaman 1dari 10

PERTEMUAN KE – 14

KUTIPAN DAN SUMBER KUTIPAN

(Tata Cara Penulisan Kutipan, Daftar Pustaka dan Footnote)

A. Latar Belakang
Seperti telah kita ketahui bersama bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah
merupakan karya tulis yang memiliki ciri obyektif, logis, sistematis, dan dapat
dipertanggung jawabkan. Jenis-jenis karya ilmiah beragam salah satunya adalah skripsi.
Memasuki jenjang perguruan tinggi sudah dituntut untuk mengetahui apa itu skripsi.
Apalagi bagi mahasiswa S1, karena salah satu prasyarat tugas akhir untuk dapat meraih
gelar sarjana adalah dengan membuat skripsi. Proses penulisan skripsi berbeda-beda
tergantung dari kebijakan jurusan. Seperti halnya jurusan Teknik Informasi yang
memiliki kebijakan dari semester 6 sudah harus memikirkan skripsi paling tidak judul
sudah terkonsep.
Untuk dapat menulis skripsi tidaklah mudah, banyak aturan-aturan yang harus
diikuti. Aturannya pun sangat rumit, hal tersebut juga tergantung pada pembimbing yang
nantinya akan membimbing mahasiswa/i dalam proses penulisan skripsi. Terkadang ada
pembimbing yang konsen, dan teliti pada penggunaan tanda baca seperti titik, koma,
huruf besar, dan lain-lain. Melihat tidak mudahnya dalam penulisan skripsi, maka dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai tata tulis penulisan karya ilmiah, pada bab penulisan
kutipan, penulisan daftar pustaka, dan penulisan footnote.

B. Tata Tulis Penulisan Karya Ilmiah


1. Tata Cara Penulisan Kutipan
Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau
ucapan seorang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.
Fungsi kutipan adalah sebagai landasan teori, sebagai penjelas, dan sebagai penguat
pendapat yang dikemukakan penulis.
a. Jenis kutipan
1) Kutipan Langsung.
Kutipan Langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan aslinya
tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang dikutip harus

1
direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda
baca, dan sebagainya.
Contoh Kutipan Langsung:
Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif
terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang
teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 :
184). ………………………………

2) Kutipan Tak Langsung:


Kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis
dengan kata-katanya sendiri. Yang dikutip adalah pokok-pokok pikiran, atau
ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan kemudian dinyatakan dengan
bahasa sendiri. Walaupun yang dikutip berasal dari bahasa asing, namun tetap
dinyatakan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Contoh Kutipan Tidak Langsung:
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan
yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang
ada disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung,
tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001 : 12). Selain itu Joni
menyataka bahwa ………………………………………….

2. Cara penulisan Kutipan


a. Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
b. Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif
dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan
perhatian, dan keringkasan.”
c. Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel
1976:125)

2
Aturan Penulisan Kutipan antara lain :
a. Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….

b. Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom
(1978:23) menghasilkan …………

c. Penulis lebih dari dua


Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan
singkatan dkk .
Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang
tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel dkk,
1976:125)

d. Pengutipan lebih dari satu karangan


Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai
sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang
sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan
yang lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;)
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan
(1989:76); dan Basuki (2004:90) bahwa…….
e. Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpakasa, misalnya publikasi aslinya sulit
sekali untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya
mahasiswa melakukan konsultasi dengan pembimbing.
Contoh : Sebagaimana dinyatakan oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri
(1990:87) bahwa ……….. Lain halnya dinyatakan oleh Henry (1999); Herni
(2000) bahwa ………..

C. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka


3
Daftar pustaka adalah daftar untuk menyajikan semua pustaka yang diambil dalam
skripsi. Penyajian disusun secara sistematik, yaitu nama penulis dibalik jika penulis
tersebut orang luar negeri, sedangkan untuk nama Indonesia hanya dibalik jika nama
tersebut mengandung marga. Kemudian daftar pustaka diurutkan secara alfabetis. Semua
gelar akademik tidak dicantumkan dalam penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka
ditulis dengan satu spasi, tetapi antara satu pustaka dengan pustaka berikutnya diberi
jarak dua spasi. Setiap pustaka ditulis dengan urutan nama, tahun, judul, kota terbit, dan
penerbit dengan masing-masing menggunakan tanda baca yang telah ditentukan.

Berikut cara penulisan daftar pustaka beserta penggunaan tanda bacanya:


1. Pustaka berupa buku
a. Nama keluarga (last name) pada penulis pertama diletakkan di depan diikuti
tanda koma (,) diteruskan nama lengkapnya. Jika penulisnya dua orang, nama
pengarang yang kedua tidak mengalami perubahan. Antara nama penulis pertama
dan kedua dihubungkan dengan kata dan.
b. Tahun ditulis lengkap. Tidak boleh diputus dan diakhiri dengan tanda titik.
c. Huruf pertama masing-masing kata pada judul buku ditulis dengan menggunakan
huruf kapital, kecuali untuk kata-kata depan, misalnya kata dalam, pada, dan,
di, dan dari.
d. Penerbit buku dicantumkan setelah kota penerbit yang diikuti dengan titik dua (:),
kemudian nama penerbit dan diikuti tanda titik.
Contoh daftar pustaka berupa buku:
Huda, Nurul dan Heru Ramli. 2004. Managemen Pembinaan dan Pengembangan
Koleksi.Yogyakarta: Nilai Ilmu.
2. Pustaka berupa majalah
Yang dimaksudkan majalah disini dapat berupa buletin, jurnal, dan sejenisnya.
Penulisannya didalam daftar pustaka hampir seperti yang lain, yaitu dimulai dari
penulis artikel, diikuti tahun terbit, judul karangan, nama majalah (cetak miring),
nomor atau edisi majalah.
Misalnya:
Buckland, Michael K. 1991. “Information as Thing”. Dalam Journal of the American
Society for Information Science, Volume V, Nomor 11.
3. Pustaka dari artikel pada surat kabar

4
Sumber yang berupa surat kabar dicantumkan seperti penulisan artikel dari majalah.
Misalnya:
Torsina, M. 1998. “Rintihan di Balik Penjarahan”. Kompas, 29 Mei 1998, Th. 33 No.
338, Hlm. 4.

4. Pustaka dari suatu abstrak atau intisari


Penggunaan abstrak atau intisari sebagai rujukan dapat digunakan hanya manakala
dokumen aslinya tidak ditemukan. Pustaka dari abstrak atau intisari penulisannya di
daftar pustaka pelu dicantumkan kata abstrak atau intisari diantara tanda kurung
yang diletakkan pada urutan paling belakang atau setelah nama (majalah) abstraknya.
Misalnya:
Almquist, J.O. and B.C. Cunningham. 1996. “Semen Traits of Beef Bull Ejaculated
Frecuently”. Dalam Journal Animal Science (abstrak)

5. Pustaka dari publikasi dalam buku yang diterbitkan oleh editor


Suatu buku dapat diterbitkan oleh editor, yaitu kumpulan dari berbagai tulisan dalam
suatu bidang, kemudian dilakukan pengeditan oleh seseorang atau lebih. Dengan
demikian, di dalam buku itu ada penulis aslinya dan ada pula editornya.
Penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut:
Levin, R.J. 1994. “Absorption from the Alimentary Tract in: phsyologi and
Biochemestry of the Domestic Fowl”. Dalam Chemistry. B.M. Freeman (ed.).
Vol. 5., London, Orlando, and Tokyo: academic Press.

6. Pustaka dari suatu skripsi


Pada pustaka ini hampir sama dengan buku. Hanya saja setelah judul skripsi
disebutkan nama fakultas, nama universitas, dan nama lokasi universitasnya.

Misalnya:
Rusdi, Ibnu. 2001. “Tingkat Keterpakaian Bahan Nonbuku pada Perpustakaan
Khusus DIY” (skripsi). Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.

5
7. Pustaka dari internet
Misalnya:
Victor, H. 2004. “Perpustakaan Digital pada Era Teknologi”. www.presscom.com,
tanggal 11 November 2004, pukul 14.32.

8. Penulisan pustaka tanpa tahun terbit, kota, dan penerbit.


Bila tahun terbit tidak tercantum pada sebuah dokumen, terpaksa ditulis dengan
kata tanpa tahun (dapat disingkat t.t.) diantara tanda kurung (t.t.). jika tanpa kota
terbit tulislah tanpa kota(disingkat t.k.) diantara tanda kurung (t.k.). jika tanpa
penerbit tulislah tanpa penerbit (disingkat t.p.) diantara tanda kurung (t.p.).

9. Pustaka dari karangan institusi


Yang dimaksud institusi disini dapat berupa universitas, badan pemerintahan,
lembaga penelitian, organisasi, dan sebagainya.
Misalnya:
AOAC. 1970. Official Methods of Analysis, 11th ed. Washington DC: Association of
Official Analytical Chemists.

10. Pustaka yang tidak diketahui pengarangnya


Untuk sumber yang tidak diketahui pengarangnya, bagian yang seharusnya
dicantumkan pengarang diganti kata anonim.
Misalnya:
Anonim. 1993. “Earth’s Most Primitive Mammals”. The Won-ders of Life on
Earth. New York: Life Public.

D. Penulisan Footnote atau Catatan kaki


1. Fungsi Catatan kaki atau footnote
a. Sebagai tempat bagi catatan-catatan kecil yang jika disatukan dengan uraian
akan mengganggu kelancaran penulisan.
b. Memberi keterangan tambahan.
c. Petunjuk sumber informasi bagi pernyataan ilmiah yang terdapat dalam tulisan
karya ilmiah.
d. Referensi silang, yakni petunjuk yang menyatakan pada bagian mana atau
halaman berapa hal yang sama dibahas dalam tulisan.

6
2. Cara penulisan catatan kaki
a. sumber yang dirujuk berupa buku :
1) Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka.
Contoh :[i] Selo Soemardjan …….
2) judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-
kata yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis
dengan huruf capital.
Contoh : [ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
3) nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan
(sesudah tanda koma).
Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..
4) Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma.
Contoh : [iv] Hasyim Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan
Psikologi, edisi dan kata pengantar M. Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
5) Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika
tidak ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan).
Contoh : [v] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp,
2012), hal 9.
6) nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa
nama penerbit).
Contoh : [vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
7) tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa
spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun).
Contoh : [vii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
8) nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika
tidak ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman).
Contoh : [viii]Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
b. Penulis lebih dari satu orang
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu ditulis
dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama penyusun
pertama saja yang ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk.

7
Contoh : [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu
Perss, 2000), hal. 9.
c. Penyusun adalah Editor
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama
penyusun yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) .
Contoh : [x] Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia,
1980), hal.9.
d. Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim.
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim, maka
dalam catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama penghimpun,
lembaga, panitia atau tim itu.
e. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan
Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution, Cet1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat, 1989), hal.89.
f. Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam catatn kaki
langsung ditulis judul buku.
Contoh : [xii]Ke-Nu-an (Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU DY,1999), hal. 22.
g. Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki disebutkan
pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak diterjemahkan,
disebutkan judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa asli atau judul
asli bersama judul terjemahan dapat dilakukan.
Contoh : [xiii]Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
h. Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan kaki
disebutkan pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada pengarang
asli, disebutkan nama penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.).
Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja,
1987), hal.4.
i. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan
kakinya sebagai berikut : [xv] Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah

8
Dasar” , dalam Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta :
Pena, 2008), hal. 123.
j. Ensiklopedi dan Kamus
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama penulisanya
catatan kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa ARRAM
(Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.
k. Majalah, Jurnal, Surat Kabar
1) terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan
berkala lainnya maka penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan
Karakter”,Kedaulatan Rakyat, No. 11, Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8.
Kolom 7.
2) tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama
penerbitan yang bersangkutan. Contoh : [xvii]KUHP yang Baru Harus Beri
Rasa Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12
Oktober 2010), hal. 9.
l. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai berikut:
[xviii] Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip dari http//www.uin.suka-
ac.id/-artikel 1109/accessed 24 Oktober 2009.

KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan diatas dapat diketahui bagaimana tata cara penulisan kutipan,
daftar pustaka, dan footnote. Pada dasarnya penulisan dari ketiganya memiliki aturan masing-
masing. Seperti untuk dapat menuliskan kutipan harus terlebih dahulu menentukan jenis
kutipannya, apakah langsung ataukah tidak langsung, lalu cari tahu jenis artikel yang akan
dikutip atau dilihat dari redaksinya, apakah pengarang satu atau lebih. Untuk penulisan daftar
pustaka, juga berbeda-beda tergantung jenis bahan pustaka seperti apa yang akan gunakan
sebagai referensi, apakah buku, majalah, ataukah dari intenet masing-masing memiliki aturan.
Kemudian yang terakhir, untuk penulisan footnote juga tergantung dari sumber apa yang
akan gunakan, atau aturan masing-masingpun sumber berbeda. Jadi untuk dapat menuliskan

9
kutipan, daftar pustaka, dan footnote dengan benar, maka harus mengetahui terlebih dahulu
jenis dari sumber yang akan gunakan.

LATIHAN KE - 14
1. Bagaimana tata cara penulisan kutipan dan berikan contoh!.
2. Bagaimana tata cara penulisan daftar pustaka, dan berikan contoh!.
3. Bagaimana tata cara penulisan footnote, dan berkan contoh!.

Daftar Pustaka
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka Keluarga.
Ichsan, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI). Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Masruri, Anis, dkk. 2004. Panduan Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Ilmu
Perpustakaan dan Informasi Fakutas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Nasucha, Yakub, dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Media Perkasa.
http://pintarbersamaabrar.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tata-cara-penulisan-kutipan.html

***************SEMOGA BERMANFAAT***************

10

Anda mungkin juga menyukai