Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman seperti saat ini generasi muda khususnya para mahasiswa
dituntut untuk mengungkapkan apa yang menjadi ide atau pikirannya.
Pengungkapan pikiran-pikiran dari mahasiswa tersebut dapat dituangkan baik
secara lisan maupun tertulis. Pengungkapan secara lisan dapat berupa karya tulis
(makalah, artikel, karya tulis ilmiah) dan sebagainya. Penulisan-penulisan tersebut
tidak dapat dipisahkan dari seorang mahasiswa.
Pengungkapan gagasan secara tertulis bisa merupakan gagasan orisinil yaitu
gagasan dari penulis itu sendiri, namun hal ini tidak akan terlepas dari sebuah
kutipan. Mengutip dalam sebuah karya tulis merupakan hal yang lazim. Sebuah
karya tulis tanpa mengutip sama sekali akan bisa dipertanyakan, apakah gagasan,
informasi, temuan atau informasi dalam penulisannya tersebut merupakan orisinil.
Walaupun dalam menulis diperkenankan untuk mengutip, namun mengutip
terlalu banyak juga tidak baik. Mengutip terlalu banyak bisa membawa penulis
dituduh sebagai seorang plagiat. Terlalu banyak kutipan juga bisa dianggap kalau
tulisan tersebut seperti kumpulan dari berbagai macam gagasan orang lain.
Pemakaian daftar pustaka dalam sebuah karya ilmiah juga hal yang wajib
seperti halnya sebuah kutipan. Sebuah karya tulis tanpa daftar pustaka bisa
dikatakan bernilai rendah, berbeda dengan karya tulis yang mempunyai daftar
pustaka, karya tulis yang menggunakan daftar pustaka tentu menggunakan
referensi-referensi seperti yang telah dituliskan dalam daftar pustakanya. Karya
tulis yang menggunakan referensi yang berbobot tentu akan membuat karya tulis
tersebut menjadi semakin bernilai.
Dalam penulisan karya ilmiah sangat perlu diperhatikan kedua hal tersebut di
atas. Kaidah-kaidah dalam penulisan kutipan dan daftar pustaka perlu
diperhatikan agar terhindar dari tuduhuan pelanggaran hak cipta ataupun
plagiatise sehingga dalam makalah ini akan memaparkan mengenai persoalan
tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merujuk dengan kutipan tidak langsung ?
2. Bagaimana cara menulis daftar pustaka ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui cara merujuk dengan kutipan tidak langsung.
2. Untuk mengetahui cara menulis daftar pustaka.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, dengan adanya tugas yang berupa penyusunan makalah ini,
secara implisit penulis dapat memahami materi yang terdapat dalam makalah
ini.
2. Bagi pembaca, makalah ini dapat memberi wawasan yang luas untuk
pembaca mengenai cara merujuk dengan kutipan tidak langsung dan cara
menulis daftar pustaka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Cara Merujuk Kutipan Tidak Langsung


Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang mengambil inti sari atau ide
pokoknya saja kemudian penulis menggunakan bahasanya sendiri dalam
mengemukakannya seakan-akan pendapatnya sendiri. Hal ini dibenarkan namun
pengarang tetap harus mencantumkan tanda kutipan dengan memberi nomor urut
kutipan tersebut serta dibuat catatan kaki. Kutipan tidak langsung memerlukan
kecermatan khusus karena jangan sampai ide yang dikutip malah bertentangan
dengan maksud pemilik aslinya.
Perlu ditegaskan lagi bahwa penomoran kutipan ditentukan sebagai berikut:
1. Setiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan, bukan di belakang nama
pengarang yang dikutip atau kalimat pengantar kutipan.
2. Nomor kutipan dibuat secara verurutan pada setiap bab, namun juga
diperbolehkan berurutan secara menyeluruh pada semua bab dalam
karangan tersebut.
3. Nomor kutipan diangkat sedikit di atas baris biasa (½ spasi) tanpa kurung
dan titik di belakangnya.
Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang tidak sama persis dengan aslinya.
Pengutip hanya mengambil pokok pikiran dari sumber yang dikutip untuk
dinyatakan kembali dengan kalimat yang disusun oleh pengutip. Cara-cara
merujuk kutipan tidak langsung, yaitu :
a) Kalimat-kalimat yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan
spasi rangkap sebagaimana teks biasa.
b) Semua kutipan harus dirujuk. Sumber rujukan dapat ditulis sebelum atau
sesudah kalimat-kalimat yang mengandung kutipan.
c) Apabila ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagiamana tercantum
dalam daftar pustaka masuk dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan di
antara tanda kurung.

3
d) Apabila ditulis sesudah teks kutipan. Rujukan ditulis di antara tanda
kurung , dimulai dengan nama akhir sebagaiamana tercantum dalam daftar
pustaka , titik dua dan diakhir dengan tahun terbitan
 Contoh Kutipan Tidak Langsung
Menurut Nunan (1992 ), penelitian studi kasus sering mengalami
kesukaran dalam hal validitas eksternal; hasil penelitian ini tidak dapat
digeneralisasikan kepada…
Hal lain yang menyebabkan kelemahan studi kasus adalah bahwa
penelitian jenis ini sering mengalami kesukaran dalam hal validitas ekternal;
hasil penelitian itu tidak dapat digeneralisasikan kepada populasi yang…
(Nunan : 1992 ).

Pengutipan tak langsung terkadang menimbulkan kecurigaan pembaca. Ini


sering terjadi bilamana penulis ceroboh atau kurang cermat di dalam menuliskan
rujukan kutipan itu. Secara umum hal ini disebabkan oleh kenyataan berikut.
(1) Peneliti membuat catatan dari sumber tertentu, kemudian menyalin dan
memasukkannya ke dalam nas karya ilmiah tanpa mengingat bahwa catatan
itu berasal dari sumber yang berhak cipta.
(2) Peneliti menggunakan buku yang mencakupi bidang pengetahuan yang persis
sama dengan bidang yang sedang digelutinya.
(3) Peneliti mengambil intisari suatu sumber dan merumuskannya menggunakan
perhataan sendiri, tetapi tidak menyebutkan sumber kutipan.
(4) Peneliti mengutip dari catatan-catatan yang dibuat selama perkuliahan tanpa
menyadari bahwa catatan-catatan itu dikutip dari sumber tertentu.
(5) Peneliti sengaja menggunakan tulisan orang lain tanpa menyebutkan
sumbernya.

2.2 Cara Menulis Daftar Pustaka


Daftar pustaka berisi keterangan mengenai sumber rujukan yang digunakan
dalam penyusunan TAS (Tugas Akhir Skripsi) atau TABS (Tugas Akhir Bukan
Skripsi). Keterangan ini meliputi nama pengarang, tahun terbitan, judul buku, kota
penerbitan, dan nama penerbit. Gelar yang dimiliki pengarang tidak dicantumkan

4
dalam daftar pustaka. Ketentuan pencantuman daftar pustaka adalah sebagai
berikut.
Daftar rujukan dapat berupa buku teks, jurnal penelitian, laporan penelitian,
tugas akhir seperti skripsi dan disertasi, dan terbitan karya ilmiah. Daftar pustaka
disusun secara alfabetis menurut nama belakang pengarang dan tidak perlu
menggunakan nomor urut.
Apabila terdapat dua atau lebih nama pengarang yang sama, pengurutan
dilakukan mulai dari tahun terbitan yang terbaru. Nama pengarang yang kedua
dan seterusnya tidak ditulis lengkap, tetapi diganti dengan garis lurus tengah
(bukan garis bawah) sepanjang 14 ketukan.
Masing-masing jenis rujukan mengikuti sistematika penulisan yang berbeda.
Sistematika itu dapat diikuti satu per satu sebagai berikut ini.
1. Buku
Penulisan buku mengikuti urutan komponen sebagai berikut: Nama
belakang pengarang, koma, Singkatan nama-nama depan yang ada, titik,
(tahun terbitan dalam tanda kurung), titik, Nama Buku dengan Huruf
Cetak Miring, titik, Nama kota tempat penerbitan, titik dua, Nama
penerbit, titik. Bila pengarang buku lebih dari seorang, nama pengarang
kedua dan seterusnya boleh tidak dibalik (ditulis apa adanya). Bila buku
telah mengalami pengeditan, tuliskan edisi keberapa di dalam kurung
setelah nama buku tersebut. Berikut adalah contoh-contoh penulisan daftar
pustaka untuk beberapa jenis buku.
 Nurgiyantoro, B. (1988). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE.
 Enkvist, N.E., Spencer, J., dan Gregory, M. (1968). Linguistics and Style.
London: Oxford University Press.
 Cohen, J. (1977). Statistical Power Analysis for the Behavioral Science
(Revised Ed.). New York : Academic Press.
2. Jurnal dan Terbitan Karya Ilmiah Sejenis
Penulisan rujukan artikel jurnal dan terbitan karya ilmiah yang sejenis
mengikuti urutan: Nama belakang pengarang, koma, Singkatan nama-
nama depan, titik, (tahun penerbitan dalam tanda kurung), titik, Judul

5
artikel diketik biasa dan hanya kata terdepan dimulai dengan huruf besar
kecuali kata yang menunjukkan nama, titik, Nama Jurnal dengan Cetak
Miring, koma, Nomor Jurnal dengan Cetak Miring, koma, nomor-nomor
halaman dalam jurnal, titik.
Berikut ini diberikan contoh rujukan artikel jurnal.
 Nuryanto, F. (1996). Penggunaan ragam bahasa Indonesia ilmiah oleh
dosen IKIP Yogyakarta. Jurnal Kependidikan, 1, XXIV, hal. 85-
100.
 Herawati, E. N. (1996). Beksan srimpi dan nilai-nilai yang
dikandungnya: sebuah tinjauan apresiatif. Diksi, 9, IV, hal. 81- 9.
3. Karya Ilmiah yang Tidak Diterbitkan
Jenis sumber rujukan ini dapat berbentuk tugas akhir, thesis, disertasi,
dan laporan penelitian. Penulisan daftar pustakanya mengikuti format
penulis-an daftar pustaka untuk buku, ditambah dengan keterangan jenis
karya ilmiah tersebut.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang berupa karya ilmiah
yang tidak diterbitkan.
 Utari, D. Rr. (1993). Penggunaan Tableau de Feutre dalam
Pengajaran Ketrampilan Berbicara. Makalah TABS.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Perancis, FPBS IKIP
Yogyakarta.
 Mahmudah, Z. (1995). Pelecehan Seksual dalam Drama Der Besuch der
Alten Dame. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Bahasa Jerman, FPBS IKIP Yogyakarta.
4. Dokumen Resmi
Yang termasuk dalam rujukan jenis ini adalah dokumen-dokumen
resmi yang dikeluarkan oleh lembaga resmi. Untuk rujukan jenis ini
digunakan nama lembaga sebagai nama penulis. Komponen yang lain
mengikuti ketentuan-ketentuan yang sama. Pada umumnya, nama penerbit
sama dengan nama lembaga yang tertulis di depan.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka yang berupa dokumen
resmi.

6
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Garis-garis Besar
Program Pengajaran: Bidang Studi Bahasa Inggris. Jakarta:
Depdikbud.
 Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta. (1994). Peraturan
Akademik 1994. Yogyakarta: UPP IKIP YOGYAKARTA.
5. Rujukan dengan Nama Pengarang yang Sama
Untuk daftar pustaka dengan dua atau lebih pengarang yang sama,
nama pengarang yang kedua dan seterusnya tidak ditulis lengkap, tetapi
diganti dengan garis lurus tengah (bukan garis bawah). Pengurutan
alfabetik dilakukan mulai dari tahun terbitan yang terbaru. Apabila tahun
terbitan sama, digunakan huruf arab kecil langsung setelah tahun. Ketikan
dimulai 14 ketukan dari batas tepi kiri.
Berikut ini contoh penulisan daftar pustaka dengan nama pengarang
yang sama.
 Ellis, R. (1992). Understanding Second Language Acquisition (2nd
Ed.). Oxford: Oxford University Press.
--------------. (1990a). Classroom Second Language Development.
London: Prentice Hall.
-----------------. (1990b). Instructed Second Language Development.
Oxford: Blackwell.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang mengambil inti sari atau ide
pokoknya saja kemudian penulis menggunakan bahasanya sendiri dalam
mengemukakannya seakan-akan pendapatnya sendiri. Hal ini dibenarkan namun
pengarang tetap harus mencantumkan tanda kutipan dengan member nomor urut
kutipan tersebut serta dibuat catatan kaki. Kutipan tidak langsung memerlukan
kecermatan khusus karena jangan sampai ide yang dikutip malah bertentangan
dengan maksud pemilik aslinya.
Daftar pustaka berisi keterangan mengenai sumber rujukan yang digunakan
dalam penyusunan TAS (Tugas Akhir Skripsi) atau TABS (Tugas Akhir Bukan
Skripsi). Keterangan ini meliputi nama pengarang, tahun terbitan, judul buku, kota
penerbitan, dan nama penerbit. Gelar yang dimiliki pengarang tidak dicantumkan
dalam daftar pustaka. Ketentuan pencantuman daftar pustaka adalah sebagai
berikut.
Daftar rujukan dapat berupa buku teks, jurnal penelitian, laporan penelitian,
tugas akhir seperti skripsi dan disertasi, dan terbitan karya ilmiah. Daftar pustaka
disusun secara alfabetis menurut nama belakang pengarang dan tidak perlu
menggunakan nomor urut.

3.2 SARAN

Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami dari penyusun
makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari pembaca
dan dosen pembimbing agar makalah ini jadi lebih sempurna.

8
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., Moeliono, A. M.. (2000).Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, H. Z. (2008). Karya Tulis Ilmiah bagi Pengembangan Profesi Guru.
Bandung: Yrama Widya.
Sudjana, N. (2008). Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah, Makalah-Skripsi-Tesisi-
Disertasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Anda mungkin juga menyukai