Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mamp:
1. Menjelaskan pengertian dan tujuan membuat kutipan;
2. Menjelaskan cara-cara mengutip berupa kutipan langsung dan kutipan tidak
langsung;
3. Menyebutkan beberapa prinsip mengutip;
4. Menjelaskan tujuan membuat catatan kaki;
5. Menjelaskan prinsip-prinsip membuat catatan kaki;
6. Menyebutkan jenis-jenis catatan kaki;
7. Mengemukakan unsur-unsur rujukan;
8. Menjelaskan teknik penyajian rujukan;
9. Mengemukakan fungsi dan unsur daftar pustaka;
10. Membedakan cara membuat daftar pustaka berdasarkan sumber acuannya.
Materi
1. Pendahuluan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau
ucapan seorang yang terkenal yang terdapat dalam buku-buku, majalah-majalah dan
surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari ucapan langsung seorang ilmuan atau
tokoh terkenal baik melalui pidato, wawancara, maupun melalui diskusi. Jadi, kutipan
selain melalui sumber tertulis, juga dapat melalui sumber lisan.
Dalam penulisan karya ilmiah, baik penulisan makalah, skripsi, tesis, disertasi,
maupun penulisan laporan hasil penelitian, seorang penulis kadang-kadang
menggunakan kutipan. Kutipan yang dicantumkan dalam karya tulis tersebut
dimaksudkan untuk menegaskan isi uraian dan untuk menunjang serta untuk
memperkuat gagasan serta ide-ide yang dikemukakan dalam karya tulis tersebut.
Meskipun dalam penulisan karya ilmiah diperkenankan mengutip pendapat,
seorang penulis hendaknya jangan terlalu banyak menggunakan kutipan. Hal ini
dimaksudkan agar karya tulis yang dibuat tidak dianggap sebagai himpunan dari
berbagai macam pendapat. Sebuah karya tulis tidaklah berarti bahwa di dalamnya
harus ada kutipan. Penulis boleh saja tidak menggunakan kutipan karena kutipan
hanya digunakan untuk menegaskan isi uraian. Kutipan sebaiknya diambil seperlunya
2. Jenis Kutipan
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan
tidak langsung. Perbedaan kedua jenis kutipan ini harus diperhatikan karena akan
membawa konsekuensi yang berlainan bila dimasukkan kedalam tulisan.
Kutipan langsung adalah kutipan yang diambil secara lengkap kata demi kata,
kalimat demi kalimat sesuai dengan teks aslinya. Kutipan langsung ini bentuknya ada
yang panjang dan ada yang pendek. Apabila kutipan ini kurang dari empat baris
ketikan termasuk kutipan pendek dan bila lebih dari empat baris ketikan termasuk
kutipan panjang. Kedua bentuk kutipan ini masing-masing mengikuti tata cara
pengutipan yang berbeda. Perbedaannya dapat dilihat berikut ini.
a. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ketikan dilakukan dengan cara:
(1) Kutipan itu diintegrasikan langsung dengan teks,
Kutipan tidak langsung biasa juga disebut kutipan isi. Kutipan ini merupaj
pinjaman pendapat dari seorang pengarang atau penulis berupa intisari atau ikhtisar
dari pendapat tersebut. Dalam kutipan tidak langsung penulis tidak mengutip
keseluruhan kata dan kalimat yang terdapat dalam teks aslinya. Penulis hanya
mengambil inti atau sari dari teks tersebut. Oleh karena itu, kutipan tidak langsung
tidak perlu menggunakan tanda kutip. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
kutipan tidak langsung:
(1) Kutipan tersebut diintegrasikan langsung dengan teks,
(2) Jarak antara baris dengan baris sama dengan jarak uraian dalam teks,
(3) Kutipan tidak diapit oleh tanda kutip,
(4) Sesudah kutipan selesai, dicantumkan nama singkat pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman atau di belakang tanda kutipan itu diberi nomor utur penunjukan
setengah spasi ke atas.
Contoh:
Apabila kita kaji lebih jauh tentang penduduk asli Indonesia yang tertua,
kita harus kembali melihat bukti-bukti peninggalan bersejarah. Pada zaman
prehistoris, penduduk asli Indonesia yang tertua mempunyai bentuk dan ciri-ciri
fisik yang berbeda dengan manusia sekarang. Hal ini dapat kita lihat pada fosil-
Selain melalui sumber tertulis, kutipan juga dapat diperoleh melalui ucapan
langsung dari seorang tokoh atau ilmuan. Prinsip pengutipan yang diambil dari sumber
lisan ini sama dengan prinsip pengutipan yang telah disebutkan di atas (bergantung
jenis kutipan yang digunakan).
Contoh:
Dalam seminar sehari tanggal 28 Oktober 1992, Mattulada mengatakan a.l.
“Budaya Indonesia dewasa ini, khususnya budaya Bugis-Makassar telah banyak
dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya asing. Masuknya budaya asing ke wilayah
Indonesia telah banyak memberikan dampak negatif terhadap perkembangan budaya
Indonesia”.
3. Catatan Kaki
Cara membuat catatan kaki mempunyai hubungan pula dengan teks pada
halaman yang sama. Berikut ini diperlihatkan beberapa contoh catatan kaki.
Referensi buku dengan seorang pengarang.
1
Gorys Keraf, Komposisi (Ende Flores, 2004), hlm. 201.
2
Rasyid Sartuni, Lamuddin Finoza, Siti Aisyah Sundari, Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi (Jakarta, 2002), hlm. 74.
3
Yulius Sitanggang S., et.al., Kamus Baru Bahasa Indonesia. (Surabaya, 1980).
hlm 80.
4
Kartini Kartono. Psychology Wanita (Jilid 1, Bandung, 1997), hlm. 88-89.
5
Ibid. hlm. 86.
Catatan: Ibid adalah singkatan dari ibidem yang berarti di tempat yang sama. Ibid,
dipakai untuk menunjuk sumber yang sama dan belum diantarai sumber
lain. Bila halamannya sama, hanya digunakan singkatan ibid., bila
halamannya berbeda, sesudah singkatan ibid dicantumkan pula nomor
halaman.
6
Lukman Ali, ed. Bahasa dan Kesusastraan Indonesia, sebagai Cermin
Manusia Indonesia Baru. (Jakarta, 2004), hlm. 85-87.
7
Kartono, Op,cit. hlm. 88
Catatan: Op.cit. adalah singkatan dari Opera citato yang berarti pada sumber yang
telah disebutkan, tetapi telah diantarai oleh sumber yang lain. Sesudah
nama singkat pengarang, dicantumkan singkatan Op.cit., disertai nomor
halaman.
8
Agam Wijaya, “Berpikir untuk Masa Depan”, Kompas 19 Januari, 2008, hlm.5.
9
Hasan Ali, “Proses Derivasi Kata Kerja Bahasa Indonesia” (Skripsi Sarjana,
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang 1982), hlm. 30.
10
Wijaya, Loc.cit.
Catatan: Loc.cit. adalah singkatan dari Loco Citato yang berarti pada sumber yang
telah disebutkan berupa artikel-artikel atau ensiklopedia pada halaman yang
sama, tetapi telah diantarai oleh sumber lain.
4. Rujukan
5. Daftar Pustaka